CAMPUR ADUK

Sunday, January 13, 2019

PERTENGAHAN PERTARUNGAN

Sebuah ruangan yang misterius. Lufy berdiri tegap dengan sekuat tenaga. Musuhnya sudah yang di kenal Sergei sudah siap untuk menyerang. Tapi ternyata Lufy tidak mampu lagi bertahan karena serangan tersembunyi yang mengenai kakinya yang membuat dia tidak bisa berdiri dengan benar. Sergei menyerang Lufy dengan tinjuan beruntun. Lufy berusaha melawannya. Akhirnya kalah Lufy dan menerima semua serangan Serjei yang mutlak pada tubuhnya. 

Pukulan Sergei yang sangat kuat Lufy tumbang dan babak belur. Sergei menghentikan serangan tinjuannya. Lufy sudah tidak berdaya lagi terkapar di lantai. Dalam keadaan sulit pun Lufy bangkit dan berusaha untuk melawan Sergei. Di balik dinding seorang yang bernama Liana dan anak buahnya sedang berbincang-bincang.

"Saya berhasil mengerang Lufy dengan jarum beracun. Saya memberikan kemenangan yang mutlak pada Kak Sergei," kata Liana.

"Benar.....sekali Bos," saut anak buahnya bergantian.

Sergei mendengarkan pembicaraan yang samar. Lalu mendatangin Liana dan anak buahnya. Sergei yang marah karena pertarungan sesama lelaki di ganggu. Sergei langsung menghajar anak buah Liana sampai babak belur baru Liana di pukul dengan tamparan yang sangat kuat. Padahal Liana sudah dianggap adiknya sendiri tetap Sergei tidak pandang bulu kalau urusan pertarungan yang adil antara 2 laki-laki yang menunjukkan kehebatan mereka masing-masing.

"Jangan coba-coba mengganggu pertarungan 2 orang laki yang membuktikan kemampuannya masing-masing!" kata Sergei yang marah.

"Kak tega dengan Liana dan anak buah saya. Dasar orang berengsek," kata Liana yang membenci Sergei.

"Dasar penggangu," kata Sergei.

Mendengar omongan Sergei sebagai kaknya Liana langsung diam. Semua anak buah Liana langsung terbirit-birit. Lufy pun bangkit dan berusaha berdiri dengan sekuat tenaga. Pertarungan Sergei dan Lufy di mulai lagi. Sergei mulai menyerang dengan sebuah tinjuan yang sangat kuat begitu dengan Lufy. Ternyata jangkauan Lufy tidak bisa mengenai Sergei tapi sebaliknya Sergei berhasil meninju bagian muka Lufy.

Lufy pun berusaha melawan dengan sekuat tenaga dan mengeluarkan tinjuan berikutnya, walau dalam posisi tidak menguntungkan. Tinjuan Lufy masuk ke muka Sergei. Pertarungan makin sengit dengan keduanya terus saja baku hantam dengan tidak mau mengalah. Tetap saja fisik mempengaruhi segalanya.

Sergei yang bertubuh besar menjatuhkan Lufy yang bertubuh kecil sampai terpental karena pukulan mematikan yang telak masuk ke bagian perut Lufy. Dalam keadaan sulit Lufy mendengar perkataan gurunya yang membibingnya Lufy agar menjadi kuat dengan membaca pergerakan musuh dengan instingnya.

Lufy langsung membuat kesadaran dalam dirinya. Lalu berdirinya Lufy dengan keadaan sempoyongan. Sergei mulai maju menyerang dengan sebuah tinjuan yang beruntun. Ternyata Lufy menguasai ilmu yang di berikan gurunya. Insting Lufy tajam sekali bisa menghindari serangan Sergai yang kuat dan mematikan. 

Lufy pun membaca pergerakan Sergei setiap dia memukul. Lalu Lufy membalasnya dengan pukulan yang cukup akurat pada bagian tubuh Sergei. Lufy berhasil menbuat Sergei senep dan mundur beberapa langkah. Sergei pun marah dan terus menyerang Lufy dengan membabi buta. Lufy pun berusaha mengimbangi serangan Sergei. Lagi-lagi Lufy membaca pergerakan Sergei dengan langkah pasti dan menghindari setiap serangan. Lufy memukul lagi pada bagian tubuh Sergei dengan beruntun dan terpental jauh dan menabrak dinding.

Sergei pun berusaha bangkit walau dalam keadaan hancur. Sergei mulai menyerang dan Lufy pun menyerang. Lagi-lagi Lufy membaca pergerakan Sergei dan menyerangnya dengan tinjuan yang beruntun ke arah sekujur tubuh Sergei.

"Yang kuat adalah pemenang segalanya," teriak Lufy.

Lufy terus meningkatkan serangan tinjuannya dan akhirnya Sergei mutlak kalah dengan kehilangan kesadaran yaitu pingsan di lantai. Lufy pun kehabisan tenaga dan jatuh juga ke lantai. Liana yang melihat kak Sergei kalah dalam pertarungan langsung kabur dengan terbirit-birit. Cukup istirahat Lufy bangun dengan keadaan sempoyongan. Berjalanlah Lufy dari ruangan misterius dan mencari jalan keluar. Lufy menemukan sebuah cermin di dinding segera mendekatinya dan masuk ke dalam cermin menuju dunia yang sebenarnya.

Lufy pun jatuh ke lantai dan pingsang di dalam rumah yang cukup tua. Seorang kakek yang bernama Oktopus melihat pemuda yang terkapar di lantai dengan penuh luka. Kakek Oktopus menolong Lufy dan di baringkan di tempat tidur dan di obatinya. Berhari-hari Lufy tidak sadarkan diri. Akhirnya bangun juga Lufy dari tidurnya yang panjang. Kakek Oktopus yang menjaga dan merawatnya senang dengan keadaan anak muda yang di tolongnya membaik dan sehat kembali.

Lufy yang sudah kembali jadi sehat wal afiat meneruskan perjalannya dan berterima kasih pada kakek Oktopus yang telah merawatnya saat sakit. Lufy mengikuti alur dari kehidupan dan melanjutkan perjalannya sampai menemukan teman-temannya.


Karya: No

IMPIAN SAYA MENJADI GURU

Ben melihat langit begitu indah di matanya. Lalu Ben memakai kacamatanya kembali dan mencoba membaca pada sebuah kertas kecil yang bertuliskan alamat.

"Berarti masih jauh... Ya....," kata Ben.

Ben pun berjalan menyisiri tortoar dan masuk gang. Dari jauh Ben melihat 2 orang pemuda bercakap-cakap. Saat berpapasan akhirnya mendengar omongan 2 pemuda "Ternyata orang itu cupu ya.."

Ben awalnya tidak memperdulikan omongan 2 pemuda tadi. Setelah memperhatikan dirinya "Bener saya cupu. Karena kaca mata dan gaya saya. Tapi penampilan bisa diubah oleh saya. Tapi mata...sih....gak bisa. Karena genetik saya yang membuat saya rabun dekat."

Ben terus berjalan dan hendak menyebrang. Ternyata Ben gak jadi. Banyak orang-orang muslim yang lagi mengadakan orasi turun ke jalan. Ben pun hanya bingung dan melihat ulah orang-orang tersebut.

"Fanatik....  Fanatik...... Fanatik..... dan akhirnya membangun kekhalifahan berbasis Islam. Demokrasi Indonesia berganti menjadi Domokrasi Islam. Sungguh ironis....secara perlahan-lahan tapi pasti," celoteh Ben dengan kata kecilnya.

Ben akhirnya memutuskan untuk menyebrang lewat tangga penyebrangan. Sampai di tengah jembatan penyebrangan Ben melihat semuanya.

"Semuanya hanya ada manusia yang berlomba-lomba untuk mengisi dunia ini dengan segala impian mereka. Padat merayap dan akhirnya macet di mana-mana," celoteh Ben.

Langkahkan kaki Ben dengan baik sampai turun ke dari jembatan penyebrangan. Rasa haus datang Ben pun memutuskan membeli di kios pinggir jalan sebotol air mineral dan membayar dengan uang pas. Ben segera membuka botol yang bermerek Aqua dan segera meminumnya dan menghilangkan rasa dahaganya.

"Air tetap air rasanya tetap sama. Cuma kemasannya beragam untuk kompetisi mencari uang dan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Botol ini habis ku minum dan akhirnya menjadi sampah pelastik. Dulu tidak masalah sampah tapi karena moderisai untuk kemajuan negeri ini  sampah menjadi kompleks," celoteh Ben sambil membuang botol Aqua ke dalam tong sampah di pinggir jalan.

Ben pun terus berjalan dan akhirnya melewati gang berikutnya. Terlihat lagi oleh mata Ben. Gerombolan manusia yang keluar dari Gereja. Ben pun berhenti sejenak menunggu keramaian manusia itu habis.

"Fanatik... Fanatik...Fanatik..... dan Fanatik. Tidak ada yang salah hanya keputusan mereka. Menciptakan sistem menjadi nilai yaitu Demokrasi Kristiani...... tetapi jika besar bisa menggantikan Demokrasi Indonesia. Sangat ironis," celoteh Ben.

Ben melanjutkan perjalannya sampai pada gang berikutnya. Lagi-lagi Ben melihat gerombolan manusia pada satu Wihara. Karena Ben tertarik mencoba melihat gerombolan orang-orang Buhda dari lebih dekat.

"Ternyata..lagi menjalankan ibadah mereka. Tetap Fanatik... Fanatik... Fanatik dan Fanatik. Demokrasi Budha........jika besar bisa menggantikan Demokrasi Indonesia. Sungguh ironis juga," celoteh Ben.

Ben pun akhirnya memutuskan melanjutkan perjalannya. Sampai ke gang berikutnya. Terlihat di lapangan yang cukup luas Ben pun berhenti untuk menyaksikan kerumunan orang-orang. Ternyata kuda lumpingan. Terus melihatnya Ben acara tradisi suku jawa.

"Benar...benar...benar...dan benar. Mereka berkumpul untuk menghidupkan tradisi suku jawa. Tetapi aliran kepercayaan pun hidup. Jika besar menjadi Demokrasi budaya atau Demokrasi kepercayaan suku....bisa menggantikan Demokrasi Indonesia. Ironis sekali," celoteh Ben.

Ben pun meninggalkan tempat tersebut dan berjalan terus sampai gang berikutnya dan akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang cukup tua terbuat dari papan. Ben berdiri di depan pintu.

"Saya pulang dari perjalan jauh saya dari satu kota ke kota lain untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan diri," celoteh Ben.

Ben langsung mengetuk pintu dan tak lupa mengucapkan salam. Keluarlah sosok yang Ben kagumi. Ayah yang mendidik Ben menjadi seorang pria yang tangguh. Dan Ibu pun langsung memeluk Ben tanda kasih sayang. Ben merasa tenang sekali. Kasih Ibu sepanjang jalan dan Ayah yang menjaganya dengan  segenap jiwa dan raganya. Ben pun akhirnya mengerti di dalam dirinya saat melewati kehidupan hari ini.

"Persatuan itu penting. Demi menciptakan perdamaian. Untuk menghilangkan keegoisan dari diri dan kelompok demi hal yang ingin meruntuhkan Indonesia. Maka benarlah Indonesia punya idoleogi yang baik yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetap satu untuk membangun Indonesia. Demokrasi Indonesia terbangun dan akhirnya damai lah...semuanya," kata hati Ben.

Ayah pun bangga dengan Ben begitu juga dengan Ibu. Lahir dari keluarga yang penuh kekurangan menjadi sosok yang hebat untuk membangun negeri ini lewat pendidikan. Maka jalan Ben pun benar menjadi Guru PPKN demi diri, kelurga, suku, agama, bangsa dan negara.


Karya: No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK