CAMPUR ADUK

Tuesday, September 28, 2021

JATUH CINTA

Budi duduk di depan rumahnya sedang main gitar dan bernyanyi, ya sambil minum kopil dan makan kue martabaklah.

Lirik lagu yang di nyanyikan Budi dengan judul 'Jatuh Cinta' :

Malam terasa indah
Sejak ku mengenalmu
Pagi semakin cerah
Bila ku mengingatmu
Apakah yang kurasa benar jatuh cinta?
Mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
Mungkinkah aku jatuh hati padanya?
Hatiku terasa semakin rindu
Rindu ini hanya untuk dirinya
Sayang ini hanya untuk dirinya
Oh, Tuhan, aku jatuh cinta
Mungkin hanya cintamu
Meluluhkan hatiku
Apakah yang kurasa benar jatuh cinta?
Mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
Mungkinkah aku jatuh hati padanya?
Hatiku terasa semakin rindu, oh
Rindu ini hanya untuk dirinya
Sayang ini hanya untuk dirinya
Oh, Tuhan, aku jatuh cinta
Apakah yang kurasa benar jatuh cinta?
Mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
Mungkinkah aku jatuh hati padanya?
Hatiku terasa semakin rindu, oh
Rindu ini hanya untuk dirinya
Sayang ini hanya untuk dirinya
Oh, Tuhan, aku jatuh cinta
Mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
Mungkinkah aku jatuh hati padanya?
Hatiku terasa semakin rindu, oh
Rindu ini hanya untuk dirinya
Sayang ini hanya untuk dirinya
Oh, Tuhan, aku jatuh cinta
Mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
Mungkinkah aku jatuh hati padanya?
Hatiku terasa semakin rindu

***

Eko sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di halaman rumah Eko. Budi selesai menyanyi dan bermain gitar. Eko duduk dengan baik.

"Eko gimana dengan kerjaan Eko?!" kata Budi.

"Baik lah Budi kerjaan ku. Gimana dengan kerjaan Budi?!" kata Eko.

"Baik juga," kata Budi.

"Eeee ada martabak," kata Eko.

"Makan Eko martabaknya!" kata Budi.

"Ok!!!" kata Eko.

Eko pun mengambil kue martabak, ya sepotong di kotak di meja. Budi menaruh gitar di samping kursi dan beranjak dari duduknya, ya bergerak ke dalam rumah dan langsung dapur untuk membuat kopi. Eko asik makan martabak yang enak. Kopi jadi, ya di bawa Budi ke depan rumah. Gelas yang berisi kopi di taruh di meja dan berkata Budi "Kopinya Eko!", ya Budi duduk dengan baik lah.

"Iya," kata Eko.

Eko yang telah menghabiskan kue martabak, ya sepotong sih. Eko pun mengambil gelas berisi kopi, ya meminum dengan baik kopi itu.

"Rasa jatuh cinta itu menyenangkan," kata Budi.

Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Emangnya Budi sedang jatuh cinta, ya ngomongnya begitu?!" kata Eko.

"Sebenarnya sih. Aku abis menyanyi dengan judul lagu 'Jatuh Cinta'.....," kata Budi.

"Ooooo lagu toh. Memang sih rasa jatuh cinta itu menyenangkan," kata Eko.

"Cowok dan cewek kedudukannya sama kan urusan jatuh cinta, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Iyalah urusan jatuh cinta sama aja kedudukan antara cowok dan cewek," kata Eko.

Budi mengambil kue martabak, ya sepotong di kotak di meja, ya di makanlah martabak. 

"Jatuh cinta antara cowok dan cewek, ya di jalankan dengan baik. Komitmen terjadi, ya menikahlah," kata Eko.

"Menikah. Berita di Tv yang lagi heboh sih menikah sirih," kata Budi.

Budi menghabiskan kue martabak, ya sepotong. Budi mengambil gelas berisi kopi, ya di minum dengan baik.

"Nama juga berita. Nikah sirih. Apalagi yang di beritakan tentang pernikahan artis, ya heboh sejagat rayalah," kata Eko yang menghiperbolakan omongannya.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Kalau sudah keputusan menikah, ya di jalankan dengan penuh tanggungjawab, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Iyalah. Tanggungjawablah apa yang telah di putuskan dengan baik. Menikah!!!!" kata Eko.

