CAMPUR ADUK

Thursday, July 21, 2022

DETECTIVE CONAN : THE TIME-BOMBED SKYSCRAPER

Budi dan Eko di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan, ya beli lah. Keduanya sedang mendengarkan radionya Budi. Obrolan-obrolan di acara radio, ya menarik di dengarkan gitu. Lagu-lagunya pun bagus-bagus gitu. Berita tentang ini dan itu, ya menarik gitu. Budi teringat sesuatu tentang cerita di masyarakat, ya berkata "Hidup di masyarakat ini, ada persoalan dari keburukan orang-orang yang berbuat ulah, ya merugikan orang lain dengan cara perorangan atau kelompok, ya kan Eko?" 

"Orang-orang yang berkelakuan buruk, ada saja caranya untuk merugikan orang. Dengan cara perorangan atau kelompok. Ada yang orang miskin, ya sampai orang kaya," kata Eko.

"Terkadang, ya bisa di bilang tidak ada nasif buruk sebenarnya, ya kan Eko?" kata Budi.

"Bisa di bilang sih tidak ada nasif buruk. Kalau tidak ada orang-orang yang buruk sih. Maunya banyak orang, ya manusia itu akhlaknya baik gitu. Ternyata kan banyak manusia susah untuk di bimbing dengan baik gitu. Manusia yang berakhlak buruk, ya membuat keburukan di mana-mana untuk merugikan orang lain dengan alasan ini dan itu. Contohnya : berita yang extrim, ya penembakan saja. Berita luar negeri gitu," kata Eko.

"Dunia ini masih manusia, ya pake topeng kebaikan demi menutupi keburukannya," kata Budi.

"Orang-orang seperti itu ada di sekitar kita. Maka itu harus berhati-hati dalam lingkungan masyarakat. Dan juga ada sih cerita kenyataan yang kena dari orang-orang yang memakai topeng, ya berpura-pura baik ternyata buruk tingkah lakunya," kata Eko.

"Kenyataan tetap kenyataan. Ironisnya, ya orang-orang yang buruk itu, ya tidak tertangkap polisi. Ya masih bebas berkeliaran demi merugikan orang lain," kata Budi.

"Ya kenyataan begitu. Mau di kata apa?" kata Eko.

"Pada hal agama yang berkembang di Indonesia, ya berusaha membimbing dengan baik manusia untuk berjalan di kebaikan. Ya tetap saja ada manusia susah untuk jadi baik," kata Budi.

"Keluhannya seperti pemuka agama yang susah membimbing umatnya, ya berjalan di jalan kebaikan. Maka itu perkara terjadi di lingkungan mana pun dari perkara kecil atau perkara besar, ya contohnya perkara besar : ya perkara perang saja gitu," kata Eko.

"Ya sebenarnya sekedar obrolan saja kan Eko?" kata Budi.

"Memang sekedar obrolan lulusan SMA. Ya sambil menikmati suasana saja," kata Eko.

"Kalau urusan kisah cinta sih. Terkadang itu, ya ada cerita tentang cowok membiarkan cewek yang di sukainya itu, ya berjalan dengan cowok lain. Rasa cemburu itu, ya berusaha di hilangkan di dalam dada cowok itu, ya jojong saja cowok beraktivitas seperti biasanya dan akhirnya ceritanya. Cowok itu menikahi cewek yang di sukainya, ya walau ada intrik gitu, ya cowok yang sering jalan dengan cewek itu, ya menghalangi pernikahan gitu. Ceweknya ternyata menolak cowok yang sering jalan dengannya itu dengan alasan sih, ya cowok yang mau menikahinya itu,  ya orangnya baik, penyabar dan paling utama sih cinta pertama cewek itu. Kan  cinta pertama itu banyak kesan yang ini dan itu, ya jadi susah untuk di lupakan gitu," kata Budi.

"Kisah cinta tetap kisah cinta. Ya kebanyakan cewek sih, ya inginnya dapet cowok yang baik dan juga penyabar gitu, ya agar tujuan jalan hubungan kisah cinta, ya jauh dari perkara pertengkaran gitu," kata Eko.

"Kalau begitu aku main boneka sarung tangan, ya bercerita gitu. Jadi radio aku matikan!" kata Budi.

"Emmmmmmmm. Ya jadi aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.

Budi telah mematikan radio dan mengambil boneka di kotak kardus, ya di mainkan dengan baik gitu. Eko menonton pertunjukkan boneka Budi dengan baik gitu.

Isi cerita yang di ceritakan Budi :

Saat menyortir surat di rumah Dr. Agasa, Conan menemukan undangan yang ditujukan kepada Jimmy dari Leo Joel, seorang arsitek terkenal. Jimmy memanggil Rachel menggunakan dasi kupu-kupu yang mengubah suaranya dan memintanya untuk menggantikannya. Rachel setuju, dengan syarat Jimmy pergi ke bioskop bersamanya pada hari Sabtu.

Pada hari Sabtu pagi, Conan menerima telepon dari seorang pria asing, yang menantang Jimmy untuk sebuah permainan. Conan menerima tantangan itu, dan si penelepon misterius memberinya petunjuk yang mengarah ke bom yang disembunyikan di seluruh Tokyo. Conan menemukan dan menghancurkan semuanya. Karena lokasi bom - dekat struktur yang dirancang oleh Joel - Conan menyimpulkan bahwa pengebom adalah Joel, yang berencana untuk menghancurkan karya "inferior" dan membuat bangunan baru yang sempurna. Setelah penangkapannya, Joel mengungkapkan lokasi bom terakhirnya: Gedung Kota Beika, lokasi kencan Jimmy dan Rachel.

Bom meledak dan menutup pintu masuk dan keluar, menjebak Rachel dan yang lainnya di dalam. Conan berhasil melewati gedung yang runtuh, tetapi pintu yang bengkok menghalanginya dari Rachel. Menggunakan dasi dan ponselnya, dia menelepon Rachel dan memintanya untuk mencari bom itu. Rachel menemukannya di dalam tas belanja besar. Untuk melucuti bom, Jimmy memberi tahu Rachel kabel mana yang harus dipotong. Namun, Joel membuat dua kabel tambahan, satu merah, satu biru. Salah satunya adalah jebakan, tapi Jimmy tidak tahu yang mana. Jimmy memberitahu Rachel untuk memotong salah satunya. Saat tim penyelamat datang dan membawanya pergi, Jimmy menyadari bahwa Joel tahu bahwa warna favorit Rachel adalah merah dan memasang jebakan merah. Dalam beberapa menit terakhir, Rachel membuat keputusan putus asa dan memotong kabel biru karena kabel merah mewakili benang merah nasib antara Jimmy dan dirinya sendiri.

***

Budi cukup lama bercerita dengan boneka, ya akhirnya sekesai juga gitu. Eko memuji pertunjukkan boneka Budi dan juga ceritanya, ya bagus gitu. Budi menaruh boneka di kotak kardus. Ya acara selanjutnya, ya Eko dan Budi main catur gitu. Sedangkan Abdul yang tidak main ke rumah Budi, ya sedang santai di rumahnya Abdulnya, ya tepatnya di ruang tamu. Abdul mendengarkan radio dari Hp-nya, ya sambil menikmati minum teh dan makan gorengan, ya beli lah gorengan lah.

"Lagunya bagus-bagus," kata Abdul.

Abdul menikmati keadaan dengan baik.

KABAYAN DAN LINTAH DARAT

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan, ya gorengannya beli lah. Keduanya lagi asik mendengarkan musik dari  radionya Budi lah.

"Lagunya bagus, ya kan Eko?" kata Budi.

"Iya," kata Eko.

Budi pun berpikir dengan baik dan mengingat sesuatu, ya tentang cewek berdasarkan sebuah cerita yang di baca Budi. Ya Budi pun berkata "Banyak bunga yang bermekaran. Hanya dia yang tetap ku cintai dengan baik."

Eko memang terkejut dengan omongan Budi dan Eko berkata "Budi sedang jatuh cinta pada seorang cewek?" 

"Aku tidak jatuh cinta sama cewek. Aku cuma mengikat tentang sebuah cerita sih," kata Budi.

"Oooooo....cerita toh. Kirain beneran Budi jatuh cinta sama cewek," kata Eko.

"Kalau aku beneran jatuh cinta sama cewek. Jadi mau di buat acara, ya Eko?" kata Budi.

"Di buat acara sih tidak ada masalah sih. Aku dan Abdul, ya merayakan keberhasilan Budi dapet cewek dan mengakhiri masa jomlo. Ya acaranya di buat seperti masa SMA saja. Makan bakso saja. Erwin paling mengucapkan selamat lewat telepon saja, karena Erwin ada di Jakarta, ya kuliah," kata Eko.

"Makan bakso. Masa SMA. Itu sih acara ulang tahun aku. Yang bayarin kan Erwin," kata Budi.

"Ya nama juga Erwin. Anak orang kaya. Ulang tahun teman kan di rayakan sekedar merayakan saja sih dengan makan bakso," kata Eko.

"Mau sih kue tar gitu," kata Budi.

"Kan kue tarnya dapetnya dari Putri," kata Eko.

"Iya sih dapet kue tarnya dari Putri. Ya yang bikin aku kesel sih Putri dengan dengan geng ceweknya. Ya aku di guyur air kembang, ya sambil mengucapkan selamat ulang tahun gitu dan semoga panjang umur. Ya jadi kenangan aku gitu," kata Budi.

"Ya nama juga berteman. Niatnya becanda," kata Eko.

"Memang sih niatnya becanda," kata Budi.

"Emmmm. Kata-kata yang di omongin Budi tadi. Tentang banyak bunga bermekaran. Hanya dia yang ku cintai. Berarti cowok tetap setia dengan cintanya sama cewek yang di sukai cowok itu. Kemungkinan ujiannya cewek-cewek cantik, ya kan Budi?" kata Eko.

"Ujiannya memang cewek cantik sih. Sampai-sampai hubungan kisah cintannya jadi rumit gitu, ya ada sih cerita putus sejenak gitu. Saat masalah sudah di selesai satu persatu sama cowoknya. Ya cowoknya balikan hubungan kisah cinta dengan cewek yang di sukai, ya nama juga cinta pertama, ya susah untuk di lupakan gitu," kata Budi.

"Ooooo begitu," kata Eko.

"Kalau begitu aku mau bercerita pake boneka sarung tangan. Jadi  radio aku matiin deh!" kata Budi.

"Emmmmmmm jadi aku jadi penonton yang baik," kata Eko.

Ya radio telah di matikan Budi dan segera mengambil boneka sarung tangan di kotak kardus, ya segera bercerita dengan baik gitu. Eko menonton pertunjukkan bonekanya Budi dengan baik.

Isi cerita yang di ceritakan Budi : 

Cerita rakyat Jawa Barat mengisahkan tentang Si Kabayan dan lintah darat. Si Kabayan berjalan mondar-mandir di rumahnya karena gelisah hari itu rentenir akan datang menagih hutang. Ia tidak punya uang untuk membayar cicilan hutangnya hari itu. Dan jika ia tidak membayar cicilan hari itu, tentu saja si rentenir kurang ajar itu akan menaikkan bunga pinjaman seenak perutnya. Pinjaman pokoknya belum terbayar, tiap nyicil cuma habis buat bayar bunganya. Si Kabayan menyesal telah meminjam uang kepada rentenir, namun saat itu ia terpaksa meminjam karena sangat membutuhkan uang. 

“Kurang ajar betul si rentenir. Dia tidak perduli dengan ajaran islam yang mengharamkan riba. Siksa neraka saja dia tidak takut apalagi sama kita. Dia tidak takut api neraka, malah membuat neraka buat orang lain.” gumam Kabayan.

Si Kabayan kemudian teringat percakapannya dengan Abah mertuanya, “Dengar Kabayan, seberani-beraninya manusia, percayalah dia selalu dibayangi oleh rasa takut. Berani dan takut itu merupakan dua sifat yang menempel dalam jiwa setiap manusia. Juga dalam jiwa si lintah darat kamu itu. Walaupun dia berani menentang larangan agama, dia pasti punya rasa takut akan sesuatu, yang entah apa, harus kamu cari dan ketahui, Kabayan.”

Muncul ide cemerlang Si Kabayan setelah teringat nasehat mertuanya itu. Ia pun memberitahukan rencananya kepada istrinya Nyi Iteung. Mendengar rencana suaminya, Nyi Iteung tertawa cekikikan. Mereka kemudian mulai menjalankan rencananya. Nyi Iteung memandikan si Kabayan dengan seember air tuak. 

Kemudian si Kabayan berguling-guling di atas hamparan kapuk sehingga seluruh badannya menjadi putih karena kapuk-kapuk yang menempel. Wajahnya mengenakan topeng Si Cepot berwarna merah. Kabayan kemudian masuk ke dalam sebuah kurungan ayam yang diatasnya ditutupi sehelai kain. Tidak lama kemudian Si rentenir datang ke rumah Kabayan untuk menagih hutang. Setelah mengetuk pintu, Nyi Iteung membukakan pintu dan mempersilahkan si rentenir masuk rumah.

"Kang Kabayan tidak ada di rumah, Tuan, jadi belum bisa bayar hutang hari ini. Lain kali saja Tuan." kata Si Iteung.

"Lho! Tidak bisa begitu! Ke mana dia? Dia kan tahu, saya akan datang untuk menagih hutang. Ke mana dia pergi?! Enak betul si Kabayan, berani pinjam uang eh...giliran ditagih malah menghindar terus." kata si rentenir.

"Kang Kabayan sedang menghadap kepala polisi, Tuan? Mau melaporkan bahwa dia baru menangkap seekor burung yang aneh. Burung itu akan diserahkan ke Pak Polisi. Itu burung anehnya ada di dalam kurungan ayam.“

"Aneh bagaimana? Saya mau lihat mana?" Lintah darat itu ingin melihatnya. Tapi Si Iteung segera melarangnya.

"Jangan Tuan! Jangan! Tuan besar kepala polisi sudah memerintahkan kami bahwa burung ajaib itu tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain sebelum beliau melihatnya." kata Nyi Iteung.

Tapi si rentenir yang merasa penasaran tidak perduli. Lalu kurungan ayam itu diangkatnya. Tapi begitu diangkat kurungannya, Si Kabayan yang badannya penuh kapuk itu lari sambil mengepak-ngepakkan kedua belah tangannya seperti burung mengepak-ngepakkan sayapnya. 

Si Kabayan berteriak-teriak, “Wek wek wek wek! Barakataktak -botak!” Lalu menghilang. Si Kabayan sebenarnya lari ke belakang rumah dan bersembunyi di balik pepohonan sambil mengamati si rentenir dari jauh.

"Aduh, Tuan! Burungnya jadi kabur hilang." kata Si Iteung sambil pura-pura menangis. "Aduh! Apa nanti kata Pak kepala polisi?! Tuan harus menangkap kembali burung ajaib tadi. Kalu tidak, bisa-bisa Tuan nanti dipenjara oleh Pak Polisi karena telah menghilangkan burung ajaib itu.” 

Dan Si Iteung pura-pura nangis lagi, melolong-lolong. Mendengar tangisan Si Iteung itu, si rentenir merasa ketakutan, wajahnya berubah pucat pasi. Ia sangat takut kalau harus ditangkap polisi dan hidup di balik jeruji besi. 

Dengan gemetaran si rentenir berkata, “Jangan Nyi Iteung, jangan laporkan saya ke Pak Polisi. Bilang saja burung ajaibnya kabur sendiri. Sebagai gantinya hutang kang Kabayan saya anggap lunas.” 

Setelah mengucapkan kata-kata itu, si rentenir kemudian lari terbirit-birit. Melihat itu, Si Kabayan segera keluar dari tempat persembunyiannya. Bersama Nyi Iteung, mereka tertawa terbahak-bahak melihat si rentenir ketakutan. Mereka juga senang karena hutang si Kabayan telah dianggap lunas.

***

Budi cukup lama bercerita dan akhirnya selesai juga gitu. Eko memuji pertunjukkan boneka Budi dan juga ceritanya, ya bagus gitu. Budi menaruh boneka di kotak kardus gitu. Eko dan Budi, ya melanjutkan acara, ya main catur gitu. Sedangkan Abdul tidak main ke rumah Budi. Ya Abdul nonton Tv di ruang tengah, ya acara yang di tonton Abdul lawak lah.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK