Eko dan Budi, ya duduk di depan rumah sambil Eko, ya di teras depan rumah, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Aku. Pergi ke Inggris. Ya jalan-jalan melihat kota-kota yang ada di Inggris, ya pokoknya bagus gitu apa yang di lihat aku," kata Budi.
"Dateng ke tempat pemakaman Ratu Inggris juga, ya Budi?" kata Eko.
"Ya iya lah," kata Budi.
"Hebat Budi bisa pergi ke Inggris," kata Eko.
"Ya aku kan tidak mau kalah dengan artis yang kerjaannya pergi ke luar negeri gitu," kata Budi.
"Kan artis memang ada kerjaan dan juga liburan, ya ke luar negeri. Nama juga orang kaya, ya nama populer sekarang, ya Sultan," kata Eko.
"Mentang-mentang aku kelahiran miskin. Tidak bisa pergi ke luar negeri," kata Budi.
"Ya Budi bisa ke luar negeri. Dengan cara....Budi lagi membaca buku tentang Inggris dan juga ada foto-foto tentang kota-kota di Inggris," kata Eko.
"Ya Eko. Kenapa di buka omongan kita?" kata Budi.
"Kenyataan memang begitu. Budi sedang baca buku!" kata Eko.
"Lagi asik-asik fantasi, ya khayalan ke luar negeri!" kata Budi.
"Maaf!" kata Eko.
"Cewek-cewek Inggris, ya cantik-cantik kan Eko?" kata Budi.
"Iya cewek-cewek Inggris, ya cantik. Ya kaya Ratu Inggris, ya cantik!" kata Eko.
"Ya sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi
Budi menutup bukunya dan menaruh buku di meja gitu.
"Hidup ini. Inginnya jalan-jalan ke negeri lain," kata Eko.
"Ingin mengetahui kebenaran apa yang di tulis di buku, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya begitulah. Kalau begitu. Lebih baik aku bercerita pake wayang, ya sekedar bercerita. Karena hidup ini, ya ada yang lebih baik bercerita itu, ya acara Tv, ya Radio dan juga buku-buku gitu," kata Eko.
"Ya. Jadi aku jadi penonton yang baik!" kata Budi.
Eko mengambil wayang yang di taruh di kursi. Wayang di mainkan dengan baik sama Eko, ya bercerita dengan baik lah. Budi menonton pertunjukkan wayangnya Eko dengan baik lah.
Isi cerita yang di ceritakan Eko :
Dalam dongeng, ya Putri Moanna, yang ayahnya adalah raja dunia bawah, ya mengunjungi dunia manusia, di mana sinar matahari membutakannya dan menghapus ingatannya. Dia menjadi fana dan akhirnya mati. Raja percaya bahwa pada akhirnya, rohnya akan kembali ke dunia bawah, jadi dia membangun labirin, yang bertindak sebagai portal, di seluruh dunia sebagai persiapan untuk kembalinya dia.
Pada tahun 1944 Francoist Spain, ya Ofelia yang berusia sepuluh tahun bepergian dengan ibunya Carmen yang sedang hamil tetapi sakit-sakitan untuk bertemu Kapten Vidal, ayah tirinya yang baru. Vidal, putra seorang komandan terkenal yang meninggal di Maroko, ya sangat percaya pada Falangisme dan telah ditugaskan untuk memburu pemberontak republik. Serangga tongkat besar, yang diyakini Ofelia sebagai peri, membawa Ofelia ke labirin batu kuno, tetapi dia dihentikan oleh pengurus rumah tangga Vidal, Mercedes, yang diam-diam mendukung saudara laki-lakinya Pedro dan pemberontak lainnya. Malam itu, serangga muncul di kamar tidur Ofelia, di mana ia berubah menjadi peri dan membawanya melalui labirin. Di sana, dia bertemu dengan seorang faun, yang percaya bahwa dia adalah reinkarnasi dari Putri Moanna. Dia memberinya sebuah buku dan mengatakan kepadanya bahwa dia akan menemukan di dalamnya tiga tugas yang harus diselesaikan agar dia mendapatkan keabadian dan kembali ke kerajaannya.
Ofelia menyelesaikan tugas pertama, ya mengambil kunci dari perut katak raksasa, ya tetapi menjadi khawatir tentang ibunya, yang kondisinya memburuk. Faun memberi Ofelia ajar mandrake, menginstruksikannya untuk menyimpannya di bawah tempat tidur Carmen dalam semangkuk susu dan secara teratur memasoknya dengan darah, yang tampaknya meringankan penyakit Carmen. Ditemani oleh tiga pemandu peri dan dilengkapi dengan sepotong kapur ajaib, Ofelia kemudian menyelesaikan tugas kedua, ya mengambil belati dari sarang Pale Man, monster pemakan anak-anak. Meskipun diperingatkan untuk tidak mengkonsumsi apa pun di sana, dia makan dua buah anggur, membangunkan Pale Man. Dia melahap dua peri dan mengejar Ofelia, tapi dia berhasil melarikan diri. Marah karena ketidaktaatannya, faun itu menolak memberi Ofelia tugas ketiga.
Selama waktu ini, Ofelia menjadi sadar akan kekejaman Vidal dalam memburu para pemberontak. Setelah dia membunuh dua petani lokal yang ditahan karena dicurigai membantu pemberontak, Vidal menginterogasi dan menyiksa seorang pemberontak yang ditahan. Dia meminta Dokter Ferreiro untuk merawat tawanan, yang kemudian di-eutanasia oleh Ferreiro atas desakan pemberontak itu sendiri. Menyadari bahwa Ferreiro adalah kolaborator pemberontak, Vidal membunuhnya. Vidal kemudian menangkap Ofelia merawat akar mandrake, yang dia anggap delusi. Carmen setuju dan melemparkan akarnya ke dalam api. Dia segera mengalami kontraksi yang menyakitkan dan meninggal saat melahirkan putra Vidal.
Mercedes, yang diketahui sebagai mata-mata, mencoba melarikan diri bersama Ofelia, tetapi mereka tertangkap. Ofelia dikurung di kamar tidurnya, sedangkan Mercedes dibawa untuk diinterogasi dan disiksa. Mercedes membebaskan dirinya, dan menusuk Vidal dengan tidak mematikan dalam pelariannya untuk bergabung kembali dengan pemberontak. Faun, setelah berubah pikiran tentang memberi Ofelia kesempatan untuk melakukan tugas ketiga, kembali dan menyuruhnya untuk membawa saudara laki-lakinya yang baru lahir ke labirin untuk menyelesaikannya. Ofelia berhasil mengambil bayi dan melarikan diri ke labirin. Vidal mengejarnya saat pemberontak melancarkan serangan ke pos terdepan. Ofelia bertemu dengan faun di tengah labirin.
Faun menyarankan untuk mengambil sedikit darah bayi, karena menyelesaikan tugas ketiga dan membuka portal ke dunia bawah membutuhkan darah orang yang tidak bersalah, tetapi Ofelia menolak untuk menyakiti saudara laki-lakinya. Vidal menemukannya berbicara dengan faun, yang tidak bisa dilihatnya. Faun pergi, dan Vidal mengambil bayi itu dari pelukan Ofelia sebelum menembaknya. Vidal kembali ke pintu masuk labirin, di mana ia dikelilingi oleh pemberontak, termasuk Mercedes dan Pedro. Mengetahui bahwa dia akan dibunuh, dia menyerahkan bayi itu ke Mercedes, meminta agar putranya diberitahu tentang dia. Mercedes menjawab bahwa putranya bahkan tidak akan tahu namanya. Pedro kemudian menembak mati Vidal.
Mercedes memasuki labirin dan menghibur Ofelia yang sekarat. Tetesan darah Ofelia jatuh di tengah tangga batu spiral ke altar. Ofelia, berpakaian bagus dan tidak terluka, kemudian muncul di ruang singgasana emas. Raja dunia bawah memberitahunya bahwa, dengan memilih untuk menumpahkan darahnya sendiri daripada darah orang lain, dia lulus ujian terakhir. Faun memuji Ofelia atas pilihannya, memanggilnya sekali lagi sebagai "Yang Mulia". Ratu dunia bawah, ibunya, mengundang Ofelia untuk duduk di sebelah ayahnya dan memerintah di sisinya. Kembali di labirin batu, Ofelia tersenyum saat dia meninggal.
Ya kisah Putri Moanna, menyatakan bahwa dia kembali ke Dunia Bawah, memerintah dengan kebaikan dan keadilan selama berabad-abad, dan meninggalkan sedikit jejak waktunya di alam manusia, "hanya terlihat oleh mereka yang tahu ke mana harus mencari."
***
Eko cukup lama bercerita dengan menggunakan wayang, ya akhirnya selesai juga. Budi memuji pertunjukkan wayangnya Eko, ya begitu juga ceritanya, ya bagus gitu. Eko menaruh wayang di kursi kosong.
"Di tulis dengan bahasa Inggris, ya nama-nama daerah yang ada di kota Inggris dan di tempel di dinding saja. Ya sudah di anggap berada di Inggris," kata Budi.
"Permainan anak-anak kan Budi?" kata Eko.
"Iya!!!" kata Budi.
"Sederhana. Tapi cukup menyenangkan. Permainan jalan-jalan ke luar negeri," kata Eko.
"Ya nama juga, ya kita ini dari keadaan tidak mampu. Ya berarti harus lebih keras lagi kalau ingin berhasil mencapai sesuatu keinginan jadi kenyataan," kata Budi.
"Memang harus lebih kerja keras lagi. Ingin impian jadi kenyataan," kata Eko.
"Enak. Yang kelahirannya kaya raya, ya Sultan. Bayi saja bisa ke luar negeri," kata Budi.
"Orang kaya. Sultan. Mampu jalan-jalan ke luar negeri!" kata Eko.
"Ngomong-ngomong. Kalau artis tidak muncul di acara Tv. Tetap muncul di Youtobe, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya. Memang perkembangan zamannya begitu," kata Eko.
"Ya berarti. Artis Selfi, ya penyanyi. Ya tetap cantik, ya saat menyanyi di acara di kampungnya gitu," kata Budi.
"Itu sih bentuk pujian Budi!" kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
Ya jadinya Eko dan Budi, ya melanjutkan acara main kartu remi, ya permainannya main cangkulan lah.