Budi dan Eko di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan, ya beli lah. Keduanya sedang mendengarkan radionya Budi. Obrolan-obrolan di acara radio, ya menarik di dengarkan gitu. Lagu-lagunya pun bagus-bagus gitu. Berita tentang ini dan itu, ya menarik gitu. Budi teringat sesuatu tentang cerita di masyarakat, ya berkata "Hidup di masyarakat ini, ada persoalan dari keburukan orang-orang yang berbuat ulah, ya merugikan orang lain dengan cara perorangan atau kelompok, ya kan Eko?"
"Orang-orang yang berkelakuan buruk, ada saja caranya untuk merugikan orang. Dengan cara perorangan atau kelompok. Ada yang orang miskin, ya sampai orang kaya," kata Eko.
"Terkadang, ya bisa di bilang tidak ada nasif buruk sebenarnya, ya kan Eko?" kata Budi.
"Bisa di bilang sih tidak ada nasif buruk. Kalau tidak ada orang-orang yang buruk sih. Maunya banyak orang, ya manusia itu akhlaknya baik gitu. Ternyata kan banyak manusia susah untuk di bimbing dengan baik gitu. Manusia yang berakhlak buruk, ya membuat keburukan di mana-mana untuk merugikan orang lain dengan alasan ini dan itu. Contohnya : berita yang extrim, ya penembakan saja. Berita luar negeri gitu," kata Eko.
"Dunia ini masih manusia, ya pake topeng kebaikan demi menutupi keburukannya," kata Budi.
"Orang-orang seperti itu ada di sekitar kita. Maka itu harus berhati-hati dalam lingkungan masyarakat. Dan juga ada sih cerita kenyataan yang kena dari orang-orang yang memakai topeng, ya berpura-pura baik ternyata buruk tingkah lakunya," kata Eko.
"Kenyataan tetap kenyataan. Ironisnya, ya orang-orang yang buruk itu, ya tidak tertangkap polisi. Ya masih bebas berkeliaran demi merugikan orang lain," kata Budi.
"Ya kenyataan begitu. Mau di kata apa?" kata Eko.
"Pada hal agama yang berkembang di Indonesia, ya berusaha membimbing dengan baik manusia untuk berjalan di kebaikan. Ya tetap saja ada manusia susah untuk jadi baik," kata Budi.
"Keluhannya seperti pemuka agama yang susah membimbing umatnya, ya berjalan di jalan kebaikan. Maka itu perkara terjadi di lingkungan mana pun dari perkara kecil atau perkara besar, ya contohnya perkara besar : ya perkara perang saja gitu," kata Eko.
"Ya sebenarnya sekedar obrolan saja kan Eko?" kata Budi.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA. Ya sambil menikmati suasana saja," kata Eko.
"Kalau urusan kisah cinta sih. Terkadang itu, ya ada cerita tentang cowok membiarkan cewek yang di sukainya itu, ya berjalan dengan cowok lain. Rasa cemburu itu, ya berusaha di hilangkan di dalam dada cowok itu, ya jojong saja cowok beraktivitas seperti biasanya dan akhirnya ceritanya. Cowok itu menikahi cewek yang di sukainya, ya walau ada intrik gitu, ya cowok yang sering jalan dengan cewek itu, ya menghalangi pernikahan gitu. Ceweknya ternyata menolak cowok yang sering jalan dengannya itu dengan alasan sih, ya cowok yang mau menikahinya itu, ya orangnya baik, penyabar dan paling utama sih cinta pertama cewek itu. Kan cinta pertama itu banyak kesan yang ini dan itu, ya jadi susah untuk di lupakan gitu," kata Budi.
"Kisah cinta tetap kisah cinta. Ya kebanyakan cewek sih, ya inginnya dapet cowok yang baik dan juga penyabar gitu, ya agar tujuan jalan hubungan kisah cinta, ya jauh dari perkara pertengkaran gitu," kata Eko.
"Kalau begitu aku main boneka sarung tangan, ya bercerita gitu. Jadi radio aku matikan!" kata Budi.
"Emmmmmmmm. Ya jadi aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.
Budi telah mematikan radio dan mengambil boneka di kotak kardus, ya di mainkan dengan baik gitu. Eko menonton pertunjukkan boneka Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di ceritakan Budi :
Saat menyortir surat di rumah Dr. Agasa, Conan menemukan undangan yang ditujukan kepada Jimmy dari Leo Joel, seorang arsitek terkenal. Jimmy memanggil Rachel menggunakan dasi kupu-kupu yang mengubah suaranya dan memintanya untuk menggantikannya. Rachel setuju, dengan syarat Jimmy pergi ke bioskop bersamanya pada hari Sabtu.
Pada hari Sabtu pagi, Conan menerima telepon dari seorang pria asing, yang menantang Jimmy untuk sebuah permainan. Conan menerima tantangan itu, dan si penelepon misterius memberinya petunjuk yang mengarah ke bom yang disembunyikan di seluruh Tokyo. Conan menemukan dan menghancurkan semuanya. Karena lokasi bom - dekat struktur yang dirancang oleh Joel - Conan menyimpulkan bahwa pengebom adalah Joel, yang berencana untuk menghancurkan karya "inferior" dan membuat bangunan baru yang sempurna. Setelah penangkapannya, Joel mengungkapkan lokasi bom terakhirnya: Gedung Kota Beika, lokasi kencan Jimmy dan Rachel.
Bom meledak dan menutup pintu masuk dan keluar, menjebak Rachel dan yang lainnya di dalam. Conan berhasil melewati gedung yang runtuh, tetapi pintu yang bengkok menghalanginya dari Rachel. Menggunakan dasi dan ponselnya, dia menelepon Rachel dan memintanya untuk mencari bom itu. Rachel menemukannya di dalam tas belanja besar. Untuk melucuti bom, Jimmy memberi tahu Rachel kabel mana yang harus dipotong. Namun, Joel membuat dua kabel tambahan, satu merah, satu biru. Salah satunya adalah jebakan, tapi Jimmy tidak tahu yang mana. Jimmy memberitahu Rachel untuk memotong salah satunya. Saat tim penyelamat datang dan membawanya pergi, Jimmy menyadari bahwa Joel tahu bahwa warna favorit Rachel adalah merah dan memasang jebakan merah. Dalam beberapa menit terakhir, Rachel membuat keputusan putus asa dan memotong kabel biru karena kabel merah mewakili benang merah nasib antara Jimmy dan dirinya sendiri.
***
Budi cukup lama bercerita dengan boneka, ya akhirnya sekesai juga gitu. Eko memuji pertunjukkan boneka Budi dan juga ceritanya, ya bagus gitu. Budi menaruh boneka di kotak kardus. Ya acara selanjutnya, ya Eko dan Budi main catur gitu. Sedangkan Abdul yang tidak main ke rumah Budi, ya sedang santai di rumahnya Abdulnya, ya tepatnya di ruang tamu. Abdul mendengarkan radio dari Hp-nya, ya sambil menikmati minum teh dan makan gorengan, ya beli lah gorengan lah.
"Lagunya bagus-bagus," kata Abdul.
Abdul menikmati keadaan dengan baik.