Malam itu Dono hanya bisa terdiam di seberang jalan melihat Wulan sedang di datengin oleh seorang cowok yang ingin bertamu ke rumahnya. Padahal Dono baru pulang dari luar kota untuk urusan kerjaan sekaligus urusan keluarga. Karena sibuk, maka melupakan Wulan sejenak....urusan pacaran si pending dulu.
Baru satu bulan Dono ingin memberi kejutan pada Wulan dateng ke rumahnya....malah Dono yang terkejut sekali. Padahal info yang di berikan Kasino tidak gubris oleh Dono....alias tidak percaya lebih percaya Wulan...orang yang di cintai Dono.
Kenyataannya....Kasino bener setelah melihat sendiri. Dono bersikap dewasa banget tidak....seperti cowok zaman sekarang menangis kalau patah hati gara-gara cinta ini dan itu berdasarkan pengalaman teman penulis yang curhat pada penulis.
Dono meninggalkan tempat tersebut dan dalam hatinya berkata "Gadis lain banyak yang mampu menjaga satu cinta."
Sampai di rumah. Dono duduk seperti biasanya di ruang tamu sambil memainkan gitar dan menyanyikan sebuah syair lagu.
Isi syair lagu yang dinyanyikan :
Mengalah untukmu
Di setiap pertengkaran kita....kita
Woo.....wooooo
Mungkin kah tak mungkin
Kita kan berakhir
Bila kau tak pernah berubah
U...bah si...kapmu
Apakah kau su....dah
Mungkin pada...ku.....padaku
Putuskan saja....bila ka....mu
Sudah tak mencin.....tai......ku lagi
Hapuskan semua......tentang ki....ta
Di hatimu
Putuskan saja.......bila kamu
Sudah tak mencin.....tai...ku lagi
Hapuskan semua.....tentang kita di hatimu
Di hatimu
Hapuskan semua.......tentang kita di hatimu
Di hatimu"
Selesai menyanyikan syair lagu. Dono terdiam. Indro pun duduk di sebelah Dono.
"Kenapa Dono...murung?" kata Indro melihat keadaan Dono.
"Kayanya...saya...ingin putus dari Wulan...aja," kata Dono.
"Kenapa...Dono...kamu ingin putus dari Wulan?" tanya Indro.
"Hati Wulan mendua. Saya lebih baik menghindari masalah dulu. Menunggu waktu yang tepat....apa saya mengucapkan putus atau kah Wulan," kata Dono.
"Kalau...begitu kamu bisa bersabar menghadapi ujian dari percintaan kamu. Tapi menurut....saya...Ikhlasan...Wulan dari sekarang. Agar tidak jadi beban dalan menjalani aktivitas," kata Indro.
"Saya terima saran kamu....Indro," kata Dono.
Indro meninggalkan Dono dan melanjutkan pekerjaannya di dapur yang sedang membuat sesuatu yang enak. Dono pun menaruh gitarnya pergi ke rumah Rara untuk ngobrol.
Sampai di rumah Rara. Niatnya sesuai rencana awal untuk ngobrol dengan Rara di rumahnya, tapi lebih baik ngobrol di kafe tempat biasa Dono menghabisi waktu. Sampai di kafe Dono dan Rara bercerita banyak hal seperti biasanya selayaknya teman. Sampai ketika Wulan dateng bersama cowoknya ke kafe tersebut dan melihat Dono dan Rara.
Dono tidak peduli dengan Wulan mau jalan dengan siapa pun karena dapet saran terbaik dari temannya untuk mengikhlaskan hubungannya dengan Wulan. Dono dan Rara jojong aja bicara tidak mengumbar kemersaan seperti Wulan dengan cowoknya. Pada akhirnya Wulan malu sendiri dengan tingkah cowoknya dan segera meninggalkan kafe.
Rara sebenarnya tahu Wulan melihat Dono sedang mengobrol dengannya. Dalam hati Rara "Apa saya...ini yang perusak hubungan Dono dan Wulan". Tapi ternyata Dono bisa membaca espresi Rara dan berkata "Jangan terbawa suasana....santai".
Rara pun paham yang di omongin Dono. Setelah itu Dono mengantar Rara pulang karena urusan dengan Rara hanya sekedar ngobrol saja. Sampai di rumah. Dono mengambil leptopnya dan duduk di ruang tamu. Mulai Dono mengetik sesuatu yang menarik dengan judul "Putuskan Aku.
Kasino pun baru pulang dari urusan kerjaanya dan mengucap salam masuk rumah "Asalamualaikum".
"Waalaikum salam," jawab Dono.
Kasino pun duduk di sebelah Dono dan membaca tulisan yang sedang ketik Dono di leptopnya.
"Putuskan Aku," kata Kasino.
"Iya," saut Dono.
"Jadi....kamu...sudah putus sama Wulan atau belum?" tanya Kasino.
"Belum...saya belum memutuskan untuk putus dengan Wulan....tapi Wulan belum bilang putus juga," kata Dono.
"Jadi...gitu sih urusannya gantung hubungan kamu Don. Tapi saran saya....lupakan saja. Masih banyak cewek....bisa bertahan dengan satu cinta," kata Kasino.
"Sebenarnya....saya sih sudah dapet...cewek tersebut. Tapi tetap...saya lebih baik waktu yang menjawab segalanya," kata Dono.
"Kalau...begitu...sih jalanin aja. Gak perlu ....di kejar target untuk pernyatan putus atau enggaknya," kata Kasino.
"Iya," jawab Dono.
Kasino pun beranjak duduk dari Dono menuju kamar untuk mengerjakan sesuatu. Dono melanjutkan mengetiknya.
***
Wulan pun merasa gelisah di kamarnya hampir fustasi dengan keadaan percintaannya dan berkata "Seandainya saya...tidak jodoh...kan orang tua dengan John urusan bisnis. Saya...tidak akan mengalami keadaan percintaan sama Mas Dono....seperti ini. Mau putus bingung. Gak putus juga bingung".
Wulan pun keluar dari kamarnya dan berusaha bicara Ayahnya baik-baik di ruang tengah untuk menggagalkan pertunangan dengan John. Tetap hasilnya Ayah Wulan tidak bisa menerima permintaan Wulan. Pada akhirnya Wulan tidak bisa membantah Ayahnya dengan alasannya "Semua ini demi masa depan kamu. Hidup bukan makan cinta tapi kenyataannya yaitu uang...itu bisa membahagiakan kamu...agar tidak hidup miskin".
Wulan diam dan diam saja. John pun dateng ke rumah Wulan biasa untuk mengajak Wulan jalanan-jalan. Seperti biasa Wulan berakting di hadapan John agar terlihat menyakinkan. John dan Wulan pun jalan-jalan ke Mall. Lagi-lagi Wulan bertemu dengan Dono berpapasan. Tetap saja Dono tidak menggrubis dan membiarkan Wulan jalan dengan cowoknya. Dono pun sibuk dengan urusannya.
Wulan pun bingung dengan sikap Dono dalam hatinya berkata "Mas Dono..ini aneh gak ada cemburu-cemburunya. Padahal saya jalan dengan cowok lain".
Wulan akhirnya tidak peduli dengan perasaannya dan tetap menjalani hidupnya yang telah di atur orang tua demi kebaikan dirinya.
***
Dono pun bertemu dengan Rara di Mall karena tidak di rencanakan. Seperti biasa dengan sikap baik Dono mengajak Rara ngobrol di kafe. Rara pun menerima ajakan Dono. Dengan asiknya Dono ngobrol di kafe dengan Rara. Wulan pun dateng kafe tersebut bersama John. Baru duduk perasaan Wulan sangat gelisah banget, lalu Wulan pun bicara ke John "Saya...ada..urusan dengan cowok di sana urusan pekerjaan. Jadi....Abang John nunggu sebentar....di sini. Cuma sebentar kok".
"Iya...baiklah," kata John.
Wulan pun mendatengi Dono yang bicara dengan Rara. Terkejut Rara di hadapannya Wulan dalam hati Rara "Apa saya perusak hubungan Mas Dono dengan Wulan?".
"Mas..bisa bicara sebentar gak," kata Wulan memaksa.
"Boleh. Di sini," kata Dono.
"Di tempat lain," kata Wulan.
"Baiklah," kata Dono.
Dono menyuruh Rara menunggunya karena ada yang harus di bicarakan dengan Wulan. Rara pun mengerti dengan santai sambil minum. Dono pun beranjak dari duduknya mengikuti Wulan. Sampai di tempat yang cukup baik untuk ngobrol dekat lif.
"Mas... Wulan ingin kejelasan hubungan..kita," kata Wulan.
"Mau....kamu apa? Saya ikut saja," kata Dono.
"Bawa...lari...Wulan dan nikahi Wulan," permintaan Wulan.
Terkejut Dono mendengar permintaan Wulan dan berkata "Gimana dengan cowok yang bersama Wulan sekarang ini?".
Wulan pun menjelaskan semuanya tentang keadaan dirinya sebenarnya. Dono baru mengerti bahwa keadaan Wulan sebenarnya, maka itu Dono bisa aja mengikuti maunya Wulan.Tapi Dono pun bersikap dengan bijaksana dan berkata "Maaf Wulan...Mas gak bisa. Lebih baik urusan cinta kita selesai di sini aja. Karena....hubungan yang tidak di restui orang tua....gak baik. Saya Ikhlas kamu...bersama cowok yang telah di jodohkan orang tua kamu demi kebaikan kamu. Orang tua kamu lebih.....berhak untuk menentukan masa depan terbaik untuk anaknya".
"Jadi....hubungan kita putus," kata Wulan sambil meneteskan air matanya.
Dono pun meninggalkan Wulan karena urusan pembicaraan selesai. Dono pun kembali ke tempat di mana Rara menunggu Dono dan segera mengajak Rara meninggalkan tempat tersebut secepat mungkin.
Wulan yang kecewa dengan sikap Dono yang tidak ingin memperjuangkan cinta. Jadi dengan tegar Wulan pun meneruskan hubungan dengan John karena urusannya Wulan dan Dono sudah selesai dengan kesepakatan putus.
***
Selesai mengantar Rara pulang ke rumahnya.....Dono segera pulang ke rumah. Duduklah Dono sambil menonton Tv. Indro pun selesai masak gorengan di taruh di meja baru duduk bersama Dono.
"Don cobain...gorengan saya," kata Indro.
"Iya," jawab Dono.
Indro melihat Dono sedikit aneh dan bertanya "Kalau ada masalah cerita Don....siapa tahu saya bisa menolong?".
"Masalahnya...cuma satu. Saya putus dengan Wulan. Alasannya...saya mengikhlaskan Wulan bersama cowok lain....yang di jodohkan orang tuanya," cerita Dono.
"Kalau...begitu sih. Gak usah di pikirkan lagi....jalanin hidup dengan santai....aja. Nanti hilang sendiri," kata Indro yang menasehati Dono.
"Iya....," saut Dono.
Dono menikmati gorengan buatan Indro sambil nonton Tv begitu juga dengan Indro.
Karya : No
No comments:
Post a Comment