CAMPUR ADUK

Thursday, December 28, 2023

WRATH OF THE TITANS

Budi dan kawan-kawan berada di pantai yang bagus keadaannya gitu. Eko dan Abdul memancing dengan baik di pinggir pantai dengan harapannya dapat ikan gitu. Budi duduk santai di bawah pohon rindang sambil menikmati keadaan, ya sambil juga makan keripik singkong dan minum, ya minuman kaleng gitu. 

"Baca cerpen saja!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di dalam tas, ya buku di buka dengan baik dan di baca dengan baik cerpen yang ceritanya menarik gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Perseus, anak hasil hubungan terlarang Dewa Zeus dengan manusia biasa, tetap memilih menjadi manusia, meski ayahnya, Zeus mengabarkan bahwa kehidupan para dewa sedang terancam. Makin sedikitnya manusia yang menyembah dewa, menyebabkan kekuatan para dewa melemah, tak terkecuali Zeus sendiri. Zeus meminta Perseus ikut andil dalam menyelamatkan negeri para dewa dan juga manusia. Satu monster akan bangkit dan akan mengancam kehidupan manusia dan para dewa. Namun Perseus tidak mau membantu ayahnya.

Kemudian, Zeus bersama anaknya, Ares serta saudara kandung Zeus, Poseidon, menemui saudara mereka, Hades agar mau menyatukan kekuatan untuk menyelamatkan alam semesta. Hades juga menolaknya, karena ia kecewa dengan tindakan Zeus dimasa lalu karena mengasingkannya. Celakanya, Ares rupanya menginginkan monster tersebut, yang adalah Ayah dari Zeus, Poseidon, dan Hades yaitu Kronos, bangkit untuk sebuah tatanan dunia yang baru. Poseidon berhasil dicelakai oleh Ares dan Zeus ditangkap dan disekap.

Sementara itu, di alam manusia terjadi kepanikan besar dengan adanya serangan dari naga berkepala dua. Perkampungan terbakar, korban berjatuhan, tak terkecuali putra Perseus, Hellus. Perseus panik bukan main melihat nyawa anaknya terancam. Perseus akhirnya berhasil menaklukkan naga api dan menemui ayahnya, Zeus di kuil para dewa. Alangkah terkejutnya Perseus mendapati Zeus tidak berada di sana. Saat itulah, Poseidon datang dalam keadaan sekarat, memberitahunya soal Zeus dan pengkhianatan Ares. Poseidon memerintahkan agar Perseus menemui Agenor, putra Poseidon yang setengah dewa, dan Ratu Andromeda. Setelah itu, Poseidon pun tewas menjadi gumpalan debu.

Singkat cerita, Perseus pun pergi mencari Agenor. Saat berjumpa dengan Agenor, lewat berbagai macam bujukan, Agenor pun bersedia membantu menyelamatkan Zeus. Mereka berdua pun berangkat ke tempat Zeus ditahan, yang penuh jebakan yang menggila. Sedangkan di sisi lain, monster api akan bangkit. Zeus berhasil membujuk Hades agar mau melepaskannya. Ares pun murka dan terjadilah pertarungan. Zeus hampir dikalahkan Ares, tetapi Perseus datang dan berhasil menyelamatkannya. Celakanya, di sisi lain, monster mematikan dari kerak neraka sudah terlanjur bangkit dan alam semesta pun terancam musnah.

***

Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di dalam tas. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati makan keripik singkong dan minuman kaleng, ya sampai minuman kaleng habis gitu. 

"Eko dan Abdul masih asik mancing," kata Budi. 

Kaleng minuman yang kosong, ya di buka pake pembuka kaleng sama Budi. Setelah itu, ya kaleng di cuci pake air laut dan air laut pun diisi dengan baik di kaleng. 

"Main masak-masak," kata Budi. 

Budi mengumpulkan kayu kering dan daun kering dan batu untuk di buat tungku. Setelah terkumpul semuanya, ya api dihidupkan pake korek api gitu. Api jadi, ya kaleng berisi air laut di taruh di tungku batu. 

"Masak air. Cakep," kata Budi. 

Budi masak air laut dengan baik. Sampai akhirnya air kering yang tersisa di dalam kaleng adalah garam gitu. 

"Garam...bagus," kata Budi. 

Eko selesai mancing, ya dapat ikan cukup besar gitu dua ekor. Eko ke tempat Budi yang sedang asik duduk di bawah pohon rindang. 

"Dapat ikan Eko?" kata Budi. 

"Ya keberuntungan aku. Dapat ikan dua ekor," kata Eko. 

Eko duduk di sebelah Budi, ya pancingan dan ikan di taruh di samping kiri Eko. Terlihat tungku dari batu dan bara api masih hidup gitu dan ada kaleng yang gosong di depan Budi. 

"Budi main masak-masak, ya Budi?" kata Eko. 

"Iya main masak-masak kan," kata Budi. 

"Masak apa?" kata Eko. 

"Masak air," kata Budi. 

"Cakep," kata Eko. 

"Air laut aku masak. Akhir yang aku dapatkan adalah garam," kata Budi. 

Budi mengambil kaleng dan menunjukkan garam di dalam kaleng. Eko melihat garam di dalam kaleng. 

"Garamnya bagus," kata Eko. 

Kaleng berisi garam di taruh di tanah berpasir di depan Budi. 

"Kalau hasil garamnya banyak. Bisa di jual, ya kan Eko?" kata Budi. 

"Kalau banyak. Seperti produksi petani garam, yaaa di jual garamnya. Kalau punya Budi, ya hasilnya sedikit di komsumsi sendiri untuk bahan campuran bumbu masakan. Agar hasil masakan, ya rasa enak gitu," kata Eko. 

"Memang sih. Garam yang aku hasilkan cuma sedikit, ya cuma untuk campuran bumbu masakan jadinya masakan enak, ya pake garam," kata Budi. 

"Kalau alternatif lain?" kata Eko. 

"Maksud...Eko. Proses masak garamnya, ya Eko?" kata Budi. 

"Iya proses masak garamnya. Pake tenaga angin laut untuk menghasikan listrik. Ya listrik di gunakan untuk menghidupkan alat kompor listrik untuk memasak air laut," kata Eko. 

"Tenaga angin laut untuk menghasilkan listrik. Pake cahaya matahari juga bisa, ya menghasilkan listrik. Ya listrik di gunakan untuk menghidupkan kompor listrik untuk masak air laut. Garam di dapatkan," kata Budi. 

"Semuanya tergantung kepintaran manusia untuk mengolah air laut jadi garam," kata Eko. 

"Kepintaran manusia," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Berada di pantai, ya aku teringat dengan film One Piece, ya ceritanya bagus. Kalau Budi?" kata Eko. 

"Berada di pantai, ya aku teringat film tema cinta," kata Budi. 

"Cinta toh. Ada rasa yang ingin di rasakan Budi, ya kan?" kata Eko. 

"Ya ada sih yang ingin aku rasakan sih. Jalan bersama Tasya, ya menikmati keadaan pantai yang bagus," kata Budi. 

"Tasya apa Yeni?" kata Eko. 

"Tasya," kata Budi. 

"Tasya apa Nia?" kata Eko. 

"Tasya," kata Budi. 

"Jadi yang di tetapkan Budi dengan baik Tasya. Jadi Yeni dan Nia diabaikan saja!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Eko. Ada keinginan jalan bersama Purnama, ya menikmati keindahan pantai?" kata Budi. 

"Ya ada sih. Keinginan jalan sama Purnama," kata Eko. 

"Ada toh!" kata Budi. 

"Cinta itu. Menyenangkan bersama cewek yang di sukai," kata Eko. 

"Memang cinta itu menyenangkan bersama cewek yang di sukai," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko 

"Emmm," kata Budi. 

Abdul selesai mancing, ya dapat ikan cukup besar tiga ekor. Abdul ke tempat Eko dan Budi, ya duduk di bawah pohon rindang gitu. 

"Abdul dapat ikan?" kata Budi. 

"Dapet ikan tiga ekor. Rezeki aku dari usaha," kata Abdul. 

Abdul duduk dengan baik, ya pancingan dan ikan di taruh di samping kiri Abdul. 

"Eko dapat ikan berapa?" kata Abdul. 

"Aku dapat dua ekor," kata Eko. 

Eko menunjukkan ikan pada Abdul. 

"Dua toh yang di dapatkan Eko," kata Abdul. 

Ikan di taruh Eko di sebelah kirinya. Abdul memang melihat tungku batu, ya ada bara api yang masih hidup gitu. 

"Budi masak apa?" kata Abdul. 

"Masak air laut," kata Budi. 

"Cakep," kata Eko. 

"Air laut di masak," kata Abdul. 

"Jadinya garam," kata Budi. 

Budi mengambil kaleng dan tunjukkan pada Abdul dan Abdul, ya melihat garam dalam kaleng gitu. 

"Garam," kata Abdul. 

Budi menaruh kaleng di tanah berpasir di depan Budi gitu. 

"Namanya masak air laut, ya pastinya hasilnya garam," kata Eko. 

"Ngomong-ngomong....ikannya di dapatkan Eko dan Abdul mau di olah apa?" kata Budi. 

"Ikan bakar," kata Eko. 

"Iya. Ikan bakar," kata Abdul. 

"Di olah jadi ikan bakar toh!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menghidupkan api dengan menambahkan kayu kering. Eko dan Abdul, ya telah menusuk ikan dengan batang kayu gitu. Ketiga bekerjasama dengan baik masak ikan, ya sampai matang gitu menjadi ikan bakar yang enak. Ya ikan di makan ketiganya, ya sambil menikmati menikmati keadaan pantai yang bagus gitu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK