Seperti biasa Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
Isi cerita yang di baca Budi :
Dengan datangnya musim semi dan cuaca cerah di luar, tahi lalat yang baik hati kehilangan kesabaran dengan pembersihan musim semi. Dia telah meninggalkan rumah bawah tanahnya dan berakhir di sungai, yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Di sini dia bertemu dengan Tikus, seekor tikus air, yang membawa Mole untuk naik perahu dayungnya. Mereka bergaul dengan baik dan menghabiskan lebih banyak hari berperahu, dengan "Ratty" mengajar Mole cara sungai, dengan dua teman yang tinggal bersama di rumah tepi sungai Ratty.
Suatu hari di musim panas, Tikus dan Mole turun di dekat Aula Katak yang megah dan mengunjungi Toad. Kodok itu kaya, periang, ramah dan baik hati, tapi arogan dan gegabah; dia secara teratur menjadi terobsesi dengan mode saat ini, hanya untuk meninggalkannya secara tiba-tiba. Kegemarannya saat ini adalah karavan yang ditarik kuda. Ketika sebuah mobil yang lewat menakuti kudanya dan menyebabkan karavannya terbalik, kegemaran Toad untuk bepergian dengan karavan segera digantikan oleh obsesi terhadap mobil.
Pada hari musim dingin yang bersalju, Mole pergi ke Wild Wood, berharap untuk bertemu dengan Badger yang sukar dipahami tetapi berbudi luhur dan bijaksana. Dia tersesat di hutan, menyerah pada ketakutan, dan bersembunyi di antara akar pohon yang melindungi. Tikus menemukannya saat salju mulai turun dengan sungguh-sungguh. Mencoba menemukan jalan pulang, Mole menggonggongkan tulang keringnya pada pengikis sepatu bot di pengeruk pintu Badger. Badger menyambut Rat dan Mole ke rumah bawah tanahnya yang besar dan nyaman, memberi mereka makanan panas, pakaian kering, dan percakapan yang menenangkan. Badger mengetahui dari pengunjungnya bahwa Toad telah menabrakkan tujuh mobil, telah berada di rumah sakit tiga kali, dan telah menghabiskan banyak uang untuk denda. Mereka memutuskan bahwa ketika waktunya tepat mereka akan membuat rencana untuk melindungi Toad dari dirinya sendiri.
Dengan datangnya musim semi, mereka bertiga menempatkan Toad di bawah tahanan rumah dengan diri mereka sendiri sebagai penjaga, tetapi Toad berpura-pura sakit dan menipu Ratty untuk pergi agar dia bisa melarikan diri. Badger dan Mole terus tinggal di Toad Hall dengan harapan Toad bisa kembali. Toad memesan makan siang di The Red Lion Inn, dan kemudian melihat sebuah mobil berhenti di halaman. Mengambil mobil, dia mengendarainya dengan sembrono, ditangkap oleh polisi, dan dikirim ke penjara selama 20 tahun.
Di penjara, Toad mendapatkan simpati dari putri sipir, yang membantunya melarikan diri dengan menyamar sebagai seorang tukang cuci. Setelah serangkaian panjang petualangan, ia kembali ke lubang Tikus Air. Tikus menarik Toad ke dalam dan memberitahunya bahwa Toad Hall telah diambil alih oleh musang, cerpelai, dan musang dari Wild Wood, yang telah mengusir Mole dan Badger. Bersenjata lengkap, Badger, Rat, Mole dan Toad masuk melalui terowongan dan menerkam Wild-Wooders yang tidak curiga yang mengadakan pesta perayaan. Setelah mengusir para penyusup, Toad mengadakan perjamuan untuk menandai kembalinya dia, di mana dia berperilaku tenang dan rendah hati. Dia menebus ekses sebelumnya dengan mencari dan memberi kompensasi kepada orang-orang yang telah dia sakiti, dan keempat temannya hidup bahagia selamanya.
Selain narasi utama, buku ini berisi beberapa cerita pendek independen yang menampilkan Tikus dan Tahi Lalat seperti pertemuan dengan dewa liar Pan saat mencari anak Berang-berang Portley, dan pertemuan Ratty dengan Tikus Laut. Ini muncul untuk sebagian besar antara bab-bab yang mencatat petualangan Toad, dan sering dihilangkan dari ringkasan dan dramatisasi.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Ngomongin artis," kata Budi.
"Ngomongin artis. Ya artis banyak. Artis mana yang mau di omongin?" kata Eko.
"Artis Happy Asmara!" kata Budi.
"Ooo artis Happy Asmara toh!" kata Eko.
"Menurut Eko. Artis Happy Asmara, ya duet nyanyi dengan artis cowok yang ganteng-ganteng gitu, ya mana yang paling waaaw gitu?" kata Budi.
"Duet menyanyi. Yang waaw. Artis Happy Asmara dengan artis cowok yang ganteng-ganteng. Mana yang waaw ya?" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Menurut aku dengan membuat perumpaan yang baik, ya jika artis Happy Asmara adalah pacar aku. Ya aku sebagai pacar berkaitan dengan kedekatan artis Happy Asmara dengan artis cowok. Siapa ya?" kata Eko.
"Pake perumpaan toh. Jadi pacar artis Happy Asmara toh," kata Budi.
"Susah juga memutuskannya," kata Eko.
"Aku bikin mudah. Artis Denny Caknan, Delva, dan Gilga. Mana paling waaw, ya duetnya nyanyi dengan artis Happy Asmara?" kata Budi.
"Kalau menurut Budi. Yang mana?" kata Eko.
"Kalau aku mudah saja sih. Artis Denny Caknan," kata Budi.
"Artis Denny Caknan. Alasannya Budi?" kata Eko.
"Sederhana. Pake perumpaan seperti omongan Eko. Jika jadi pacar artis Happy Asmara. Menggunakan rasa yang berkaitan urusan cinta," kata Budi.
"Rasa toh," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau aku ya?" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Beda dari Budi boleh kan?" kata Eko.
"Ya boleh lah!" kata Budi.
"Oke. Aku pilih. Siapa ya? Ya artis Delva saja!" kata Eko.
"Jadi artis Delva toh. Pake perumpaan kan Eko, ya jadi pacar artis Happy Asmara?" kata Budi.
"Iya. Pake perumpaan. Ada rasa," kata Eko.
"Rasa," kata Budi.
"Rasa nano nano," kata Eko.
"Permen dong," kata Budi.
"Ya permen lah!" kata Eko.
"Becandaan, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya memang becandaan lah!" kata Eko.
"Bahan obrolan lulusan SMA," kata Budi.
"Memang bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Ya kalau serius sih, ya obrolan orang-orang di acara Tv tentang politik," kata Budi.
"Memang sih. Obrolan yang serius, ya obrolan di acara Tv berkaitan dengan politik," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sedang artis Gilga, ya mungkin di pilih Abdul....., ya kan Eko?" kata Budi.
"Kalau artis Gilga di pilih juga di kaitan kemungkinkan Abdul. Berarti tujuannya membuat poin keseimbangan saja, ya kan Budi?" kata Eko.
"Keseimbangan poin kan lebih baik," kata Budi.
"Kalau tidak di pilih sama Abdul tuh artis Gilga gimana Budi?" kata Eko.
"Pokoknya harus di pilih Abdul tuh artis Gilga. Tujuannya seimbang poin dalam obrolan ini!" kata Budi.
"Kompromi sama Abdul jadinya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ngomong-ngomong Abdul. Tidak main ke rumah Budi?" kata Eko.
"Ya Abdul tidak main ke rumah aku. Ada urusan," kata Budi.
"Ya bisa di bilang Abdul sedang sibuk," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Seperti biasa acara Tv. Bagus-bagus, ya kan Eko?" kata Budi.
"Iya bagus. Acara Tv. Menghibur penonton di rumah," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Mencintai tapi tidak bisa di miliki," kata Budi.
"Maksud omongan Budi?" kata Eko.
"Ya suka dengan artis gitu," kata Budi.
"Suka dengan artis," kata Eko.
"Siapa dia? Siapa aku?" kata Budi.
"Sadar dengan baik, ya siapa diri? Mencintai tapi tidak bisa di miliki," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Menurut ku bisa sih Budi. Mencintai bisa memiliki," kata Eko.
"Serius Eko?" kata Budi.
"Serius lah!" kata Eko.
"Aku kirain becanda," kata Budi.
"Memang becanda," kata Eko.
"Gimana caranya?" kata Budi.
"Dalam mimpi," kata Eko.
"Iya juga ya. Dalam mimpi. Pasti bisa!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau kenyataan sih. Dengan cara. Cukup foto artis yang di sukai, ya sudah bersama gitu. Mencintai bisa memiliki," kata Eko.
"Foto artis toh. Oke!!!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga dengan baik gitu.