Pagi yang cerah di kediaman Dono di pinggiran kota Jakarta. Masyarakat sibuk dengan aktivitasnya setiap hati. Dono duduk ruang tamu sambil ngopi dan baca koran. Indro pun bawa caturnya dan langsung duduk bersama Dono.
"Main catur!" ajakan Indro.
"Ayo," jawab Dono.
Dono pun menghentikan baca koran dan di taruh meja. Dono dan Indro menyusun pion catur pada papan catur.
"Dono....putih hari ini!" kata Indro.
"Ok."
Dono pun mulai menjalankan pion putih begitu juga Indro menjalankan pion hitamnya. Tiba-tiba Dono menyerang dengan memajukan kuda. Indro pun langsung membuka celah untuk menjalankan ster. Di tengah pertandingan catur. Indro pun punya unek-unek mulai membicarakan sesuatu.
"Dono ..gimana tentang pendapat kamu dengan prostitusi on line....yang aktornya adalah artis?" tanya Indro.
"Namanya orang nyari makan agar menarik pelanggan dengan terselubung lewat jaringan internet. Awalnya sih memang benar baik. Tetapi....eeeeeh ada penyimpangan dari polanya. Jadi negatif. Sudah biasa itu mah. Apalagi aktornya adalah artis. Ya...jadi objek dari pemberitaan. Naikin...reting pemberitaan," kata Dono.
"Kalau begitu sih ada rencana di balik rencana untuk meningkatkan berita. Di lihat sudut pandang permasalahan," kata Indro.
"Ya...seperti itu lah," kata Dono.
Indro pun memajukan pionnya. Dono pun ikutan memajukan pionnya juga. Lagi-lagi Indro punya unek-unek di pikirannya dan mulai bicara lagi "Dono gimana dengan artis yang melepaskan jilbabnya?"
"Maksudnya..... Rina dan Nikita?" tanya Dono.
"Iya," saut Indro.
"Namanya menjalankan syariat Islam kalau kuat di jalankan kalau gak kuat ya gak di jalankan. Dasarnya ke imanan masing-masing. Setiap orang yang kuat imannya maka tetap menetapi ke imanannya. Tapi jika ia lemah ya......pasti lepas lah," kata Dono.
"Jadi..jawabannya iman," saut Indro.
"Yo...i."
Indro pun menjalankan pionnya dengan baik begitu juga dengan Dono. Lagi-lagi Indro mengemukakan pendapatnya "Gimana dengan bom palsu yang di taruh di kediaman ketua KPK dengan ulasan beritanya teror?"
"Teror bom. Gak terlalu penting. Amatiran. Kenapa gak sekalian di bom beneran malah bohongan. Orang bahannya di jual di pasar. Cuma mainan anak kecil gak serius. Paling tujuannya sensasi naikin berita yang berkenaan dengan tindak tanduk dari anggota KPK," kata Dono.
"Kalau di pikir baik ia. Gak serius ya penjahatnya. Orang kembang api di jual di pasar. Sebenarnya kalau dari kembang api sebagai alasan bahan untuk pembuat bom juga bisa untuk pengelabuan dari pihak berwajib. Ah....cuma sensasi dari untuk meningkatkan pemberitaan saja," kata Indro.
"Itu tahu. Sensasi."
Dono memakan pionnya Indro dengan peluncur. Indro pun memakan pionnya Dono dengan sternya. Permainan catur makin panas tidak ada yang mau mengalah dalam melancarkan strateginya. Di tengah permainan Indro mulai bertanya sesuatu " Bagaimana Dono visi dan misi yang di jalankan oleh Prabowo dan Sandiaga Uno?"
"Ah...itu. Gak ada masalah. Awal gak ada masalah atau pun di buat perubahan visi dan misinya pun gak ada masalah. Orang masyarakat sudah siap untuk ikut serta dalam pemilu 2019 ini. Cuma di hebohkan saja untuk reting pemberitaan. Jadi sorotan gitu," kata Dono.
"Bener juga. Tapi Dono ...Bagaimana dengan debat antara Joko Widodo dan Parabowo berkenaan dengan masalah Korupsi, Ham, dan Terorisme?" saut Indro lalu bertanya kembali.
"Masalah ...debat yang di usung Pemilihan Presiden berkenaan dengan Korupsi kan sudah berjalan ada sistem penegak hukumnya. Sedangkan masalah Ham sih....gimana prosesnya dalam menangani masalah saja lewat penegak hukum tuntas atau gak. Kalau tuntas berarti bener kerjanya. Kalau gak tuntas.....jadi gak bisa kerja namanya. Orang bodoh yang kerja di bidang hukum....gak bisa tegas dalam menjalani tugas berkaitan dengan Ham. Sedangkan Terorisme....sih...kan ada sistem penegak hukumnya di Indronesia ini di dalam mau pun di luar negeri sudah di jalankan cuma jangan lengah. Belum setiap siklus perekrutan anggota penegak hukum terus di jalankan untuk mendidik penegak hukum untuk menjaga dan menciptakan keamanan dari sambang sampai marauke. Jawab...sih jangan tidur..harus siap sedia untuk mencegah dari permasalahan Terorisme di dalam maupun di luar negeri," sedikit penjelasan Dono.
"Jadi ...Dono...urusannya Hukum?" kata Indro.
"Ya...Hukumlah. Korupsi, Ham, dan Terorisme....ya urusannya adalah Hukum tidak bisa terlepas karena saling berkaitan itu mah. Karena Hukum di buat untuk mengatur, menjaga dan melindungi manusia. Ya harusnya Hukum di Indonesia tegas....jangan melepem kaya kerupuk. Dan juga gak pandang bulu. Apa kata dunia..berkenaan dengan Hukum di Indonesia ......melempem kaya kerupuk," kata Dono.
"Kalau ...Hukum di Indonesia melempem kaya kerupuk. Jadi lemahlah pertahan di dalam negeri sampai di luar negeri. Eeeee ujungnya penjahat banyak. Akhirnya Terorisme ada di Indonesia. Korupsi juga banyak dan terakhir.....banyak pelanggaran Ham. Sampai anggota pihak berwajib jadi pelanggar Ham juga. Bener....bener...bener.. ironis," kata Indro.
"Ironis......"
Indro pun melanjutkan main caturnya dengan memakan peluncurnya Dono dengan benteng. Lalu Dono sedikit pusing, tetapi langsung melancarkan strateginya dengan memakan sternya Indro dengan peluncur dengan serangan tidak terduga. Indro langsung terkejut sekali.
"Positif kalah ini mah," kata Indro.
"Mungkin," saut Dono.
Kasino dengan terburu-buru bertamu ke rumahnya Dono untuk mengajak Dono dan Indro membantu Kasino urusan kerjaan. Dono dan Indro menerima ajakan Kasino. Segeralah Dono berganti pakaian. Ketiganya langsung meninggalkan rumah untuk urusan kerjaan. Sedangkan permainan catur di tinggalkan begitu saja tidak ada yang menang dan kalah antara Dono dan Indro.
Karya: No