"Eko. Kita harus membuat KTP kan?!" kata Budi.
"Memang harus membuat KTP, ya mengikuti aturan dengan baik," kata Eko.
"Eko. Kita hidup ini, ya harus mengikuti aturan yang di buat kan...?!" kata Budi.
"Memang kita harus mengikuti aturan yang di buat. Suka atau tidak suka, ya harus di ikuti aturan yang di buat," kata Eko.
"Kadang sakit tidak sakit pun kita harus di vaksin demi kesehatan manusia, ya mencegah dari penyakit covid-19," kata Budi.
"Kok omongannya sudah kelasnya yang lebih tinggi. Kita ini hanya lulusan SMA," kata Eko.
Eko mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng lah.
"Ya Eko. Cuma sekedar obrolan saja!" kata Budi.
Budi mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng lah.
"Ok. Ok Ok. Ambil saja sebuah contoh : tentang ayam yang terkena penyakit flu burung. Ayam yang sakit, ya harus di karantina dan di obatin dengan baik. Kalau ayam yang sakit tidak di pisahkan dari ayam sehat, ya maka ayam yang sakit itu akan menularkan penyakitnya ke ayam yang sehat. Kalau sampai tersebar penyakit, ya ayam akan mati satu persatu. Jadinya wabah deh flu burung itu. Sedangkan urusan manusia, ya sama aja dengan contoh aku itu," kata Eko.
Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.
"Kalau begitu. Tujuannya agar mencegah penyakit berkembang, ya dengan mengkarantina, ya orang yang sakit. Agar orang yang sakit cepat sembuh dari penyakitnya," kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Maka itu. Manusia lain di vaksin. Sakit tidak sakit, ya di vaksin. Tujuannya mencegah agar tidak terkena penyakit dan menciptakan kekebalan pada manusia," kata Eko.
Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Memang sih tujuannya baik. Untuk menyelamatkan manusia, ya agar sehat. Tetap saja. Sakit tidak sakit, ya di vaksin. Seakan-akan kelinci percobaannya para ahli kedokteran. Untuk mengetahui keberhasilan dari vaksin yang di buat untuk mengatasi penyakit yang telah membuat dampak kematian pada manusia," kata Budi.
"Mau di kata apa? Jika di sebut kelinci percobaan dari para ahli kedokteran. Kita ini orang kecil, ya harus mengikuti aturan yang di buat!" kata Eko.
"Tujuannya sih agar ekonomi di selamatkan," kata Budi.
"Memang ada tujuannya untuk ekonomi di selamatkan. Contohnya : seorang petani yang punya lahan pertanian. Petani itu sakit, karena kena penyakit dari wabah yang berkembang saat init. Petani itu tidak terselamatkan, ya akkhirnya mati. Ekonomi yang di maksud adalah lahan pertanian itu tidak ada yang menggarap lagi karena petaninya mati. Permintaan pasar tentang hasil pertanian. Karena tidak hasil pertanian, ya jadinya krisis pangan. Ekonomi jadi kacau dan akhirnya hancur. Kelaparan manusia," kata Eko.
"Itu satu petani yang mati. Kalau mati semua dan tidak ada yang menggarap pertanian, ya benar-benar hancur ekonomi," kata Budi.
"Maka itulah. Manusia yang sakit segera di obatin dengan baik, ya di selamatkan dari kematiannya agar menjalankan ekonomi dengan baik lagi. Kehidupan berjalan dengan baik lah," kata Eko.
"Kalau di sisi lain. Urusan orang yang memegang teguh agama, ya membela kebenaran agama sampai mati sahit dalam perang, ya tujuannya surga.....katanya. Dampak yang paling utama sih, ya ekonomi hancur dari akibat peperangan manusia demi membela agama yang benar," kata Budi.
"Urusan peperangan dengan tujuan agama, ya ekonomi hancur lah. Dan juga membawa penderitaan, ya istri jadi janda dan anak jadi yatim. Surga apakah neraka penderitaan yang di jalankan manusia?!" kata Eko.
"Aku hanya lulusan SMA. Mana tahulah. Surga apakah neraka jadinya dari persoalan orang yang membela agama, ya peperangan?!" kata Budi.
"Aku tidak tahu jawabannya. Manusia aku ini. Hanya Tuhan yang tahu segala kebenaran," kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja Eko!" kata Budi.
"Ok. Main catur saja!" kata Eko.
Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Eko. Ada cerita tentang orang yang pernah naik haji, ya mengikuti cara kehidupan dari pemuda yang mendengarkan roh, ya masih ada urusan dalam menjalankan agama sih. Gimana pendapat mu Eko?!" kata Budi.
"Jadi aneh lah. Yang orang yang naik haji kan jadi panutan karena telah menyempurnakan jalan agamanya. Tapi masih mengikuti jalan pemuda yang mendengarkan roh. Jadi apa yang di cari orang yang naik haji itu?!" kata Eko.
"Kebenaran," kata Budi.
"Berarti benar jalan pemuda itu yang bisa mendengarkan roh. Sedangkan orang yang telah naik haji, ya tidak bisa mendengarkan roh," kata Eko.
"Maka itu sudah naik haji, ya tidak bisa mendengarkan roh. Sedang pemuda itu, ya belum naik haji telah mendengarkan roh. Akherat di dapatkan dengan baik, ya pemuda yang mendengarkan roh itu," kata Budi.
"Sudahlah tidak perlu di panjang lebar lagi lebih baik kita serius main catur!" kata Eko.
"Ya sekedar obrolan saja. Memang lebih baik serius main catur!" kata Budi.
Budi dan Eko, ya main catur dengan baik lah.