Malam hari di pinggiran kota besar. Dono berjalan bersama Indro menuju rumah Kasino. Dono melihat sesuatu yang asing di lihat begitu juga Indro. Dengan seksama ke duanya memperhatikan orang yang berjalan menuju mereka berdua. Angin bertiup dengan sepoy di udara yang dingin. Dono tiba-tiba kelilipan.
"Entar dulu Indro mata saya sakit ada benda masuk ke dalam mata saya.," kata Dono.
"Dono ada...ada aja kamu ini," saut Indro.
Di pinggir jalan Dono terus mengucek-ucek matanya yang sakit. Indro berusaha menolong Dono dengan meniup benda kecil yang menepel di matanya. Berkali-kali Indro meniup ke mata Dono. Hal hasil Dono sedikit mendingan dan mampu melihat kembali. Tapi ketika Dono melihat orang melewati mereka berdua jadi ketakutan sekali sampai menutup matanya. Indro melihat Dono jadi bingung.
"Kenapa kamu Dono?" tanya Indro.
"Saya lihat orang di ikutin setan....," jawab Dono sambil mejem.
Indro yang percaya omongan Dono mencoba memastikan melihat orang yang melewati mereka di pinggir jalan. Dengan seksama Indro memperhatikan orang berjalan yang hampir menjauh dari mereka berdua.
"Dono..gak...ada..setannya...cuma manusia. Coba lihat lebih baik lagi," kata Indro.
"Beneran..ada..setan...emangnya saya bohong," saut Dono.
"Iya..saya tahu..kamu tidak berbohong, tapi coba pasti in sekali lagi. Apa kamu salah lihat karena mata mu sakit atau kah mata kebatinan kamu yang melihat dengan jelas..," saran Indro.
"Maksudnya.....?" tanya Dono.
"Apakah....cuma siwer saja....apakah benar kamu punya ilmu kebatinan?" kata Indro.
"Ilmu kebatinan sih memang ada dari keturunan nenek moyang......," kata Dono.
Dengan penuh keberanian Dono membuka matanya mengikuti saran Indro. Dono memperhatikan orang berjalan yang hampir menjauh dari pandangan mereka berdua.
"Astaga...bener..saya melihatnya Indro," kata Dono.
"Beneran..kamu melihat setan....," saut Indro.
"Ia ...saya melihat setan yang mengikuti..... orang itu.... Wujudnya sangat menyeramkan sekali seperti gadis bergaun putih di belakangnya ada bolongnya," kata Dono.
"Maksudnya Sinderbolong...," kata Indro.
"Iya..Sinderbolong....... Dosa..apa yang di perbuat orang tersebut sampai karma buruk mengikuti dia?...," kata Indro.
"Penjahat kali..Indro...," kata Dono.
"Mungkin....., tapi jangan buruk sangka dulu. Siapa tahu tuh setan iseng mau ngerjain manusia?" kata Indro.
"Mungkin juga," saut Dono.
"Kalau begitu kita ke rumah Kasino," ajakan Indro.
"Ok....," jawab Dono.
Indro dan Dono membalikkan tubuhnya dan tidak memperhatikan orang yang di ikutin setan. Ke duanya dengan santai berjalan santai menuju rumah Kasino.
"Dono.....ngomong-ngomong kamu hebat bisa melihat setan sama seperti Roy si anak Indigo dalam acara Karma," kata puji Indro.
"Ah..biasa aja......tuh. Tapi saya awalnya takut memiliki bakat alami ini dapat melihat setan sampai gak tidur," kata Dono.
"Jadi sangat mengeramkan melihat setan ya. Untung saja tabir saya tertutup jadi tidak bisa melihat hal yang gaib," kata Indro.
"Kamu lebih beruntung dari saya. Kalau saya ......jika kemampuan ilmu kebatinan saya bangkit. Dengan sekuat tenaga saya harus bisa menenangkan diri agar bisa di kendalikan. Saya tidak mau jadi gila melihat hal gaib....menyeramkan sekali," kata Dono.
"Jadi....gimana kalau setannya tiba-tiba muncul di depan kamu Dono?" tanya Indro.
"Saya....berpura-pura jojong saja seperti kamu yang tabirnya tertutup," kata Dono.
"Maksudnya berpura-pura gak melihat....?" kata Indro.
"Betul....sekali....," saut Dono.
Karena asik ngobrol mereka berdua tidak terasa sudah sampai di depan rumah Kasino. Dono dan Indro langsung masuk ke dalam rumah Kasino tanpa sungkan-sungkan. Kasino pun telah menunggu temannya dari tadi untuk nonton acara pertandingan bola. Sampai-sampai Kasino menyiapkan makan kecil untuk teman-temannya. Dono dan Indro senang sekali nonton piala dunia bersama Kasino sampai larut malam.