CAMPUR ADUK

Saturday, January 27, 2018

TERNAK PUYUH KAKEK

Dua bulan kemudian, Lestari dan Berkah berkunjung lagi ke rumah Kakeknya di Kampung Sirnamanah. Tentu saja kedatangannya itu disambut gembira oleh Kakek dan Nenek mereka. Berkah langsung saja menanyakan tentang Burung Puyuh yang pernah diucapkan Kakeknya.

"Bagaimana Burung Puyuhnya, Kek? Apakah sudah bertelur?" tanya Berkah sambil berlari ke kandang Puyuh. Ternyata Puyuh kakeknya sudah bertelur tiga butir.

"Sudah bertelur ya, Kek?" Wah.............., cepat sekali bertelurnya, ya?" tanya Berkah sambil mengamati Puyuh tersebut dengan seksama.

"Awas, jangan dipegang, nanti tidak akan dierami oleh induknya," kata Kakek Ardi mengingatkan Berkah.

"Kalau nanti sudah menetas, anaknya buat saya ya, Kek?" pinta Berkah setengah memaksa.

"Boleh, asal kamu akan benar-benar memeliharanya"

"Oh iya Kek, di Negara kita ada beberapa jenis Puyuh sih?" Tanya Lestari sambil mengamati ke dua ekor Puyuh di kandangnya.

"Kalau tidak salah ada 3 jenis, yaitu : "

1. Puyuh Gonggong.

Bahannya bulat dan panjangnya hanya sekitar 25 cm lebih. Paruhnya berwarna hitam, kepalanya merah gelap. Kakinya merah muda, badannya berwarna kelabu dan agak lurik kecoklat-coklatan. Ekornya melengkung ke bawah, telurnya hanya 2-3 butir. Tanda lain suaranya mirip gong kecil.

2. Puyuh Mahkota

Puyuh jantan untuk jenis tersebut mempunyai bulu yang berwarna hijau, sedangkan punggungnya agak kebiru-biruan. Buru sayapnya berwarna coklat gelap dan di kepalanya terdapat bulu yang berbentuk kipas. Betinanya berwarna coklat muda. Di atas kepalanya tidak punya bulu yang berbentuk kipas.

3. Puyuh Batu.

Panjang badannya hanya sekitar 15 cm. Perut Puyuh jantan berwarna coklat, pada punggungnya terdapat warna campuran antara abu-abu, coklat dan garis hitam. Yang betina mempunyai tanda-tanda warna coklat muda dengan garis-garis blorok kehitam-hitaman. Telurnya 4-6 butir.

"Jika Kakek mau beternak Puyuh, saya pun akan mencobanya. Saya senang sekali melihat kehidupan Puyuh, sebab terkesan lucu, mungil, tapi bermanfaat," ujar Berkah.

"Kalau kamu mau beternak Puyuh, jangan Puyuh seperti ini. Akan tetapi kamu harus membeli langsung dari peternakan Puyuh yang sudah berkembang. Puyuh semacam ini kurang baik jika akan diternakkan. Kalau kita memeliharanya, tidak akan seimbang dengan biaya pemeliharaan," ujar Kakek Ardi menghampiri cucunya.

Mendengar ucapan Kakeknya, Berkah menatap Puyuh tersebut sambil bertanya heran.

"Tadinya Kakek mengira semua Puyuh sama, ternyata tidak demikian! Puyuh yang biasa diternakan, yaitu Puyuh Indonesia yang telah dikawinkan dengan Puyuh luar negeri. Umpamanya saja dikawinkan dengan Puyuh Jepang, Korena, Hongkong atau Formusa. Dari perkawinan  kedua Puyuh tersebut akan menetas jenis Puyuh unggul. Puyuh unggul tersebut beratnya, 117,6 gram untuk yang jangan sedangkan betinanya memiliki berat sekitar 143 gram.

"Dari jenis Puyuh yang unggul tersebut, kita akan memperoleh telur 250 butir setahun. Bukankah suatu keuntungan yang memukau? Bahkan ada juga yang bertelur mencapai 300 butir setahunnya. Dalam hal ini pemeliharaan yang baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan. Apalagi menurut penyelidikan para ahli, dikatakan bahwa telur Puyuh mengadung protein lebih tinggi dibandingkan dengan telur unggas yang lainnya."

"Apakah cara memeliharanya sama dengan ayam, Kek?" tanya Lestari penasaran.

"Benar! Memelihara Puyuh sangat mudah, tak ada bedanya dengan memelihara ayam. Puyuh dalam pemeliharaan tidak perlu diistimewakan. Itulah keuntungan memelihara ternak Puyuh."

"Apakah ada peternak Puyuh yang gagal?" tanya Berkah.

"Sudah pasti ada! Mereka yang gagal adalah peternak yang hanya ikut-ikutan. Melihat orang lain berhasil menjadi peternak Puyuh, kemudian ikut menjadi peternak tanpa mengindahkan cara dan peraturan beternak yang baik. Atau kalau tidak, mereka hanya sambilan saja, tidak dikerjakan  secara serius. Segala sesuatu jika dikerjakan hanya dengan sambilan tanpa keseriusan,  hasilnya tidak akan memuaskan," papar Kakek Ardi.

Lestari dan Berkah mendengarkan penjelasan kakeknya dengan serius.

"Jadi, Kakek akan membatalkan rencana ini?" tanya Berkah.

"Oh tidak! Sekarang kakek hanya mencoba dulu. Nanti setelah mempelajari tentang cara beternak Puyuh yang   baik dan benar, kakek akan melanjutkannya. Kalau kalian berminat menjadi peternak Puyuh, bicarakan dulu dengan ayahmu. Sebab perlu diingat, memelihara Puyuh harus punya biaya khusus," jawab Kakek Ardi.

"Saya tertarik ingin menjadi peternak Puyuh, Kek! Mudah-mudahan ayah dan ibu menyetujui rencana ini," kata Berkah serius.

"Apakah Puyuh tahan terhadap serangan penyakit?" tanya Lestari.

"Menurut penyelidikan para ahli, Puyuh lebih tahan  terhadap serangan penyakit daripada ayam. Maka jika kita beternak Puyuh, seharusnya akan lebih berhasil dibandingkan dengan beternak ayam," sahut Kakek Ardi.

"Apa yang bisa kita ambil manfaatnya dari peternak Puyuh tersebut?" tanya Lestari menjajaki pengetahuan Kakeknya.

"Wah...., rupanya kalian ini hendak menguji kepandaian dan daya ingat Kakek, ya?" ujar Kakek Ardi sambil tertawa.

"Bukan begitu, Kek! Sebelum kami melaksanakan rencana ini, kami ingin tahu dulu untung ruginya kalau beternak Puyuh. Jika betul-betul banyak manfaatnya, maka tanpa ragu-ragu lagi, kami akan langsung melaksanakan rencana ini," papar Lestari.

"Baik dengarkan baik-baik!"

1. Telurnya :

Hal utama yang kita harapkan dari beternak Puyuh adalah telurnya. Apalagi sekarang, telur Puyuh sedang banyak di minati orang. Masyarakat luas pasti sudah mengenal manfaat dari telur Puyuh tersebut.

2. Dagingnya :

Daging burung Puyuh rasanya gurih dan lezat, tak kalah oleh jenis unggas lain. Cara memasaknya juga sangat sederhana. Kulitnya kita kelupas agar bulunya terbawa dan tinggal memberi bumbu kemudian digoreng. Biasanya bagi peternak, yang dijadikan makanan adalah dari Puyuh jenis jantan. Sebab yang jantan jika diternakkan, hanya akan menghabiskan makanan saja. Si pejantan gunanya hanya untuk mengawini si betina saja. Itupun hanya dibutuhkan tidak banyak. Beberapa ekor Puyuh jantan, sudah cukup untuk mengawini puluhan ekor Puyuh betina. Sebab, daya kawin Puyuh jantan luar biasa.

3. Kotorannya :

Kotoron burung Puyuh, baunya tidak terlalu keras. Jadi dalam hal ini, kotoran Puyuh bisa dikumpulkan untuk jangka cukup lama, setelah terkumpul, kotoran tersebut bisa dipergunakan untuk pupuk sayuran atau bunga-bungaan.

4. Sebagai tabungan :

Jika kita telah menetaskan telur Puyuh, maka babon-babon atau anak-anak Puyuh tersebut, bisa manjadi tabungan bagi kita. Sebab babon-babon tersebut sangat dibutuhkan oleh para peternak pemula.

Dengan berkembangnya peternakan Puyuh, maka kita bisa menjual babon tersebut. Harganya juga cukup mahal. Yang penting babon-babon atau bibit Puyuh tersebut harus sehat, jadi orang akan tertarik untuk membelinya. Bahkan kalau peternakan kita nanti maju, maka dengan sendirinya dapat dipakai sebagai anggunan kepada Bank. Dan yang penting lagi para peternak Puyuh untuk mendirikan koperasi khusus untuk ternak jenis unggas. Di mana terjadi kesulitan dalam pemasaran, koperasi tersebut akan bisa menanganinya.

"Apakah modal pertama untuk berternak Puyuh  harus besar?" tanya Lestari ingin menjajaki tentang peternakan Puyuh.

Kakek Ardi mereguk air kopinya, lalu melanjutkan penjelasan."Dengarkan baik-baik!"

1. Modal yang dibutuhkan untuk beternak Puyuh tidak harus besar. Bahkan jika tidak hanya punya modal kecil pun, tapi benar-benar berminat untuk menjadi peternak Puyuh, maka kita bisa melaksanakannya.

2. Lokasi atau tempat untuk beternak, tidak membutuhkan tempat yang luas. Dengan ukuran satu meter persegi saja, kita sudah bisa beternak Puyuh sebanyak 50 ekor. Bahkan kandang tersebut dapat ditingkatkan menjadi dua atau tiga tingkat.

3. Karena bau kotoran Puyuh tidak keras seperti kotoran ayam, maka orang-orang yang ada di sekitarnya tidak akan banyak protes.

4. Beternak Puyuh dapat dilakukan di mana saja, sebab Puyuh tahan terhadap serangan penyakit, dan bisa bertelur di mana saja. Hanya kita akui bahwa dengan beternak Puyuh, maka suasana jadi agak ramai. Makan yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan untuk ayam.

"Benar-benar menarik untuk mencobanya," gumam Berkah.

"Bagaimana, Kak? Hal ini mesti kita bicarakan dengan Ayah. Saya yakin Ayah dan Ibu akan tertarik untuk beternak Puyuh. Selain kita sayang binatang, halaman kita yang luas lebih memungkinkan untuk perkembangkan ternak nanti," kata Berkah kepada kakaknya.

"Jika kalian bersungguh-sungguh hendak menjadi peternak, harus mempelajari dulu buku cara beternak yang benar agar hasilnya bisa memuaskan. Kakek ikut mendukung serta mendoakan, semoga harapan kalian untuk menjadi peternak Puyuh akan berhasil," ujar Kakek Ardi.

"Insya Allah Kek! Kakek harus harus mendoakan agar saya kelak bisa menjadi dokter Hewan. Kalau tidak bisa menjadi dokter Hewan, saya ingin menjadi insinyur Pertanian," kata Lestari.

Kakek Ardi menengadakan kedua belah tangannya sambil mendoakan kedua cucunya. Nenek Ardi pun turut mendo'akan kedua cucu kesayangannya itu.

"Amin ya Robbal Alamin!" sahut Lestari dan Berkah.

Rencana Beternak

Malam harinya Lestari dan Berkah mengutarakan keinginan mereka untuk  beternak Puyuh, Pak Sudin dan Bu Nisa termenung mendengar rencana kedua anaknya tersebut.

Sebenarnya Pak Sudin pun telah lama punya rencana beternak, akan tetapi hendak beternak ayam kampung, bukan Puyuh. Setelah mendengar keinginan Lestari dan Berkah, akhirnya Pak Sudin menyetujuinya.

"Jika dipikirkan baik-baik, rencana anakku ada benarnya juga!. Beternak Puyuh lebih menguntungkan dan tidak mengganggu, sebab kotorannya tidak terlalu bau," pikir Pak Sudin sambil termenung.

"Bagaimana, Bu?Nampaknya keinginan anak kita begitu kuat. Mereka hendak mempraktekkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya selama ini dari sekolah. Jika mereka belajar beternak sejak dini, mudah-mudahan kelak usahanya akan berhasil. Paling tidak belajar dari sekarang, merupakan pelajaran pertama untuk hidup bermasyarakat," ujar Pak Sudin kepada Bu Nisa.

"Terserah Ayah saja! Pokoknya keinginan yang positif mesti kita dukung sepenuh hati, agar mereka tidak frustasi. Keinginan anak harus kita arahkan supaya mereka bisa berkarya sesuai dengan bakatnya. Mungkin saja anak kita memang berbakat untuk menjadi peternak," kata Bu Nisa.

"Baiklah, Ayah akan menyetujui sepenuhnya rencana kalian ini. Tetapi kalian harus tahu, untuk menjadi peternak itu tidak mudah. Kita harus pandai membagi waktu antara waktu sekolah, belajar dan memelihara ternak. Apakah rencana ini tidak akan sampai mengganggu pelajaran? Sebab tugas kalian yang utama adalah belajar untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Hanya manusia bodohlah yang tidak mau memanfaatkan  waktu serta kesempatan dengan sebaik-baiknya," papar Pak Sudin.

"Semua nasihat Ayah dan Ibu senantiasa kami perhatikan. Mudah-mudahan saja semua rencana kita akan berhasil. Sekolah dan berkarya berjalan seimbang," sahut Berkah.

Jawaban Berkah yang polos dan mantap itu menambah kepercayaan kedua orangtuanya, bahwa mereka memang anak yang baik. Lestari dan Berkah tidak akan mengecewakan harapan orangtuanya.

"Sebelum melaksanakan rencana ini, baiklah kita pelajari dulu cara beternak Puyuh yang baik dan benar. Belilah buku tentang cara beternak Puyuh. Setelah kita pelajari caranya, baru kita laksanakan. Kuskira halaman samping cukup luas jika dipakai untuk kandang Puyuh. Untuk tahap pertama, kita beli babon sebanyak lima puluh ekor. Kalau usaha kita itu berjalan lancar, maka kita tingkatkan lagi," ujar Pak Sudin.

"Biarlah nanti yang membeli buku cara beternak itu Ibu. Kebetulan Ibu akan ke toko buku untuk membeli buku IPS," sela Bu Nisa.

Keesokan harinya sepulang dari mengajar, Bu Nisa langsung pergi ke toko buku. Dibelinya buku tentang cara beternak Puyuh dan ayam kampung. Malam hari setelah belajar, Lestari dan Berkah duduk di hadapan kedua orangtuanya. Bu Nisa membuka buku yang baru dibelinya tadi siang.

"Inilah buku yang kita maksud itu!" kata Bu Nisa sambil menyerahkan buku tentang cara beternak kepada suaminya.

"Ya...ya....coba Lestari baca agak keras! Tapi, apa kamu sudah menghapal pelajaran sekolah?" tanya Pak Sudin kepada Lestari.

"Sudah Ayah! Mari saya bacakan," sahut Lestari sambil mengambil buku tersebut dari ayahnya.

Persiapan untuk beternak Puyuh :

1. Sebelum kita mulai beternak, sediakan dulu bibit yang baik atau bibit unggul. Selain bibit unggul, pilihlah anak Puyuh yang sehat. Belilah dari peternakan yang telah berjalan sukses. Bibit atau babon, umurnya jangan kurang dari tiga minggu. Belilah babon-babon yang telah disuntik vaksin.

2. Sediakanlah kandang yang memadai sebelum kita membeli babon-babon yang baik dan sehat. Kadang untuk Puyuh tersebut harus memenuhi persyaratan. Ventilasinya harus baik, penerangannya cukup, tempat makan dan minumnya telah disediakan, serta harus bersih.

3. Sediakanlah uang khusus untuk membeli obat-obatan dan makanan yang berkualitas tinggi. Sediakanlah paling tidak uang untuk persediaan selama 6 bulan. Jika punya dana lebih banyak, itu lebih baik.

4. Buatlah kandang sebesar 1 meter persegi. Kadang sebesar itu dapat menampung anak Puyuh yang baru berumur 7 hari sebanyak 150 ekor. Untuk anak Puyuh yang berumur 1 sampai 2 minggu bisa mencapai 115 ekor per kandang. Untuk Puyuh yang telah berumur 5 hingga 7 minggu kandang tersebut diisi dengan 60 ekor. Jadi tidak terlalu sesak. Puyuh-Puyuh tersebut bisa bergerak bebas. Jika kandang itu akan dipergunakan untuk Puyuh berumur 7 minggu ke atas sebaiknya isi sebanyak 50 ekor. Hal tersebut menjaga agar Puyuh tidak terlalu berdesak-desakan. Sebab Puyuh tersebut sudah menginjak dewasa. Kalau Puyuh tersebut terlalu banyak, maka akan sering berkelahi. Selain itu suaranya juga lebih gaduh. Jika hal itu terjadi, tak jarang Puyuh tersebut banyak yang stress, bahkan bisa mati. Kadang bisa dibuat bertingkat 2 atau 3, bahkan lebih. Akan tetapi untuk lebih memudahkan waktu membersihkan, sebaiknya dibuat 2 atau 3 tingkat saja. Sebab kebersihan kandang merupakan syarat utama, agar Puyuh itu bisa hidup sehat. Dengan hidup sehat, maka angka kematian yang banyak bisa dihindari. Buatlah kandang paling tidak tingginya 1,20 meter persegi.

5. Peralatan kandang, terdiri dari :

a. Tempat makanan

Tempat untuk makanan Puyuh tersebut memang harus dibuat sendiri. Buatlah dari kaleng atau seng sepanjang 40 atau 60 cm. Kemudian bagian atasnya dilubangi lebih besar dari kepala Puyuh. Hal itu untuk memudahkan Puyuh-Puyuh jika sedang makan.

b. Tempat minum

Tempat minum bisa didapatkan di pasar-pasar yang khusus menjual perlengkapan unggas. Biasanya tempat minuman tersebut dibuat dari plastik yang dapat mengeluarkan air sedikit-sedikit. Hal tersebut untuk menjaga agar jika air tumpah tidak sampai menyiram anak-anak Puyuh. Sebab jika anak Puyuh tersiram air sampai basah kuyup, bisa mengakibatkan kematian.

"Mengapa Puyuh peka sekali terhadap air, ya?" guman Berkah.

"Betul! Dalam buku ini dijelaskan bahwa burung Puyuh terkenal tidak pernah mandi. Jika sekali saja ia tersiram air, maka kemungkinan besar akan mati. Jadi hal ini mesti diperhatikan sungguh-sungguh.

c. Lampu atau penerangan

Setiap bagian kandang harus terang, bukan hanya bergantung pada cahaya matahari saja. Penyinaran cahaya lampu sangat dibutuhkan oleh Puyuh, terutama Puyuh yang masih kecil. Selain berfungsi sebagai penerangan pada malam hari, juga berguna sebagai penghangat tubuh. Selain itu, penerangan memang perlu karena Puyuh makan dan minum setiap saat. Bahkan kawin pun hampir setiap saat.

Lampu yang dibutuhkan di hawa panas yaitu 40 watt. Pada malam hari dibutuhkan penerangan 60 watt. Tetapi jika musim penghujan, siang hari membutuhkan lampu 60 watt. Burung Puyuh tidak pernah bertengger, oleh sebab itu kayu untuk bertengger tidak dibutuhkan, sebab Puyuh biasa hidup di tanah.

6. Prngelompokan Puyuh :

Puyuh jangan dicampuradukan. Puyuh yang berumur 3-7 minggu jangan dicampurkan dengan Puyuh yang berumur 5-8 minggu. Begitu juga seterusnya. Puyuh yang sudah bertelur jangan disatukan dengan Puyuh yang muda atau yang belum bertelur. Hal tersebut akan memudahkan waktu memisahkan Puyuh. Dan sebaiknya, Puyuh yang sudah berumur 16 bulan dikeluarkan dari kandang pemeliharaan. Burung Puyuh di usia itu sudah tidak produktif lagi dalam bertelur. Satu-satunya jalan yaitu dipotong untuk dimakan atau dijual dagingnya.

Akan tetapi tidak jarang Puyuh yang baru berumur 6 bulan sudah tidak bertelur lagi. Ini merupakan  kejanggalan yang kemungkinan berhubungan dengan penyakit. Kita harus memperbaikinya supaya Puyuh tersebut dapat berproduksi kembali. Carilah sebab-sebab kemorosotan produksi telur tersebut. Setelah kita temukan penyebabnya, segera perbaiki. Kalau kita melihat Puyuh yang sakit, segera pisahkan dari Puyuh yang lain. Puyuh tersebut kita karatina agar penyakitnya tidak menular kepada Puyuh lain. Karantina Puyuh, sebaiknya kita jauhkan dari kandang yang sehat. Dalam waktu  itu kita usahakan pengobatan terhadap Puyuh yang sedang sakit. Jika belum sembuh benar, jangan sekali-kali disatukan kembali dengan Puyuh sehat.

Untuk Puyuh yang pengkor harus disediakan tempat makan dan minumnya serendah mungkin, agar mudah dijangkau. Puyuh yang pengkor biasanya terjadi akibat penetasan yang kurang baik. Telur-telur tersebut tidak merata sewaktu dibalik-balikkan. Kaki yang pengkor bisa satu dan bisa juga dua-duanya. Puyuh-Puyuh yang pengkor kakinya, akan kehilangan nafsu makan. Kalau dibiarkan terus, tentu saja akan menyebabkan kematian.

Dasar kandang :

Dasar kandang harus terbuat dari bahan tripleks. Karena Puyuh banyak mengeluarkan kotoran, maka sebaiknya dua hari sekali kandang kita tidak sedap. Tentu saja hal itu akan mengganggu pernapasan Puyuh itu sendiri dan juga kesehatan lingkungan.

Dari kotoran, kita bisa mengetahui Puyuh yang sehat atau sakit. Jika kotoran Puyuh tersebut cepat mengering, berarti Puyuh tersebut sehat. Akan tetapi kalau kotoran itu lama mengering, berarti Puyuh dalam keadaan sakit. Biasanya kotoran cair berwarna keputih-putihan atau hijau juga coklat. Baunya lebih tidak sedap, dibandingkan dengan kotoran kering.

Jika membersihkan kandang harus sebersih mungkin. Usahakan agar kotoran tidak melekat pada dasar kandang. Hal itu agar Puyuh-Puyuh bisa bernapas dengan lega. Karena kesegaran udara itu akan menyehatkan Puyuh-Puyuh. Dengan sehatnya Puyuh-Puyuh tersebut, maka produksi telur akan berjalan lancar. Oleh sebab itu, perhatikan dan peliharalah kandang dengan sebaik-baiknya. Kesehatan merupakan modal utama bagi makluk hidup termasuk Puyuh.

"Bagaimana tanda-tanda umum pada Puyuh?" tanya Berkah.

Ciri umum Puyuh betina :

1. Di dadanya terdapat warna bulu yang beraneka ragam. Warna dasar coklat tua atau coklat muda. Terdapat pula warna bintik-bintik hitam di antara bulu dadanya.

2. Tidak berkokok.

3. Bagi Puyuh betina yang sudah dewasa, bagian belakang kloakannya rata dan agak berminyak. Bagi Puyuh yang sudah tua disekeliling kloakannya selain keriput, juga tidak berminyak lagi. Akan tetapi Puyuh betina yang terpelihara baik, pada umur 14 bulan di sekitar kloakanya tidak keriput, dan tetap berminyak. Ini menandakan bahwa Puyuh tersebut masih produktif.

4. Puyuh betina kebanyakan besar dan bobot badanya melebihi  bobot Puyuh jantan.

5. Tingkah lakunya atau gerakannya agak alim (tidak begitu agresif) lebih banyak diam daripada berhari-hari.

"Bagaimana tanda pada Puyuh jantan?" tanya Berkah.

Ciri umum Puyuh jantan :

1. Bagi Puyuh jangan akan berkokok
2. Bagian bulu dadanya rata. Umumnya berwarna coklat muda.
3. Tubuhnya lebih kecil daripada Puyuh betina.
4. Lincah dan senang berhari-hari.
5. Di atas kloakanya terdapat  benjolan daging yang tumbuh sebesar kelereng, mengkilap, dan licin.

Pak Sudin, Bu Nisa dan Berkah menganggukkan kepala.

"Pada umur berapa burung Puyuh mulai kawin?" tanya Berkah.

Burung Puyuh mulai kawin pada umur kurang lebih 7 minggu. Dengan demikian, makanan yang diberikan kepada Puyuh tersebut yaitu makanan khusus petelur, legvoer atau layer mash. Sedangkan makanan untuk Puyuh remaja, biasanya diberi makan opfokvoer atau intensive grover mash. Makanan jenis ini sebenarnya hanya baik untuk Puyuh yang masih berumur sekitar 4 sampai 7 minggu.

Kalau kita pelajari secara seksama maka pada umumnya pabrik makanan unggas hanya membuat 3 jenis makanan untuk ayam dan inipun dapat diberikan kepada Puyuh. Dengan kata lain makanan ayam juga disukai oleh Puyuh.

"Coba jelaskan satu persatu tentang ketiga makanan tersebut supaya kita bisa memberikannya secara teliti," kata Pak Sudin.

1. Makanan untuk kutuk ayam yang berumur 1 sampai 8 minggu. Makanan untuk ayam ini jika diberikan kepada Puyuh harus berumur 1 sampai 3 minggu. Adapun jenis makanan tersebut yaitu apfokvoer A atau starter mash. Itulah perbedaan cara memberikan makanan kepada ayam dan Puyuh. Walaupun keduanya sama-sama unggas, tapi jenis makanannya  harus disesuaikan dengan umurnya. Hal ini sama halnya dengan manusia.

2. Makanan yang berikan untuk ayam remaja adalah opfokvoer B atau intensive grover mash. Ini diberikan kepada Puyuh yang telah berumur 3 sampai 7 minggu.

3. Jenis makanan legvoer C atau layer mash yang dikhususkan untuk makanan ayam petelur yang berumur 22 minggu ke atas. Maka kita berikan kepala Puyuh yang telah berumur 7 minggu ke atas, di mana Puyuh-Puyuh tersebut telah dapat disebut sebagai Puyuh petelur.

Demikianlah cara memberikan makan atau peraturan memberikan makanan untuk Puyuh. Hal tersebut dilakukan agar perkembangan tubuhnya berkembang baik dan sehat.

"Apakah cara memberikan makanan terhadap Puyuh bisa dilakukan dengan tanpa aturan?" tanya Berkah.

"Baiklah, dengarkan dengan baik!" kata Lestari sambil minum sejenak. 

Cara pemberian makanan :

1. Sistem jatah

Pemberian makanan kepada Puyuh yang dijatah sampai pada berat tertentu. Ada yang memberikan sekaligus untuk sehari penuh tetapi ada juga yang memberikannya menjadi 2 kali atau 3 kali dalam sehari.

Akan tetapi sebaiknya untuk kutuk Puyuh dan Puyuh remaja, pemberian makanan tidak dijatah. Berilah makanan secukupnya, jangan dijatah. Biarlah Puyuh itu sendiri yang menentukan kebutuhan makannya. Sebab mungkin saja sistem penjatahan akan kurang, maka Puyuh tersebut akan merasa lapar. Kasihan jika Puyuh-Puyuh tersebut sampai kekurangan makan. Dan inipun tentunya akan berpengaruh bagi pertumbuhan badannya.

2. Sistem tak terbatas

Sistem pemberian makanan dan minum yang tak terbatas memang telah populer dan dianjurkan. Untuk sistem ini, kita bisa menghemat tenaga. Selain itu, bagi Puyuh itu makanan yang dibutuhkan tetap tersedia. Menurut penelitian para ahli, cara memberikan makan dan minum melalui cara ini akan lebih sukses dan berhasil baik. Jadi dengan kata lain, bagi Puyuh banyak makanan itu lebih baik daripada dibatasi.

Daya Seksual Tinggi :

Dalam masalah ini kita sebagai peternak harus memperhatikan dengan seksama. Satu hal yang mesti diperhatikan yaitu Puyuh adalah sejenis unggas yang daya seksualnya lebih tinggi daripada unggas lain. Jika pemeliharaan kita terhadap Puyuh dilakukan dengan baik serta cermat, maka Puyuh-Puyuh tersebut bisa produktif sampai umur 16 bulan. Akan tetapi jika pemeliharaan kita itu gagal, maka Puyuh-Puyuh tersebut akan berproduksi atau bertelur hingga sampai umur 6 atau 8 bulan saja

Babon-babon Puyuh yang sekitar 6 dan 8 bulan inilah yang dijual di pasaran, maksudnya di pasar-pasar burung. Jika pembeli tidak hapal, maka ia akan terkecoh oleh para penjual tersebut. Babon-babon tersebut oleh pemiliknya telah diapkir, sebab sudah tidak produktif lagi. Ini salah satu akibat dari kegagalan dalam pemeliharaan. Dan kebanyakan bulu-bulu di kepalanya telah rontok.

"Apakah ada cara untuk mengatasi hal tersebut? Sebab jika kita langsung mengapkirnya, berarti kerugian bagi kita sebagai peternak," tanya Pak Sudin kepada Lestari.

Lestari membuka-buka lembaran berikutnya.

"Dalam buku ini dijelaskan, jika hal itu terjadi memang ada jalan keluarnya, Kita bisa mengatasinya dengan cara mengkaratina Puyuh yang tidak produktif itu. Berilah makanan yang lebih baik seita bergizi tinggi. Peliharalah lebih baik agar tubuhnya segar kembali. Berilah vitamin-vitamin yang berguna bagi tubuh. Jika hal tersebut dilakukan dengan intensif, maka Puyuh-Puyuh tersebut akan produktif kembali seperti semula.

"Jika ada kutuk-kutuk Puyuh, maka pasti ada juga nenek dan kakek Puyuh, ya?" tanya Berkah sambil tertawa. Kedua orang tuanya pun ikut tertawa geli.

"Benar, coba bacakan mungkin ada penjelasan dalam hal ini," kata Bu Nisa.
Lestari tersenyum kemudian melanjutkan membaca.

"Kakek Puyuh sudah tentu ada akan tetapi tidak perlu kita bicarakan sebab tak ada gunanya. Yang penting kita akan mengupas tentang Puyuh betina penghasil telur Puyuh atau burung Puyuh yang umurnya telah mencapai 16 bukan kalau diberi makanan yang lebih bergizi dan minuman yang baik, maka ia akan masih bisa produktif sampai umur 2 tahun. Walaupun, tentunya hasil telur nenek Puyuh tersebut makin lama akan semakin menurun. Akan tetapi jelas di sini bahwa makanan sungai berfungsi atas kelanjutan perteluran.

"Oh ada yang lupa!" gumam Lestari.

"Lupa? Lupa apa?" tanya Berkah heran.

"Kakak tadi lupa membaca tentang guna dan manfaat Puyuh jantan yang telah disebut sebagai kakek. Puyuh jantan yang umurnya telah mencapai 16 bulan sampai umur 2 tahun masih berguna untuk kita. Kakek Puyuh tersebut masih produktif sebagai pejantan. Akan tetapi sebaiknya mengganti dengan Puyuh jantan yang masih muda agar lebih baik dan agresif. Puyuh yang telah menjadi kakek tersebut, sebaiknya disembelih saja. Dagingnya cukup lezat."

"Bagaimana kalau kita membutuhkan telur untuk ditetaskan?" tanya Pak Sudin.

"Jika kita membutuhkan telur untuk ditetaskan, ambillah dari telur Puyuh yang babonnya berumur 4 sampai 6 bulan. Pilihan telur yang sedang besarnya. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Pilih kulitnya yang kuat, tidak kotor dan tidak cacat. Dengan telur semacam itu, diharapkan setelah  menetas nanti anaknya akan normal dan sehat.

"Sekarang bagaimana cara menetaskan telur Puyuh?"

"Karena sekarang zaman sudah modern, maka penetasan dilakukan oleh mesin penetas. Mesin penetas dari luar negeri yang besar sangat baik untuk menetaskan, sebab bisa berlangsung otomatis. Telur-telur tersebut sewaktu dibolak-balikkan dapat dilakukan secara otomatis, tidak perlu dengan tangan. Selain dibolak-balik, mesti diputar-putar, agar jika menetas, anak-anak Puyuh tersebut normal.

Untuk pengukuran panas juga ditentukan. Pada hari pertama sampai hari keempat dibutuhkan panas 101 derajat farenhet. Pada hari yang ke 13 membutuhkan pasar 103-104 derajat farenhet. Pada hari yang ke 17, makatelur-telur Puyuh tersebut akan menetas. Ini semua menurut aturan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita hanya mengusahakan akan tetapi Tuhanlah yang mengatur segalanya. Semua yang akan terjadi hanya Tuhanlah yang mengetahui.

"Apakah mungkin pada hari yang ke 17 ada telur yang tidak menetas?" tanya Bu Nisa penasaran.

"Hal itu mungkin saja ada, Bu! Kita kembalikan masalah kehidupan ini kepala kekuasaan Allah subhanahu wa taalla. Jika Tuhan menghendaki sesuatu, maka jadilah. Begitu juga dengan waktu menetas Puyuh atau melahirkan manusia," jawab Lestari.

"Jadi kalau pada hari yang ke 17 telur Puyuh belum menetas bagaimana tindakan kita?" tanya Berkah.

"Tunggu sampai hari ke 18. Biasanya telur akan menetas pada hari yang ke 18. Biasanya sewaktu menetas, kutuk-kutuk tersebut bulunya sudah kering dan bisa langsung dipindahkan ke kandang yang khusus untuk kutuk Puyuh.

"Namun kemungkinan ada telur yang tidak menetas atau menurut bahasa daerahnya kacingcalang. Walau kita telah berusaha semaksimal mungkin, jika Tuhan menghendaki lain, maka sebagai manusia kita hanya bisa menerimanya dengan penuh kesadaran," ujar Lestari menyimpang dari pembicaraan pokoknya.

"Untuk kutuk-kutuk Puyuh, makanan dan minuman harus selalu tersedia. Sebab bagi Puyuh yang baru berusia 18 hari, sudah bisa berlari-lari dari makan sepuas-puasnya.

"Apakah Puyuh Indonesia sama dengan Puyuh hasil perkawinan?" tanya Berkah.

"Pertanyaan yang bagus sekali! Puyuh Indonesia sangat berbeda sekali. Puyuh Indonesia, sebelum bulunya tumbuh makannya harus masih disediakan oleh induknya. Dalam hal ini merupakan bahan renungan bagi kita. Apa bedanya burung Puyuh luar negeri dengan Puyuh lokal. Yang menciptakannya juga satu, Allah. Maha Besar Tuhan yang telah menciptakan makluk-Nya." gumam Lestari sambil menutupkan buku.

"Selesai?" tanya kedua orangtuanya.

"Kiranya cukuplah sekian pengetahuan tentang berternak puyuh. Jelas di sini ditulis bahwa jika hendak beternak Puyuh, yang pertama disediakan adalah kandangnya. Buatlah kandang yang sesuai dengan ketentuan, agar ternak yang kita pelihara dapat hidup sehat," ujar Lestasi lagi.

"Alhamdulillah, sekarang kita sudah mengetahui bagaimana cara beternak yang baik dan benar. Karena waktu shalat sudah tiba, berjamaah," kata Pak Sudin seraya beranjak diikuti oleh istri dan kedua anaknya.

Beternak Puyuh

Hari minggu, keluarga Pak Sudin sedang sibuk membuat kandang untuk Puyuh. Yang mengerjakannya, Pak Sudin dibantu oleh Berkah. Sedangkan Lestari membantu ibunya masak di dapur. Mereka membuat kandang seperti ukuran yang telah ditentukan dalam buku petunjuk.

Pekerjaan Pak Sudin rapi dan kokoh, sebab ia tidak biasa bekerja sembarangan. Walaupun Pak Sudin bukan seorang tukang kayu, akan tetapi ia senang mempelajari sesuatu yang diminatinya. Menurut Pak Sudin, ilmu pengetahuan apapun, jika mengetahuinya tak ada buruknya. Sebab ilmu pengetahuan itu tidak berat untuk dibawa ke mana saja. Beginilah nasihatnya kepada Berkah yang saat itu sedang membantu ayahnya.

"Berkah anakku! Ilmu pengetahuan itu bagaikan air dalam samudera luas. Walaupun air laut itu rasanya asin akan tetapi banyak dibutuhkan orang. Baik itu untuk berlayar kapal, untuk mencari ikan bagi para nelayan, dan bagi mereka para petani garam. Selain itu, air laut mungkin mengandung obat tertentu yang sampai saat ini belum diketahui. Sebab Tuhan tidak semata-mata menciptakan sesuatu di dunia ini, kecuali ada gunanya.

"Ayah adalah seorang guru yang sehari-hari bergelut dengan murid serta buku pelajaran. Akan tetapi tidak ada buruknya pada suatu hari seperti sekarang ini, menjadi tukang kayu. Yaa........, walaupun hasil pekerjaan ayah tidak akan sebaik para tukang yang biasa mengerjakan pekerjaan semacam ini. Namun mencoba itu lebih baik daripada tidak sama sekali, benar bukan?," sambung Pak Sudin sambil menggergaji kayu untuk tiang kandang.
Berkah hanya menganggukkan kepala membenarkan pendapat ayahnya.

"Sebagai pengisi waktu, baiklah sekarang ayah akan menerangkan beberapa macam binatang. Anggaplah ini sebagai pelajaran tambahan bagimu sebab ini termasuk pelajaran IPA," ujar Pak Sudin sambil duduk melepaskan lelah.

"Ayah mulai dengan binatang kadal atau bengkarung."

Bengkarung termasuk ke dalam golongan binatang reptil. Yang termasuk binatang reptil bukan bengkarung saja, tetapi masih banyak. Antara lain, penyu, biawak, kura-kura, cicak, dan ular. Binatang tersebut, disebut reptil karena melata. Binatang reptil berkembang biak dengan cara bertelur. Telurnya terbungkus oleh kulit yang keras agar tak mudah pecah.

Hewan reptil bernapasnya dengan paru-paru yang digerakkan oleh tulang rusak. Kepala bengkarung atau kadal, bentuknya bulat panjang. Mulutnya besar apalagi jika sedang dibuka. Tak mengherankan jika bintang tersebut dengan mudah menelan mangsanya. Pada rahangnya tumbuh gigi runcing. Di atas mulut bagian depan, terdapat hidung. Di belakang kedua matanya terdapat gendang telinga. Bentuk badannya panjang, dan berkaki empat. Pada masing-masing kaki terdapat lima buah jari-jari berkuku. Tubuhnya dilengkapi dengan ekor yang cukup panjang. Seluruh tubuhnya dilengkapinya oleh sisik yang mengkilap. Pada waktu-waktu tertentu kulitnya bisa mengelupas, tak ada bedanya dengan ular. Masa pergantian kulit tersebut disebut juga ekskluvikasi. Dengan cara melepaskan kulit lamanya, maka bengkarung akan nampak menjadi muda kembali. Tidak ada bedanya dengan wanita yang habis bersolek. Hanya bedanya manusia tidak bisa berganti kulit.

"Tubuhnya hampir tak ada bedanya dengan biawak atau buaya, hanya punggungnya tidak bersirip." gumam Berkah bicara sendiri.

"Betul katamu! Cicak dan kadal hampir sama. Kedua binatang tersebut tidak bersisik punggungnya," kata Pak Sudin.

Makanan bengkarung umumnya sebangsa serangga atau cacing. Cara menangkapnya tak ada bedanya dengan kodok. Mangsanya ditangkap dengan bantuan lidah yang berlendir. Setelah ditangkap, langsung ditelan bulat-bulat.

Kalau kebetulan mangsanya besar dan tak mungkin ditangkap dengan lidah, maka bengkarung sanggup menangkap mangsa yang besar. Tentu saja ukuran besar itu sebanding dengan besar tubuhnya. Pokok cara menangkap bengkarung tak berbeda dengan kodok. Kadang-kadang dengan lidah tetapi sewaktu-waktu dengan menggunakan moncongnya.

"Apakah bengkarung suka menangkap mangsa yang diam atau bergerak?" tanya Berkah kepada ayahnya.

"Umumnya bengkarung lebih suka menangkap mangsa yang bergerak atau hidup. Mangsa yang diam atau mati tidak begitu disukai oleh bengkarung, kecuali kalau memang dia lapar sekali."

Jika perkawinan berlangsung, pembuahan terjadi pada si betina. Jika si betina telah merasakan pembuahan, maka ia akan segera menggali tanahnya yang lembab dan tersembunyi. Kemudian bengkarung betina bertelur sebanyak 6 atau 7 butir. Sesudah bertelur, kemudian telurnya ditimbun dengan tanah lembab tersebut.

Setelah menimbuni dengan tanah, kemudian bengkarung tersebut pergi begitu saja meninggalkan telurnya. Telur-telur tersebut akan mengabsorpsi air. Perubahan pun akan segera terjadi. Telur-telur tersebut akan berkembang lebih besar. Hal itu akibat pengaruh air yang terdapat dalam tanah lembab tersebut. Setelah sekian lama, maka telur-telur itupun menetas. Anak-anak bengkarung yang masih kecil merayap ke luar untuk mencari makan. Begitulah kehendak Tuhan Yang Maha Pengatur. Tetapi tidak semua anak bengkarung yang baru lahir bisa hidup terus sampai dewasa. Banyak di antaranya yang menjadi mangsa binatang pemakan daging.

"Ada lagi cerita tentang binatang, yah?" tanya Berkah.

"Ada! Yang hendak Ayah ceritakan di sini yaitu tentang rusa Bawean. Bahasa latinnya yaitu Axis kuhli, salah satu dari jenis rusa yang hidup di Indonesia. Disebut rusa Bawean sebab hanya hidup di Bawean. Luas Pulau Bawean hanya 200 Km2. Letak Pulau Bawean yaitu di sebelah utara daratan Jawa Timur.

Rusa Bawean tubuhnya kecil mungil, tetapi keadaan tubuh itulah yang menarik dari rusa tersebut. Berat badannya sekitar 50 Kg. Bulunya lebat serta lunak. Salah satu kelebihan yang ada pada rusa Bawean yaitu pandai berenang.

Para nelayan di Jawa Timur, sering menemukan rusa Bawean sedang berenang sejauh 4 sampai 5 Km. Suatu prestasi renang yang patut dikagumi. Keberadaan rusa Bawean mendapat perhatian khusus dari para ahli. Hanya sayang jumlahnya kurang lebih hanya hanya sekitar 500 ekor saja.

Pulau Bawean yang hanya seluas 200 Km2 ternyata menyimpan kekayaan alam seperti rusa tersebut. Harta kekayaan seperti itulah yang mesti dijaga tindakan para pemburu yang tidak bergantung jawab. Mereka hanya mengandalkan serta mementingkan dirinya sendiri. Para pemburu semacam itu tidak menyadari bahwa perbuatannya tersebut sangat merugikan ilmu pengetahuan dan merusak lingkungan.

Dengan demikian, dengan menyempitnya habitat hidup mereka, maka penurunan angka rusa Bawean makin terasa. Salah satu akibatnya adalah dengan semakin melebarnya  tanah pertanian tanpa mengindahkan lahan untuk hidup rusa tersebut. Namun kita jangan menutup mata. Dengan semakin maju serta  berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tempat semakin dibutuhkan. Namun walau bagaimanapun majunya ilmu pengetahuan, alam serta kelestarian hewan harus tetap dijaga dan dipelihara.

Jika pemerintah tidak memperdulikan lagi tentang keberadaan serta perkembangan binatang langka, maka pada suatu ketika, kita akan kehilangan kekayaan alam itu. Jika hal itu berlangsung terus, bagaimana nasib anak cucu kita kelak. Mereka hanya bisa mengenal binatang yang pernah hidup di Indonesia lewat gambar atau foto saja. Dengan banyaknya kejadian yang merugikan tersebut, pemerintah mengambil jalan sebaik-baiknya. Kini pemerintah melakukan pengembangbiakan  jenis rusa tersebut di setiap kebun binatang. Umpamanya saja di kebun binatang Wonokromo Surabaya. Di Kebun Binatang Wonokromo telah berlangsung pengembangbiakan rusa tersebut dari tahun 1970.

"Semoga saja dengan adanya perhatian pemerintah, Rusa Bawean tidak akan sampai musnah. Sebab hanya dengan usaha pemerintahlah keadaan bisa dikendalikan. Para pemburu yang melanggar harus dikenakan sangsi berat," ujar Berkah.

Mendengar ucapan anaknya, Pak Sudin tersenyum. Hatinya merasa bangga dan kagum akan itikad dan niat baik putranya.

"Bagus! Bagus ! Ternyata kamu tunas muda yang punya rasa tanggungjawab terhadap nusa, bangsa dan negara," kata Pak Sudin sambil mengelus kepala putranya dengan penuh kasih sayang.

Tak lama kemudian kandang Puyuh yang mereka buat telah selesai. Bentuknya menarik serta kokoh. Kini hanya tinggal mencat saja agar lebih kuat dan tahan rayap serta kelihatan indah "Alhamdulillah, selesai sudah kandang burung Puyuh ini!" kata Pak Sudin sambil mengamati kandang tersebut dengan seksama.

"Bagaimana, Kah? Bagus tidak?" tanya Pak Sudin kepada Berkah.

Berkah mengacungkan ibu jari.

"Besok kita cat! Coba menurutmu cat apa sebaiknya? Apakah hijau? Biru? Atau apa?" tanya Pak Sudin hendak menguji selera putranya.

Berkah termenung beberapa saat. Dia berjalan mengelilingi kandang yang baru saja selesai dibuat.

"Kandang ini tidak begitu besar! Jadi sebaiknya dicat dengan warna mencolok,  asalkan jangan merah. Biru saja, Yah! Maksud saya biru langit," ujar Berkah.

Pak Sudin menganggukkan kepala.

"Baiklah kalau begitu! Besok kita cat dengan warna biru langit," timpal Pak Sudin sambil duduk melepaskan lelah.

Bu Nisa memperhatikan dengan seksama hasil pekerjaan suaminya kemudian berkata.

"Tak disangka, Ayah bisa membuat kandang dan hasilnya memuaskan. Mudah-mudahan saja Puyuhnya akan betah tinggal di kandang ini," ujar Bu Nisa sambil tersenyum.

Hari sudah senja. Pak Sudin dan Berkah membereskan perabotan bekas membuat kandang. Hatinya puas dan lega melihat hasil pekerjaannya.

TELUR PUYUH YANG DIASINKAN

Esok harinya Bu Nisa dan Lestari sibuk menyediakan bahan untuk mengawetkan telur Puyuh. Telur-telur Puyuh dan stoples-stoples, mereka cuci sampai bersih. Garam mereka campur dengan air secukupnya.

"Sudah bersih telurnya, Ri? tanya Bu Nisa kepada Lestari.

"Sudah Bu! Telurnya sudah bersih," sahut Lestari sambil memindahkan telur-telur tersebut ke dalam stoples yang tersedia.

Pekerjaan tersebut harus hati-hati, karena kulit telur Puyuh sangat tipis. Kalau tidak hati-hati bisa pecah.

Garam yang telah dicampur air itu dimasukkan ke dalam stoples-stoples yang berjajar di atas meja. Setelah itu ditutup rapat-rapat.

"Setiap 2 hari sekali, air garam ini harus diganti dengan yang baru. Lakukanlah selama 10 hari lamanya, Insya Allah telur Puyuh ini akan menjadi telur asin. Kalau dimakannya masih hangat, pasti lezat, " kata Bu Nisa sambil menutup stoples yang terakhir rapat-rapat.

Setelah sepuluh hari, akhirnya telur itu sudah berubah menjadi telur asin. Sewaktu dimakan, rasanya gurih dan tak kalah enak dengan telur asin bebek atau ayam. Bahkan menurut Berkah, rasanya lebih enak dan lezat jika dibandingkan dengan telur bebek.

"Rasanya lebih gurih dan lezat, ya?" ujar Lestari sambil menambah lagi nasi.

"Ternyata untuk membuat telur asin itu ada beberapa cara. Ibu baca dari buku keterampilan," kata Bu Nisa sambil menyebutkan satu persatu cara membuat telur asin.

1. Dengan campuran air ditambah garam.
2. Dengan abu yang ditambah garam.
3. Dengan bata merah yang ditambah garam.
4. Dengan lempung atau tanah liat dicampur garam.

"Jadi menurut pendapat Ibu, cara mana yang sebaiknya kita kerjakan? Apakah cara yang telah kita praktekkan ini atau cara lainnya?" tanya Berkah.

"Menurut ibu, sebaiknya cara yang telah kita praktekkan saja. Cara ini lebih ekonomis dan hasilnya juga sama. Akan tetapi pada suatu saat, kita juga perlu mengadakan percobaan dengan cara lainnya. Paling tidak untuk menambah ilmu pengetahuan," jawab Bu Nisa sambil tersenyum. Sejak saat itu keluarga Pak Sudin mengelola dua bidang usaha. Pertama, menjual anak-anak Puyuh yang disebut kutuk. Kedua, menjual telur asin burung Puyuh.

Untuk lebih melancarkan produksi telur, maka Pak Sudin menggaji karyawan. Tiga orang tenaga wanita dan dua orang tenaga pria. Tenaga wanita khusus membantu Bu Nisa membuat telur asin. Sedangkan tenaga pria, tugasnya membantu mengurus peternakan yang dikelola oleh Pak Sudin.

Berkat usaha mereka yang semakin berkembang, maka tingkat kehidupannya semakin meningkat pula. Pak Sudin sudah membeli rumah khusus untuk memproduksi telur asin dan menetaskan. Dengan demikian, segi kesehatannya pun jadi lebih terjamin. Uang simpanan mereka yang ada di bank, sudah cukup banyak. Pak Sudin tidak melupakan bagian fakir miskin. Mereka selalu menyisihkan sebagian kecil dari laba yang diperoleh untuk fakir miskin. Sejalan dengan usaha yang makin maju, maka amal pun makin banyak.

Kini Pak Sudin sudah memelihara sekitar seribu ekor burung Puyuh betina. Puyuh jantan mereka pelihara sebanyak seratus ekor. Kesibukan keluarga Pak Sudin setiap hari makin bertambah. Selain dipasarkan langsung ke warung atau ke  toko, ada pula warga yang langsung membelinya ke rumah. Mereka adalah para pedagang asong yang biasa berjualan di terminal bus. Telur asinnya laku keras. Walau jumlahnya banyak, tapi tidak pernah ada yang tersisa.

"Selera orang timur memang tinggi. Mereka tahu telur Puyuh mengandung banyak vitamin dan protein yang dibutuhkan tubuh. Oleh sebab itu, telur Puyuh dan dagingnya sangat baik untuk dimakan. Telur Puyuh menjamin kesegaran jasmani bagi yang memakannya." ucap Pak Sudin.

Setiap hari ke rumah Pak Sudin selalu datang fakir miskin atau yang minta sumbangan. Keluarga Pak Sudin selalu menerima dengan lapang dada dan hati terbuka.

"Ya  Allah, panjangkanlah usia keluarga kami untuk berbuat banyak kebajikan terhadap sesama makhluk hidup. Cucurkanlah rahmat serta taufik dan hidayah bagi kami sekeluarga. Sebagian rizki yang Tuhan limpahkan terhadap keluarga hamba akan disalurkan buat kesejahteraan orang banyak. Ya Allah, semoga amal ini merupakan jembatan penghubung kami dengan kebajikan, " ujar Pak Sudin seraya menengadahkan kedua belah tangannya. 

Lestari dan Berkah semakin terkenal di sekolah maupun di kampungnya. Mereka kini telah menjadi anak orang kaya. Namun walaupun demikian mereka tetap ramah tamah dan rendah hati.

Kalau ada yang memuji, Berkah maupun Lestari selalu menjawab seperti ini.

"Kami hanya diberi kepercayaan Allah SWT untuk memiliki perusahaan burung Puyuh ini. Jadi sebenarnya semua harta kekayaan yang kami miliki ini adalah kepunyaan Allah. Dengan demikian keluargaku berhak dan berkewajiban untuk memberikan sedekah bagi fakir miskin dan beramal di jalan yang diridhoi Allah, " papar Lestari merendah.

Mereka yang sempat mendengarkan ucapan Lestari tersenyum kagum. Tetangga dekat maupun jauh, memuji tingkah perbuatan Berkah tersenyum dan Lestari. Amal nyata yang dilakukan oleh keluarga Pak Sudin menjadi suatu gambaran dari didikan agama yang telah meresap di dalam hati kedua anaknya. Sebab agama merupakan tiang utama bagi manusia yang hendak menjalani kehidupan yang diridhoi Allah SWT.

Masa depan yang cerah terpampang di hadapan Pak Sudin yang sebentar lagi akan menghadapi masa pensiun. Ia akan menghadapi kehidupan baru yang bergerak dalam peternakan Puyuh. Di era reformasi ini, keluarga Pak Sudin sudah siap untuk berjuang keras demi menghadapi tantangan zaman yang semakin maju dan berkembang.

Setelah melaksanakan shalat, keluarga Pak Sudin senantiasa memohon kepada Alloh SWT, agar diberi kelapangan hidup yang layak seperti orang lain. Berkat keridhoan Allah, mereka akan bisa meramal terhadap lingkungan sekitar, untuk serta mengentaskan kemiskinan, sesuai dengan program pemerintah. Keluarga Pak Sudin ingin membuktikan kepada bangsa dan negara, bahwa mereka mampu mengabdikan diri sesuai dengan pekerjaannya itu,  yaitu dalam menernakan burung Puyuh.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK