CAMPUR ADUK

Friday, January 7, 2022

BILA NANTI

Budi dan Eko, ya duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Eko," kata Budi.

"Apa?!" kata Eko.

"Ada sebuah cerita," kata Budi.

"Ya....cerita apa?!" kata Eko.

"Ya...cerita kisah cinta sih," kata Budi.

"Cerita kisah cinta. Ya...ceritakan..Budi!"kata Eko.

"Aku ceritakan. Seorang cewek cantik, ya bernama Putri. Ya Putri kerja sih di perusahaan sih. Seorang cowok, ya namanya...Hari. Ya Hari kerja juga di perusahaan. Hari dan Putri bertemu di kafe sih tidak sengaja gitu, ya urusan masing-masing. Hari terkesan pada pandangan pertamanya, ya terhadap cewek cantik, ya Hari memutuskan untuk berkenalan dengan cewek itu, ya Putri. Ya Putri, ya terkesan juga dengan cowok yang berkenalan dengan dirinya, ya menerima baik cowok itu, ya Hari. Kedua, ya bicara di kafe. Setelah itu, ya keduanya pun menjalankan aktivitas seperti biasa, ya kerja dan kerja. Urusan hubungan, ya berjalan dengan baik sih. Hari memutuskan untuk menyatakan cinta sama Putri, ya karena hubungan baik, ya pertemanan sudah cukup sih, ya satu bulan gitu. Putri pun menerima cinta Hari. Keduanya menjalin hubungan pacaran, ya sampai satu tahun penuh gitu, ya akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah. Ya Putri, ya tidak kerja lagi dari perusahaan, ya karena permintaan Hari, ya Hari bisa mencukupi kebutuhan Putri sehari-hari. Jalan rumah tangga Hari dan Putri, ya berjalan dengan baik sih sampai buah cinta lahir sih. Bayi yang cantik, ya namanya Cinta. Sampai Cinta berumur 5 tahun. Hari berubah sikapnya dengan Putri. Hari pun bermain cinta dengan cewek bernama Vania, ya sampai mabok-mabokan gitu. Awalnya Putri tidak tahu ulah Hari, ya lama-lama ketahuan juga kalau Hari berselingkuh sih. Putri marah-marah sama Hari karena ulahnya, ya selingkuh. Hari tidak peduli marahnya Putri. Hari tetap jojong menjalin hubungan cinta dengan Vania. Putri yang sakit hati, ya meninggalkan rumah, ya membawa Cintalah, ya anaknya Putri. Ya Putri pulang ke rumah orang tuanya, ya menceritakan apa yang terjadi pada rumah tangganya. Ya orang tuanya menerima dengan baik anaknya dan juga cucunya. Ternyata Putri mengidap penyakit kangker, ya meninggal lah. Hari pun tahu infomasi Putri meninggal, ya segera ke rumah orang tua Putri. Hari pun benar-benar menyesal mengkhianati cinta Putri, ya dengan berselingkuh dengan Vania. Hari pun menerima Putri meninggal. Hari, ya merawat Cinta dengan baik lah. Begitu lah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus," kata Eko.

"Emmmmm," kata Budi.

"Nama tokohnya kenapa pake nama Putri?!" kata Eko.

"Menggunakan nama populer lebih baik," kata Budi.

"Artis...maksudnya?!" kata Eko. 

"Ya begitu lah!" kata Budi. 

"Ya memang sih kisah cinta artis Putri dengan Hari, ya lagi hangat-hangat sih," kata Eko. 

"Memang sih...omongan Eko Bener!" kata Budi. 

"Kalau aku memberi saran sih lebih baik Lesti saja nama tokohnya, ya urusan rumah tangga Lesti dan Risky kan...lagi hangat-hangatnya, ya sampai punya anak gitu," kata Eko. 

"Sarannya di terima. Tapi kan yang memutuskan aku kan!" kata Budi. 

"Ya...memang sih Budi yang memutuskan nama tokoh di cerita Budi. Ok lah. Sebenarnya. Ceritanya...ujian dalam rumah tangga, ya orang ketiga. Dalam kenyataan sih, ya urusan masih pacaran saja...bisa selingkuh. Apalagi sudah menikah," kata Eko. 

"Memang ujian dalam cinta," kata Budi. 

"Bila nanti kau kembali aku terima, tapi luka karena sakit karena cinta, ya masih susah untuk di obati. Terngiang-ngiang....pengkhiatan cinta itu," kata Eko. 

"Omongan...Eko ada benernya. Ya Hari kembali karena anaknya, ya Cinta, ya ada sih cinta sama Putri. Tapi ternyata Putri meninggal dunia karena sakit kangker," kata Budi. 

"Sudah ah ngomongin kisah cinta Putri dan Hari, yang buat Budi. Sekedar bahan obrolan," kata Eko. 

"Ya begitu lah!" kata Budi. 

"Main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

CONTOH YANG BAIK

Eko dan Budi duduk di ruang tengah, ya rumahnya Budi. Ya kedua asik nonton acara Tv yang menayangkan sepak bola sih, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.

"Permainan bagus, ya Eko," kata Budi.

"Ya...main sepak bola kan orang-orang pinter di bidangnya, ya jadinya permainannya bagus sih," kata Eko. 

Eko dan Budi terus menikmati tontonannya, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. Keduanya terkadang terbawa suasana ketika waktunya pemain sepak bola, ya mau masukin bola ke gawang lawan sih. Pokoknya tontonan acara Tv....sepak bola, ya seru banget sih. Sampai babak pertama selesai sih. Ya...iklan deh. Budi mengambil koran di meja sih. Ada foto, ya cewek berhijab sih di koran. Budi pun memang melihat iklan di Tv, ya tentang cewek-cewek berhijab. 

"Eko. Iklan di Tv.....cewek-cewek berhijab," kata Budi. 

"'Kalau iklan di Tv, ya cewek-cewek berhijab, ya itu sih....urusan mereka mempromosikan produk yang di iklan kan. Urusan ekonomi," kata Eko. 

"Berarti...ekonomi sesuai dengan rencana manusia dengan baik," kata Budi. 

"Ya begitu lah. Pasarnya....kan kebanyakan orang muslim. Barang yang di jual, ya kebutuhan...orang muslim, ya salah satunya hijab itu kan di jual di pasar," kata Eko. 

"Berarti....kalau pasarnya....agama lain, ya seperti negara lain yang mayoritasnya agama Kristen saja. Berarti....di jual barang-barang kebutuhan orang Kristen," kata Budi. 

"Ya...agama itu mempengaruhi segalanya, ya ekonomi terpengaruh banget gitu," kata Eko. 

"Pinter-pinter membaca pasar jika ingin berhasil di bidang perdagangan," kata Budi. 

"Ya...salah satu contoh saja, ya Abdul, ya teman kita, ya kerjaannya pedagang. Abdul, ya harus pinter-pinter membaca pasar lah, ya agar usaha di jalankan berhasil dengan baik dan tetap bertahan dalam keadaan apapun," kata Eko. 

"Ya memang akui Abdul pinter!" kata Budi. 

"Budi kenapa megang koran. Jangan-jangan mau ngomongin foto cewek berhijab di koran?!" kata Eko. 

"Ya memang sih....mau ngomongin foto cewek berhijab di koran. Jadi bagaimana tanggapan Eko dengan foto cewek berhijab di koran?!" kata Budi. 

"Di...kaitkan ke Purnama...apa tidak?!" kata Eko

"Ya...tidak lah!" kata Budi. 

"Kalau tidak di kaitkan ke Purnama, ya aku tanggapan dengan baik. Cewek di foto di koran itu, ya cantik....penilaian ku. Tapi beda dengan cowok lain, ya pastinya beda lah. Biasa cantik itu relatif, ya tergantung cowok yang menilainya...suka atau tidak...pada kecantikan cewek itu," kata Eko. 

"Ya...kalau Eko menilai cewek di foto di koran cantik, ya aku juga penilainya...cantik juga lah," kata Budi. 

"Cewek di foto koran itu, ya pinter nyanyi dan juga main sinetron. Karakter yang di bawanya di sinetron. Yang ini dan itu, ya bagus sih," kata Eko. 

"Memang sih. Cewek di foto di koran, ya pinter nyanyi dan main sinetron sih. Artis kan harus bisa ini dan itu," kata Budi. 

"Cewek di foto di koran, ya berhijab...jadi contoh yang baik untuk cewek-cewek lah," kata Eko. 

"Waktunya perempuan bicara, ya kaya acara Tv kan?!" kata Budi. 

"Aku dan Budi kan cowok. Kok jadi perempuan bicara?!" kata Eko. 

"Mulai becandanya!" kata Budi. 

"Nama juga obrolan, ya pasti ada becandanya lah. Emangnya serius terus!" kata Eko. 

"Aku paham omongan Eko," kata Budi. 

"Sudah ngomong in cewek cantik, ya artis...Nabila!" kata Eko. 

"Ok..tidak membicarakan artis cantik...Nabila!" kata Budi. 

Budi pun menaruh koran di meja. Acara Tv, ya sepak bola babak kedua sih. Budi dan Eko, ya menonton dengan asik acara TV, ya sepak bola, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. Abdul pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Abdul, ya masuk ke dalam rumah Budi dengan salam lah. Budi dan Eko, ya menjawab dengan baik salamnya Abdul. Ya Abdul duduk bersama dengan Budi di Eko, ya di ruang tengah lah. Ketiganya, ya nonton Tv dengan acara sepak bola lah, ya sambil menikmati minum kopi lah. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK