Seusai main bermain ke rumah Toni segera Doni pulang ke rumah. Saat di persimpangan gang melihat Selfi di ganggu oleh dua anak berandalan daerah sekitar situ. Doni tanpa pikir panjang langsung berlari dan menerjang ke arah salah satu anak berandalan sampai masuk ke dalam got yang bau busuk.
Saat mendarat di jalan beraspal langsung membuat gerakan putaran tendangan ke arah muka anak berandalan yang berada di belakang. Anak berandalan menyerang Doni dengan tinjuan segera menghindar dan memberikan tinjuan telak ke mukanya. Baru di tambah tendangan yang kuat pake kaki kanan Doni....langsung terpental jatuh di jalan beraspal.
Doni pun memegang tangan Selfi dan menariknya sambil berkata "Ayo kita pergi dari sini!".
Selfi mengangguk dan mengikuti Doni yang menarik tangan kanannya pake tangan kiri. Kedua berlari sekecang-kencangnya menjauh dari tempat masalah. Sampai di rumah Selfi.
"Sekarang kamu telah selamat," kata Doni.
"Iya. Terimakasih atas bantuannya," kata Selfi.
"Sama-sama," saut Doni
"Sama-sama," saut Doni
Selfi pun masuk ke dalam rumahnya. Doni berjalan dengan santai menuju rumahnya. Sampai di rumah. Sang Ayah Doni yang ahli bela diri menyerang anaknya untuk seberapa jauh anak bisa menghindari serangan dadakan dari musuh. Doni benar-benar sigap banget dalam menerima serangan Ayahnya berupa tinjuan maupun tendangan.
Doni berhasil menghindari serangan mematikan gerakan dari Ayahnya. Doni pun berbalik menyerang juga dengan serangan yang selalu di tahan Doni ke bagian muka.
Pertarungan pun berhenti dan sang Ayah pun berkata "Doni kamu sudah kuat sekarang. Ayah tidak salah mendidik...kamu...jadi pria yang sigap dalam menghadapi situasi berbahaya sekalipun".
"Terimakasih atas pujiannya. Tapi Doni...lapar. Jadi Doni mau masuk...rumah untuk makan," kata Doni.
"Iya...sana. Ayah mau melanjutkan olah raga lagi!!" kata Ayah.
Doni masuk ke dalam rumahnya langsung ke dapur. Ternyata Ibu sedang memasak dengan adik Rara yang ingin belajar memasak dari Ibu tercinta. Doni kebetulan lapar....langsung ngambil piring dan sendok untuk nyobain masakan adik Rara.
Dengan antusias Doni menikmati makan buatan adik Rara yang bantuin oleh Ibu untuk memasaknya.
"Gimana rasanya...enak gak masakan Rara?" tanya adiknya.
"Enak...banget," pujian Doni.
Rara senang masakan di puji enak oleh Doni....Kakaknya Rara. Usaha Rara pandai memasak tidak sia-sia. Apalagi Ibu selalu membimbing Rara dengan baik.
Doni menyelesaikan makannya dan mencuci piring dan gelas yang di pakainya untuk makan dan minum. Baru deh setelah itu main game di kamar Doni. Waktu begitu cepat sekali...tahu-tahu sudah malem. Doni mengerjakan pekerjaan sekolahnya sampai selesai setelah itu istirahat tidur.
Esok harinya. Doni berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki karena jarak tempuh ke sekolah dekat. Ketemu dengan Selfi di jalan langsung berkata "Hay selfi selamat pagi".
Selfi pun berhenti dari jalan melihat Doni dan berkata "Selamat pagi juga...Doni".
Doni pun jalan bareng sama Selfi ke sekolah sambil ngobrol selayaknya teman yang akrab. Bel sekolah pun berbunyi tanda masuk sekolah dan jam pelajaran sekolah di mulai.
Doni pun belajar dengan baik begitu juga dengan Selfi di dalam satu kelas dengan guru yang benar-benar membimbing muridnya agar pandai. Saat jam pelajaran olah raga. Doni pun bermain basket dengan kawan-kawan dengan penuh semangat banget. Terkadang Selfi memperhatikan permainan basket Doni.
Sampai jam belajar sekolah selesai dan pulang sekolah. Doni pun pulang bareng sama Selfi karena di khawatirkan anak berandalan akan balas dendam karena urusan kemarin di kalahkan dalam perkelahian di jalanan.
Saat persimpangan Doni melihat pergerakan anak berandalan. Maka segera menghindarilah masalah Doni karena musuhnya terlalu banyak. Berlarilah Doni dan Selfi menuju arah yang di perhitungkan Doni. Anak berandalan tahu...bahwa Doni melarikan diri dari urusan perkara yang kemarin belum selesai. Terjadi kejar-kejaranlah.
Sampai di depan kantor polisi. Yang terjebak bukannya Doni dan Selfi, tapi melainkan anak berandalan. Segera polisi menangkap anak berandalan karena membuat keresahan dalam lingkungan masyarakat.
Doni pun mengantar Selfi pulang. Sampai di depan rumah Selfi ada orang menyerang Doni dengan dadakan. Untung Doni sigap. Ternyata yang menyerang Doni adalah Bos anak berandalan yang terkenal dengan keburukannya maka di julukin Dargo. Doni tidak gentar menghadapi Dargo. Beberapa kali Dargo menyerang Doni denga tinjuan dan tendangan....tetap Doni bisa mengimbangi. Saat ada kesempatan Doni menyerang bagian wajah Dargo sampai bengep.
Dargo jengkel di kalahkan anak ingusan, maka itu Dargo mengeluarkan pisau untuk menyerang Doni. Kondisi memang berbahaya buat Doni. Di lepaskan ikat pinggang Doni untuk memecut Dargo beberapa kali saat mau menusukkan pisau. Dargo mati langkah dalam pertarungan. Selfi pun berteriak "Tolong".
Dargo mulai panik dan kabur dengan tunggang langgang agar tidak di gebukin oleh warga sekitar. Karena lingkungan masih sibuk dengan urusan mereka semua....jadi teriakan Selfi di abaikan warga.
Doni pun akhirnya memutuskan pulang. Selfi pun masuk ke dalam rumahnya karena sudah aman. Selang berapa saat Doni sampai rumah. Saat nonton Tv. Doni menonton berita terbaru bahwa Dargo di tangkap polisi.
Doni pun senang sekali musuhnya masuk penjara karena kehidupannya jadi normal lagi. Doni pun masuk kamarnya untuk main game untuk menikmati hidup......masa-masa jadi anak sekolah kelas 1 SMA.