"Eko," kata Budi.
"Apa?!" kata Eko.
"Ada sebuah cerita," kata Budi.
"Ya....cerita apa?!" kata Eko.
"Ya...cerita kisah cinta sih," kata Budi.
"Cerita kisah cinta. Ya...ceritakan..Budi!"kata Eko.
"Aku ceritakan. Seorang cewek cantik, ya bernama Putri. Ya Putri kerja sih di perusahaan sih. Seorang cowok, ya namanya...Hari. Ya Hari kerja juga di perusahaan. Hari dan Putri bertemu di kafe sih tidak sengaja gitu, ya urusan masing-masing. Hari terkesan pada pandangan pertamanya, ya terhadap cewek cantik, ya Hari memutuskan untuk berkenalan dengan cewek itu, ya Putri. Ya Putri, ya terkesan juga dengan cowok yang berkenalan dengan dirinya, ya menerima baik cowok itu, ya Hari. Kedua, ya bicara di kafe. Setelah itu, ya keduanya pun menjalankan aktivitas seperti biasa, ya kerja dan kerja. Urusan hubungan, ya berjalan dengan baik sih. Hari memutuskan untuk menyatakan cinta sama Putri, ya karena hubungan baik, ya pertemanan sudah cukup sih, ya satu bulan gitu. Putri pun menerima cinta Hari. Keduanya menjalin hubungan pacaran, ya sampai satu tahun penuh gitu, ya akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah. Ya Putri, ya tidak kerja lagi dari perusahaan, ya karena permintaan Hari, ya Hari bisa mencukupi kebutuhan Putri sehari-hari. Jalan rumah tangga Hari dan Putri, ya berjalan dengan baik sih sampai buah cinta lahir sih. Bayi yang cantik, ya namanya Cinta. Sampai Cinta berumur 5 tahun. Hari berubah sikapnya dengan Putri. Hari pun bermain cinta dengan cewek bernama Vania, ya sampai mabok-mabokan gitu. Awalnya Putri tidak tahu ulah Hari, ya lama-lama ketahuan juga kalau Hari berselingkuh sih. Putri marah-marah sama Hari karena ulahnya, ya selingkuh. Hari tidak peduli marahnya Putri. Hari tetap jojong menjalin hubungan cinta dengan Vania. Putri yang sakit hati, ya meninggalkan rumah, ya membawa Cintalah, ya anaknya Putri. Ya Putri pulang ke rumah orang tuanya, ya menceritakan apa yang terjadi pada rumah tangganya. Ya orang tuanya menerima dengan baik anaknya dan juga cucunya. Ternyata Putri mengidap penyakit kangker, ya meninggal lah. Hari pun tahu infomasi Putri meninggal, ya segera ke rumah orang tua Putri. Hari pun benar-benar menyesal mengkhianati cinta Putri, ya dengan berselingkuh dengan Vania. Hari pun menerima Putri meninggal. Hari, ya merawat Cinta dengan baik lah. Begitu lah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Emmmmm," kata Budi.
"Nama tokohnya kenapa pake nama Putri?!" kata Eko.
"Menggunakan nama populer lebih baik," kata Budi.
"Artis...maksudnya?!" kata Eko.
"Ya begitu lah!" kata Budi.
"Ya memang sih kisah cinta artis Putri dengan Hari, ya lagi hangat-hangat sih," kata Eko.
"Memang sih...omongan Eko Bener!" kata Budi.
"Kalau aku memberi saran sih lebih baik Lesti saja nama tokohnya, ya urusan rumah tangga Lesti dan Risky kan...lagi hangat-hangatnya, ya sampai punya anak gitu," kata Eko.
"Sarannya di terima. Tapi kan yang memutuskan aku kan!" kata Budi.
"Ya...memang sih Budi yang memutuskan nama tokoh di cerita Budi. Ok lah. Sebenarnya. Ceritanya...ujian dalam rumah tangga, ya orang ketiga. Dalam kenyataan sih, ya urusan masih pacaran saja...bisa selingkuh. Apalagi sudah menikah," kata Eko.
"Memang ujian dalam cinta," kata Budi.
"Bila nanti kau kembali aku terima, tapi luka karena sakit karena cinta, ya masih susah untuk di obati. Terngiang-ngiang....pengkhiatan cinta itu," kata Eko.
"Omongan...Eko ada benernya. Ya Hari kembali karena anaknya, ya Cinta, ya ada sih cinta sama Putri. Tapi ternyata Putri meninggal dunia karena sakit kangker," kata Budi.
"Sudah ah ngomongin kisah cinta Putri dan Hari, yang buat Budi. Sekedar bahan obrolan," kata Eko.
"Ya begitu lah!" kata Budi.
"Main catur saja!" kata Eko.
"Ok....main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.