CAMPUR ADUK

Monday, December 24, 2018

NYONTEK

Kubuka Perlahan bukuku
Sesaat aku bingung dan ragu
Mulai bereaksi jemariku
Terasa gemetar badanku

Ketika menoleh ke belakang
Aku terkejut tak kepalang
Telah berdiri guruku
Tersenyum menarik bukuku

Betapa malunya diri
Tak akan kuulangi lagi
Perbuatan seperti ini
Demi masa depanku sendiri

RUMAH SETAN

Malam begitu larut sekali. Di tambah hujan pun turun. Perily baru pulang dari belanja dari minimarket langsung begerak cepat iyup di di depan rumah tua. Awalnya ketakutan mendatangi rumah tua yang berada di pingiran kompleks perumahan, tapi hujan makin lama makin deras Perily memberanikan diri. Dengan sabar Perily menunggu sampai hujan reda. 

Pintu rumah tua pun terbuka. Perily mulai penasaran. Di tambah ada sesosok anak kecil yang sedang bermain di teras depan. Perily pun mencoba masuk ke dalam dan berkata "Permisi saya boleh numpang iyup di dalam", Sang anak melambaikan tangannya ke Perily tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun. 

Dengan sopan Perily masuk rumah orang. Tapi anak kecil berlari masuk ke dalam rumah. Perily sedikit bingung dan canggung karena merasa masuk rumah orang apalagi anak kecil pemilik rumah kabur begitu saja. Perily tetap jojong iyup didepan teras rumah si anak kecil. 
Sambil duduk Perily memakan kue yang enak yang di beli di minimarket. Tiba-tiba anak pemilik rumah sudah di samping kiri Perily. Bulu kuduk berdiri. Rasa takut pun timbul. Lalu Perily mencoba menengok ke sebelah kiri. Ternyata anak pemilik rumah mendatangi Perily dengan senyum manis. Seketika rasa takutnya pun hilang. Lalu Perily yang murah hati membagi makannya ke anak pemilik rumah.

Dengan lugunya anak kecil mengambil pemberian Perily. 

"Terima kasih...kakak," kata anak kecil.

"Iya..sama-sama," jawab Perily.

Lalu anak kecil masuk ke dalam rumah dengan berlari cepat sekali. Perily cuma tersenyum melihat kelincahan anak kecil. Walau sebenarnya Perily ingin bertanya siapa nama anak kecil itu. Hujan pun mulai reda. Perily mulai bergerak untuk keluar dari rumah tua dan hendak mengucapkan terima kasih atas di izinkan iyup di teras depan. Di tunggu lama si anak kecil tidak muncul. Maka Perily bergerak tanpa mengucapkan terima kasih.

Tidak sengaja Perily menyentuh benang merah yang terikat antara dua pohon bonsai sampai terputus. Awan hitam dengan petir menyambar-nyambar terlihat di atas rumah. Rasa takut pun timbul dengan cuaca yang aneh. Perily berusaha mengabaikannya dan berusaha menggunakan langkah seribu. Tapi ternyata di hadang oleh sosok makluk yang menyeramkan dari wajahnya berlumuran darah dan belatung. 

"Setan.....," teriak Perily sampai mundur beberapa langkah.

Dengan penuh rasa ketakutan Perily berusaha menghindari setan yang mengikutinya. Dengan bantuan anak kecil menghadang setan jahat dengan kekuatan magisnya. Akhirnya Perily bisa keluar dari rumah tua. 

"Saya selamat," kata Perily.

Rumah tua pun menghilang begitu saja yang tersisa hanya tanah kosong. Perily pun melongo melihat kejadian itu. 

"Apa saya salah lihat ya...aneh juga kejadian ini?," celoteh Perily.

Perily mengabaikan kejadian itu dan bergerak pulang ke rumah. Saat melewatin persimpangan gang ada ibu-ibu bercerita tentang rumah setan yang akan muncul di saat orang mengalami kesulitan. Dengan seksama Perily mendengarkan cerita ibu-ibu ngerumpi. Tapi di akhir cerita Perily baru sadar kesalahannya sampai setan jahat muncul dan ingin menangkapnya karena memutuskan benang merah yang mengikat antara dua alam. 

Semenjak itu Perily sering mendatangi tanah kosong di mana rumah tua itu muncul untuk membuktikan lagi keberadaan rumah setan. Tapi tetap tidak pernah muncul juga. Perily pun jenuh dan akhirnya melupakan tentang keberadaan rumah tua dan menjalani hidup seperti biasanya. Anak kecil pemilik rumah setan sering muncul dan selalu mengekorin Perily ke mana pun karena menyukainya.


Karya: No

AJIAN MACAN PUTIH

Aku berangkat ke mesjid  bersama Ibu yang tersayang yang bernama Mislawati. Dengan langkah yang pasti di berjalan di pinggir jalan. Walau mobil dan motor terus hilir mudik dua arah. Terkadang membuat aku takut karena padatnya kendaraan yang berjalan di jalan raya. Tetapi Ibuku tetap jojong melangkah menuju masjid. Aku yang mengekor dari belakangnya sambil membawakan tasnya. 

Sampai di depan pertokoan. Aku dan Ibuku mau menyeberang. Dengan sabar menunggu jalan menjadi sepi dari kendaraan motor dan mobil. Ketika mulai sepi aku dan Ibu berlari ke seberang dan masuk ke jalan gang  yang berdiri sebuah gapura yang cukup cantik dan bertuliskan "Selamat datang" di atas gapura. Ibuku langsung cepat langkahnya membelok ke kiri dan masuk ke dalam mesjid. Sedangkan aku di belakang masih saja berpikir dengan tulisan "Selamat datang". Tapi lama-lama aku abaikan.

