CAMPUR ADUK

Friday, August 2, 2019

NGOPI....DKI

Dono duduk santai di depan rumah di bawah pohon yang rindang sambil minum kopi yang enak buatannya sendiri.

"Malam yang tenang," kata Dono.

Indro pun mematikan Tvnya dan memutuskan keluar dari rumah untuk dudu bersama Dono menikmati malam yang indah. Indro menuangkan kopi di tekok kecil  gelas dan juga memang sengaja Dono   membuat banyak untuk temannya.

Indro menikmati kopi buatan Dono yang enak.

"Enak...Don. Kopi buatan kamu...," pujian Indro.

"Jelas...enak. Gratis....," kata Dono becanda.

"Iya...gratis. Tinggal minum aja. Oh...iya...Don. Saya punya permainan lagi yang cukup menarik," kata Indro.

"Apa..?" kata Dono.

"Masih...berkenaan dengan artis dangdut sih. Kamu...suka atau gak....permainan ini?" kata Indro.

"Karena suasananya...nyantai. Baiklah...saya ikutin permain kamu...Indro!" kata Dono.

"Dari 3 penyanyi dangdut ini yang sebutkan nama...Rara, Aulia dan Selfi mana yang kamu bela....jika terjadi persoalan di panggung lomba menyanyi?" tanya Indro.

"Putri......lah," jawab Dono.

"Kok...Putri. Kenapa....bukan salah satu...dari ketiga cewek penyanyi dangdut?" tanya lagi Indro.

"Alasannya....manis dan cantik....cuma itu saja," jawab Dono.

"Gak...ngambung...itu Don," kata Indro.

"Ok....saya...bela tiga cewek tersebut dengan jujur dan adil. Dengan nilai poin yang sama. Saya...jelaskan satu kesatuan. Semua...hanya pertandingan saja....pasti ada yang bagus atau tidakkan dalam proses memberikan satu tampilan ke publik. Tapi bagi....saya....bagus...aja 'Adil dan jujur'. Sederhanakan. Sudah puas Indro...?" kata Dono.

"Belum sih. Lebih...Don. Ke Fokus ke....satu orang. Maksudnya bener-bener memilih satu?" kata Indro.

"Ok...yang lagi hits di bicarakan sosial media aja. Ya...Selfi aja. Sebenarnya...saya tahu...cewek itu mampu, tapi ada ganjilnya....terlihat kebohongannya. Maksudnya begini. Ada sebuah cerita penulis tentang temannya penulis cewek. Temannya penulis ini gagal dalam mendapatkan nilai yang memuaskan dirinya. Air matanya mengalir karena kegagalan tersebut. Tapi dirinya punya keinginan memotivasi diri agar lebih baik lagi. Singkat cerita....berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. Cerita ini sama kedudukannya di mana Selfi mendapatkan nilai tidak memuaskan dari Juri Nazar. Sampai di koreksi sih, tapi bagi penulis tetap ragu-ragu. Jadi gak masalah. Fokus lagi!!! Jadi Selfi harus membangun motivasi dalam dirinya bahwa dirinya mampu mencapai....nilai yang memuaskan......karena pepatah selalu bilang  kegagalan adalah  keberhasilan yang tertunda. Kalau di usahakan dengan baik pasti berhasil. Maka itu......di sinilah kebohongannya....??? Selfi itu mampu....tapi berbohong...karena yang jujur itu....adalah Selfi itu berdiri tegak di atas panggung megah...untuk menyanyikan....lagu yang telah di sepakatin dengan arasemen musik yang telah di sesuaikan....berarti bisa mencapai nilai...yang memuaskan dan menyajikan tampilan yang menarik," kata Dono.

"Berarti...Selfi itu....mampu jadi terbaik dan mencapai nilai memuaskan," kata Indro.

"Ya..iya. Kan sudah pake pengalaman temannya penulis....cewek lagi. Jadi...ya bisa. Cuma yang harus di koreksi...adalah mentalnya...agar punya..rasa ingin menggapai yang gak mungkin jadi mungkin. Contoh Luffy bertarung dengan anak buahnya Big Mam yang harga buronannya 1milyar. Luffy....kalah dari pengalaman bertarung dan kemampuan buah setannya. Tapi di dalam dirinya punya mental baja yaitu 'Saya harus menang'. Kata-kata ini memicu semangat....jadi tahan banting dengan keadaan apa pun. Pada akhirnya...Luffy bisa...mengalahkan anak buah Big Mam yang harga buronannya 1 milyar. Kesimpulannya...adalah 'Dari gak mungkin jadi mungkin'. Begitu...Indro," kata Dono.

"Dari gak mungkin jadi....mungkin. Berarti...Selfi bisa....mendapat nilai yang memuaskan," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Bagaimana dengan lain...seperti Aulia dan Rara?" tanya Indro.

"Sama...aja kedudukannya. Bisa mencapai...dari gak mungkin jadi mungkin. Kunci motivasi diri untuk membangun diri.....maju," tegas Dono.

"Bener...bener..motivator......membangkitkan semangat....dengan kata-kata yang paling tepat untuk mencapai...sesuatu dengan kerja keras yaitu 'Dari gak mungkin jadi mungkin'....." kata Indro.

"Terimakasih atas pujiannya," saut Dono menyanjung dirinya.

"Biasa...kali..Don.Tapi...bagaimana penilai juri...Don  bisa ajakan...di jatuhkan...untuk nilai ini dan itu terlihat yang ganjil ? Manusia kan gak bisa membaca rahasia hati manusia hanya Alloh SWT yang tahu," kata Indro.

"Kalau itu gak usah di omongin. Pokoknya....saya menilai dengan nilai...orang awam saja. Rasa dalam diri penulis gak ada keresahan. Cuma sekedar memberikan masukan di terima boleh gak di terima ya....sudah. Sakit hati...itu gak ada gunanya....karena yang parah sakit jantung. Sekali serangan....jantung..lagi meninggal dunia," kata Dono.

"Jangan segitunya....Don. Lebih baik bersenang-senang. Kan cuma permainan. Mana yang di bela atau tidak. Pada akhirnya.......di bela semuanya. Sama kedudukannya....tanpa terkecuali...jadi 'Jujur dan Adil'......," kata Indro.

"Itu..benar," saut Dono lagi.

Dono dan Indro menikmati minum kopi yang enak lagi sambil menikmati malam yang tenang. Kasino pulang dari urusannya dan langsung duduk di antara Dono dan Indro. Ternyata Kasino bawa gorengan yang di beli dari warung Nabila. Langsung Dono dan Indro mengambil gorengan yang di taruh di meja di bungkus plastik putih. Dono dan Indro menikmati gorengan yang enak itu.
Kasino menuangkan tekok di dalam gelas dan segera di minumnya.

"Enak....kopinya. Buatan siapa?" tanya Kasino.

"Dono," kata Indro.

"Iya...saya," saut Dono.

"Oh..iya...Kasino....gimana.....
acara jalan sama Selfi hari ini?" tanya Indro.

"Sama...aja. Masih...aja penengahnya...Putri. Selfi yang ngajak. Jadi.....biasa biaya makan minum yang lumayan besar juga," kata Kasino.

"Jadi..masalah gak Kasino?" tanya Indro.

"Ya...enggaklah...jojong..aja. Udah biasa. Kaya...sama kalian berdua," kata Kasino.

"Oh..begitu," kata Indro.

"Udah..gak..ngobrolin tentang cewek. Ngobrolin yang lain...apa gitu?!" saran Dono.

"Apa..ya?" kata Indro.

"Bola...aja...lebih seruh," saran Kasino.

"Kalau...saya..sih inginnya...tentang Pemerintahan," kata Indro.

"Bola aja!," tegas Dono.

"Bola...aja!" tegas juga Kasino.

"Ok...bola..aja!!!," kata Indro.

Dono, Kasino dan Indro membahas tentang pertandingan sepak bola dengan klub bola yang mereka sukai dari dalam negeri sampai ke luar negeri dengan asik mungkin sambil menikmati kopi yang enak dan gorengan yang enak.


Karya : No

KEMBAR

Dono diam sambil langit yang cerah sekali. Sedang pancingan belum juga ada yang bergerak di mana ikan memakan umpan yang terpasang di pancingan. Kasino pun dateng menghampiri Dono dan duduk sebelahnya.

"Udah dapet ikan Don?"

"Belum....Kas?"

Kasino membawa makan dan berikan satu bungkus ke Dono.

"Terima kasih...Kas."

"Iya...sama-sama."

Dono membuka bungkusan makanannya.

"Nasi pecel...Kas."

"Iya....Don."

"Beli...dimana?"

"Di...warung Embok Fatimah.....Don."

Dono menikmati nasi pecel buatan Embok Fatimah begitu juga dengan Kasino. Selang berapa saat makan habis di makan keduanya dan Kasino pun memberikan botol aqua ke Dono dengan segera Dono meminumnya.

"Segarnya," kata Dono.

Dono pun masih bersabar umpan di pancingan di makan ikan. Kasino pun bertanya sesuatu yang sifatnya pribadi sedikit permainan alias becanda. Dono pun menanggapinya dengan keterbukaan karena sekedar permainan.

"Don.....seandainya...mana yang kamu pilih dari empat gadis yang sering kamu tulis di Blog....istilah kata ada niatan untuk menikahinya?" kata Kasino.

"Kasino....aku...memilih..siapa ya? Karena...seandainya....adalah Aulia...gimana?" kata Dono.

"Kok...pake...gimana...Don? Jadinya masih tanda tanya dong?" kata Kasino.

"Susah...untuk memutuskan...karena cuma permainan dan hayalan," penjelasan Dono.

"Kalau...kenyataan Don?" tanya Kasino.

"Kenyataannya....gak...saya pilih. Alasannya....cewek selalu mencari kesempurnaan untuk pasangan hidupnya. Maka pepatah menjelaskan lain di mulut lain juga hati. Walau di hadapan orang tua cewek tetap saja lain di mulut lain di hati. Kalau....kepepet alias mentok....gak ada lain. Pada akhir menerima....cowok yang ingin diri cewek tersebut jadi pasangannya," Dono menerangkan.

"Sama....juga cewek milih yang ganteng, karen dan kaya. Jadi....susah kalau cowok banyak kekurangan mendapat cewek yang di sukainya," kata Kasino.

"Ya....begitulah. Kaya...ini...sama dengan kisah teman penulis yang di tolak cewek ...alasannya tampang dan pekerjaannya," kata Dono.

"Ya...begitulah. Kadang...menceritakan tentang pengalaman orang lain. Kan jadi masukkan untuk kita bisa memahami sesuatu. Pada akhirnya.....cinta itu semu," kata Kasino.

"Kok...semu...Kas?"

"Semu...lah. Ini cuma seandainya bukan kenyataan. Kemungkinan nol....Don."

"Udahlah....cuma permainan gak usah di perhitungkan banget. Pada akhir....hanya di depan kita yang nyata...menunggu umpan di pancingan di makan. Kalau beruntung dapet kalau gak beruntung juga dapet. Sama urusannya mengejar cinta," kata Dono.

"Berarti mendapat cinta cewek yang di sukai...butuh kebruntungan," kata Kasino.

"Yo...i," saut Dono.

Pancingan Dono bergerak segera di tarik Dono dengan penuh kehati-hatian banget. Usaha Dono berhasil juga mendapat ikan dengan sabar menunggu.
"Hebat Don...dapet ikan...," pujian Kasino.

"Dono...gitu," saut Dono.

Ikan emas pun di taruh di ember oleh Dono. Hari mulai sore. Dono dan Kasino memutuskan untuk pulang dan mengakhiri acara memancing. Dengan berjalan kaki sampai di persimpang jalan. Dono melihat cewek cantik yang di kenalnya.

"Wulan," kata Dono.

"Mana...Wulan?" tanya Kasino.

"Itu.....yang sedang berjalan menuju arah sini," kata Dono.

Kasino memperhatikan dengan seksama cewek yang di lihat Dono.

"Ha....Wulan," kata Kasino.
"Benerkan...Wulan," saut Dono.

"Bukannya...Wulan sudah meninggal...Don?" tanya Kasino.

"Eeeemang...Wulan sudah meninggal. Tapi ini....kembarannya...namanya       Mulan," penjelasan Dono.

"Jadi...Don...kamu...ngesir dengan adiknya...Wulan juga?" tanya Kasino.

"Ya....begitulah," kata Dono.

"Apa kata orang. Kakaknya kamu dapetin...sekarang adiknya?" tanya Kasino.

"Lumrah aja. Cinta itu di jalanin dengan mengikuti alur dari arus cinta tersebut pada akhirnya ke tujuan juga," kata Dono.

"Ya...terserah kamu Don. Itu pendapat kamu.."kata Kasino.

"Tunggu sebentar...aku mau memberikan ikan ini untuk Mulan," kata Dono.

"Terserah..kamu...Don," kata Kasino.

Dono menghampiri Mulan untuk memberikan ikan emas yang baru di dapatkan dari memancing. Mulan menerima pemberian Dono dan mengucapkan 'Terimakasih'. Dono pun seneng banget dengsn menjawabnya dengan lembut karena niat baiknya di terima 'Sama-sama'.
Dono pun meninggalkan Mulan karena arah tujuan pun berbeda. Dono bersama Kasino menuju pulang ke rumahnya.

"Gimana perasaan...kamu..Don..telah bertemu dengan Mulan...adiknya Wulan?"

"Sama...aja. Tetap ada yang beda," kata Dono.

"Ya...jelas Don. Pepatah sering bilang seperti ini 'kembar itu wujutnya, tapi sifat beda padahal satu dari orang tua yang sama," penjelasan Kasino.

"Maksudnya Kas?" tanya Dono.

"Pola...menjalani hidupnya yang beda," kata Kasino.

"Pantes....saya harus lebih esktra memahami Mulan dari pada Wulan. Karena sifat Mulan lebih keras dari Wulan berkenaan dengan pendiriannya dalam menjalani hidup," penjelasan Dono.

"Yang..sabar," kata Kasino.
Tiba-tiba Indro berhenti di samping Kasino.

"Ayo....naik!" ajakan Indro untuk naik motornya.

"Ok," jawab Kasino dan Dono.

Kasino dan Dono sudah naik motor Indro. Dengan penuh hati-hati Indro membawa motornya sampai menuju ke rumah. Sampai di rumah seperti biasanya ketiganya menjalankan aktivitas masing-masing sampai waktu berganti malam baru mereka bertiga ngobrol depan teras untuk ngobrol apapun berkenaan seharian menjalani hidup dan sambil menikmati kopi anget di tambah gorengan yang di beli di warung Nabila.

Sampai pada waktunya ketiganya memutuskan untuk nonton Tv untuk menonton acara kesukaan dan lanjutan dari sebuah cerita yang diatur dengan baik agar menarik di tonton yaitu perlombaan musik dangdut. Kadang Kasino sampai berkata seperti ini pada Indro yang paling suka nonton acara dangdutan "Apa gak ada...acara yang lain...aja?".

"Banyak...sih. Tapi...acara ini lagi bagus-bagusnya....mulai panas...pertandingannya," penjelasan Indro.

"Ya...sudah....ikut aja," kata Kasino.

Kasino mengikuti maunya Indro karena sebenarnya cuma becanda. Dono diam aja lagi asik nonton aja. Acara pun berlangsung dengan baik sampai selesai. Ketiganya memutuskan untuk istirahat dan di matikanlah Tv.

Dono, Kasino dan Indro tidur di kamar masing-masing. Esok hari pun ketiganya bangun dengan keadaan sangat baik banget karena cukup istirahat. Seperti biasa Indro menyiapkan sarapan pagi karena jatah untuk menyiapkan sarapan pagi hari Indro kalau besok baru Dono. Ketiganya menikmati sarapan pagi yang enak baru deh berangkat kerja ke tempat kerjaan masing-masing dengan penuh semangat untuk pernyataan di dalam diri ketiganya "Hari ini lebih baik dari hari kemarin".


Karya : No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK