CAMPUR ADUK
Showing posts with label puisi. Show all posts
Showing posts with label puisi. Show all posts
Saturday, August 31, 2019
BENDERA
Biar saja ku tak sehebat matahari
Tapi selalu ku coba tuk menghangatkanmu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi selalu kucoba tuk melindungimu
Biar saja ku tak seharum bunga mawar
Tapi selalu kucoba tuk mengharumkan
Biar saja ku tak seelok langit sore
Tapi selalu kucoba tuk mingindahkanmu
Kupertahankan demi kehormatan bangsa
Kupertahankan demi tumpah darah
Semua Pahlawan-pahlawanku
Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi
Di Indonesia ini
Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi
Di Indonesia ini
Merah putih teruslah kau berkibar
Ku akan selalu menjagamu
Karya : Cokelat
Saturday, January 26, 2019
BUKU
Yang menyimpan banyak ilmu
Jika kau tidak ada di muka bumi ini
Apa yang akan kami dapat
Guru sangat membutuhkanmu
Untuk murid-muridnya
Kubuka halaman per halaman
Dan ku dapat yang ku cari
Buku
Aku sangat membutuhkanmu
Untuk mengisi prestasiku
Oh buku
Ku sangat membutuhkanmu
Karya: Berty Theresia Simanullang
Tuesday, January 8, 2019
PEMULUNG
Ketika rengekan kami, anak-anakmu, pecah
Raut wajahmu terlihat resah
Kau pun bergegas pergi
Kau susuri jalan-jalan panas penuh debu
Kau arungi lautan sampah
Aroma tak sedap seakan terhapus
Rintihan anak-anakmu terus menggema
Satu demi satu sampah kau pungut
Kau berharap bisa memperoleh sesuap nasi
Agar rasa lapar kami hilang
Karena kau ingin melihat
Senyum di bibir kami
Ibu....ya, kaulah ibuku yang terindah
Berat sungguh pengorbananmu
Tak kau permasalahkan menjadi apa engaku
Ibu....hari ini berjuta maaf aku haturkan
Karya: Jemima Priscilia Kurniawan
DOA
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Cayamu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Cayamu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
FAJAR MULAI MENYINGSING
Ayam berkokok membangun insan terlelap
Sinar merah tampak di ufuk timur
Desingan peluru mengusik sepi
Gelegar meriam membelah sunyi
Nyanyian lagu bangsa membangkitkan semangat
Menapak, merajut, membahana.
Jeritan rakyat derita bangsa
Dikoyak Nipon sang durjana
Mari singsingkan baju
Kapalkan tangan
Menerjang badai sang durjana
Sinar merah tampak di ufuk timur
Desingan peluru mengusik sepi
Gelegar meriam membelah sunyi
Nyanyian lagu bangsa membangkitkan semangat
Menapak, merajut, membahana.
Jeritan rakyat derita bangsa
Dikoyak Nipon sang durjana
Mari singsingkan baju
Kapalkan tangan
Menerjang badai sang durjana
INDONESIA MENANGIS
Dukamu datang silih berganti
Air datang di kala pagi
Mengoyak, merobek kerongkongan bumi
Menghempas insan di atad nestapa
Bertabur dengan duka lara
Ratusan ribu jiwa melayang
Terjerembab di bawa gelombang dahsyat
Gelombang tsunami
Mencengkeram, memukul, dan menyeret
Insan terlelap di bawah bayang duka
Manusia tak berdaya
Aceh, Nias.....
Ombak menyapu kota
Tinggal hamparan tanah kosong
Ratusan ribu jiwa melayang
Jutaan rakyat menanggung derita
Oh.......
Tuhan Maha Tahu
Cukupkanlah derita ini
Air datang di kala pagi
Mengoyak, merobek kerongkongan bumi
Menghempas insan di atad nestapa
Bertabur dengan duka lara
Ratusan ribu jiwa melayang
Terjerembab di bawa gelombang dahsyat
Gelombang tsunami
Mencengkeram, memukul, dan menyeret
Insan terlelap di bawah bayang duka
Manusia tak berdaya
Aceh, Nias.....
Ombak menyapu kota
Tinggal hamparan tanah kosong
Ratusan ribu jiwa melayang
Jutaan rakyat menanggung derita
Oh.......
Tuhan Maha Tahu
Cukupkanlah derita ini
SENJA DI LAUT BIRU
Senja datang bersama awan
Mentari berlindung di langit jingga
Sinar merah mendekap bumi
Menyambut datangnya malam pesona
Desiran ombak menyapu pantai
Angin berbisik mengelus sukma
Mentari makin jauh berlindung
Tenggelam dalam bayangan merah
Pergi diiringi purnama malam
Mentari berlindung di langit jingga
Sinar merah mendekap bumi
Menyambut datangnya malam pesona
Desiran ombak menyapu pantai
Angin berbisik mengelus sukma
Mentari makin jauh berlindung
Tenggelam dalam bayangan merah
Pergi diiringi purnama malam
HUJAN
Air mengalir
Bagai ditumpahkan dari langit
Mendung bergulung-gulung
Gemuruh badai menyapu awan
Gelap pekat menapak senja
Petir bersahutan
Membelah sunyi di atad hujan lebat
Bunyi basah mendesah dingin tak berselimut
Banjir datang membayang
Berlari, kotaku jadi tempat betlabuh
Bumi jadi dingin
Membasuh kuyup menerobos tulang sumsum
Hujan,
Kau datang menyiram bumi
Aku lama menunggumu di sudut kota
Bagai ditumpahkan dari langit
Mendung bergulung-gulung
Gemuruh badai menyapu awan
Gelap pekat menapak senja
Petir bersahutan
Membelah sunyi di atad hujan lebat
Bunyi basah mendesah dingin tak berselimut
Banjir datang membayang
Berlari, kotaku jadi tempat betlabuh
Bumi jadi dingin
Membasuh kuyup menerobos tulang sumsum
Hujan,
Kau datang menyiram bumi
Aku lama menunggumu di sudut kota
SEPASANG SEPATU TUA
Sepasang sepatu tua tergeletak di sudut sebuah gudang, berdebu
Yang kiri terkenang akan aspal meleleh, yang kanan teringat jalan berlumpur sehabis hujan keduanya telah jatuh cinta kepada sepasang telapak kaki itu
Yang kiri menerka mungkin besok mereka dibawa ke tempat sampah dibakar bersama seberkas surat cinta, yang
Kapan mengira mungkin besok mereka diangkut truk
Sampah itu dibuang dan dibiarkan membusuk bersama
makanan sisa
Sepasang sepatu tua saling membisikkan sesuatu yang hanya bisa mereka pahami berdua
Yang kiri terkenang akan aspal meleleh, yang kanan teringat jalan berlumpur sehabis hujan keduanya telah jatuh cinta kepada sepasang telapak kaki itu
Yang kiri menerka mungkin besok mereka dibawa ke tempat sampah dibakar bersama seberkas surat cinta, yang
Kapan mengira mungkin besok mereka diangkut truk
Sampah itu dibuang dan dibiarkan membusuk bersama
makanan sisa
Sepasang sepatu tua saling membisikkan sesuatu yang hanya bisa mereka pahami berdua
NYANYIAN SEORANG PETANI
Berilah kiranya yang terbaik bagiku
Tanah berlumpur dan kerbau pilihan
Biji padi yang manis
Berilah kiranya yang terbaik
Air mengalir
Hujan menyerbu tanah air
Bila masanya buahnya kupetik
Rahmat-Mu kuraih
Abdul Hadi W.M.
Tanah berlumpur dan kerbau pilihan
Biji padi yang manis
Berilah kiranya yang terbaik
Air mengalir
Hujan menyerbu tanah air
Bila masanya buahnya kupetik
Rahmat-Mu kuraih
Abdul Hadi W.M.
PETANI
Hamparan tanah kering
Merindukan tetesan hujan yang tak kunjung
datang
Lama keringat menetes di tanah kering
bergelut dalam bayang kenestapaan
Ketika hujan datang menyiram bumi
Kukerahkan tenaga
Kubajak tanah
Kutanam pagi
Demi mengejar sesuap nasi
Inilah hidup yang harus kujalani
Menjadi petani anak negeri
Biar susah setiap hari
Asal bertahan mengais rezeki
Merindukan tetesan hujan yang tak kunjung
datang
Lama keringat menetes di tanah kering
bergelut dalam bayang kenestapaan
Ketika hujan datang menyiram bumi
Kukerahkan tenaga
Kubajak tanah
Kutanam pagi
Demi mengejar sesuap nasi
Inilah hidup yang harus kujalani
Menjadi petani anak negeri
Biar susah setiap hari
Asal bertahan mengais rezeki
KOTAKU
Pancaran cahaya menatap kota
Beribu pohon jadi gedung bertingkat
Sunyi sepi hilang tak berbekas
Hingar bingar kenalpot menderu angin
Seribu mobil menyemut di jalan raya
Merayap di bawah gedung bertingkat
Pertokoan berjejer di sudut-sudut kota
Mengajakku bercanda
Masih adakah udara segar untukku?
Beribu pohon jadi gedung bertingkat
Sunyi sepi hilang tak berbekas
Hingar bingar kenalpot menderu angin
Seribu mobil menyemut di jalan raya
Merayap di bawah gedung bertingkat
Pertokoan berjejer di sudut-sudut kota
Mengajakku bercanda
Masih adakah udara segar untukku?
TANAH SUBURKU
Di sini aku berlabuh
Menggantungkan hidup tuk berteduh
Hamparan tanah subur
membentang di jamprut khatulistiwa
di sana ada intan emas permata
menngalun menanti kita
Kutancapkan seribu dadaunan
kusebar bulir padi di hamparan
kusiram dengan embun mengalir
Tumbuh hijau bagai permadani biru
menghampar luas menyejuk sukma
Kuraih emas permata
di antara gundukan tanah subur
bulir padi menguning
mengajak kita bercanda
Inilah tanah negeri tanah tercinta
bila kita tersenyum padanya
diberikan segala yang ada
Menggantungkan hidup tuk berteduh
Hamparan tanah subur
membentang di jamprut khatulistiwa
di sana ada intan emas permata
menngalun menanti kita
Kutancapkan seribu dadaunan
kusebar bulir padi di hamparan
kusiram dengan embun mengalir
Tumbuh hijau bagai permadani biru
menghampar luas menyejuk sukma
Kuraih emas permata
di antara gundukan tanah subur
bulir padi menguning
mengajak kita bercanda
Inilah tanah negeri tanah tercinta
bila kita tersenyum padanya
diberikan segala yang ada
MERAPI
Saat Merapi batuk beriak
Butiran merah mengoyak senja
Puluhan desa cemberut luluh
nestapa
Ribuan hektar sawah merana
Cemberut bintang langit berduka
Melihat insan gundah gulana
Merah lahar mengalir deras
Jutaan kubik debu bersandar
Mencabik bukit runtuh merata
Oh, Merapi
Kapan kau berhenti.
Biarkan insan membangun negeri
Bercanda ria senyum di hati
Butiran merah mengoyak senja
Puluhan desa cemberut luluh
nestapa
Ribuan hektar sawah merana
Cemberut bintang langit berduka
Melihat insan gundah gulana
Merah lahar mengalir deras
Jutaan kubik debu bersandar
Mencabik bukit runtuh merata
Oh, Merapi
Kapan kau berhenti.
Biarkan insan membangun negeri
Bercanda ria senyum di hati
Monday, December 24, 2018
NYONTEK
Kubuka Perlahan bukuku
Sesaat aku bingung dan ragu
Mulai bereaksi jemariku
Terasa gemetar badanku
Ketika menoleh ke belakang
Aku terkejut tak kepalang
Telah berdiri guruku
Tersenyum menarik bukuku
Betapa malunya diri
Tak akan kuulangi lagi
Perbuatan seperti ini
Demi masa depanku sendiri
HAYATILAH SAYANG
Hayati, rasa serta renungkan
Duka mahapedih sedalam samudra
Oleh gelombang tsunami yang gemuruh menerjang
Yang merenggut dan memorakporandakan segalanya
Semua, dengan semua itu
Terketuklah pintu hatimu
Untuk ikhas berbagai
Menyantuni
Merawat dan merengkuh penuh kasih sayang
Mereka yang kini terlunta
Seraya engkau pun merasa perlu berpuasa
Dari menempuh hidup sekadar berhura-hura
Berbahagialah kita
Yang mampu mengambil hikmah
Atas musibah
Yang datang melanda
Karya: Yant Mujiyanto
USAH KAU LARA SENDIRI
Kulihat mendung membayangi pancaran wajahmu
Tak terbiasa kudapati terdiam mendura
Apa gerangan bergemuruh di ruang benakmu
Sekilas galau mata ingin berbagai cerita
Kudatang sahabat bagi jiwa
Saat batin merintih
Usah kau lara sendiri
Masih ada asa tersisa
Letakkanlah tanganmu di atas bahuku
Biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
Di depan sana cahys kecil tuk memandu
Tak hilang arah kita berjalan menghadapinya
Sekali sempat kau mengeluh kuatkah bertahan?
Satu per satu jalinan kawan beranjak menjauh
Kudatang sahabat bagi jiwa
Saat batin merintih
Usah kau lara sendiri
Masih ada asa tersisa
Karya: Andre Manika
KEPADA PEMINTA-MINTA
Baik, baik aku akan menghadap Dia
Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku.
Jangan lagi hau bercerita
Sudah tercacar semua di muka
Nanah meleleh dari luka
Sambil berjalan kau usap juga.
Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau memandang
Menetes dari suasana kau datang
Sembarang kau merebah.
Mengganggu dalam mimpiku
Menghempas aku di bumi keras
Di bibirku terasa pedas
Mengaum ditelingaku.
Baik, baik akh akan menghadap Dia
Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku.
Karya: Chairil Anwar
SALJU
Ke manakah pergi
Mencari matahari
Ketika salju turun
Pepohonan
Kehilangan daun
Ke manakah lari
Mencari api
Ketika bara mati
Padam tak berarti
Ke manakah jalan
Mencari api
Ketika bara mati
Padam tak berarti
Ke manakah jalan
Mencari perlindungan
Ketika tubuh kuyup
Dan pintu tertutup
Ke manakah peri
Selain mencuri diri
Karya: Wing Karjo
DERAI-DERAI
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan ditingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangny bisa tahan
Sudah beberapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tidak diucapkan
Sebelun pada akhirnya kita menyerah
Karya: Chairil Anwar
Subscribe to:
Posts (Atom)
CAMPUR ADUK
JEFF, WHO LIVES AT HOME
Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...