Budi pun membawa motornya dengan baik ke rumah Eko. Ya cukup lama Yeni menunggu motornya di perbaiki, ya akhirnya selesai juga...motor sudah bisa jalan. Yeni pun meninggalkan bengkel, ya setelah membayar jasa memperbaiki motor lah. Yeni pun menuju rumahnya dengan mengendarai motor dengan baik.
Akhirnya Budi sampai di rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Ya Eko menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di atas meja. Budi duduk dengan baik, ya Budi melihat foto di koran dan segera mengambil koran di meja.
"Menurut ku cewek di foto di koran ini cantik," kata Budi.
"Mulai deh membicarakan tentang cewek di koran," kata Eko.
"Ya...Eko. Sekedar bahan obrolan saja," kata Budi.
"Ya memang sih. Hanya sekedar bahan obrolan saja. Omongan Budi bener. Cewek di foto di koran itu...cantik, ya nama juga cewek," kata Eko.
"Namanya cewek di foto di koran....Yeni," kata Budi.
"Artis. Fotonya masuk koran dan juga jaringan media internet ini dan itu," kata Eko.
"Foto aku juga masuk jaringan internet...kok aku tidak bilang artis?!" kata Budi.
"Kalau Budi kan bukan artis. Foto masuk jaringan internet cuma ikut-ikutan tren sekarang di jaringan internet," kata Eko.
"Iya deh. Aku bukan artis. Cuma ikut-ikutan tren saja," kata Budi.
"Artis...Yeni. Bagus suaranya, ya menyanyikan lagu ini dan itu," kata Eko.
"Eko...memuji ya?!" kata Budi.
"Iya...bisa di bilang begitu sih," kata Eko.
"Yeni ini namanya sama dengan cewek yang aku kenal di jalan," kata Budi.
"Jadi Budi dapet kenalan cewek baru ya?!" kata Eko.
"Ya begitu lah," kata Budi.
"Jomlo apa sudah punya pacar?!" kata Eko.
"Kalau itu sih. Aku tidak nanya lebih jauh. Ya cuma kenalan saja, ya abisnya tuh Yeni mengalami kesulitan...motornya mogok di jalan. Ya aku bantu saja bawa kebengkel terdekat," kata Budi.
"Niat nolong cewek yang butuh bantuan," kata Eko.
"Kalau Yeni itu. Jomlo, ya boleh jadi target. Aku kan sudah dapet nomor Hp-nya. Tapi kalau sudah punya pacar, ya lebih baik temanan saja dengan Yeni," kata Budi.
"Takut...merusak hubungan orang, ya Budi," kata Eko.
"Ya begitu lah," kata Budi.
"Kalau tuh Yeni, ya pacarannya gagal karena cowoknya menikah dengan cewek lain. Yeninya jadi sakit ulah sih cowoknya. Budi mau masuk ke dalam urusan Yeni, ya menjalin hubungan dengan Yeni dengan baik gitu?!" kata Eko.
"Pacaran dengan Yeni. Mau sih. Tapi?!" kata Budi.
"Tapi kenapa?!" kata Eko.
"Urusan aku mendapatkan cewek kaya gimana ya?!" kata Budi.
"Ya....kembali urusan utama Budi. Mendapatkan cewek kaya. Kalau begitu sih, ya sekedar temanan dengan Yeni," kata Eko.
"Ya lebih baik temanan dengan Yeni," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Jadi tuh foto artis di koran, ya Yeni itu. Gimana Budi?!" kata Eko.
"Ya.....pokoknya. Artis Yeni, ya cantik dan pandai menyanyi. Biasa cowok terkesan saja," kata Budi.
"Terkesan toh dengan kecantikan dan juga pinter menyanyi," kata Eko.
"Sudah ngobrolin artis Yeni. Sekedar bahan obrolan saja. Lebih main catur!" kata Budi.
Budi menaruh koran di meja.
"Ok...main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur lah. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Eko. Gimana tanggapan Eko, ya tentang berita cewek-cewek meninggal di usia muda karena penyakit dalam yang di deritanya," kata Budi.
"Berita dan realita kehidupan tentang cewek-cewek yang meninggal di usia muda karena penyakit di dalam tubuhnya. Ya sudah Takdirnya, ya mau di bilang apa lagi," kata Eko.
"Takdir," kata Budi.
Budi dan Eko main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga gorengan lah.