Seusai urusan kerjaan Dono bersama teman kerjanya Beni yang pertemuaannya di kafe dengan kesepakatan terjadi antara kedua belah pihak melanjutkan kerjasama. Beni pun kembali ke kantornya....begitu juga Dono.
Saat dijalan hendak masuk ke kantor Dono menemukan sebuah buku dari sampul dan lembaran kertas....hitam semuanya dan segera memungutnya. Dono ingin mengembalikan buku hitam tersebut ke pemiliknya. Ternyata tidak ada yang tahu di tanya Dono.
Maka buku hitam di bawa Dono masuk ke dalam kantor dan di taruh di dalam tasnya setelah itu... untuk menyelesaikan beberapa kerjaannya yang belum selesai. Waktu begitu cepat Dono pun pulang ke rumah apalagi jam kerja sudah selesai.
Sampai di rumah duduk bersama Indro dan Kasino di ruang tamu sambil mengeluarkan buku hitam dan di taruh di meja. Dono langsung santai minum kopi buatan Indro.
Indro yang penasaran dengan buku hitam yang di taruh Dono di atas meja segera mengambilnya dan mencoba membuka buku itu. Indro tidak bisa membaca tulisan di buku hitam tersebut sampai berkata "Tulisannya...sangsekerta..ini.....mah dan juga di tulis pake tinta putih....gitu".
"Hah!!! Sangsekerta," kata terkerjut oleh Dono dan Kasino bersamaan.
Kasino pun mengambil buku hitam di tangan Indro untuk mencoba membaca buku tersebut.
"Iya...Don...tulisannya sangsekerta. Kamu dapet buku ini dari mana?" tanya Kasino.
"Aku temukan di jalan. Gak tahu...siapa pemiliknya?" kata Dono.
Kasino pun meminjam leptopnya Dono. Segera Dono mengeluarkan leptopnya dari tas kerjanya. Kasino pun mulai mengalisa huruf sangsekerta di buku hitam lewat jaringan internet.
Satu persatu kata berhasil Kasino artikan sampai selesai. Baru deh di baca oleh Kasino mau membacanya, tapi Indro mencegahnya karena merasa ada yang gak enak dengan buku hitam tersebut. Kasino tetap membaca agar tahu Indro dan Dono tahu isinya buku hitam tersebut.
Dono dan Indro mendengarkan baik-baik ocehan Kasino sampai selesai yang membaca buku hitam tersebut. Indro pun mengerti rahasia buku hitam tersebut dan berkata "Cuma buku cerita tentang seorang gadis yang mau di nikahi dengan orang tidak sukainya".
"Iya...., tapi masalahnya kelanjutan ceritanya gak....tertulis. Jadi jalan ceritanya tanda tanya," kata Kasino.
"Kalau ceritanya....sampai di situ biarin aja," kata Dono.
Kasino pun menaruh buku hitam di meja. Terjadilah fenomena yang aneh pada buku hitam mengeluarkan energi yang begitu beriak membuat Dono, Kasino dan Indro mengantuk berat dan akhirnya tidur di kursi.
Esok paginya. Dono, Kasino dan Indro terbangun dari tidurnya. Ketiganya kelabakan banget karena bangun kesiangan karena harus pergi kerja. Dono dan Kasino rebutan untuk masuk kamar mandi....eee yang masuk duluan Indro. Jadi Dono dan Kasino menunggu Indro selesai mandi. Setelah Indro selesai baru deh Kasino karena Dono kalah suitan jadi mandi belakangan.
Indro dan Kasino sudah siap berangkat kerja dengan penampilan keren abis. Saat di depan rumah Indro dan Kasino terkejut sekali dengan lingkungan sekitarnya berubah total banget. Dono selesai juga berpenampilan keren abis dan hendak ke kantor bersama Indro dan Kasino pun terkejut dengan keadaan lingkungan sekitar.
"Kita....ini mana Kasino dan Indro?" tanya Dono.
"Palembang," saut Kasino dan Indro bersamaan.
"Bukannya...kita...tinggal di Jakarta.... Kan Indro dan Kasino?" tanya Dono.
"Iya," jawab Indro dan Kasino bersamaan.
"Kenapa yang aku....lihat jembatan ampera yang ada di Palembang?" kata Dono.
"Itulah...masalahnya Don. Aku...aja bingung apa lagi kamu?" kata Indro.
"Kalau begini mah positif gak kerja. Harus menyelesaikan masalah....yang sedak kita hadapi bersama," kata Kasino.
"Masalah...apa?" tanya Dono.
"Kayanya ada kaitannya dengan buku hitam tersebut. Kita harus mengembalikan buku itu kepemiliknya?" kata Kasino.
"Tapi....siapa orangnya?" kata Dono.
"Mana aku tahu? Yang aku nama gadis tersebut adalah Rara... Kan. Dalam cerita buku hitam," kata Kasino.
"Tapi...harus Palembang kota kelahiran Ibu...aku. Bukan Jawa Timur aja. Aneh banget," kata Dono.
"Mungkin ada kaitannya dengan kamu Don," kata Kasino.
"Omongan Kasino...itu bener. Kayanya ada kaitan dengan kamu Don," kata Indro.
"Mungkin juga. Kalau begitu...kita coba aja...menyelusurinya lewat petunjuk dari buku hitam," kata Dono.
Dono, Kasino dan Indro pun sepakat untuk menyelesaikan misi untuk memulangkan buku hitam ke pemiliknya. Ketiganya berangkat menggunakan motor untuk keliling kota Palembang. Kasino menunjukkan jalan kepada Dono dan Indro berdasarkan alamat rumah yang tertulis di buku hitam. Sampailah ketiga pada rumah yang cukup tua banget karena bangunannya tempo dulu.
Dono, Kasino dan Indro bertamu ke rumah tersebut dan di persilakan oleh pemilik rumah untuk masuk. Di dalam rumah Ketiganya berbincang-bincang dengan seorang Kakek bernama Soleh pemilik rumah dan dapet titik terang banget berkenaan dengan pemilik buku hitam tersebut.
Ternyata cucunya Kakek Soleh tersebut mau di nikahi dengan seorang kaya di daerah tersebut dengan alasannya hutang piutang. Buku hitam pun muncul tulisan kelanjutan cerita berdasarkan cerita Kakek Soleh.
Pencarian Dono, Kasino dan Indro berhasil juga. Mulai ketiganya berencana menolong gadis yang mengalami kesulitan tersebut bernama Rara...cucu dari Kakek Soleh yang akan menikah esok hari.
Dono, Kasino dan Indro segera bertindak untuk menculik Rara dari saat pernikahannya esok hari. Dengan sabar waktu ketiganya menunggu sampai esok hari pernikahan.
Dono mulai kepalang gak bisa menunggu lagi jadi menculik Rara di rumah Kakeknya saat itu juga. Tapi di halangi oleh Kasino dan Indro....karena belum waktunya. Esok paginya mulai misi sebenarnya.
Dono, Kasino dan Indro ingin menculik Rara. Tak di sangka dan tak di duga ketiganya terkejut melihat gadis yang di culiknya ternyata wajahnya sama dengan Rara kekasihnya Dono.
Rencana pun berubah. Dono, Kasino dan Indro pun berembuk untuk menolong Rara dengan cara baik-baik bukan menculiknya dari pernikahan tapi membatalkan pernikahan dengan membayar hutang keluarga pada calon suami Rara.
Kaget bukan main. Hutangnya yang di harus di bayar oleh Dono, Kasino dan Indro untuk membayar hutang keluarga Rara ke calon suaminya bener-bener bikin pusing ketiganya karena gak kejangkau. Maka itu Dono, Kasino dan Indro rencana yang awal di jalankan membawa lari Rara.
Usaha ketiganya berhasil. Tapi di kejar-kejar calon suami Rara. Maka saat terpojok Dono, Kasino dan Indro beserta Rara gak bisa kabur lagi. Ya buku hitam di berikan pada Rara. Seketika Dono, Kasino dan Indro kembali ke Jakarta dan berada di rumah.
"Don kita pulang ke rumah," kata Indro senang.
"Iya sayajuga," kata Dono.
"Saya di rumah. Urusan sudah beres," kata Kasino.
Dono, Kasino dan Indro menjalankan aktivitas seperti biasanya dan melupakan kejadian misteri dalam perjalan hidup mereka yang bertualang ke Palembang demi memulangkan buku hitam.
***
Sedangkan Rara mau gak mau menikah dengan calon suaminya yang urusannya berkenaan dengan hutang keluarga. Buku hitam pun oleh Rara di berikan pada Kakek Panca keturunan asli Jawa dan bisa menulis dan membaca huruf sangsakerta, karena Kakek Panca adalah teman baik Kakeknya Rara, sekaligus guru Rara yang mengajarkan silsilah seni dan budaya Jawa. Jadi Kakek Panca melanjutkan cerita buku hitam dengan menggunakan tulisan sangkerta karena yang membuat cerita di buku hitam adalah Kakek Panca, yang berkenaan kisah Rara dengan calon suaminya di tambah Dono, Kasino dan Indro. Akhir sebuah kisah berkenaan dengan Rara hidup bahagia karena calon suami Rara benar-benar cinta sama Rara jadi untuk menghilangkan konflik berkepanjangan dua keluarga urusan hutang, jadi pernikahan jawabannya. Biduk rumah pun berjalan dengan baik di jalankan Rara dan suaminya dengan kebahagian.