Dono duduk dengan santai pohon yang rindang sambil melihat bulan purnama yang indah. Berkali-kali Dono mengelakan nafasnya sambil menggeleng-geleng kepalanya. Terucaplah sebuah kata "Susah juga menjalani hidup ini."
Dono pun mengambil sebuah buku dan pena dari tasnya, lalu menulis sesuatu. Indro datang bersama Kasino menghampiri Dono yang serius menulis sesuatu.
"Dono boleh duduk sini gak," kata Indro.
"Oh kamu Indro dan kamu Kasino....silakan duduk," saut Dono.
Indro dan Kasino duduk di sebelah Dono sambil memandangin langit yang gelap di hiasi oleh cahaya bulan purnama yang indah banget. Dono serius dengan tulisannya. Indro asik makan dan minum. Lalu Kasino menawarkan makanan dan minuman ke Dono. Dengan senang hati Dono menerima pemberian makanan dan minuman dari Kasino sambil mengucap "Terima kasih Kasino."
Kasino pun menjawab dengan penuh ke rendahan hati "Sama-sama."
Dono pun asik menikmati makanan yang enak dan minuman yang segar. Indro yang penasaran dengan ulah Dono dari tadi dan bergerak mengambil buku yang di geletakin di sebelahnya dan langsung membaca.
Terkejutlah Indro setelah membaca tulisan Dono dan berkata "Puisi toh yang dari di tulis Dono."
Kasino pun jadi tertarik dan mengambil buku yang di baca Indro. Dengan seksama Kasino membaca tulisan Dono dan berkata "Benar-benar puisi."
Dono yang sedikit malu langsung mengambil bukunya dari tangan Kasino dan segera di masukan ke dalam tas.
Indro yang gak habis pikir ulah Dono dan langsung bertanya pada Dono dengan lantang "Dono bukannya kamu suka nulis cerpen kenapa puisi?."
"Saya lagi mencari suasana baru aja. Siapa tahu saya berbakat menulis puisi baik. Untuk menunjukkan ungkapan perasaan saya," papar Dono.
"Oh begitu," kata Indro.
"Tapi ada yang aneh....kaya keinginan Penulis," kata Kasino.
"Kan.....memang begitu jalan ceritanya......," kata Indro.
"Kaya OVJ aja," kata Kasino.
"Memang sedikit nyeleneh.....sekali-sekali dalangnya dalam cerita ini ikut main," penjelasan Indro.
"Nama-nama tokoh yang ambil penulis berdasarkan kesukaannya. Sampai cerita sisipan cerita pribadinya pun di masukkan. Untuk mengungkapkan perasaan penulis yang berinisial No," kata Kasino.
"Ya....itu benar....urusan si Penulis," kata Indro.
Dono bangun dari tempat duduk. Indro pun bertanya "Buru-buru amat Dono?."
"Saya ada urusan lain. Nemui Wulan," kata Dono.
"Deeee....yang lagi kasmaran. Jadi urusan menikmati malam yang indah bersama kami berdua udahan ni," kata Kasino sedikit ngeledek Dono yang mulai serius urusan pribadi.
"Maaf...teman kalau urusan kita berakhir di sini. Tapi masalahnya yang paling ribet urusan dengan Wulan," kata Dono.
"Nama juga cinta. Maka itu saya mengerti dengan perasaan kamu Dono," kata Indo.
"Saya juga, tapi saya penasaran Dono," kata Kasino.
"Penasaran apa?," saut Dono.
"Dono bener-bener cinta dengan Wulan alias Sibat. Maupun ujian kenyataannya bisa saja janda. Apa kamu bisa menerimanya?," tanya Kasino.
"Ya...saya tetap mencintainya walau janda sekali pun. Seorang laki-laki yang pegang keputusannya dari ucapannya. Maka saya golongan yang dapat percaya," kata Dono yang jujur dari hatinya.
"Bener-bener sosok yang matang untuk menjadi seorang Pemimpin yang baik. Kami bangga menjadi teman kamu. Jagalah cintamu sampai waktunya tiba di pernikahan yang suci di penuhi doa semua orang," kata Kasino.
"Amin," jawab Dono.
"Amin," saut Indro.
Dono pun meninggalkan Indro dan Kasino menuju rumah Wulan. Indro dan Kasino kembali asik menikmati malam yang indah di terangi sinar bulan purnama yang terang benderang.
Karya: No
No comments:
Post a Comment