CAMPUR ADUK

Thursday, June 15, 2023

VELAYUDHAM

Di ruang tengah, ya Budi nonton Tv dengan di temanin makanan singkong rebus dan minuman kopi gitu. Acara Tv yang di tonton dengan baik, ya sinetron tema cinta. Dengan santai Budi menonton sinetron tema cinta yang ceritanya menarik gitu.

"Dari dulu sampai sekarang kisah cinta selalu ceritanya antara bahagia dan tidak bahagia," kata Budi.

Budi terus nonton Tv dengan baik sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Terkadang Budi, ya berkhayal ingin masuk jadi peranan dalam cerita di sinetron yang ia tonton tersebut, ya menjadi figuran atau tokoh utama dalam cerita gitu. Apa yang di pikirkan Budi? Ya tetap sebuah khayalan saja, ya kenyataan tetap kenyataan Budi hanya penonton yang baik menonton acara Tv di di rumahnya. Cukup lama Budi nonton Tv, ya sampai acara sinetron tema cinta berakhir cerita, ya di ganti acara lain. Budi mematikan Tv, ya pake remot dan pindah duduk Budi dari ruang tengah ke depan rumah sambil membawa gelas berisi kopi dan juga piring yang ada singkong rebusnya.

Gelas dan piring, ya di taruh di meja sama Budi dan duduk dengan baik gitu. Di ambil buku di bawah meja, ya sama Budi dan buku di buka dengan baik, ya di baca cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil minum kopi makan singkong rebus gitu.

Isi cerita yang di baca Budi :

Seorang jurnalis muda bernama Bharathi, bersama dengan dua temannya, menyelidiki serangkaian serangan teroris yang terjadi di Chennai dan juga aktivitas ilegal seperti perdagangan manusia. Ketika mereka tertangkap merekam aktivitas terlarang yang terjadi di sebuah rumah terpencil pada suatu malam oleh sekelompok preman, mereka berusaha melarikan diri dari mereka. Sementara teman-teman Bharathi terbunuh, Bharathi berhasil melarikan diri meski ditusuk oleh salah satu preman, namun setelah penyerangan terhadap Bharathi dan teman-temannya, kendaraan preman tersebut meledak akibat kecelakaan kecil saat rokok yang menyala jatuh di atas bensin. Paket disimpan di dalam kendaraan, membunuh semua preman. Bharathi muncul dengan ide baru untuk membasmi kejahatan masyarakat dengan menciptakan dan menyebarkan karakter fiksi bernama "Velayudham" (Lord Muruga) setelah melihat kuil Lord Muruga di dekatnya yang ingin membersihkan kota dari terorisme dan aktivitas ilegal lainnya.

Itu bergeser ke sebuah desa bernama Pavunoor, di mana seorang penjual susu bernama Velayudham alias Velu tinggal bersama adik perempuannya Kaveri, yang sangat dia cintai bersama sepupunya Vaidehi. Suatu hari, Velu, Kaveri, dan Vaidehi berangkat ke Chennai untuk mengumpulkan uang dari dana chit untuk pernikahan Kaveri. Di stasiun kereta Chennai Egmore, Tas tangan Velu dicuri oleh Speedu, seorang pencuri kelas teri. Velu mengejar Speedu dengan sepeda motor yang diparkir di stasiun dan berhasil mendapatkan kembali uangnya, namun beberapa saat setelah turun dari sepeda, sepeda tersebut meledak. Sepeda yang diparkir memiliki bom yang dimaksudkan untuk memastikan serangan teroris di stasiun kereta api, dan dengan demikian, Velu secara tidak sengaja menggagalkan serangan teroris mematikan yang akan menewaskan beberapa orang. Setelah beberapa insiden lagi di mana Velu tanpa sadar mencegah lebih banyak serangan teroris, dia menjadi perhatian Bharathi. Awalnya dia membencinya karena berbagai insiden. Tapi ketika dia melihatnya tanpa sadar menyerahkan teroris ke polisi, dia jatuh cinta padanya tanpa mengetahui bahwa Vaidehi juga mencintainya. Ketika dia mengetahui bahwa dia tanpa sadar mencegah serangan itu, dia meyakinkannya untuk mengambil peran Velayudham dan memberikan harapan kepada orang-orang. Tapi dia menolak untuk melakukannya dan menyuruhnya untuk menyelesaikan avatar Velayudham. Segera dia mengetahui bahwa uangnya dicuri dan perusahaan tempat dia mengasuransikan uangnya adalah perusahaan yang korup. Orang-orang menjadi marah ketika mengetahui bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang korup dan uang mereka di curi. Salah satunya bunuh diri dengan membakar dirinya hidup-hidup karena membutuhkan uang untuk operasi putrinya dan jika tidak mendapatkan uang maka putrinya akan mati. Velu mencoba menyelamatkannya tapi gagal. Ketika penduduk desa memberi tahu bahwa Velayudham akan datang dan membantu mereka, dia berencana untuk berperan sebagai Velayudham. Dia membunuh orang yang mencuri uangnya dan uang rakyat dan mengembalikan uang itu kepada rakyat. Dalam avatar Velayudham, Velu mulai memberantas kejahatan yang ada di masyarakat, antara lain korupsi, prostitusi, terorisme. Dia segera mendapatkan dukungan dan penerimaan yang luas di kalangan masyarakat dan bahkan polisi.

Beberapa bulan kemudian, Velu kembali ke Pavunoor bersama Bharathi untuk pernikahan Kaveri. Tanpa sepengetahuan Velayudham, Musafir Ibrahim yang merupakan pemimpin kelompok teroris mengikutinya ke desanya. Ibrahim ingin membunuhnya karena dia, dengan kedok Velayudham telah menggagalkan setiap serangan teroris yang dia rencanakan di Chennai. Di hari pernikahan Kaveri, bom yang ditanam Ibrahim di rumah Velu meledak dan membunuh Kaveri.

Beberapa hari setelah kematian Kaveri, Velu yang berduka mengetahui dari Bharathi bahwa Ulaganathan, Menteri Dalam Negeri Tamil Nadu yang korup, secara tidak langsung bertanggung jawab atas serangan teroris dan kematian Kaveri. Ulaganathan mengizinkan Ibrahim melakukan serangan teroris dengan imbalan uang. Ia bahkan mencoba meraih popularitas dengan mengklaim Velayudham sebagai idenya, berencana mengungkap Ibrahim sebagai identitas asli Velayudham dalam sebuah acara di Stadion Nehru, Chennai. Velu kembali ke Chennai, membunuh Ibrahim, mengungkap kesalahan Ulaganathan. Ulaganathan terbunuh dalam penyerbuan dan Velu kembali ke desanya, berjanji akan kembali sebagai Velayudham lagi. 

***

Cukup lama Budi baca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.

"Hidup ini harus di nikmati dengan baik. Sesuai keadaan kita, ya kan Budi?" kata Eko.

"Memang hidup ini. Di nikmati dengan baik, ya dengan keadaan kita. Sederhana," kata Budi.

"Sederhana," kata Eko.

"Kalau khayalan sih. Sekedar bahan obrolan lulusan SMA gitu. Khayalannya sih, ya ingin punya uang yang banyak gitu. Dengan punya uang banyak bisa membeli apa pun yang di inginkan dan juga bisa jalan-jalan ke luar negeri," kata Budi.

"Ya memang khayalan itu enak. Kalau punya uang banyak. Bisa beli ini dan itu dan jalan-jalan ke luar negeri. Khayalan tetap khayalan, ya jadi jangan terbuai dengan khayalan. Sekedar saja. Kenyataan tetap kenyataan. Kita harus kerja keras di jalan baik, ya demi mendapatkan apa yang di inginkan," kata Eko.

"Memang kenyataan tetap harus kerja keras. Ya dasarnya kita dari kelahirannya dari keluarga tidak mampu. Dengan paham ilmu agama, ya berjalan di jalan baik dari apa yang di usahakan demi hidup ini. Ya beda dengan data pergaulan ini dan itu, ya tentang orang-orang yang di depan baik di belakang buruk, ya pura-pura," kata Budi.

"Nama hidup ini antara baik dan buruk. Antara kaya dan miskin. Beragam agama dan suku. Ya tinggal di Lampung ini. Harus berhati-hati dengan lingkungan. Hati- hati dengan orang-orang yang di depan citra baik di belakang citra buruk, ya pura-pura gitu," kata Eko.

"Maka hidup ini, ya ada undang-undang dan hukum untuk mengatur manusia. Ya melakukan keburukan ini dan itu, ya harus di tangkap sama pihak berwajib dan mendapatkan hukuman dari apa aturan yang di tetapkan yang di langgar gitu," kata Budi.

"Ya memang yang bersalah di hukum. Tapi tidak bisa semua di tangkap untuk mendapatkan hukuman. Dunia ini luas banget. Manusia banyak banget, ya beranak pinak. Jadi tetap harus bisa menjaga diri dengan baik, ya  berhati-hati dalam menjalankan hidup ini!" kata Eko.

"Tetap hati-hati," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Gimana kalau hidup di daerah Medan. Apa antara baik dan buruk, ya seperti tinggal di Lampung?" kata Budi.

"Medan. Cerita andai-andai, ya Budi?" kata Eko.

"Memang cerita seandai-andainya tinggal di daerah Medan," kata Budi.

"Ya tetap sama aja sih Budi. Hidup di daerah Medan. Antara baik dan buruk. Antara kaya dan miskin. Ya karena masih ada kantor polisi dan kantor yang urusan hukum ini dan itu, ya menunjukkan kebenaran bahwa hidup di daerah Medan, ya antara baik dan buruk," kata Eko.

"Jadi tinggal di daerah Medan tetap harus berhati-hati. Antara baik dan buruk hidup ini," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Cerita tinggal di kota Medan, ya tidak jauh beda dengan kita tinggal di Lampung. Ya ceritanya gitu. Ya aku dan Eko kerjanya buruh di perusahaan. Urusan kisah cinta. Aku dengan Tasya. Eko dengan Purnama," kata Budi.

"Yaaa sama aja ceritanya di sesuaikan dengan latar belakang keadaan lingkungan tempat tinggal saja," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Kalau begitu. Main catur saja!" kata Eko.

"OK. Main catur. Jadi cerita seandainya-andainya selesai gitu!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

"Ngomongin acara Tv yang acara tentang olahraga sepak bola. Bagus, ya Eko. Pertandingan sepak bolanya," kata Budi.

"Pertandingan sepak bola yang di tayangkan di Tv. Memang bagus tuh acara olahraga sepak bola," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Keduanya terus main catur dengan baik gitu. Cukup lama Eko dan Budi main catur. Abdul datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul duduk dengan baik, ya bersama Budi dan Eko. Permainan catur antara Budi dan Eko di akhiri dengan baik gitu, ya menang Budi gitu. Ya papan catur di bereskan dengan baik sama Eko dan Budi dan di taruh di bawah meja sama gitu. Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya di kocok dengan baik gitu dan di bagikan dengan baik. Ketiganya main kartu remi dengan baik gitu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK