"Kutukan itu di berikan pada orang yang telah melanggar aturan. Kalau cerita Malin Kundang, ya anak durhaka pada Ibunya di kutuk jadi batu," kata Indro.
Indro pun berhenti baca artikel di Hp-nya.
"Don," kata Indro.
Dono yang sedang baca buku, ya berhenti baca buku.
"Apa?" kata Dono.
"Kutukan itu......di zaman sekarang itu masih ada, ya berjalan gitu?" kata Indro.
"Masih...ada tuh," kata Dono.
"Kutukan...seperti apa Don?!" kata Indro.
"Kutukan.....yang turun menurun pada kaum, ya suku gitu. Kutukan kesombongan. Kalau salah, ya tidak mau mengakui salah," kata Dono.
"Oooo kutukan kesombongan. Ada yang lain lagi nggak Don?" kata Indro.
"Ada ya....nggak ya. Ooooo ini. Ketika orang itu benci sesuatu, ya mengukutuk sesuatu....pada jenis usaha, ya usaha itu tidak akan lancar dan lama-lama hancur," kata Dono.
"Don....itu lebih berbahaya itu Don," kata Indro.
"Iya....memang berbahaya. Orang mengucap kutukan yang menderita, ya tidak berdaya sama sekali. Maka itu....banyak orang tua menjelaskan dengan baik. Ucapan itu doa," kata Dono.
"Harus bisa menjaga ucapan ya. Jangan sampe mengucapkan kutukan pada sesuatu," kata Indro.
"Harus lah. Berbahaya. Lebih baik diam. Tapi kadang sudah diam saja. Masih banyak orang yang mengganggu sih, ujian seperti itu," kata Dono.
"Memang keadaannya seperti itu. Benar omongan mu tadi Don. Ada suku yang di kutuk, ya kesombongan turun menurun.....jadi menciptakan ke kacauan di sana sini, jika salah ya tidak mau ngaku salah," kata Indro.
"Itulah sulitnya hidup di lingkungan banyak suku. Kita tidak tahu banyak kutukan pada setiap suku terlahir di muka bumi ini," kata Dono.
"Iya, kita tidak tahu banyak...ya Don tentang kutukan yang ada setiap suku yang terlahir di muka bumi ini," kata Indro.
"Maka itu. Banyak orang baik yang mengajarkan kebaikan untuk memperbaiki keburukan yang ada di setiap suku terlahir di muka bumi," kata Dono.
"Oooo orang baik itu, ya Nabi kan Don....maksudnya?!" kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Para utusan Tuhan itu...ya di utus untuk memperbaiki akhlak manusia, ya tujuannya tidak menciptakan kehancuran di muka bumi ini," kata Indro.
"Benar sekali," kata Dono menegaskan omongan Indro.
"Ya sudahlah Don, tidak bahas lagi. Cuma sekedar obrolan saja!" kata Indro.
"Iya," kata Dono.
Dono pun kembali baca bukunya. Indro, ya main game di Hp-nya. Kasino, ya sibuk di tempat kerjanya.