"Cuma nyeleneh niiii," celetuk aku.

Aku pun masuk ke dalam masjid dan langsung bersalaman dengan orang-orang yang ada di mesjid. Barulah pengajiaan di mulai setelah aku duduk di pinggir dekat tembok. Guru ngaji mulai membawa Al Qur'annya ke tempat biasanya untuk memberikan pendidikan agama. Aku pun mengeluarkan Al Qur'an dari tas. Sedangkan Ibuku sudah di antara kaum jamaah wanita.

Guru ngaji mulai membacakan ayat Al Qur'an dengan sangat merdu. Setelah itu baru bergiliran berdasarkan di tunjuk oleh guru ngaji. Pada akhirnya aku pun di tunjuk untuk membaca Al Qur'an melanjutkan bacaan.  Dengan penuh ketenangan aku pun membaca ayat Al Qur'an dengan baik. Walaupun aku banyak salah dalam tartil bacaan  dengan cepat guru ngaji memberikan arahan bacaan ayat yang benar. Dengan segera aku memperbaiki bacaanku. Dengan perasaan senang aku pun pandai membaca Al Qur'an dengan baik dan benar.

Setelah aku menyelesaikan bacaan  dan akhiri dengan doa bersama di pandu oleh guru ngaji. Barulah azan di kumandangkan oleh temanku yang bernama Irfan. Dengan seksama semua mendengarkan suara azan sampai selesai. Barulah sholat isya berjama'ah dilaksanakan dan imami oleh guru mengaji.

Selang berapa saat selesai sholat isya dengan khusuk sekali. Lalu acara berikutnya pun di mulai. Aku dan semua orang di dalam masjid termasuk Ibuku ke luar dari mesjid menuju sebuah lapangan di samping mesjid. Tepatnya sih sebagai lahan parkir. Tapi di pakai untuk latihan silat.

Semua orang berbaris rapih. Setelah membaca doa bersama sampai selesai barulah  acara latihan silat di mulai. Dengan arahan guru ngaji mengeluarkan teknik silat. Semua orang mengikuti dengan baik. Sampai selesai dengan baik. Di ujung latihan sang guru ngaji memberikan jurus baru yang bernama "Ajian Macan Putih".  Semua orang terpukau dengan termasuk aku melihat jurus silat yang selama ini belum di ajarkan.

Teknik silat itu sangat buas sekali. Sampai-sampai sang guru ngaji mengeluarkan jurus tenaga dalam dan  diarahkan ke sebuah dinding. Tak di sangka dinding pun jebol dengan jurus tenaga dalam si guru ngaji. Aku pun terkejut sekali begitu juga dengan orang-orang. 

Tapi hari makin malam acara belajar silat pun berakhir dan tidak jadi belajar jurus baru. Aku pun kembali masuk ke mesjid setelah bersalaman dengan semua orang. Lalu aku mengambil tas di dalam mesjid setelah itu baru aku berjalan menuju sebuah gapura. Di samping gapura aku menunggu Ibuku. Dengan sabar aku menunggu, baru Ibuku nongol. Dan menyerahkan tasnya ke aku untuk di bawakan. Aku dengan senang sekali membawakan tas Ibuku. Aku dan Ibuku berjalan menuju pulang ke rumah.

Di tengah perjalan Ibuku bertanya pada ku "Nak tadi latihan silat ya?" 

"Iya," jawab ku dengan santun.

"Ibu tidak ikutan belajar silat..cuma nonton aja."

"Ohhh."

Sambil menikmati malam aku dan Ibuku berjalan di pinggir jalan. Sampai bertemu dengan teman lama Ibu dan saling sapa menyapa tanda saling menghormati. Termasuk aku pun ikutan. Tiba-tiba suara tintin  dari motor membuatku terkejut. Motor yang di bawa cewek cantik melesat dengan cukup cepat.

"Ibu....gadis yang membuat aku terkejut sudah menikah...belum?" tanya aku.

"Belum......... ada yang mau."

"Pada hal banyak cowok yang...mapan di mesjid kenapa gak kecantol ya....!?"

"Belum jodoh... ah..jangan urusin orang. Lebih baik urusin aja urusan kita."

"Iya... Ibu."

Aku pun mengerti perkataan Ibuku. Teruslah Aku dan Ibuku melangkah sampai di  depan toko dan baru menyeberang masuk ke dalam gang yang di depannya ada gapura. Dengan santai sampailah aku dan Ibuku di rumah. Aku langsung menyetel televisi untuk menonton sintetron kesukaanku. Sedangkan Ibuku berbenah diri untuk istirahat tidur. Aku asik menonton sinetron laga yang berjudul "Misteri Gunung Merapi". Terkadang aku mengganti chenel Tv dengan acara musik dangdut yang di bawakan penyanyi Putri si cantik jelita. Dengan santai aku menonton acara Tv  sampai waktu tidur datang dan aku mematikan Tv. Aku masuk ke dalam kamar ku langsung rebaan di tempat tidur. Aku langsung tidur dengan tenang.


Karya: No

PENGGEMAR RAHASIA..... SUT!!!!!

Dono duduk dengan tenang sambil main game di Hpnya di ruang tunggu di sebuah gedung. Tiba-tiba Lesti yang terlihat cembetut langsung duduk di sebelah bersama Dono. Sedangkan Riski sebagai pacarnya Lesti membiarkan hubungan dekat dengan Dono. Lesti makin kekanak-kanakan langsung mengganggu Dono yang lagi asik main game. 

"Jangan ganggu!" kata Dono yang sedikit kesal.

"Dedek Lesti gak akan ganggu mas Dono, tapi tulis dulu cerita tentang penampilan dedek Lesti menyanyi dengan kak Fildan."

"Males....banget......," jawab Dono sambil main game.

"Kenapa... mas Dono...menulis  tentang dedek Lesti males? biasanya sih antusias mendukung dedek Lesti setiap nyanyi di mana pun langsung menceritakan segalanya."

"Itu biasanya.... sebagai penggemar kamu yang paling fanatik. Tapi persoalannya kamu sudah ada yang punya. Riski dan Fildan."

"Tapi .....kan kak Riski..kan memang.. mas Dono sudah tahu... kami berdua jadian di depan umum dan juga mas Dono....sepakat juga. Sedangkan kak Fildan. Kan ...hanya sekedar.....kontrak kerja di atas panggung untuk menjadi pasangan menyanyi. Jangan-jangan....mas Dono cemburu...ya."

"Hus....jangan...terlalu keras-keras suaranya nanti ketahuan orang bisa berbahaya. Termasuk  Riski. Nanti jadi keruh. Runyam...tahu."

"Maaf mas Dono... dedek  Lesti terlalu antusias...."

"Jujur ya.. dedek Lesti..... mas Dono sudah membuatnya. Tapi......mas Dono bingung dengan judul  yang tepat. Masalahnya...tema yang diangkat dalam penampilan kamu dedek Lesti dan Fildan yaitu selamanya cinta. Menyentuh banget dengan keadaan mamas Dono yang di tinggal kekasih menghadap Alloh SWT di usia muda nama Siska panggilannya Chika. Berapa banyak air mata tumpah ke bumi tetap mas Dono kehilangan Siska. Rasa bersalah dalam diri inilah yang tidak ada obatnya. Karena mas Dono yang mengabaikan cinta Siska demi mengejar masa depan. Pada akhirnya berhujung penyesalan di kemudian hari. Maka itu mas Dono melampiaskannya dengan main game aja. Itu...saja."

"Maaf  mas Dono kalau...membuka luka lama......yang begitu menyakitkan. Tapi ngomong-ngomong....sudah ada pengganti yang sesuai untuk menemani mas Dono dalam suka dan duka?" 

"Sudah......," jawab Dono agak serius.

"Siapa-siapa.....? jangan bilang dedek Lesti!?"

"Ya...bisa di bilang kamu. Kalau Riski tidak bisa membuat kamu bahagia. Mas Dono maju untuk membahagiakan kamu."

"Kan........bener....mas Dono...ada sayang sama dedek Lesti. Kenapa gak ngomong gak dari awal aja agar lebih mudah menjalaninya."

"Lo....gak bisa....dedek Lesti. Riski duluan masuk sedangkan Mas Dono cuma teman dan akhirnya penggemar kamu....jadi harus terselubung  supaya tidak ketahuan orang-orang. Apalagi...Riski tahu nanti terjadi pertengkaran. Apalagi Fildan mulai dekat dengan dedek Lesti. Kaya susah di pisahkan. Dimana ada Fildan pasti ada dedek Lesti."

"Omongan mas Dono mulai ngelantur....ya. Dedek Lesti dan kak Fildan cuma mitra kerja dalam menyanyi saja."

"Enggak...ngelatur dedek Lesti. Tapi lumrah. Pesona keanggunan kamulah membuat kemersaan di saat duet menyanyi kamu jadi luar biasa. Pancaran auranya itu......," kata Dono sambil menunjukkan vidio klip terbaru Lesti yang baru downloadnya.

Lesti mulai melihat video yang di tunjukan Dono lewat Hpnya dengan seksama. 

"Iya...benar...akting...dedek Lesti bener-bener menyatu dengan kak Fildan. Dan juga saya terlihat cantik banget di vidio ini."

"Itu..lah....maksud mas Dono. Semakin kamu menunjukkan pesona kamu yang luar biasa dan beradu akting dengan Fildan. Membuat rasa cemburu yang muncul di hati ini."

"Berarti ...dedek Lesti berhasil menunjukkan pesona kecantikan sesungguhnya dan akting dedek Lesti benar-benar penuh penjiwaan. Sampai-sampai mas Dono ...jadi cemburu. Tapi tetap saja gak mungkin hubungan dedek Lesti dan kak Fildan bersatu dalam kehidupan kenyataan. Masalahnya kak Fildan kan punya kekasih yang ia cintai dengan sepenuh hati."

"Itulah..ujiannya cinta. Jika Fildan kalah dengan keadaan....maka kamulah sang penakluk hati pria. Boleh  jadi Fildan mengejar kamu..untuk mendapat cinta dedek Lesti."

"Tapi.. mas Dono..itu kan gak baik. Nanti dedek Lesti dicap orang mengambil kekasih orang."

"Ya...enggaklah..... Kan ini semua cuma obrolan saja yang sedikit ngaur tapi menyakinkan. Kalau sampai kejadian sih ya kamunya yang salah. Dedek Lesti itu diumpamakan bunga mawar putih yang cantik yang di lindungi oleh duri yang tajam. Maksudnya dedek Lesti yang cantik dan menarik harus punya pertahan yang kuat untuk melindungi diri dari yang menghancurkan hati kamu dan diri kamu. Tapi jangan jadi bunga lain yang tidak ada perlindungan dirinya maka termasuk bunga yang paling rapuh dari segala bunga. Banyak wanita seperti bunga yang rapuh tidak punya pertahan diri. Contohnya seperti Saskia Gotik yang dipermainkan oleh pria. Kan ironis banget kalau di nilai dari kaca mata pria yang baik. Cantik tapi terlalu lugu-lugu gak ketulungan. Alasannya agar cepat nikah. Maka jadilah bunga mawar putih yang cantik dan berduri. Cantik tapi punya perlindungan diri di tambah komitmen yang terpenting dalam menjalankan hidup."

"Maksudnya mas Dono?" tanya Lesti.

"Siapa yang kamu...cintai dalam hati kamu? mas Dono sesuaikan dengan tema video klip kamu yang terbaru yaitu selamanya cinta."

"Yang di hati dedek Lesti adalah....kak Riski....seorang."

"Jujur......tapi polos..itulah..kamu. Ya..sudahlah...mas Dono mau kerja dulu. Nanti mas Dono kirimkan dukungannya lewat cerita seperti biasanya."

"Sebelum dan sudahnya dedek Lesti ucapkan terima kasih atas segala masukannya. Dan juga dedek Lesti..juga sudah di tunggu kak Riski...untuk pulang bareng."

"Iya...," saut Dono mulai menjauh dari keberadaan dengan Lesti.

Dono sambil berjalan mengirimkan cerita baru lewat Hpnya. Sedangkan Lesti bergerak mendatangin Riski dan jalan bareng keluar dari gedung Indosiar dengan membuat kemersaan diantara mereka sampai semua orang iri. Tapi tiba-tiba kru Indosiar menghadang langkah Lesti dan Riski.

"Selamatnya Lesti...ada tanggapan baik dari penggemar kamu ....tentang penampilan kamu malam ini berduet dengan Fildan."

"Iya..sama-sama mbak."

"Selamat juga ya....dedek Lesti atas penampilanmu hari ini," saut Riski memberi selamat pada Lesti.

"Iya....ayang  Riski," jawab Lesti dengan lembut.

"Kalau begitu saya permisi dulu ada kerjaan....lain." kata kru acara Tv.

"Iya silakan..mbak," saut Lesti dan Riski.

Kru acara Tv yang menyampaikan pesan ke Lesti  langsung kembali ke kerjaannya. Lesti dan Riski berjalan menuju parkiran mobil. Dalam hati Lesti penuh kebahagiaannya karena ada penggemarnya baik yang selalu mendukung kariernya sebagai penyanyi dangdut di mana banyak rivalnya yang jam terbangnya lebih banyak dan lebih terkenal lagi.


Karya: No

HAYATILAH SAYANG

Hayati, rasa serta renungkan
Duka mahapedih sedalam samudra
Oleh gelombang tsunami yang gemuruh menerjang
Yang merenggut dan memorakporandakan segalanya

Semua, dengan semua itu
Terketuklah pintu hatimu
Untuk ikhas berbagai
Menyantuni
Merawat dan merengkuh penuh kasih sayang
Mereka yang kini terlunta
Seraya engkau pun merasa perlu berpuasa
Dari menempuh hidup sekadar berhura-hura

Berbahagialah kita
Yang mampu mengambil hikmah
Atas musibah
Yang datang melanda


Karya: Yant Mujiyanto

USAH KAU LARA SENDIRI

Kulihat mendung membayangi pancaran wajahmu
Tak terbiasa kudapati terdiam mendura
Apa gerangan bergemuruh di ruang benakmu
Sekilas galau mata ingin berbagai cerita
Kudatang sahabat bagi jiwa
Saat batin merintih
Usah kau lara sendiri
Masih ada asa tersisa
Letakkanlah tanganmu di atas bahuku
Biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
Di depan sana cahys kecil tuk memandu
Tak hilang arah kita berjalan menghadapinya
Sekali sempat kau mengeluh kuatkah bertahan?
Satu per satu jalinan kawan beranjak menjauh
Kudatang sahabat bagi jiwa
Saat batin merintih
Usah kau lara sendiri
Masih ada asa tersisa


Karya: Andre Manika

NASEHAT AYAH

Setelah kepergiaan Ayah tercinta Iwan menjadi sosok yang murung di kamarnya. Rasa kehilangan itu membuat Iwan sadar sekali. Air mata yang mengalir pun berhenti saat Iwan menemukan sebuah kata-kata yang membuatnya semangat dari balik foto keluarga "Berjuanglah dan gapai mimpi yang kau sukai."

Iwan pun keluar dar kamarnya dan melupakan kesedihannya. Iwan pun ingin mengabulkan mimpinya menjadi kenyataan dan sekaligus menjadi tulang punggung keluarga dengan usaha yang keras sekali pantang menyerah yaitu membangun usaha dengan keterbatasan modal. Dengan restu Ibu yang selalu menyayanginya dan mendukungnya Iwan menjadi sosok yang tangguh. Walau kuliahnya gagal karena kebodohan Iwan yaitu banyak main mengejar yang konyol tanpa berpikir panjang.

Gara-gara cinta Iwan terluka. Gara cintalah Iwan gagal dalam  kuliah. Iwan salah memilih pasangan. Gadis yang membuat Iwan kacau adalah Lia teman kuliahnya. Cinta yang dibangun dengan kebaikkan di nodai tinta hitam yang cukup parah. Lia tidak setia. Bermain di belakang Iwan dengan pemuda yang cukup baik bernama Roy. Teman kuliah Iwan juga.

Iwan pun kacau karena di khianatin oleh Lia, tetapi seorang teman baik bernama Saskia menyadarkan Iwan dan berkata "Cinta boleh di kejar dan di perjuangkan, tapi cinta yang tidak bisa menjaga kesetiaan tinggalkan dan jauhkan."

Iwan pun sadar sekali dan memutuskan untuk menghentikan hubungannya dengan Lia dan membiarkan bersama dengan Roy. Tanpa berpikir terlalu lama Iwan menjadi sosok yang tegar dan berlapang dada timbullah sebuah kata dalam hatinya yang lebih bersemangat menjalankan hidup "Alangkah banyak wanita di muka bumi ini yang baik yang bisa menjaga komitmen."

Iwan pun berjuang membangun usaha kecil-kecilan yaitu Resto ayam penyet yang enak. Dengan menyewa toko dan baru bisa menggaji karyawan satu yang bernama Blangkon. Dengan penuh optimis membangun usahanya. Sampai pada akhirnya Iwan mampu menangani usahanya dengan baik karena adanya kemajuaan dalam usaha yang dibangunnya.

Barulah Iwan meninggalkan usahanya sejenak untuk menyelesaikan kuliahnya. Tidak memakan waktu yang banyak Iwan menjadi sarjana juga. Gelar yang membanggakan di raih Iwan dengan baik.

Usaha yang di bangun Iwan berhasil dengan gemilang sekali dan membuat cabang di kota lain. Waktu terus berjalan dengan semestinya Iwan merasa dengan kesendiriaannya. Banyak wanita yang mencoba mendapatkan hati Iwan, tetapi tetap tidak bisa mengisi ruang kosong di hati Iwan. Sampai-sampai Lia pun ingin bersama Iwan setelah putus dengan Roy karena perselingkuhan.

Iwan tidak dapat menerima Lia lagi dan mengabaikan begitu saja. Iwan terus dengan usahanya. Sampai suatu ketika Iwan bertemu Saskia di saat undangan pernikahan temannya bernama Handoko. Iwan terkesan dengan keanggunan Saskia. Dengan rasa yang mulai timbul sedikit berbeda. Iwan ngobrol dengan Saskia di acara temannya dan pada akhirnya berlanjutlah hubungan mereka berdua.

Tak memakan waktu banyak Iwan pun menikah dengan Saskia. Akhirnya Iwan tersadarkan oleh kenyataan bahwa Saskialah adalah wanita yang mampu mengisi ruang kosong di hatinya dan berjanji untuk setia dan membahagiakan orang yang cintainya.

Saskia pun selalu mendukung usaha Iwan sampai berkembang pesat dan menciptakan usaha yang lain demi impian Saskia yaitu Butik. Saskia tambah mencintai suaminya karena impiannya bisa menjadi kenyataan karena Iwan memegang teguh komitmennya dan teringat dengan kata-kata Ayahnya tercinta "Berjuanglah dan gapai mimpi yang kau sukai."


Karya: No

KEPADA PEMINTA-MINTA

Baik, baik aku akan menghadap Dia
Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku.

Jangan lagi hau bercerita
Sudah tercacar semua di muka
Nanah meleleh dari luka
Sambil berjalan kau usap juga.

Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau memandang
Menetes dari suasana kau datang
Sembarang kau merebah.

Mengganggu dalam mimpiku
Menghempas aku di bumi keras
Di bibirku terasa pedas
Mengaum ditelingaku.

Baik, baik akh akan menghadap Dia
Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku.


Karya: Chairil Anwar

MENGEJAR IMPIAN

Siang hari yang cukup panas. Dono menjajakan jualannya pada anak-anak SD.  Dalam hati Dono penuh rasa senang sekali karena jualannya laku keras. Pelanggannya bener-benar senang menikmati makan pempe buatan Dono.

Rasa letihnya Dono terbayar dengan pundi-pundi uang terkumpul dari jualannya. Datenglah Indro saat Dono masing meladenin pelanggannya. Mau gak mau sebagai teman Dono menyelesaikan misi jualannya sampai pelanggannya puas. Baru mendatengin Indro yang duduk di bawah pohon seri yang rindang.

"Indro ada gerangan apa kamu menemui saya saat saya lagi berjualan," tanya Dono sambil duduk di sebelah Indro.

"Saya ada sedikit masalah. Kompleks banget, tujuan untuk mengubah nasif menjadi orang kaya dan terkenal," kata Indro.

"Maksudnya.....jadi Presiden?!," saut Dono memotong omongan Indro.

"Dono....nyelenehnya kejauhan...itu mah dari maksud dan tujuan saya mau bicarakan sama kamu," kata Indro.

"Abisnya kamu ngomongnya ingin jadi orang kaya dan terkenal.  Saya pikir ya jadi Presiden lah. Masalahnya banyak berita heboh karena ingin jadi Presiden," kata Dono.

"Kebanyakan nonton berita sih," saut Indro.

"Maklum deh saya orang gak punya. Jadi chanel Tv yang bagus cuma TVRI. Kalau chanel Tv lain geresek," pembelaan Dono.

"Dono......Tv di rumah kamu model jadul banget jadi wajar kamu nonton TVRI. Tapi kaya ada chenel yang bagus...jangan-jangan kamu nyeleneh lagi," kata Indro.

"Iya gitulah hidup saya. Jangan di bawa serius Indro nanti stres. Apalagi hidup saya ini tekanan ekonomi lumayah mempengaruhi kejiwaan. Makanya hidup di bawa banyak keceriaan walaupun aslinya pait. Pandai-pandai menutupi keadaan sebenarnya," penjelasan Dono.

"Sama aja dengan saya. Tapi saya punya keinginan mengubah nasip saya dengan menjadi seorang penyanyi. Moga-moga berhasil menjadi orang sukses seperti Danang atau Lesti," kata Indro.

"Wah impian luar biasa dengan penuh ke optimisan pantang menyerah untuk kalah. Tetap satu tujuan menjadi juara dalam impian menjadi orang sukses dan kaya. Tapi saya tidak punya bakat menyanyi alias suara saya jelek. Karena saya sadar dengan kekurangan saya," kata Dono.

"Dono....suara jelek pun kalau sungguh-sungguh untuk bisa menyanyi dengan baik. Maka usaha kerja keras mu menghasilkan suara emas. Contoh seperti jualan pempe kamu. Awalnya kan saya tahu buatan kamu buruk atau alias gak enak. Tapi demi hidup untuk mengangkat derajat dari kemiskinan yang fatal menjadi pedagang yang berhasil mencukupi kebutuhan sehari-hari," kata Indro.

"Ah  Indro...buka kartu As saya dalam menjalani hidup ini, " saut Dono.

"Nama juga teman baik...mana mungkin saya gak tahu siapa asli kamu!?," kata Indro.

"Saya mengerti. Jangan-jangan kamu mau minjem uang untuk daftar jadi penyanyi seperti Danang dan Lesti?" tanya Dono.

"Ya..iya..lah... Daftarnya jadi penyanyi gratis, biaya untuk ke tempat pendaftarannya butuh uang yang cukup banyak bertahan hidup di daerah lain. Masalahnya tabungan saya kurang banyak. Maka saya ingin minjem uang kamu Dono. Tolong saya demi impian saya jadi penyanyi terkenal," kata Indro dengan kerendahan hati.

"Iya saya tolong kamu jadi Presiden," Dono nyeleneh lagi.

"Dono...bukan jadi Presiden ....jadi penyanyi," saut Indro.

"Kan sama aja mengejar mimpi juga menjadi juara nomer  1 di Indonesia," kata Dono yang ngeyel.

"Iya... Iya terserah kamu. Yang penting saya di pinjamin uangkan...untuk ongkos pergi mendaftar menjadi penyanyi di Indonesia," kata Indro.

"Iya...saya pinjamin uang saya untuk ongkos kamu mendaftar untuk menjadi penyanyi. Tapi kamu tidak takut gagal Indro.  Padahal lawan kamu banyak yang hebat dalam vokal menyanyi," kata Dono.

"Takut sih gagal, tapi jika tidak pernah mencoba mana saya tahu potensi menyanyi sampai mana. Maka saya tetap optimis menjadi pemenang dalam perlombaan menyanyi. Padahal kegagalan yang mutlak tidak pernah mencoba...itu saja yang tahu," kata Indro yang paling benar dan yakin dari lubuk hatinya.

"Bener-bener orang berpikir positif dalam menjalankan hidup demi satu tujuan Sukses, Kaya, dan Terkenal," kata pujian Dono.

Dono pun memberikan uang hasil jualan ke Indro untuk ongkos mendaftar menjadi penyanyi. Indro senang menerima uang pinjaman dari Dono dan tidak lupa mengucapkan "Terima kasih banyak Dono.

Dono pun menjawab dengan baik "Sama-sama."

Indro pun berajak dari duduk dan bergegas menuju pulang ke rumah untuk beres- beres pakaian. Sedangkan Dono terus menjajakan jualan pempenya ke warga sekitar sampai larut malam. Dan baru habis terjual semuanya. Dono pulang ke rumah dengan perasaan yang senang dan bahagia. Karena usahanya berhasil dengan baik.


Karya: No

IDENTITAS 2

Riana sedang duduk di taman kota sambil melihat warga sekitar dengan segala aktifitasnya. Mata Riana tertuju oleh sebuah kerumunan orang. Riana tertarik dan mendekati kerumunan tersebut. Seorang pemuda yang cukup tampan bermain sulap menghibur semua orang.

Sampai trik sulap kartu terakhir. Sang mengakhirkan permainan sulapnya. Lalu semua orang terhibur oleh sulap pemuda dan menyawerkan uangnya ke sebuah topi di lantai. Riana yang senang melihat sulap pemuda itu memberikan saweran juga. Pemuda tersebut mengucapkan "Terima kasih" ke semua orang.

Ketertarikan Riana pada pemuda pesulap jalan bukan hanya hari itu saja. Setiap ada ke sempatan Riana menonton atraksi sulap pemuda tersebut. Sampai Riana memberanikan berkenalan dengan pemuda pesulap jalanan.

Ternyata nama pemuda tersebut Joker dan Joker pun senang orang mau berteman dengannya bernama Riana. Riana makin akrap dengan Joker. Sampai Joker jatuh hati kepada Riana karena cantik dan pandai bergaul dengan siapa pun. Joker merasa nyaman dengan hubungannya dengan Riana.

Suatu ketika Riana di gangu preman-preman jalan. Saat itu Joker melihatnya saat mau ngamen di jalanan untuk atraksi sulapnya. Joker pun bergerak cepat melindungin Riana. Pada akhirnya Joker babak belur di hajar preman sebenarnya Joker bisa mengalahkan preman yang menggangu Riana, tapi demi menutupi identitas yang aslinya. Joker kalah melawan preman. Riana sedih melihat keadaan Joker yang babak belur di hajar preman demi melindunginya.

Dibawalah Joker ke rumah Riana dan di obati. Tapi ternyata orang tua Riana tidak menyukai Joker dan di usir lah. Perasaan Jokerpun terpukul. Riana pun bersedih hatinya di kamar. Joker pun berusaha melupakan rasa yang tumbuh di dalam hatinya.

Joker terus melangkah maju  dan melupakan segalanya. Tetapi Riana tetap menonton atraksi sulap Joker seperti biasanya. Joker berusaha menghindari Riana karena penghinaan orang tuanya. Tapi ternyata keberadaan Joker tidak aman lagi berdasarkan informasi dari Black lewat Hp. Joker pun mulai berkemas pergi.

Lagi-lagi Riana memaksa ikut bersama Joker. Hati Joker pun luluh. Riana di bawa pergi oleh Joker menggunakan motor ke kota lain. Di tengah jalan Joker di halang beberapa preman yang pernah mengganggu Riana. Joker pun terjebak keadaan. Mau gak mau Joker bertarung dengan para preman.

Terjadilah perkelahian sengit sampai akhirnya Joker mengalahkan preman. Ternyata setelah di introgasi Joker yang menyuruh adalah orang tua Riana. Terkejutlah kesaksian dari para preman. Lebih terkejut lagi. Riana langsung menusuk jarum ke bagian tubuh Joker dan disuntikan cairan ke dalam tubuh Joker.

Joker pun kehilangan kesadarannya dan pingsan. Riana mulai menelpon pihak kepolisian. Joker pun di bawa ke kantor polisi untuk di intrograsi. Selang beberapa jam Joker siuman dan berada di penjara. Saking terkejutnya Joker pun berteriak "Kenapa saya di sini?"

Riana pun keluar dengan seragam polisi dan berdiri di hadapan Joker.

"Jadi kamu polisi.....?" tanya Joker.

"Saya polisi yang di tugaskan menangkap kamu...
Justin alias Joker," kata Riana.

"Jadi....semua...ini adalah rencana kamu Riana...?" tanya Justin.

"Bisa...di bilang begitu. Tujuaannya menangkap kamu dan Black yang telah mencuri dokumen rahasia tentang keuangan perusahaan," kata Riana.

"Berengsek .....saya terjebak oleh kecantikan dan keluguan kamu....dan sampai menaruh perasaan dengan kamu. Rasanya saya jijik dengan perasaan itu," kata Justin.

"Itu terserah kamu berkata apa. Tapi kejahatan yang merugikan banyak orang harus di hancurkan sampai akarnya. Kekerasan kalah dengan ke lembutan. Pada akhirnya permain ini sayalah yang memenangkannya," kata Riana.

"Saya mengaku...kalah dan menerima konsekwensi dari perbuatan saya. Lebih baik saya di kalahkan oleh wanita yang saya sukai dari pada saya di kalahkan oleh polisi bertampang gahar tetapi nyalinya kaya ayam sayur," kata Justin.

"Sekali lagi terserah kamu bicara apa. Tapi nama saya bukan Riana melainkan Rina. Saya berganti identitas demi menyamar untuk menjebak kamu," kata Rina.

"Saya tahu....maksudmu. Tetap saya suka orang yang mengalahkan saya adalah polisi wanita yang hebat," pujian Justin.

"Terima kasih atas pujiannya. Sampai jumpa di pengadilan," kata Rina.

"Iya," saut Justin.

Rina pun pergi meninggalkan Justin begitu saja di penjara. Rina menunjukkan sifatnya yang asli yaitu hatinya dingin dan melupakan Justin alias Joker yang pernah mengisi hidupnya dengan keceriaan dengan permainan sulapnya.

Justin di penjara ia mulai sadar banget bahwa salah langkah dalam menjalankan hidup. Tapi terbesit di pikiran Justin "Seandainya saya di jalan yang benar mungkin Rina jadi pelengkap hidup saya."


Karya: No

IDENTITAS

Justin datang ke sebuah kantor dengan menyamar menjadi OB. Dengan santai Justin sampai di ruangan pimpinan perusahaan tanpa ketahuan orang. Justin mulai mencari berkas di sebuah berangkas besi di balik dinding yang di tutupi oleh gambar pemilik perusahaan.

Karena waktu Justin tidak banyak mulai membuka brangkas dengan alat cangih mengacak kode pada brangkas. Dengan sekejap berangkas besi terbuka. Lalu Justin mulai mengambil sebuah dokumen dalam amplop kuning.

Justin mulai merapihkan semuanya agar tidak ketahuaan. Tapi ternyata salah satu pegawai kantor memergokin Justin dan berteriak "Kamu pencuri ya." Justin mulai panik karena dipergokin oleh pegawai kantor.

Justin bergerak cepat sekali dan menghajar pegawai kantor dengan pukulan pada bagian tenggorokan. Seketika pegawai kantor pingsan dan jatuh ke lantai. Justin langsung bergerak ke luar dari ruangan. Ternyata di hadang 2 sapam kantor.

Justin tidak bisa menghilangkan rasa kesalnya. Maka terjadilah pertarungan di ruangan kantor. Karna kalap Justin membunuh 2 sapam kantor dengan sebuah pena yang di ambil di meja kerja dan di tusuk pada tenggorokan 2 sapam bergantian.

Darah mengalir dari ke 2 sapam kantor dan akhir jatuh ke lantai dan mati. Justin bergerak cepat ke luar dari ruangan menuju lif.  Lagi-lagi gerak Justin ke tahuan. Mau gak mau Justin menghajar orang yang menghadang Justin sampai tergeletak di lantai.

Justin berhasil sampai ke parkiran dan langsung masuk mobil. Tiba-tiba mobil Justin di tabrak dengan sebuah mobil. Untung saja Justin sigap dan berhasil menghindari serangan tersebut. Dan Justin ke luar dari mobil lewat pintu yang lain. Langsung bergerak ke mobil yang menabraknya. 

Orang menabrak Justin ke luar dari mobil. Tanpa pikir panjang melancarkan tinjuan ke arah Justin. Dengan cepat Justin menghindari serangan tersebut dan menghajarnya sebuah tinjuan ke arah tenggorokan berkali-kali sampai tumbang ke lantai.

"Dasar berengsek....," kata Justin sambil meludah ke tubuh orang yang di kalahkan Justin.

Justin bergerak mencari-cari kendaraan di parkiran. Terlihat ada seorang pegawai kantor yang lagi markirkan motornya. Dengan cepat Justin mendekatinya lalu memukul di bagian tengkuknya sampai pingsan. Justin menyingkirkan pegawai kantor yang pingsan ke pinggir tembok parkiran.

Justin membawa motor dengan cepat sampai ke tempat pertemuaannya di sebuah gang sepit dan sunyi. Justin mendapatkan bayaran dari hasil kerja. Orang yang membayar Justin di kenal namanya Black.

Tapi ternyata pergerakan Justin tercium polisi. Tempat pertemuan Justin dan Black di kepung polisi. Karena pekerjaan Justin yang tidak rapih alias kacau. Black langsung menghilang dari pertemuan dengan menyamar menjadi warga di sekitar menjadi pedagang keliling.

Justin mulailah berusaha menghindari sergapan polisi. Tapi dengan keberaniaan Justin menghajar polisi satu persatu sampai tumbang di jalanan. Saat hendak naik motor. Justin mau melarikan diri setelah mengalahkan beberapa polisi. Tiba-tiba sebuah serangan dadakan mengarah muka Justin. Tendangan yang kuat sekali. Justin berhasil menangkisnya dengan tangan kanan tapi posi tidak menguntungkan maka Justin sampai terjatuh ke aspal.

Justin berusaha bangkit. Tapi setangan tendangan yang kuat mengarah ke Justin. Dengan sigap Justin berhasil menghindar serangan tersebut dan melawannya. Justin mulai menyerang dengan tinjuan dan tendangan. Terjadi pertarungan hebat antara Justin dengan polisi.

Tidak ada yang mau mengalah. Sampai Justin mendapat celah yang cukup akurat dan mengalahkan polisi sampai babak belur. Justin bergerak cepat naik motor dan meninggalkan polisi yang muntah darah. Di bawalah motor dengan kecepatan yang sangat tinggi menuju kota lain. Sampai di tujuan. Justin pun mulai berganti identitas yang baru yaitu bernama Joker dengan pekerjaan baru menjadi pesulap jalanan.


Karya: No

ASIK DAN ASIK

Indro lagi asik mancing di pinggir kali ciliwung. Sambil menunggu umpannya di makan oleh ikan seperti biasa Indro membaca koran. Kasino melihat ulah Indro di pinggir kali ciliwung. Berjalan Kasino menuju Indro yang lagi asik banget baca koran.

"Hei Indro lagi ngapain," kata Kasino sambil menepuk pundak Indro.

Indro pun terkejut sekali. Langsung melihat Kasino yang berdiri di sebelahnya.

"Kamu Kasino.... Tumben.....ada waktu main. Biasanya sibuk kerja mengejar berita alias wartawan pagi, siang dan malam," kata Indro.

Kasino pun duduk di sebelah Indro.

"Indro saya lagi males kantor....alias cuti. Karena pimpinan saya menekan saya terus untuk mendapatkan berita yang berbobot dan berbimbang. Sama apa yang kamu baca pada koran tesebut!?," kata Kasino.

"Maksudnya..koran yang saya baca!?, tapi memang sih ada tema kamu angkat berkenaan dengan politik dan di ending ceritanya ada nama penulisnya yaitu Kasino," kata Indro.

"Ya itulah buah pikiran saya dan di susun rapih berdasarkan observasi ke tempat kejadian," kata Kasino.

"Bagus ceritanya...., tapi saya masih bingung dengan berita hoaks. Maksudnya apa sih Kasino berita hoaks?" tanya Indro.

"Ah berita hoaks alias berita bohong atau berita palsu atau berita rekayasa alias setingan ," ujar Kasino.

"Ye...ala berita bohong toh. Pake istilah Bahasa Inggris segala.... Orang awam seperti saya bingung. Kebiasaannya Bahasa Indonesia pake Bahasa Inggris bikin runyem aja. Tujuan apa sih Kasino?" kata Indro.

"Tujuannya naikin reting berita....saja. Kan di tuntut oleh pimpinan pembuatan berita itu saja. Yang lebih tepatnya wartawan dapet berita di bayar," kata Kasino.

"Kaya film Spiderman. Dimana Peter Parker menjual foto Spiderman ke pimpinan surat kabar," kata Indro mencoba memberikan perumpaan yang lain mudah di pahami.

"Iya seperti itulah," kata Kasino.

"Wah...ironis banget kerja kamu ya Kasino...di tuntut oleh pimpinan kamu agar tulisan berbobot dan berimbang," kata Indro.

"Nama juga hidup memilih pekerjaan menjadi wartawan wajar aja. Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari agar tidak kelaparan saja," kata Kasino.

"Nama juga hidup..... harus di perjuangkan," saut Indro sambil menarik pancingannya yang bergerak-gerak.

Kasino terdiam melihat ulahnya Indro yang antusias memancing. Indro pun dapet ikan sepat dan di taruh di ember. Lalu Indro memasang upan di mata pancing baru di lempar ke kali ciliwung.

"Hebat juga kamu Indro mendapat ikan sepat," pujian Kasino.

"Ah biasa ini mah... Kerjaan orang yang ngagur," kata Indro.

"Ohhh...begitu. Ya sudahlah... Saya urusan lain yang penting jadi obrolan kita sampai di sini dulu," kata Kasino.

"Iya....," jawab Indro.

Kasino pun berjalan pergi menuju tujuannya. Sedangkan Indro terus asik memancing sambil membaca koran rubik tentang penyanyi yang lagi naik daun.


Karya: No

SALJU

Ke manakah pergi
Mencari matahari
Ketika salju turun
Pepohonan
Kehilangan  daun

Ke manakah lari
Mencari api
Ketika bara mati
Padam tak berarti

Ke manakah jalan
Mencari api
Ketika bara mati
Padam tak berarti

Ke manakah jalan
Mencari perlindungan
Ketika tubuh kuyup
Dan pintu tertutup

Ke manakah peri
Selain  mencuri diri


Karya: Wing Karjo

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK