Siang hari di sebuah kafe pinggir jalan. Ilham sedang duduk asik minum kopi manis menunggu Mutiara dateng. Saat itu Joni masuk kafe melihat Ilham yang lagi santai.
"Apa bener itu Ilham?" celoteh Joni.
Joni mulai mendekati Ilham.
"Ilham........kan..," kata Joni.
"Ia saya Ilham...., Siapa kamu ya.......?" kata Ilham.
"Masa...gak kenal......teman SMA kamu.........Joni," katanya dengan lantang.
"Astafirohullazim ....Joni...yang badung itu...," kata Ilham.
"Iya..saya Joni yang badung. Giliran ulah saya..yang nakal inget. Giliran yang baik enggak," kata Joni.
"Maaf...deh....abisnya..yang terkenal badungnya...sih...saat SMA. Oh..saya lupa silakan duduk," kata Ilham.
"Iya..," saut Joni.
"Ngomong-ngomong udah...jadi orang hebat nie. Terlihat dari pakaiannya yang rapih," kata Ilham memuji sahabatnya.
"Ah.....kamu bisa aja Ilham. Saya cuma berusaha lebih keras lagi. Karena saya menyesal karena saat SMA nilai sekolah saya anjlok. Semenjak itu saya belajar untuk membimbing diri. Alhamdulliah .....dengan usaha keras saya benjadi pengusaha sukses," kata Joni.
"Hebat...banget.......," kata pujian Ilham.
Joni memanggil seorang pelayan kafe untuk memesan minuman. Sontak pelayan kafe langsung membawakan pesanan kebiasaan Ilham di meja tempat dia duduk.
"Loh.....cepet banget...," kata Ilham.
"Sebenarnya......Pak Joni ....adalah bos pemilik kafe ini...," kata pelayan kafe.
"Kamu ini membocorkan rahasia saya.......sana ke dalam saya ada urusan dengan teman lama. Jangan nimrung lagi.....," kata Joni sedikit becanda.
"Baik..bos....," jawab pelayan kafe.
"Jadi.......kamu ..bos kafe ini..... Baru tahu..usaha kamu.....Joni. Hebat...hebat...hebat. Anak badung bisa jadi orang sukses....," kata Ilham.
"Yang penting banyak berdo'a dan usaha...saja," kata Joni.
"Bener....bener.....bener .....Alloh SWT memberi petunjuk bagi...anak badung seperti kamu.......," kata Ilham yang santun.
"Ngomong-ngomong..........pekerjaan kamu sekarang apa...Ilham?," tanya Joni.
"Saya masih ngangur sekarang. Dulunya saya kerja, tapi di pecat. Gara-gara yang gak masuk akal," kata Ilham.
"Maksudnya.....di pecat sepihak...tanpa kejelasan apapun?," saut Joni.
"Ya..begitulah. Tapi saya tidak menyerah dan membangun usaha keluarga sama seperti kamu. Eh...malah kena musibah. Rumah makan hangus ke bakar karena gas meledak," kata Ilham.
"Jadi...musibah..beruntun....ke kamu ya...Ilham. Yang sabar..ya...," kata Joni.
"Terima..kasih atas perhatian kamu...," kata Ilham.
"Gimana....kamu....kerja sama saya..?" saran Joni.
"Kerja...di kafe..ini.....," kata Ilham.
"Ya...gak...kerja di kafe..ini...tapi di perusahaan....lah....," kata Ilham.
"beneran.......Joni....," kata Ilham.
"Iya....beneran...siapa bilang bohongan.....," kata Joni.
"Alhamdulillah......saya dapet kerjaan......," kata Ilham.
Ilham dan Joni menyelesaikan minumnya di kafe. Lalu bergegas pergi ke kantor Joni dengan menggunakan mobil mewah. Saat Itu Mutiara baru dateng ke kafe tempat pertemuan dengan Ilham. Tapi ternyata Mutiara melihat Ilham pergi bersama sorang jentelmen muda dengan mobil mewah.
"Kak Ilham...mau pergi kemana..ya... ? Kan janjian temuan di kafe..ini..," celoteh Mutiara.
Mutiara langsung masuk ke dalam kafe di pinggir jalan. Lalu Mutiara bertanya pada pelayan di dalam kafe. Mutiara mendapatkan penjelasan yang cukup akurat dari pelayan kafe. Mutiara yang khawatir menjadi tenang perasaan hatinya.
"Ternyata......Kak Ilham pergi dengan teman lamanya..," kata Mutiara.
"Maaf....Mbak.....ini ada sepucuk surat dari Mas yang Mbak tanyakan," kata pelayan kafe.
"Terima kasih..banyak.....," kata Mutiara.
"Iya...sama-sama," saut pelayan kafe.
Mutiara mengambil sepucuk surat dari pelayan kafe. Lalu segera Mutiara membacanya.
"Oh..Kak...Ilham meminta maaf.....karena menggagalkan pertemuan hari ini...," kata Mutiara setelah membaca sepucuk surat dari Ilham.
Mutiara keluar dari kafe dan pergi menuju ke tempat mengajarnya yang tidak jauh dari tempat kafe.