"Sayangnya aku belum mendapatkan cewek yang tepat untuk di ajak menikah," kata Budi.

"Berdoa dan usaha yang baik, ya saran aku si Budi!" kata Eko.

"Aku paham itu Eko," kata Budi.

"Aku yang sudah punya kekasih hati, ya Purnama. Ya ada sih ingin menikahin Purnama, ya agar hubungan ku resmi, ya halal gitu. Masalahnya aku lagi nabung sih, ya biaya nikah lumayan besar juga sih. Nama juga kerja dengan ijazah SMA. Gaji pun kecil sih. Takutnya aku tidak bisa membuat Purnama bahagia," kata Eko.

"Sama aja dengan aku. Kerja dengan ijazah SMA, ya gaji kecil sih. Tetap bersyukur dengan baiklah," kata Budi.

"Omongan orang tentang aku dan Purnama, ya pacaran. Hal biasa sih. Ujian dari apa yang aku jalankan sama dengan Purnama. Yang terpenting sih orang tua tahu, ya hubungan aku dan Purnama masih di jalan yang baik, ya tidak pelanggaran sih. Ada cerita tentang orang pacaran yang melakukan hubungan suami istri sembunyi-sembunyi sih," kata Eko.

"Maka itu. Pacaran banyak di larang sama orang tua yang pemahaman ilmu agama yang paham banget gitu, ya karena hubungan pacarannya terlalu jauh sampai hubungan suami istri sih," kata Budi.

"Nafsu di gedein sih tanpa berpikir pake logika," kata Eko.

"Memang sih. Kebanyakan berpikirnya pake nafsu kalau urusan begituan tanpa berpikir dengan logika," kata Budi.

"Semua dasarnya pergaulan," kata Eko.

"Memang pergaulan semuanya," kata Budi.

"Main catur saja Budi!" kata Eko.

"Ok..main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas meja.

"Eko. Ada niat melakukan nikah sirih?!" kata Budi.

"Tidak ada niat melakukan nikah sirih," kata Eko.

Eko dan Budi main catur dengan baik.

JUJUR

Budi duduk di depan rumahnya sedang main gitar dan menyanyi, ya menikmati kopi sih.

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi dengan judul 'Jujur' :

Oh, ho-oh, hu-uh
Hu-uh, hu-uh
Hu-uh, hu-uh
Duhai kekasih pujaan hatiku
Dapatkah kau memberiku satu arti?
Sedikit rasa yang bisa kumengerti
Bukan sumpah atau janji
Buktikanlah bila kau ada cinta
Setulus hatimu bisa menerima
Sebatas kejujuran yang kau miliki
Bukan sekedar bersama
Jujurlah padaku bila kau tak lagi cinta
Tinggalkankah aku bila tak mungkin bersama
Jauhi diriku, lupakanlah aku
No-uh-oh, yeah, oh-oh
Jujurlah padaku bila kau tak lagi suka
Tinggalkanlah aku bila tak mungkin bersama
Jauhi diriku, lupakanlah aku
Selamanya
Ho-oh
Buktikanlah bila kau ada cinta
Setulus hatimu bisa menerima
Sebatas kejujuran yang kau miliki
Bukan sekedar bersama
Hu-uh, hu-hu-hu
Hu, hu-hu-hu
Ha-ah, ha-ah, ha-ah
Jujurlah padaku bila kau tak lagi cinta
Tinggalkankah aku bila tak mungkin bersama
Jauhi diriku, lupakanlah aku
Oh, yeah, yeah, yeah
Jujurlah padaku bila kau tak lagi suka
Tinggalkanlah aku bila tak mungkin bersama
Jauhi diriku, lupakanlah aku
Selamanya
Ho-oh, ho-wo-wo
Ho-ah, selamanya
Wo-wo-ho, wo-wo-ho
Ho-ah, selamanya

***

Budi selesai menyanyikan lagu dan main gitar. Eko memang dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di halaman rumahnya Budi. Eko duduk dan menaruh plastik di meja, ya makan gitu. 

"Budi cilor," kata Eko.

Eko, ya asik makan cilor yang enak gitu. Budi mengambil platik di meja, ya makan gitu dan berkata "Cilor. Makan yang di beli Eko.

"Enak Budi Cilor," kata Eko, ya sambil makan.

Gitar di taruh di samping kursi sama Budi dan makan cilor lah.

"Enak cilor ini," kata Budi.

Budi pun beranjak dari duduknya, ya ke dalam rumah langsung ke dapur untuk membuat kopi. Eko, ya dengan santai makan cilor yang enak gitu. Kopi yang di buat Budi, ya jadi sih dan di bawa ke depan rumah. Budi pun menaruh gelas berisi kopi di meja dan berkata "Kopi Eko!"

"Iya Budi," kata Eko.

Budi dengan duduk santai menikmati makan cilor yang enak banget. Eko mengambil gelas di meja, ya kopi segera di minum Eko sih.

"Kopi yang enak," kata Eko.

Eko manaruh gelas yang berisi kopi di meja.

"Eko," kata Budi, ya sambil menikmati makan cilor sih.

"Apa Budi?!" kata Eko, ya asik makan cilor sih.

"Gimana tanggapan Eko dengan orang yang sakit, ya hampir mendekati kematian sih?!" kata Budi.

"Nama juga manusia hidup di muka bumi ini. Waktunya ujian sakit, ya di jalanin, ya di usahakan untuk sembuh sih. Kalau parah sakitnya sampai meninggal, ya aku sih tidak bisa ngomong apa-apa? Kan aku lulusan SMA, ya mana tahu tentang ilmu kedokteran yang lebih jauh. Lulusan Universitas lebih paham tentang penyakit ini dan itu yang dapat menyebabkan kematian pada orang yang sakit," kata Eko.

"Aku juga sama lulusan SMA," kata Budi.

"Waktunya sehat, ya di nikmati sebaik mungkin, ya seperti kita ini....menikmati makan cilor. Murah meriah, ya terjangkau dengan kantong ku," kata Eko.

"Sehat di nikmati dengan baik," kata Budi.

"Jangan-jangan dari berita di Tv, ya Budi?!" kata Eko.

"Memang sih berita di Tv!" kata Budi.

"Semoga orang sakit, ya di berikan kesembuhan dan dapat menikmati hidup ini lagi," kata Eko.

"Amin!!!" kata Budi.

"Kok di aminin?!" kata Eko.

"Omongan Eko tadi itu, ya bentuk doa untuk orang yang sakit agar cepat sembuh dari penyakitnya dan dapat menikmati hidup seperti kita ini lah," kata Budi.

"Amin!!!" kata Eko.

"Emmmm. Eko!!!" kata Budi.

"Ya begitulah aku," kata Eko.

"Kadang cewek itu tidak bisa jujur dengan perasaannya, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Memang sih. Kadang cewek itu tidak bisa jujur dengan perasaannya. Antara suka dan tidak. Bimbanglah," kata Eko.

"Ketakutan kalau perasaan sukanya itu, ya bisa saja bertepuk sebelah tangan," kata Budi.

"Bisa di bilang begitu sih," kata Eko.

Eko dan Budi, ya menghambiskan cilornya dengan baik, ya plastiknya di buang ke tempat sampah yang ada tutupnya. Eko dan Budi mengambil gelas berisi kopi di meja dan di minumnya dengan baik kopi.

"Kalau tidak suka, ya lebih baik bilang tidak suka. Jujur gitu," kata Budi.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja. Eko, ya menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Memang sih kalau tidak suka bilang tidak suka. Dengan jujur sih. Tetap saja ada rasa kecewa, ya harapan tidak sesuai dengan kenyataan...sampai sakit hati kalau cinta di tolak sama cewek," kata Eko.

"Ya kedudukannya tetap sama aja, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Memang sih. Sama aja. Antara cowok dan cewek kalau urusan cinta!" kata Eko.

"Ya sudahlah. Lebih baik kita main catur saja!" kata Budi.

"Ok!!!" kata Eko.

Budi telah mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di meja. Budi dan Eko menyusun bidak catur dengan baik. Keduanya, ya main catur dengan baiklah.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK