Seusai dari urusan pekerjaan di kantor Beni lebih baik bersantai di rumahnya. Di depan Tv Beni nonton Tv acara sepak bola dengan asik banget sampai terbawa suasana.
Hp pun bunyi menunjukkan ada yang panggilan orang yang koling Beni yaitu Joe teman kerjanya. Segera Beni memencet Hpnya.
"Halo...ada apa Joe?"
"Beni...kamu ada dimana?"
"Di rumahlah...!!!"
"Oh...dirumah toh. Aku ada di depan rumah,"
"Haaa....di depan rumah. Tunggu dulu.....aku bergerak kesana....Joe."
"Ya....aku tunggu."
Beni mematikan Hpnya dan di taruh di sofa. Bergerak Beni ruang tamu. Pintu di buka Beni.
"Hay....Ben."
"Ada...apa...main ke rumah aku?"
"Ah...biasa. Ada Rara gak?" tanya Joe.
"Gak...ada. Paling lagi keluar sebentar main ke tangga sebelah. Emang....ada apa nyari Rara?"
"Kaya gak tahu aja!!. Boleh masuk gak ke rumah kamu?"
"Iya...silakan masuk Joe."
"Gitu...dong sama temen...Ben."
Joe masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa begitu juga dengan Beni.
"Ngomong-ngomongan...Joe beneran suka...sama Rara?"
"Ya...beneran...sih. Tapi...sampai sekarang gak tanggapan dari Rara."
"Ah...urusannya bisa runyam ini mah masalah percintaan Rara," kata Beni.
"Kok..runyam...Beni?" saut Joe.
"Gimana..ya..ceritanya....ya. Sudah ceritain aja. Rara....itu udah punya pacar...namanya Dono.
Walau.....jalan cerita cintanya sih...gak jelas juga antara Rara dan Dono. Abisnya...kedua-duanya sama keras kepala...gak ada yang mau mengalah.
Ya...jadinya...kisah cinta Rara dan Dono...kaya iya kaya enggak," cerita Beni.
"Kalau...begitu saya punya peluang dong...dapetin Rara," kata Joe yang punya semangat pantang menyerah.
"Terserah...kamu," saut Beni.
Rara pun baru pulang dari main dari tetangga sebelah. Saat asik ngobrol antara Joe dan Beni langsung Rara mengucapkan salam untuk masuk rumah "Asalamualaikum".
"Waalaikumsalam," jawab Beni dan Rara.
Rara pun segera masuk ke dalam rumah. Beni pun ngomong sesuatu "Rara ada yang nyari kamu....ada yang mau di bicarakan...sama Joe."
"Iya..Abang. Tapi.....Rara...masih ada kerjaan," katanya.
"Udah...tinggalin sebentar.
Ngobrol dulu..sama Joe...biar urusannya selesai!" kata Beni.
"Iya," jawab Rara.
Dalam hati Rara pun bicara "Enek bener ketemu cowok yang....gak ada malunya...untuk mendapatkan hati aku."
Rara pun duduk di sofa.
Sedangkan Beni beranjak dari duduknya menuju ruang tengah untuk nonton Tv dan tak ingin ikut campur urusan Joe yang ingin mendapatkan hati Rara. Dan juga Beni percaya sama Rara yang mampu mengambil keputusan yang bijak untuk urusan yang sepele seperti itu.
"Abang Joe...mau membicarakan apa dengan..aku?" kata Rara dengan lembut.
"Anu...anu...aku..ingin membicarakan sesuatu. Bahwa aku....," kata Joe.
Putri datang bertamu dan langsung ngucap salam "Asalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab Joe dan Rara bersamaan.
Obrolan Joe dan Rara terputus karena ada Putri dateng bertamu.
"Rara...ikut saya....penting banget," kata Putri.
"Tapi...saya lagi ada tamu," kata Rara.
"Udah...ayo. Ini penting banget," kata Putri yang memaksa.
"Maaf...Abang Joe...saya..ada urusan...jadi obrolan kita. Di lanjutkan lain waktu," kata Rara.
"Iya...gak..apa-apa!?" kata Joe.
Rara pun keluar dari rumah bersama Putri meninggalkan Joe yang diam aja padahal dalam hatinya kacau banget karena gagal mengungkapkan perasaannya sama Rara. Beni pun langsung bergerak ke ruang tamu dan duduk bersama Joe.
"Gimana berhasil ngobrol....sama Rara dengan maksud dan tujuan ...kamu dateng kesini?" tanya Beni.
"Gagal....di ganggu ...sama temannya Rara," jawab Joe yang kesal.
"Ya....kalau begitu...sih. Urusan tetap sama aja....gak ada penyelesainnya. Kalau menurut aku.....sebagai teman. Urungin aja...niat kamu...menyukai Rara. Masih banyak yang cewek yang mau sama kamu....Joe. Kaya Rani...teman kerja kita. Kayanya sih udah lama suka sama...kamu Joe. Cuma itu..kamu..menghindar terus. Kenapa gak terima cintanya....Rani.....aja?" kata Beni.
"Gimana...ya. Rasanya...beda gitu kalau urusannya dengan Rara. Sedang Rani...biasa aja," kata Joe.
"Eee...yang dekat gak terima. Yang jauh....di kejar. Masalahnya kalau aku melihat gelagat adik...aku. Rara itu belum putus sama Dono alias masih saling mencintai. Cuma...itu...sifat keduanya...susah untuk di omongin," kata Beni.
"Ya..udahlah. Saya..gak jadi ngejer Rara. Walau masih ada harapan sebelum janur melengkung. Aku coba menerima ..saran kamu...Beni...tentang Rani..yang menyukai aku. Apa salahnya...aku coba untuk dekat dengannya," kata Joe.
"Bagus..deh kamu menerima saran aku," kata Beni.
"Kalau begitu...aku permisi pulang. Asalamualaikum," kata Joe.
"Waalaikumsalam," jawab Beni.
Joe pun keluar dari rumah Beni dan langsung segera masuk mobilnya dan di bawa dengan baik menuju ke rumahnya. Beni menutup pintu depan dan segera bergerak menuju ruang tengah melanjutkan nonton Tvnya.
***
Sampai di rumah Putri. Ternyata ada Dono. Rara senang bertemu dengan Dono. Karena membawa sebuah buket bunga dan kue tar untuk meminta maaf sama Rara. Secara otomatis di maafin oleh Rara dan menerima sebuah buket bunga dan kue tar dari Dono. Semua pertemuan antara Rara dan Dono di rumah Putri memang di rencanain Dono lewat Putri teman dekat Rara.
Hubungan Rara pun membaik dengan Dono. Putri seneng karena telah membantu Dono untuk berbaikan dengan Rara. Padahal masalahnya sepele kenapa Dono dan Rara bertengkar hanya urusan nonton Film di bioskop? Rara ingin nonton Film tema cinta sedangkan Dono ingin nonton Film tema aksi laga. Karena sama-sama keras kepala mempertahankan keinginan masing-masing jadinya ya....bertengkar sampe satu minggu lebih. Dan akhirnya Dono pun mengalah juga demi Rara.
Jadi demi baikkan denga Rara. Dono mengajak Rara nonton film tema cinta untuk memenangkan pendirian Rara dan Dono kalah dengan pendiriannya. Saat nonton Film di bioskop gak jalan dua-duaan, tapi bawa temen yaitu Putri sebagai penengah dalam hubungan Rara dan Dono. Keakraban ketiganya terjalin dengan baik sampai sekarang.
Karya : No