Eko duduk di teras depan rumahhnya. Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik.
"Emmmmm," kata Eko.
Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Budi belum dateng. Aku baca buku saja!" kata Eko.
Eko mengambil buku di bawah meja, ya buku buka dengan baik, ya pilih cerpen yang ingin di baca. Ya terpilihlah salah satu cerpen yang ingin di baca dengan baik gitu sama Eko.
Isi cerita yang di baca Eko :
Michael Bryce menjalani kehidupan mewah sebagai pengawal pribadi yang berbasis di Inggris yang sukses, sampai kliennya Takashi Kurosawa, seorang pedagang senjata internasional, dibunuh di arlojinya. Dua tahun kemudian, Bryce yang jatuh dari kasih karunia bertahan dengan melindungi eksekutif perusahaan yang kecanduan narkoba di London.
Sementara itu, Vladislav Dukhovich, diktator kejam Belarusia, ya diadili atas kejahatan terhadap kemanusiaan di Pengadilan Kriminal Internasional. Tidak dapat mengamankan bukti atau kesaksian yang kuat terhadap Dukhovich, harapan terakhir penuntut adalah pembunuh bayaran Darius Kincaid yang dipenjara, yang setuju untuk bersaksi melawan Dukhovich dengan imbalan pembebasan istrinya Sonia dari penjara. Dipimpin oleh Agen Interpol Roussel, ya sebuah konvoi bersenjata mengawal Kincaid dari Inggris ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag.
Dengan bantuan Asisten Direktur Interpol Jean Foucher, anak buah Dukhovich berhasil menyergap konvoi saat melewati Coventry dan membunuh sebagian besar tim keamanan. Kincaid melenyapkan para penyerang dan Agen Roussel, satu-satunya yang selamat, membawa Kincaid ke rumah persembunyian Interpol di kota. Menyadari bahwa agensi tersebut tidak dapat dipercayakan dengan misi karena kemungkinan kebocoran, dia meminta bantuan Bryce, mantannya, untuk mengawal dan melindungi Kincaid dalam perjalanan ke Den Haag.
Mereka menumpang ke feri menuju Amsterdam, ya tempat Sonia ditahan. Kincaid mengungkapkan kepada Bryce bahwa dia adalah orang yang membunuh Kurosawa, setelah melihatnya secara kebetulan saat di pekerjaan lain, menyebabkan Bryce yang marah meninggalkannya. Saat Bryce mengevaluasi kesalahan masa lalunya di kedai bir, ya pasukan Dukhovich menyerang Kincaid. Bryce mendapatkan kembali ketenangannya dan membantu Kincaid melarikan diri, tetapi ditangkap dalam prosesnya. Saat orang-orang Dukhovich menyiksanya, Kincaid datang dan menyelamatkan Bryce.
Setelah mendamaikan perbedaan mereka, mereka tiba di Den Haag dengan beberapa detik tersisa. Kincaid bersaksi bahwa Dukhovich mempekerjakannya untuk membunuh saingan politiknya, tetapi Kincaid menyaksikan Dukhovich melakukan eksekusi massal, dan mengunggah foto pembantaian itu ke situs FTP rahasia yang dia berikan ke pengadilan.
Dukhovich mengaku bersalah, ya lalu menggunakan rencana cadangannya: mengebom pengadilan untuk melarikan diri. Foucher meninggalkan pengadilan sebelum pengeboman dan Roussel menyimpulkan bahwa dia adalah pengkhianat. Dalam kebingungan setelah bom meledak, Dukhovich mengambil pistol untuk membunuh Kincaid, tetapi Bryce menyelam di depan peluru dan menerima pukulan itu. Terluka, dia memberitahu Kincaid untuk menghentikan Dukhovich. Foucher dan Roussel berjuang, sampai Bryce menembak Foucher untuk menyelamatkan Roussel. Kincaid mengejar Dukhovich ke atap, di mana ia mencoba melarikan diri dengan helikopter. Kincaid menghancurkan helikopter dan dengan marah menendang Dukhovich dari atap sampai mati karena menembak Bryce.
Kincaid ditangkap kembali karena berbagai kejahatannya tetapi keluar dari Penjara Belmarsh beberapa bulan kemudian sehingga dia dan Sonia dapat merayakan ulang tahun mereka di bar di Honduras tempat mereka pertama kali bertemu. Saat perkelahian liar terjadi di sekitar mereka, mereka berciuman.
***
Eko selesai membaca buku, ya buku di taruh di meja. Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan. Budi dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan dengan baik motornya di rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Dosa," kata Budi.
"Ada apa dengan kata dosa itu?" kata Eko.
"Yang paling banyak dosa adalah orang yang lahir duluan," kata Budi.
"Peradaban di bangun dengan baik, ya sama orang lahir duluan. Ya dosa, ya paling banyak orang lahir duluan," kata Eko.
"Manusia pandai menyembunyikan kesalahannya. Roh tahu apa yang di sembunyikan," kata Budi.
"Roh (Malaikat) mencatat amal buruknya manusia," kata Eko.
"Sekedar obrolan saja!" kata Budi.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Orang kaya lahir duluan, ya mungkin kaya dengan cara halal haram hantam," kata Budi.
"Ya mungkin. Hidup ini antara baik dan buruk. Karena jauh dari agama. Atau agama cuma jadi kedok saja untuk menutupi ini dan itu," kata Eko.
"Memakai topeng untuk menutupi siapa dirinya?" kata Budi.
"Topeng kebaikan untuk menutupi keburukan. Agar keburukannya tidak diketahui manusia lain. Keburukan itu, ya tingkah laku seperti setan," kata Eko.
"Hidup ini. Surga dunia di ciptakan manusia. Neraka dunia di ciptakan manusia," kata Budi.
"Surga dunia, ya surga ketenangan. Neraka dunia, ya neraka kehancuran," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi
"Main catur saja Budi!" kata Eko.
"Ok!" kata Budi.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik lah.