CAMPUR ADUK

Wednesday, March 3, 2021

TAK TAHAN LAGI

Kasino sedang duduk di ruang tamu, ya sedang nonton vidio musik di Hp-nya. 

Lirik lagu :

"Tak tahan lagi ingin bertemu
Berjuta kata ingin ku ucap
S'lama kau pergi
Tak ada lagi....teman dalam sepiku
Bulan mendekap wajah yang muram
Serpihan rindu ingin ku sapu
Sepiku hilang saat kau hadir
Menepis semua....gundah
....Bisakah engkau menundukkan wajah
....Coba berpikir dari sisi aku
....Pernahkan engkau merasakan rindu
....Sampai menggigil sepertiku ini

...Jarak membentang tak urungkan niat
...Menanti kekasih setianya aku"

***

Kasino menghentikan nonton vidio musik di Hp-nya, ya memang lagu yang di tonton karya 'Melly Goeslaw'.

"Tak tahan lagi ingin bertemu dengan kekasih hati, ya Selfi. Tapi tahan lagi yang sebenarnya aku mau ke belakang. Ini semua kebanyakan makan cabe, ya perut ku melilit rasanya," kata Kasino.

Kasino bergerak ke belakang dengan cepat. Indro dan Dono, ya sedang nonton Tv di ruang tengah. 

"Acara yang kita tonton ini perkembangan agama Kristen," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Perang salib. Benar terjadi ya!" kata Indro.

"Antara Muslim dan Kristen," kata Dono.

"Cuma sejarah aja," kata Indro.

"Muslim yang baik itu harus menghormati ajaran agama lain. Ya tujuannya tidak terjadi perpecahan contohnya : perang. Kita tidak ada yang tahu pasti bener salahnya peperangan. Yang kita tahu, ya hanya sejarah saja. Orang kita ini belum lahir saat terjadi perang salib itu, " kata Dono.

"Generasi melenial...lahir di zaman sekarang. Mana tahu bener salahnya peperangan itu. Cuma mendapatkan informasi dari tontonan sejarah tentang perang salib," kata Indro.

"Jadi di Indonesia ini terus di omongin sama para pemimpin Indonesia, ya harus Toleransi. Ya tujuannya kerukunan umat beragama," kata Dono.

"Kalau kerukunan umat agama itu hancur, ya perang agama lah. Benar salah tidak ada tahu lah. Orang hancur kedua belah pihak jika berperang," kata Indro.

"Tuhan Yang Maha Esa dari singgahsana yang besar, ya melihat manusia itu yang berperang itu di ibaratkan semut merah dan semut hitam. Dunia di jadikan medan pertarungan, ya sama aja nerakanya dunia ini," kata Dono.

"Iya Don. Ibarat semut hitam dan merah, yang bertarung. Pada akhirnya hancur berantakan," kata Indro.

"Ya sudahlah tidak perlu di bahas lebih jauh tentang perang salib. Kita tonton aja acara Tv tentang perkembangan agama Kristen. Tujuannya Toleransi. Kita umat Islam menghormati agama lain yang di anut, maka kita pun di hormati sama orang agama lain juga," kata Dono.

"Toleransi," kata Indro.

Indro dan Dono, ya fokus nonton Tv. Kasino selesai urusan ke belakang. Karena masih urusan tak tahan lagi ingin bertemu dengan kekasih hati, jadi Kasino berangkat ke rumah Selfi pake mobil lah. 

ALHAMDULILLAH

Dono di kamarnya sedang mengetik di leptopnya. Kasino di ruang tengah sedang asik nonton Tv. Indro di ruang tamu mengambil gitar di meja, ya segera di mainkan gitar dengan baik dan juga menyanyikan lagu dengan judul 'Alhamdulillah'. 

"Slalu ku sakiti engkau dengan dosaku
Ku balas segala kebaikanmu dengan kekurangan

Tiada pernah ke menyadari semuanya
Bahwa nafas yang ku hirup
Adalah kuasamu

Alhamdulillah ku syukuri semua
Terima kasih ku ya allah atas indahnya hidup
Alhamdulillah ku syukuri semua
Terima kasih ku ya Robbii
Atas rahmat dalam hidupku
Slalu ku tinggalkan engkau Dengan khilafku
Ku balas segala kemurahanmu Dengan keburukan

Alhamdulillah ku syukuri semua
Terima kasih ku ya allah atas indahnya
Alhamdulillah ku syukuri semua
Terima kasih ku ya Robbil
Atas rahmat dalam hidupku"

***

Indro selesai menyanyikan lagu karya 'Ungu', ya gitar di taruh meja.

"Hidup banyak-banyak bersyukur di beri banyak nikmat. Salah satunya aku bisa menyanyi dan juga bisa main gitar. Untuk menyenangkan hati saja, ya tidak terkenal gitu seperti penyanyi yang suara merdu banget dan juga pandai bermain alat musik yang ini dan itu. Jadi aku mengucapkan Alhamdulillah," kata Indro.

Indro ke ruang tengah untuk nonton Tv. Kasino masih asik nonton Tv di ruang tengah. Indro duduk di sebelah Kasino. Acara Tv sedang menayangkan perkembangan ajaran Budha di China, ya tepatnya Tibet. 

"Kasino," kata Indro. 

"Apa?" kata Kasino. 

"Kita ini sedang menonton acara Tv perkembangan ajaran Budha di Tibet kan," kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

"Kita ini umat Islam  yang di ajarkan untuk menghormati agama lain kan," kata Indro. 

"Iya. Kita umat Islam di ajarkan untuk menghormati agama lain, ya seperti contohnya : acara Tv yang kita tonton ini. Perkembangan ajaran Budha di Tibet," kata Kasino menegaskan omongan Indro

"Menghormati agama lain yang di anut, maka kita akan di hormati juga sama orang agama lain itu," kata Kasino. 

"Bener itu omongan Indro. Tumben pinter!" kata Indro. 

"Ah....dari kemarin juga pinter," kata Kasino. 

"Memang Indro pinter!" kata Kasino tegas. 

"Toleransi....kan, Kasino," kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv sampai acara Tv selesai di tonton dengan baik dan di ganti acara lain, ya Seni dam Budaya Indonesia. Sedangkan Dono selesai mengetik di leptopnya. 

"Alhamdulillah selesai juga membuat cerita," kata Dono. 

Dono mulai main game di leptopnya, ya biasa catur. 

TOLERANSI

Dono menemukan buku tulis yang lusuh di bawah rak buku. Dono membuka buku tulis lusuh dan membaca artikel yang tertempel di lebaran kertas buku tulis, ya segera di baca dengan baik artikel lama tersebut dengan judul 'Dulu Insan Film Yang Alergi Nonton Televisi'. 

Dulu, ketika industri perfilman nasional masih jaya-jayanya, ada insan film yang alergi terlibat dalam pembuatan sinetron, misalnya, menjadi pemain atau sutradara. Bahkan, sineas yang berkiprah di sinema elektronik seakan dikucilkan dari pergaulan. Padahal, "Ketika itu yang rajin membuat sinetron hanya TVRI karena memang hanya TVRI itulah yang ada," ungkap Ismail Sofyan Sani.

Ismail ini adalah sineas yang merasa terkucilkan karena dia rajin ikut bermain sinetron untuk tayangan TVRI.

"Saya sendiri tidak tahu, mengapa jadi begitu?" kata sutradara jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini kepada Saluran Nomor 1 RCTI - Jawa Pos. Namun demikian, Ismail mengaku tidak peduli dikucilkan dan tidak merasa terkucilkan. Dia berpendapat bahwa bermain film atau sinetron itu sama saja.

"Saya melihat orang film dulu sangat tidak suka jika disuruh bermain atau menyutradarai sinetron di teve. Mereka beralasan jika sudah top di film, bermain di teve dapat menurunkan pangkat mereka. Pada saat itu saya hanya bisa tersenyum melihat tingkah lakunya. Habis, bagaimana lagi, mereka melihat program di teve saja sudah alergi," ungkap Ismail.

Kini, insan film justru berbondong-bondong terjun ke dunia sinetron. Bagi Ismail, hal itu wajar saja karena hasil yang dapat diharapkan mereka waktu itu, kini tidak bisa diharapkan lagi. Daripada mereka ikut-ikutan mati, lebih baik turut memperkuat industri sinetron. Apalagi, kini jumlah stasiun televisi tidak hanya satu, tetapi enam buah sehingga banyak kesempatan untuk berkarya.

"Ada untungnya mereka terlibat dalam program televisi, paling tidak, tayangan program televisi, khususnya sinetron, akan semakin apik," ujarnya.

Ketabahan ismail menekuni layar kaca, meskipun saat ini ia tidak lagi terlibat banyak di TVRI, hasilnya bisa ia nikmati sendiri.

"Saya ini orang luar yang diperbantukan ke TVRI menjadi saudara. Sebelumnya, saya banyak memainkan drama-drama atau sinetron TVRI," kata pria kelahiran Padang 23 Desember 1958. 

Sinetron awal yang disutradarai Ismail untuk tayangan TVRI berjudul Bunga-Bunga Kampus dan Jendela Rumah Kita. Kedua sinetron itu, waktu itu menjadi layangan favorit masyarakat. 

"Bangga dong, baru pertama menyutradarai, respon pemirsa terhadap karya saya itu sangat positif," ujarnya. 

Sejak itu, seiring perkembangan industri pertelevisian yang meningkat pesat dengan bertambahnya stasiun televisi swasta, nama Ismail turut diperhitungkan. Di antara karyanya yang banyak dibicarakan orang, antara lain, Singgasana Brama Kumbara dan Kesaksian. Kini, karya terbarunya berjudul Perawan Lembah Wilis.

***

Dono selesai membaca artikel tersebut dengan baik dan di tutup dengan baik buku tulis tersebut. 

"Proses perjalanan," kata Dono.

Dono menaruh buku tulis yang lusuh di rak buku dengan baik. Dono ke ruang tengah untuk menonton Tv. Indro sedang asik nonton Tv. Kasino sedang sibuk di kamarnya mengerjakan kerjaannya dengan baik. Dono duduk di sebelah Indro yang asik nonton Tv. Acara Tv bercerita tentang agama hindu  berkembang di India. 

"Don," kata Indro. 

"Apa?" kata Dono. 

"Kita umat Islam harus menghormati agama orang lain kan. Contohnya : seperti acara Tv yang menayangkan agama hindu di India," kata Indro. 

"Harus menghormati agama orang lain yang di anut. Contoh : acara di Tv yang kita tonton. Kita menghormati agama orang lain, maka agama yang kita anut, ya di jalani dengan baik.....jadi di hormati sama orang agama lain," kata Dono. 

"Toleransi," kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono dan Indro terus menonton acara Tv sampai selesai, ya berganti dengan acara lain acara musik. 

HIDUP HANYA SEMENTARA

Indro mengambil gitarnya di meja di ruang tamu dan memainkan gitar dengan baik, ya menyanyikan lagu 'Hidup Hanya Sementara'. 

"Mungkikah kita hidup untuk sela....manya
Mungkin kita mati membawa harta
Mungkin kita menjadi penghuni surga
Ataukah kita kekal di dalam neraka

Hidup kita bukan akhir dari semua
Hidup kita bukanlah segalanya
Siapkah kita saat ajal menjemput kita
Siapkah kita menghadap kepadaNya

Bergegaslah siapkanlah semua
Waktu kita tinggal sebentar saja
Bergegaslah perbanyak amal ibadah
Hidup di dunia hanyalah sementara
Ketahuilah selama kita hidup di dunia
Kerjakanlah segala perintahnya
Jauhilah larangannya
Pahamilah malaikat tiah datang menjemput kita
Takkan ada lagi kesempatan tuk mengucap kata taubat

Bergegaslah siapkanlah semua
Waktu kita tinggal sebentar saja
Bergegaslah perbanyak amal ibadah
Hidup di dunia...hanyalah sementara
Bergegaslah.....bertaubatlah
Bergegaslah.....bertaubatlah
Hai manu...sia"

Indro selesai menyanyikan lagu karya 'Ungu', ya gitar di taruh di meja. 

"Berita tentang kematian artis, ya aku ke sentuh sampai lubuk paling dalam," kata Indro. 

Indro ke ruang tengah, ya untuk nonton Tv. Dono sedang nonton Tv dengan santai. Kasino sedang ada urusan kerja, ya bersama Selfi. Indro telah duduk bersama Dono, ya nonton Tv. 

"Berita artis meninggal, apa pendapat mu Don?" kata Indro. 

"Ya, inalilahi wainalilahi rojiun," kata Dono. 

"Ya idem Don," kata Indro. 

"Ada yang aneh. Kenapa Rina Gunawan ya meninggal dunia?" kata Dono. 

"Anehnya di mana?" kata Indro. 

"Nama Gunawan aku memakainya jadi tokoh utama dalam cerita, ya ada kaitkan dengan artis namanya Gunawan. Yang meninggal artis Rina Gunawan, ya nama belakangnya yang aku maksud.... Gunawan," kata Dono. 

"Jadi ganjilnya nama Gunawan, ya Don?!" kata Indro. 

"Sudahlah. Hidup dan mati manusia itu misteri semuanya. Perjalan hidup ku pun penuh misteri juga," kata Dono. 

"Aku paham Don. Ya nama Dono dan Kasino kan nama artis yang telah lama meninggal.....jadi di ambil untuk tokoh cerita," kata Indro. 

"Memang iya sih. Karena aku suka Warkop saja, maka aku ambil jadi namanya jadi tokoh cerita," kata Dono. 

"Sekedar untuk cerita saja kan!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono dan Indro, ya fokus nonton Tv. Selesai urusan kerjaan, ya Kasino dan Selfi, ya mencari makan di sebuah rumah makan di pinggir jalan.....pokoknya ceritanya sama saja seperti acara Tv yang menceritakan makanan yang di makan sedikit bumbu cinta gitu agar menarik. 

***

"Selfi ini tokoh cewek yang di kaitkan dengan nama artis, jika aku mau menggantinya nama Selfi.....jadi persoalan ceritanya pasti meninggal atau selingkuh. Ya sudah di tetap kan jadi tokoh cerita jadi harus di jalankan terus dengan baik," kata penulis. 

Dono dan Indro tetap nonton Tv dengan baik gitu. 

"Hidup di dunia ini hanya sementara," kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

"Nikmati hidup yang sementara ini," kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

"Jadi kaya lagu aja. Hidup Hanya Sementara," kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono dan Indro, ya fokus nonton Tv

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK