CAMPUR ADUK

Friday, June 18, 2021

KEINGINAN DHRUVA

Dono mau baca buku di ruang tamu. Eeeee ternyata tidak jadi, ya buku di taruh di meja. Dono masuk kamarnya dan segera mengetik di leptopnya karena dapet ide untuk membuat cerita. Kasino selesai urusan kerjaannya, ya keluar dari kamarnya. Saat di ruang tengah, ya memang Kasino melihat Indro asik nonton Tv. Kasino tidak ingin nonton Tv, ya ingin main game....jadi ke ruang tamu. Di ruang tamu Kasino melihat bukunya Dono di atas meja. Kasino tertarik ingin membaca buku jadi di ambil buku di meja. Kasino membaca judul buku tersebut "Keinginan Dhruva."

Kasino membuka buku dan segera membacanya dengan baik.

Isi buku yang di baca Kasino :

Penghuni istana, terutama raja, sedang bergembira. Pasalnya, permaisuri baru melahirkan seorang anak laki-laki, yang kelak akan menjadi putra mahkota. Anak laki-laki itu diberi nama Dhruva. Peramal istana mengatakan bahwa kelak keluarga raja akan hidup sangat bahagia. Sayangnya, kebahagiaan itu tidak disambut oleh salah satu selir raja. Ia merasa iri. Dengan segala kelicikannya, selir itu berhasil mengusir permaisuri dan Dhruva dari istana.

Permaisuri dan Dhruva pun harus tersingkir dan hidup di hutan. Dhruva yang masih sangat kecil, tak sempat mengenal ayahnya sendiri.

Beberapa tahun berlalu, Dhruva telah tumbuh. Ia mulai menanyakan tentang ayahnya.

“Seperti apa rupa Ayah, Bu?” tanya Dhruva suatu ketika.

“Ayahmu adalah laki-laki yang sangat baik, kuat, dan bijaksana,” balas Ibu Dhruva.

“Jika memang Ayah baik dan bijaksana, mengapa ia tega membuang kita ke hutan? Aku rindu pada Ayah, Bu,” ujar Dhruva.

Ibu Dhruva bingung. Ia tak mungkin menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Ia takut Dhruva akan menemui raja, dan merasa kecewa jika raja kembali mengusirnya.

“Suatu saat ketika kamu dewasa, kamu akan bertemu dengan ayahmu. Ayahmu adalah Dewa Wishnu,” ucap ibu Dhruva.

Mendengar jawaban ibunya, Dhruva semakin penasaran. Ia ingin menemui Dewa Wishnu.

“Aku tak mau menunggu hingga dewasa, Ibu. Aku ingin bertemu Ayah,” rengek Dhruva.

Ibu Dhruva ragu, tapi ia tak tega melihat anaknya terus merengek. Akhirnya, ia mengizinkan Dhruva menemui ayahnya. Dhruva pun pergi meninggalkan rumah untuk mencari Dewa Whisnu. Perjalanan yang sangat panjang, membuat Dhruva kelelahan. Ia pun beristirahat di bawah pohon rindang.

Saat itulah, Dewa Narada menemuinya. Ia penasaran dengan Dhruva, dan menanyakan apa keinginannya. Dhruva mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan ayahnya, yaitu Dewa Wishnu. Mendengar hal itu, Dewa Narada mengajak Dhruva ke rumahnya, Ia mengajari Dhruva cara berdoa dan bertapa.

Melihat Dhruva sangat bersungguh-sungguh dengan keinginannya, terketuklah hati Dewa Wishnu. Setelah sekian lama bertapa, Dewa Wishnu menemui Dhruva, dan menanyakan keinginannya.

“Aku ingin selalu dekat denganmu, Ayah. Aku juga ingin melihat ibuku bahagia,” jawab Dhruva.

“Aku akan mengabulkan keinginanrnu, anakku. Kamu akan selalu dekat denganku, sedangkan ibumu akan bahagia di istana,” ucap Dewa Wishnu.

Dewa Wishnu lalu mengubah Dhruva menjadi sebuah bintang di langit, agar Dhruva selalu dekat dengannya. Tiba-tiba, ibu Dhruva dijemput oleh raja untuk kembali ke istana. Rupanya, raja baru mengetahui kelicikan selirnya. Selir itu pun dihukum oleh raja.

Ibu Dhruva juga baru tahu, jika Dhruva telah berubah menjadi bintang di langit. Setiap malam, ibu Dhruva melambaikan tangan ke bintang itu. Bintang itu pun berkelip membalas lambaian tangan ibunya. Bintang itu tak pernah berpindah arah, sehingga para nelayan menjadikan bintang itu sebagai penunjuk arah pada malam hari.

***

Kasino berhenti membaca buku.

"Cerita yang bagus. Pinter yang membuat ceritanya," kata Kasino.

Kasino membaca dengan baik pesan moral di tulis di buku "Jadilah anak yang baik dan tangguh, maka kelak kamu akan menjadi anak yang sukses dan bahagia."

Kasino memahami benar pesan moral tersebut. Buku di tutup sama Kasino dan di taruh di meja. Kasino pindah duduk, ya dari ruang tamu ke ruang tengah untuk menonton Tv. Di ruang tengah, ya Kasino duduk bersama Indro. Keduanya asik nonton Tv yang acaranya bagus gitu.

"Kasino," kata Indro.

"Apa?" kata Kasino.

"Zaman dulu. Banyak manusia menganut ajaran agama Hindu kan?!" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

"Mungkin. Leluhur kita....zaman dulu, ya menganut ajaran agama Hindu," kata Indro.

"Mungkin sih," kata Kasino.

"Dari proses pemahaman ini dan itu....sampai perkawinan. Maka pada akhirnya kita menganut agama Islam. Jadi kita harus menghormati agama Hindu, ya bisa saja agama itu di anut leluhur kita awalnya," kata Indro.

"Omongan Indro benarlah. Menghormati agama lain, maksudnya sih Hindu. Toleransi gitu," kata Kasino menegaskan omongan Indro.

"Kisah cerita ajaran Hindu itu menarik karena cerita para Dewa. Ya kaya cerita para Dewa Yunani yang di angkat ke film, ya jadinya bagus banget untuk di tonton kan. Hiburan kan!" kata Indro.

"Omongan Indro benar lagi. 1000 poin!" kata Kasino menegaskan omongan Indro.

"Ooooo iya Kasino. Main dukun itu masih ada kan?!" kata Indro.

"Di mana manusia membutuhkan kekuatan gaib. Ya pasti menjalankan jalan perdukunan. Sama cerita orang dulu. Cerita ada di film gitu," kata Kasino.

"Memperlancar usaha, ya kaya gitu dan paling penting mendapat jodoh yang diinginkan," kata Indro.

"Emmmm," kata Kasino.

"Zaman telah maju. Teknologi. Dengan belajar dengan baik, ya dapat mengembangkan usaha dengan baik jadinya kaya dan akhirnya bisa mendapatkan jodoh yang di inginkan," kata Indro.

"Pola berpikir orang pinter. Ya benarlah omongan Indro," kata Kasino menegaskan omongan Indro.

"Ya sudahlah. Fokus nonton Tv aja!" kata Indro.

"Emmmm," kata Kasino.

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv karena memang acaranya bagus banget gitu. Sedangkan Dono di kamarnya sedang mengetik di leptopnya dengan baik banget.

KISAH KUCING KARKAL DAN BURUNG PUYUH

Kasino dan Indro di ruang tengah asik nonton Tv. Acara yang di tonton lawak gitu. 

"Kasino," kata Indro.

"Apa?" kata Kasino.

"Kenapa Dono membuat cerita dengan kebiasaan Dono yang baca buku cerita ya?!" kata Indro.

"Kalau itu sih tanya ke Dono-nya!" kata Kasino.

"Kata Dono sih. Sekedar bercerita saja," kata Indro.

"Seperti biasanya saja. Sekedar cerita saja," kata Kasino.

"Cerita yang di baca Dono. Ya di tulis di Blog, ya sesuai dengan apa yang di baca. Padahal Dono bisa membuat cerita itu sesuai dengan keinginan Dono," kata Indro.

"Maksudnya dirubah gitu?!" kata Kasino.

"Maksudnya itu..dirubah!" kata Indro.

"Kalau cerita dirubah...jadinya sih versi Dono yang mengubah cerita. Cenderung di buat cerita fantasi gitu," kata Kasino.

"Khayalan Dono..ya kan Kasino?!" kata Indro

"Iya," kata Kasino.

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv karena memang acaranya bagus banget. Dono di ruang tamu sedang baca buku dengan baik banget. 

Isi cerita yang di baca Dono :

Disebuah gurun luas serta gersang hanya beberapa tumbuhan yang mampu hidup disana seperti rumput-rumputan dan jenis tumbuhan kaktus, kehidupan di gurun sangat sulit khususnya untuk para hewan, mereka harus berjuang mencari makanan yang jumlahnya terbatas, mencari minum yang hanya berada di oase dan juga mereka harus bersiap-siap kabur dari para pemangsa. Suatu hari seekor kucing sedang karkal berjalan di bebatuan mencari makanan, sudah lima hari perutnya tidak diisi namun sang karkarl tidaklah merasakan lapar yang sangat luar biasa karena dirinya telah terbiasa hidup digurun tanpa makanan selama 2 minggu. Karkal berjalan menuju sebuah oase yang letaknya tidak jauh dari tempatnya, sang karkal berharap ada seekor tikus maupun burung yang bisa ia tangkap disana.

Ketika sang karkal mendekati oase, hal pertama yang dia lakukan adalah mencari tempat untuk melihat keadaan oase dengan jelas, lalu sang karkal mengincar hewan yang sedang minum disana setelah mendapatkan calon hewan untuk dimangsa, sang karkal mengendap-endap di sela-sela rerumputan kering dan ketika posisi sang karkal telah tepat maka sang karkal langsung menerkamnya. Namun hal itu tidak terjadi karena ketika sang karkal mengendap-endap sebuah tulang yang dijatuhkan burung vulture dari udara mengenai kaki belakang sang karkal hingga membuat kaki sang karkal terluka. Hewan buruannya kaget melihat sang karkal menjerit lalu pergi, sedangkan sang karkal harus menahan sakit yang dia derita setelah sebuah tulang keras menghantam kaki belakangnya.

Tidak jauh dari oase seekor burung puyuh mendengar jeritan sang karkal, dia memutuskan untuk melihat apa sebenarnya yang telah terjadi kepada seekor karkal. Ketika sampai sang burung puyuh itu bertanya “Tuan kucing telinga panjang, apa yang terjadi padamu bagaimana bisa kakimu terluka seperti itu?” 

Sang karkal menjawab “Ketika sedang berburu sebuah tulang jatuh dari langit dan mengenai kaki belakangku, kini aku harus berjalan dengan 3 kaki karena satu kakiku sulit aku gerakan.” 

Burung puyuh itu merasa kasihan melihat keadaan karkal, tadinya burung puyuh tidak mau membantunya karena sang burung tahu bahwa sang karkal sering bermusuhan dengan burung puyuh namun hal itu tidak membuat burung puyuh meninggalkannya.

Akhirnya burung puyuh memberikan bantuannya kepada sang karkal 

“Tuan kucing telinga panjang, apa aku boleh membantumu?” kata sang burung puyuh.

“Kau ini sedang mengejekku ya, aku ini seekor kucing dan kau seekor burung bisa saja aku menangkapmu ketika kau membantuku,” jelas sang karkal pada burung puyuh.

“Hal itu tidak membuatku mengurungkan niatku membantumu, begini saja tuan telinga panjang selama aku mengobatimu kita lupakan permusuhan kita dan setelah kau sembuh baru kita boleh bermusuhan lagi bagaimana kau setuju?” jelas sang burung puyuh.

 “Baiklah lagi pula aku tak sanggup mengejarmu dengan kakiku yang seperti ini, aku setuju dengan usulanmu.”

Sang burung mengobati luka kaki kucing karkal hingga sembuh dan kini sang karkal mampu melompat dan berlari seperti biasa

“Kau telah mengobati lukaku burung yang tak bisa terbang, hingga aku mampu berburu lagi, wahai burung puyuh tadinya setelah aku sembuh aku akan langsung menyerangmu namun aku tidak akan melakukan sesuatu hal baik yang telah kau lakukan padaku meskipun kita adalah musuh, aku akan selalu mengingat jasamu,” kata sang karkal.

Sang kucing itu langsung meninggalkan burung puyuh sambil berlari dan meloncat-loncat ke bebatuan.

***

Dono berhenti baca bukunya.

"Cerita yang bagus banget. Pinter yang membuatnya," kata Dono.

Dono pun membaca pesan moral yang tertulis di buku.

"Kisah Kucing Karkal dan Burung Puyuh adalah tolonglah orang lain yang kesusahan walaupun dia sering berbuat tidak baik terhadap kita. Balaslah kebaikan dengan kebaikan pula," kata Dono.

Dono memahami pesan moral tersebut. Buku di tutup sama Dono dan di taruh di meja. Dono beranjak dari duduk dari ruang tamu ke ruang tengah, ya untuk menonto Tv. Kasino dan Indro masih asik nonton acara Tv yang bagus banget, ya lawak gitu. Donolah bersama Kasino dan Indro. Ketiganya nonton acara Tv yang bangus banget gitu.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK