CAMPUR ADUK

Saturday, March 7, 2020

MAIN KE PANTAI

Dono sedang duduk di batu karang sambil melihat pemandangan pantai yang bagus banget. Indro berjalan menuju Dono duduk di batu karang, sambil bermain air laut dengan cara tangan menyentuh air laut.

"Don!" panggilan Indro.

Dono mendengar panggilan Indro, tetapi tetap diam. Indro pun sampai juga dan duduk bersama Dono.

"Bagus....Don, pantainya," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Oh...iya Don, aku ingin nanya sesuatu tentang masalah cewek sih," kata Indro.

"Apa itu?" kata Dono.

"Apa....bener banyak cewek itu bodoh dalam memilih pasangan hidupnya, pada akhirnya jalan hidupnya kacau?" tanya Indro.

"Ya...kalau dari data di kumpulkan sih. Masih banyak sih. Kadang cewek itu mendapatkan pasangan yang buruk, tetap ia menyembunyikan keburukan cowoknya dan berkata 'Aku cinta dia', maksudnya di terima keburukan cowok tersebut padahal cowoknya kerjaanya penipu, pencuri, berjudi....ya hal yang buruk-buruk lah," penjelasan Dono.

"Berarti...cinta itu membutakan segalanya," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono pun beranjak dari duduknya di batu karang. Ya Indro juga mengikuti Dono. Keduanya berjalan menuju ke tempat Kasino, yang sedang asik duduk di bawah pohon yang rindang sambil baca koran hari ini.

"Apa....bener cewek itu pandai berbohong?" tanya Indro.

"Iyalah. Ada satu kejadian. Cewek mau mendekati aku. Niatnya aku kirain mau sekedar berteman saja, tahu-tahu ketahuan ia mau berteman sama aku tujuannya aku memilih dia jadi kekasih," kata Dono.

"Motif toh. Oh iya Don, apa bener...cewek itu gampang frustasi dalam urusan cinta?" kata Indro.

"Sebenarnya banyak sih. Cewek yang curhat ke aku. Urusan diri mereka. Punya pacar aja ngeluh apalagi gak punya pacar tetap aja keluh kesal," kata Dono.

"Ribet...iya urusan dengan cewek," kata Indro.

"Kadang ada yang menarik sih. Ceweknya gak suka dengan cowok yang menyukainya, ya tetap di kejar sih sama cowok yang menyukainya tuh cewek...agar di terima. Tuh cowok minta saran aku dan aku bilang 'Nikahin...aja tuh cewek yang kamu suka!', tetap aja tuh cowok nunduk tidak bisa mengambil keputusan untuk menikahin tuh cewek yang ia sukai dengan alasan yang jelas, aku periksa sih tuh cowok....gak ada kerjaan. Ketika aku main ke rumah tuh cewek, niat silaturahmi....eee...malah aku di terima sama orang tuanya tuh cewek dan juga ceweknya mau juga sama aku," cerita Dono.

"Jadi.....cowok yang ngejar cewek itu di tolak. Kamu, Don...yang sekedar...berteman saja....eee di terima!" kata Indro.

"Iya," tegas Dono.

Dono dan Indro pun duduk bersama Kasino.

"Gimana...jadi mancingnya...gak?" tanya Kasino.

"Jadi!!!" kata Indro.

"Ya....jadilah...sudah jauh-jauh..ke pantai...untuk refesing," kata Dono.

"Ayo...berangkat memancing!" kata Kasino.

Dono, Kasino dan Indro mengambil pancingan dan segera berjalan menuju tempat yang menurut bertiga untuk memancing.

"Kasino...aku mau nanya sesuatu," kata Indro.

"Apa...itu?" kata Kasino.

"Apa...bener...cewek sering mengalihkan...perasaannya ke cowok lain, walau sudah ada pacar gitu?" tanya Indro.

"Menurut mu Dono?" tanya Kasino.

"Menurut mu...kamu, Kasino?" tanya Dono.

"Ya....bener sih, cewek itu bisa mengalihkan perasaannya ke cowok lain, walau sudah punya pacar," kata Kasino.

"Bener...lah omongan Kasino," kata Dono yang menegaskan omongan Kasino.

Dono, Kasino dan Indro....sampai di tempat baik untuk memancing. Ketiganya mulai memancing dengan santai tapi serius.

"Apa pendapat kalian tentang cowok yang menyukai cewek di sukai pada akhirnya di tolak mentah-mentah?" tanya Indro.

"Kebanyakan sakit hati dan akhirnya nangis dan curhat pada aku," kata Dono.

"Gak...jauh beda sih dengan omongan Dono, tetapi aku tidak pernah....tuh cowok yang bermasalah curhat ke aku, kalau sakit hati sama cewek," kata Kasino.

"Jadi...benar toh. Sudahlah...gak usah di bahas lagi. Lebih baik asik memancing!" kata Indro.

"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro, ya asik memancing di pinggir pantai sambil menikmati keindahan pantai di hari minggu yang tenang banget banget.

TIARA

Seorang anak kecil tersesat di hutan. Ryu sedang berburu di hutan dengan menggunakan busur dan panah. Dengan pelan-pelan Ryu menyelusuri jejak kijang. Terlihat kijang sedang asik makan. Ryu menarik tali busur untuk melepaskan anak panah ke kijang. Ranting pun terpijak oleh Ryu, jadinya berbunyi dan di dengar oleh Kijang.

Kijang pun berlari dengan kencang. Ryu pun terpaksa mengejar kijang dan segera melepaskan anak panah dengan perhitungan tepat. Kijang pun terkena anak panah. Ryu pun segera mengambil Kijang yang tergeletak di tanah dengan mati karena ke panah menembus leher.

Ryu membopong Kijang, hasil buruannya. Bertemulah Ryu dengan anak kecil yang tersesat di hutan. Ryu pun menolong anak kecil tersebut untuk di bawa pulang. Sampai di rumah. Anak kecil jadi ketakutan dan menjerit-jerit karena melihat kepala Seriga di pajang di dalam rumah Ryu.

Ryu mulai menangkan anak kecil tersebut dengan membuang pajangan di dinding kepala Serigala. Anak kecil pun mulai tenang. Ryu memberikan makan anak kecil tersebut, baru di mandikan biar bersih dan di beri baju yang bagus buatan Ryu dengan menggunakan bajunya Ryu di buat kecil.

Ryu pun mulai bertanya nama anak kecil tersebut. Anak kecil tersebut memberitahu namanya Tiara. Lalu Ryu pun bertanya umur anak kecil tersebut dan Tiara agak bingung dengan umurnya, jadi di hitung dengan jari dan teringat perkataan Ibunya "6 tahun", ya Tiara berkata "6 tahun", sambil menunjukkan jarinya dengan hitungan enam.

Ryu pun senang dengan kepolosan Tiara. Tiara pun teringat Ibu dan akhirnya menangis. Ryu pun bertanya "Kemana Ibu, Tiara?" 

Tiara teringat benar-benar Ibunya menyuruh dirinya untuk lari agar tidak di bunuh serigala. Ayah bertarung mati-matian dengan serigala sampai melukai mata serigala dengan sebuah kayu yang runcing dan akhirnya di bunuh serigala yang murka dengan menggigit di bagian leher. Ibu yang mencoba menolong Ayah, mati di gigit juga di leher. Tiara melihat dari jauh kematian Ayah dan Ibunya, ya segera pergi dari situ karena pesan Ibunya.

Maka itu, Tiara menceritakan pada Ryu dengan tetes air mata di pipinya. Ryu mengerti kepedihan dari Tiara, jadi Tiara di jadikan anak angkatnya Ryu. Tiara pun senang punya Ayah angkat seperti Ryu. Setiap hari Ryu mendidik Tiara diajarkan memanah dan memasak dari hasil buruan. Kehidupan jadi lebih berarti hubungan antara Ryu dan Tiara yang tinggal di dalam hutan. 

Suatu ketika Ryu sedang berburu ke hutan. Tiara, di rumah sedang asik berlatih panah. Serigal yang lapar mendekati Tiara. Ketakutan Tiara melihat Serigala dan menjerit. Ryu pun mendengar teriakan dari Tiara, maka itu Ryu berlari secepat mungkin sampai di rumah.

Tiara di dalam rumah, ya mengunci pintu rumah....agar dirinya selamat dari serangan Serigala yang kelaparan. Tetap Serigala berusaha mendobrak pintu yang terbuat dari kayu. Ryu sampai di rumah dan langsung melepaskan anak panak ke Serigala. Tapi serangan panah Ryu meleset. Serigala bergerak menyerang Ryu. Dengan cepat Ryu menarik tali busurnya dan panah di lepaskan. Panah pun terkena tubuh serigala. Ryu terus melepaskan anak panah ke serigala dan akhirnya serigala roboh dan jatuh ketanah. Ryu pun mendekati serigala.

"Mati juga...makluk buas ini!" ujar Ryu.

Ryu pun masuk rumah untuk melihat Tiara. Ryu pun memeluk Tiara agar tenang dan tidak takut lagi dan berkata "Serigalanya....sudah mati".

Tiara pun senang mendengarnya. Ryu pun keluar rumah setelah Tiara tenang. Bangkai serigala pun di buang ke sebuah jurang yang dalam. Bangkai serigala pun jatuh di tanah dan di makan seekor ular yang besar banget, yang tinggal di bawah jurang.

Ryu pun kembali ke rumahnya. Mulai Ryu berkemas-kemas untuk melakukan perjalanan pergi ke kota demi Tiara, karena hidup di dalam hutan berbahaya untuk anak kecil seperti Tiara. Berhari-hari perjalanan menuju kota, akhirnya sampai juga. Ryu pun bertemu teman lama, Ricat dan adiknya Meli. Ryu pun bercerita tentang keadaannya kepada Ricat, jadi di terima tinggal di rumah Ricat. Ryu pun menjalin hubungan kembali dengan cinta lamanya Meli. Tak makan waktu lama Ryu pun menikahi Meli, ya Tiara pun di terima Meli jadi anak angkatnya. Kehidupan Tiara jadi sempurna kembali, punya Ayah dan Ibu.

SEKEDAR OBROLAN

Langit cerah sekali. Dono sedang asik duduk santai di halaman belakang, ya sambil baca buku. Kasino, ya nemenin Dono duduk di halaman belakang sambil mengurus tanaman di dalam pot, ya hobynya Kasino.

Indro, pun selesai memasak gitu dan segera di bawa makanan di piring ke halaman belakang untuk di makan bersama teman-teman. 

"Don, Kasino....pisang goreng!" kata Indro menaruh piring berisi pisang goreng di meja.

"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan.

Dono pun menghentikan baca bukunya dan segera mengambil pisang goreng, ya di makan gitu.

"Enak....," kata Dono.

Indro pun makan pisang goreng juga dengan santai melihat Kasino yang sibuk merawat tanaman di pot. 

"Oh...iya Don. Negeri ini sejauh apa kemajuan Negeri ini berkembangnya?" tanya Indro.

"Negeri...ini sejauh apa kemajuannya Negeri ini berkembangnya? Ya....sejauh...perkembangan teknologi yang di bangun Negeri ini untuk mencapai kemajuan Negeri," kata Dono.

"Jadi....hanya sebatas itu," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Kasino pun berhenti juga urusan ngurusin tanaman di potnya, ya mencuci tangan di air kran baruh deh duduk bersama Dono dan Kasino. Ya Kasino pun menuangkan air di dalam tekok ke gelas dan segera meminumnya.

"Segernya," kata Kasino.

Kasino pun makan goreng pisang buatan Indro.

"Emmm. Enak," kata Kasino.

"Don....dulu kita pejalan kaki semuanya sekarang kita..naik kendaraan yang di buat manusia dari terbuat dari kayu....sampai terbuat dari biji besi...kan?" kata Indro.

"Iya," saut Dono.

"Berarti....hidup...cuma sebatas teknologi berkembang saja," kata Indro.

"Ya...memang begitu kenyataannya," saut Dono.

"Sebenarnya...arah omongan kamu, Indro kemana?" tanya Kasino.

"Cuma....sekedar aja!!! Tidak maksud apa pun?!" kata Indro.

"Bahan...pembicaraan saja," saut Dono.

"Oh...begitu..toh," saut Kasino.

"Oh..iya...Don....kenapa kamu gak pernah ikutan lomba menyanyi? Padahal...kan, Dono punya kekuatan untuk dirinya jadi pemenang di lomba menyanyi!" kata Indro.

"Kekuatan...yang di maksud apa Indro?" tanya Kasino.

"Biasalah.....anak-anak pesatren dari Jawa Timur sampai seluruh Indonesia, ya teman-temannya Dono," kata Indro.

"Gimana...tanggapan kamu Don?" tanya Kasino.

"Aku...tidak ada niat ikutan lomba menyanyi. Jadi orang yang biasa-biasa lebih menarik," kata Dono yang rendah hati.

"Tuh...denger...Indro. Dono....gak punya niat untuk menggunakan kekuatannya untuk ajang perlombaan menyanyi. Ia lebih...seneng jadi...orang yang biasa-biasa. Beda dengan...orang-orang yang ikutan lomba menyanyi di ajang apa pun di media apa pun?!" kata Kasino yang tegas.

"Memang sih...jadi biasa-biasa aja lebih baik. Tidak ngoyo...demi impian yang belum tentu sampai pada tujuannya," kata Indro.

Indro makan lagi pisang goreng lagi. Kasino, ya makan pisang goreng lagi. Dono, baca buku lagi.

"Oh..iya, apa pendapat...kalian dengan peserta LIDA 2020 sekarang. Bagus...gak warna vokalnya?" tanya Indro.

"Warna vokal peserta LIDA 2020 yang sekarang? Bagus..sih," kata Kasino.

Dono berhenti baca bukunya dan berkata "Bagus sih warna vokalnya. Sekalian aja dengan peserta Indonesia Idol 2020...., warna vokalnya gimana menurut kalian berdua?" kata Dono.

"Kalau...Indonesian Idol 2020 yang sekarang sih, emang warna vokalnya bagus sih dan pemenangnya juga cewek lagi," kata Indro.

"Kalau...pendapatku...sih, ya sama...sih, warna vokalnya bagus peserta Indonesian Idol 2020," kata Kasino.

"Berarti....pendapat kalian berdua sepakat dengan aku...warna vokalnya, Bagus," kata Dono.

"Iya," saut Indro san Kasino bersamaan.

Dono terpikiran sesuatu apa yang di tonton ia kemarin malem.

"Kenapa...yang menang Putri Indonesia 2020 dari...Jawa Timur?" kata Dono.

"Emangnya yang menang Putri Indonesia 2020...dari Jawa Timur, ya Kasino? Malam kemarin...aku tidak nonton. Aku nonton LIDA 2020!" tanya Indro.

"Iya...yang menang Putri Indonesia 2020...dari Jawa Timur. Ya...memang sudah rezekinya tuh Putri dari Jawa Timur yang menang di ajang Putri Indonesia 2020," kata Kasino.

"Jawaban...terbaik. Sudah...rezekinya, tuh Putri dari Jawa Timur menang di ajang Putri Indonesia 2020," kata Indro yang menegaskan omongan Kasino.

"Rezeki...toh. Gak ada jawaban yang terbaik lagi selain itu. Benarlah," kata Dono.

Dono pun kembali baca buku lagi. Kasino ya beranjak dari duduknya bersama teman-temannya masuk ke rumah untuk nonton Tv. Ya Indro pun teringat dengan urusannya dengan Saskia, ya buru-buru benah diri dan setelah itu segera pergi ke rumah Saskia pake motor.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK