Dono diam sambil langit yang cerah sekali. Sedang pancingan belum juga ada yang bergerak di mana ikan memakan umpan yang terpasang di pancingan. Kasino pun dateng menghampiri Dono dan duduk sebelahnya.
"Udah dapet ikan Don?"
"Belum....Kas?"
Kasino membawa makan dan berikan satu bungkus ke Dono.
"Terima kasih...Kas."
"Iya...sama-sama."
Dono membuka bungkusan makanannya.
"Nasi pecel...Kas."
"Iya....Don."
"Beli...dimana?"
"Di...warung Embok Fatimah.....Don."
Dono menikmati nasi pecel buatan Embok Fatimah begitu juga dengan Kasino. Selang berapa saat makan habis di makan keduanya dan Kasino pun memberikan botol aqua ke Dono dengan segera Dono meminumnya.
"Segarnya," kata Dono.
Dono pun masih bersabar umpan di pancingan di makan ikan. Kasino pun bertanya sesuatu yang sifatnya pribadi sedikit permainan alias becanda. Dono pun menanggapinya dengan keterbukaan karena sekedar permainan.
"Don.....seandainya...mana yang kamu pilih dari empat gadis yang sering kamu tulis di Blog....istilah kata ada niatan untuk menikahinya?" kata Kasino.
"Kasino....aku...memilih..siapa ya? Karena...seandainya....adalah Aulia...gimana?" kata Dono.
"Kok...pake...gimana...Don? Jadinya masih tanda tanya dong?" kata Kasino.
"Susah...untuk memutuskan...karena cuma permainan dan hayalan," penjelasan Dono.
"Kalau...kenyataan Don?" tanya Kasino.
"Kenyataannya....gak...saya pilih. Alasannya....cewek selalu mencari kesempurnaan untuk pasangan hidupnya. Maka pepatah menjelaskan lain di mulut lain juga hati. Walau di hadapan orang tua cewek tetap saja lain di mulut lain di hati. Kalau....kepepet alias mentok....gak ada lain. Pada akhir menerima....cowok yang ingin diri cewek tersebut jadi pasangannya," Dono menerangkan.
"Sama....juga cewek milih yang ganteng, karen dan kaya. Jadi....susah kalau cowok banyak kekurangan mendapat cewek yang di sukainya," kata Kasino.
"Ya....begitulah. Kaya...ini...sama dengan kisah teman penulis yang di tolak cewek ...alasannya tampang dan pekerjaannya," kata Dono.
"Ya...begitulah. Kadang...menceritakan tentang pengalaman orang lain. Kan jadi masukkan untuk kita bisa memahami sesuatu. Pada akhirnya.....cinta itu semu," kata Kasino.
"Kok...semu...Kas?"
"Semu...lah. Ini cuma seandainya bukan kenyataan. Kemungkinan nol....Don."
"Udahlah....cuma permainan gak usah di perhitungkan banget. Pada akhir....hanya di depan kita yang nyata...menunggu umpan di pancingan di makan. Kalau beruntung dapet kalau gak beruntung juga dapet. Sama urusannya mengejar cinta," kata Dono.
"Berarti mendapat cinta cewek yang di sukai...butuh kebruntungan," kata Kasino.
"Yo...i," saut Dono.
Pancingan Dono bergerak segera di tarik Dono dengan penuh kehati-hatian banget. Usaha Dono berhasil juga mendapat ikan dengan sabar menunggu.
"Hebat Don...dapet ikan...," pujian Kasino.
"Dono...gitu," saut Dono.
Ikan emas pun di taruh di ember oleh Dono. Hari mulai sore. Dono dan Kasino memutuskan untuk pulang dan mengakhiri acara memancing. Dengan berjalan kaki sampai di persimpang jalan. Dono melihat cewek cantik yang di kenalnya.
"Wulan," kata Dono.
"Mana...Wulan?" tanya Kasino.
"Itu.....yang sedang berjalan menuju arah sini," kata Dono.
Kasino memperhatikan dengan seksama cewek yang di lihat Dono.
"Ha....Wulan," kata Kasino.
"Benerkan...Wulan," saut Dono.
"Bukannya...Wulan sudah meninggal...Don?" tanya Kasino.
"Eeeemang...Wulan sudah meninggal. Tapi ini....kembarannya...namanya Mulan," penjelasan Dono.
"Jadi...Don...kamu...ngesir dengan adiknya...Wulan juga?" tanya Kasino.
"Ya....begitulah," kata Dono.
"Apa kata orang. Kakaknya kamu dapetin...sekarang adiknya?" tanya Kasino.
"Lumrah aja. Cinta itu di jalanin dengan mengikuti alur dari arus cinta tersebut pada akhirnya ke tujuan juga," kata Dono.
"Ya...terserah kamu Don. Itu pendapat kamu.."kata Kasino.
"Tunggu sebentar...aku mau memberikan ikan ini untuk Mulan," kata Dono.
"Terserah..kamu...Don," kata Kasino.
Dono menghampiri Mulan untuk memberikan ikan emas yang baru di dapatkan dari memancing. Mulan menerima pemberian Dono dan mengucapkan 'Terimakasih'. Dono pun seneng banget dengsn menjawabnya dengan lembut karena niat baiknya di terima 'Sama-sama'.
Dono pun meninggalkan Mulan karena arah tujuan pun berbeda. Dono bersama Kasino menuju pulang ke rumahnya.
"Gimana perasaan...kamu..Don..telah bertemu dengan Mulan...adiknya Wulan?"
"Sama...aja. Tetap ada yang beda," kata Dono.
"Ya...jelas Don. Pepatah sering bilang seperti ini 'kembar itu wujutnya, tapi sifat beda padahal satu dari orang tua yang sama," penjelasan Kasino.
"Maksudnya Kas?" tanya Dono.
"Pola...menjalani hidupnya yang beda," kata Kasino.
"Pantes....saya harus lebih esktra memahami Mulan dari pada Wulan. Karena sifat Mulan lebih keras dari Wulan berkenaan dengan pendiriannya dalam menjalani hidup," penjelasan Dono.
"Yang..sabar," kata Kasino.
Tiba-tiba Indro berhenti di samping Kasino.
"Ayo....naik!" ajakan Indro untuk naik motornya.
"Ok," jawab Kasino dan Dono.
Kasino dan Dono sudah naik motor Indro. Dengan penuh hati-hati Indro membawa motornya sampai menuju ke rumah. Sampai di rumah seperti biasanya ketiganya menjalankan aktivitas masing-masing sampai waktu berganti malam baru mereka bertiga ngobrol depan teras untuk ngobrol apapun berkenaan seharian menjalani hidup dan sambil menikmati kopi anget di tambah gorengan yang di beli di warung Nabila.
Sampai pada waktunya ketiganya memutuskan untuk nonton Tv untuk menonton acara kesukaan dan lanjutan dari sebuah cerita yang diatur dengan baik agar menarik di tonton yaitu perlombaan musik dangdut. Kadang Kasino sampai berkata seperti ini pada Indro yang paling suka nonton acara dangdutan "Apa gak ada...acara yang lain...aja?".
"Banyak...sih. Tapi...acara ini lagi bagus-bagusnya....mulai panas...pertandingannya," penjelasan Indro.
"Ya...sudah....ikut aja," kata Kasino.
Kasino mengikuti maunya Indro karena sebenarnya cuma becanda. Dono diam aja lagi asik nonton aja. Acara pun berlangsung dengan baik sampai selesai. Ketiganya memutuskan untuk istirahat dan di matikanlah Tv.
Dono, Kasino dan Indro tidur di kamar masing-masing. Esok hari pun ketiganya bangun dengan keadaan sangat baik banget karena cukup istirahat. Seperti biasa Indro menyiapkan sarapan pagi karena jatah untuk menyiapkan sarapan pagi hari Indro kalau besok baru Dono. Ketiganya menikmati sarapan pagi yang enak baru deh berangkat kerja ke tempat kerjaan masing-masing dengan penuh semangat untuk pernyataan di dalam diri ketiganya "Hari ini lebih baik dari hari kemarin".
Karya : No
No comments:
Post a Comment