CAMPUR ADUK

Monday, August 26, 2019

JAGO TARUNG

Seusai main bermain ke rumah Toni segera Doni pulang ke rumah. Saat di persimpangan gang melihat Selfi di ganggu oleh dua anak berandalan daerah sekitar situ. Doni tanpa pikir panjang langsung berlari dan menerjang ke arah salah satu anak berandalan sampai masuk ke dalam got yang bau busuk.

Saat mendarat di jalan beraspal langsung membuat gerakan putaran tendangan ke arah muka anak berandalan yang berada di belakang. Anak berandalan menyerang Doni dengan tinjuan segera menghindar dan memberikan tinjuan telak ke mukanya. Baru di tambah tendangan yang kuat pake kaki kanan Doni....langsung terpental jatuh di jalan beraspal.

Doni pun memegang tangan Selfi dan menariknya sambil berkata "Ayo kita pergi dari sini!".

Selfi mengangguk dan mengikuti Doni yang menarik tangan kanannya pake tangan kiri. Kedua berlari sekecang-kencangnya menjauh dari tempat masalah. Sampai di rumah Selfi.
"Sekarang kamu telah selamat," kata Doni.

"Iya. Terimakasih atas bantuannya," kata Selfi.

"Sama-sama," saut Doni

Selfi pun masuk ke dalam rumahnya. Doni berjalan dengan santai menuju rumahnya. Sampai di rumah. Sang Ayah Doni yang ahli bela diri menyerang anaknya untuk seberapa jauh anak bisa menghindari serangan dadakan dari musuh. Doni benar-benar sigap banget dalam menerima serangan Ayahnya berupa tinjuan maupun tendangan.

Doni berhasil menghindari serangan mematikan gerakan dari Ayahnya. Doni pun berbalik menyerang juga dengan serangan yang selalu di tahan Doni ke bagian muka.

Pertarungan pun berhenti dan sang Ayah pun berkata "Doni kamu sudah kuat sekarang. Ayah tidak salah mendidik...kamu...jadi pria yang sigap dalam menghadapi situasi berbahaya sekalipun".

"Terimakasih atas pujiannya. Tapi Doni...lapar. Jadi Doni mau masuk...rumah untuk makan," kata Doni.

"Iya...sana. Ayah mau melanjutkan olah raga lagi!!" kata Ayah.

Doni masuk ke dalam rumahnya langsung ke dapur. Ternyata Ibu sedang memasak dengan adik Rara yang ingin belajar memasak dari Ibu tercinta. Doni kebetulan lapar....langsung ngambil piring dan sendok untuk nyobain masakan adik Rara.

Dengan antusias Doni menikmati makan buatan adik Rara yang bantuin oleh Ibu untuk memasaknya.

"Gimana rasanya...enak gak masakan Rara?" tanya adiknya.

"Enak...banget," pujian Doni.

Rara senang masakan di puji enak oleh Doni....Kakaknya Rara. Usaha Rara pandai memasak tidak sia-sia. Apalagi Ibu selalu membimbing Rara dengan baik.
Doni menyelesaikan makannya dan mencuci piring dan gelas yang di pakainya untuk makan dan minum. Baru deh setelah itu main game di kamar Doni. Waktu begitu cepat sekali...tahu-tahu sudah malem. Doni mengerjakan pekerjaan sekolahnya sampai selesai setelah itu istirahat tidur. 

Esok harinya. Doni berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki karena jarak tempuh ke sekolah dekat. Ketemu dengan Selfi di jalan langsung berkata "Hay selfi selamat pagi".

Selfi pun berhenti dari jalan melihat Doni dan berkata "Selamat pagi juga...Doni".

Doni pun jalan bareng sama Selfi ke sekolah sambil ngobrol selayaknya teman yang akrab. Bel sekolah pun berbunyi tanda masuk sekolah dan jam pelajaran sekolah di mulai.

Doni pun belajar dengan baik begitu juga dengan Selfi di dalam satu kelas dengan guru yang benar-benar membimbing muridnya agar pandai. Saat jam pelajaran olah raga. Doni pun bermain basket dengan kawan-kawan dengan penuh semangat banget. Terkadang Selfi memperhatikan permainan basket Doni.

Sampai jam belajar sekolah selesai dan pulang sekolah. Doni pun pulang bareng sama Selfi karena di khawatirkan anak berandalan akan balas dendam karena urusan kemarin di kalahkan dalam perkelahian di jalanan.

Saat persimpangan Doni melihat pergerakan anak berandalan. Maka segera menghindarilah masalah Doni karena musuhnya terlalu banyak. Berlarilah Doni dan Selfi menuju arah yang di perhitungkan Doni. Anak berandalan tahu...bahwa Doni melarikan diri dari urusan perkara yang kemarin belum selesai. Terjadi kejar-kejaranlah.
Sampai di depan kantor polisi. Yang terjebak bukannya Doni dan Selfi, tapi melainkan anak berandalan. Segera polisi menangkap anak berandalan karena membuat keresahan dalam lingkungan masyarakat.

Doni pun mengantar Selfi pulang. Sampai di depan rumah Selfi ada orang menyerang Doni dengan dadakan. Untung Doni sigap. Ternyata yang menyerang Doni adalah Bos anak berandalan yang terkenal dengan keburukannya maka di julukin Dargo. Doni tidak gentar menghadapi Dargo. Beberapa kali Dargo menyerang Doni denga tinjuan dan tendangan....tetap Doni bisa mengimbangi. Saat ada kesempatan Doni menyerang bagian wajah Dargo sampai bengep.

Dargo jengkel di kalahkan anak ingusan, maka itu Dargo mengeluarkan pisau untuk menyerang Doni. Kondisi memang berbahaya buat Doni. Di lepaskan ikat pinggang Doni untuk memecut Dargo beberapa kali saat mau menusukkan pisau. Dargo mati langkah dalam pertarungan. Selfi pun berteriak "Tolong".

Dargo mulai panik dan kabur dengan tunggang langgang agar tidak di gebukin oleh warga sekitar. Karena lingkungan masih sibuk dengan urusan mereka semua....jadi teriakan Selfi di abaikan warga.

Doni pun akhirnya memutuskan pulang. Selfi pun masuk ke dalam rumahnya karena sudah aman. Selang berapa saat Doni sampai rumah. Saat nonton Tv. Doni menonton berita terbaru bahwa Dargo di tangkap polisi.
Doni pun senang sekali musuhnya masuk penjara karena kehidupannya jadi normal lagi. Doni pun masuk kamarnya untuk main game untuk menikmati hidup......masa-masa jadi anak sekolah kelas 1 SMA.

SEKEDAR NGOBROL

Baru sampai di rumah hujan turun sangat deras banget. Dono duduk di ruang tamu untuk menghilangkan rasa lelahnya dan melihat hujan dari pintu depan terbuka lebar.

Udara tambah dingin banget. Indro bergerak dari dapur menuju ruang tamu dan duduk bersama Dono dengan membawa tekok kecil yang berisi teh dan gelas.... langsung di taruh di meja. Indro telah mengisi gelasnya dengan teh dan meminumnya saat masih panas agar tubuh anget.

"Enaknya Don...tehnya," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Dono mengisi gelas di meja dengan tekok kecil yang berisi teh buatan Indro. Dono pun meminum teh buatan Indro.

"Enak...Indro teh buatan kamu," kata Dono.

Tubuh Dono langsung minum teh yang anget banget dan susana dingin berkurang banget. Kasino baru pulang dari kerjaan dan masuk rumah dalam keadaan basah kuyup tapi tidak mengucap salam masuk rumah "Asalamualaikum".

"Waalaikumsalam," jawab Dono dan Indro bersamaan.

Kasino segera ke kamar untuk berganti pakaian dan keadaan dirinya sudah kedinginan karena kehujanan. Dono hendak ke kamar untuk berganti pakaian, tapi Indro ingin mulai ingin mengajak ngobrol sama Dono yang lebih serius lagi. Dono sudah tahu sifat Indro jadi berkata Dono "Nanti aja ngobrolnya...Indro. Aku ganti pakaian".

"Iya," saut Indro.

Dono pun bergerak menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Indro beranjak dari ruang tamu dan duduk di ruang tengah sambil menyetel Tv dan langsung memilih acara Tv favoritnya Indro.

Kasino dan Indro telah beres benah dirinya langsung duduk bersama Indro di ruang tamu sambil nonton Tv.

"Indro apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Dono.

"Biasa...tentang acara Tv...aja!?" kata Indro.

"Ya...gak terlalu penting banget," kata Dono.

"Biasa...Indro...nyari pola pembicaraan agar...suasana hidup. Gak diam aja. Jadi rame," kata Kasino.

"Bener kata....Kasino. Biar rame," saut Indro.

"Ya..deh. Tapi apa yang ingin kamu bicarakan tentang acara Tv?" kata Dono.

"Biasa apa tanggapan kamu...tentang D Star grandfinal?" tanya Indro.

"Itu...sih jawabannya sederhana. Bagus...aja," kata Dono.

"Sederhana...gitu...Don. Tapi kan Selfi gak masuk grandfinal?" tanya Indro.

"Itu...sih jawaban bukan urusan aku," kata Dono.

"Bener..itu bukan urusan Dono," saut Kasino.

"Memang bukan urusan kamu. Tapikan......Aku ingin tahu aja apa tanggapan kamu Don...berkenaan tentang Selfi gak masuk grandfinal?" kata Indro.

"Aku....bukan Tuhan yang tahu segalanya. Urusan manusia....hanya manusia itu sendiri yang bertanggungjawab dalam menjalankan hidup. Maka itu...aku tidak peduli. Hanya sebatas penggemar aja...gak lebih. Kecewa itu ada tapi tidak ada gunanya. Cuma permainan menang atau kalah....sudah biasa itu mah," penjelasan Dono yang bener-bener tegas.

"Ya...aku tahu Don. Pada akhirnya. Sesuai omongan Nazzar...juga...kaya telah terkonsep rapih," kata Indro.

"Kalau kenyataannya begitu. Ya. .sudah...tonton aja!!!," kata Dono.

"Tonton aja jadi penonton yang baik. Biarin yang heboh para penggemar fanatik di sosial media," tambahan Kasino.

"Iya deh. Tapi Don...yang kamu dukung siapa dalam grandfinal antara Fildan, Reza dan Rara?" kata Indro.

"Rara," saut Kasino.

"Itu...Kasino tahu," kata Dono.

"Kalau...Rara yang di dukung....alasannya. Masih kaitan dalam tulisan kamu di Blog," kata Indro.

"Kenyataan begitu," saut Dono.

"Sudah diam. Ngobrolnya kepanjangan. Cuma....sekedar ngobrol aja!" kata Kasino.

"Iya," saut Dono dan Indro bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro mulai diam dan asik nonton Tv acara kesukaan mereka bertiga untuk menghilangkan kepenatan hidup karena lelah seharian bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK