CAMPUR ADUK

Monday, September 13, 2021

DI BANTAH

Kasino di ruang tamu sedang nonton vidio di Hp-nya, ya Youtobe musik sih dangdut yang menyanyi Tasya. Indro memang duduk di ruang tamu sedang main game fi Hp-nya. Indro ingin bicara dengan Kasino, ya berhenti main game di Hp-nya.

"Kasino," kata Indro.

Kasino mendengar omongan Indro, ya berhentilah Kasino dari nonton vidio di Hp-nya.

"Apa?" kata Kasino.

"Ahli agama itu takutnya pada ahli pemikir, ya ilmu moderen kan Kasino?!" kata Indro.

"Ahli agama takut dengan para ahli ilmu moderen? Ya mungkin kali!" kata Kasino.

"Yang pasti Kasino. Biar enak ngobrolnya!" kata Indro.

"Ok. Iya. Ahli agama takut dengan para ahli ilmu moderen yang berpikir secara logika dengan baik," kata Kasino.

"Berarti. Setan dan Malaikat itu tidak ada, ya kan Kasino?!" kata Indro.

"Kalau ahli ilmu moderen, ya membatah dengan baik bahwa Setan dan Malaikat. Maka ilmu agama akan runtuh dengan baik. Contoh : salah satu menunjukkan Setan dan Malaikat itu tidak ada, ya pandemi covid-19. Wabah penyakit ini, ya mengubah tata cara ibadah agama berkembang di Indonesia, ya seluruh dunia," kata Kasino.

"Kalau begitu. Ahli agama itu ahli pembohong dong karena ilmu mereka di bantah oleh ahli ilmu moderen. Gelar ahli agama itu tidak ada gunakan di pakai kalau sudah di bantah oleh ahli ilmu moderen yang sering menggunakan logika," kata Indro.

"Iya ilah. Gelar ahli agama itu tidak ada gunanya. Walau sebenarnya sih yang jujurnya, ya tujuan ilmu agama sih membimbing manusia berjalan kebaikan berdasarkan aturan yang di tetapkan di ajaran agama di dalam kitab atau sebenarnya buku juga bisa di bilang begitu sih. Aturan-aturan di dalam agama, ya dengan perjanjian tidak boleh di ubah. Tapi sayangnya ada yang berubah karena covid-19, ya jadi ajaran agama di runtuh kan dengan baik sama ilmu moderen dengan alasan wabah penyakit," kata Kasino.

"Kacau jadinya," kata Indro.

"Memang jadi kacau. Realitanya jadinya seperti itu," kata Kasino.

"Maka itu. Undang-Undang menegaskan dengan baik untuk mengatur manusia dengan baik. Jadi jika hukum tentang penjahat yang di hukum mati, ya halal di lakukan seperti cerita pada masa lampau tentang hukum mati yang di tetapkan sama Raja pada penjahat yang telah membunuh banyak orang," kata Indro.

"Kalau itu berdasarkan banyak tuntutan sih, ya hukum mati bisa di jalankan. Tapi orang yang di suruh membunuh penjahat, ya bukan di sebut orang baiklah. Nama juga mencabut nyawa manusia dengan paksa, ya tetap di sebut membunuh," kata Kasino.

"Benar-benar jadi realita semuanya," kata Indro.

"Kenyataan demi kenyatan dari cerita masa lalu sampai sekarang, ya kenyataan banget," kata Kasino.

"Benar kata Dono. Jika Roh itu Malaikat dan Setan, ya diam tidak melakukan kewajibannya. Maka manusia menjalankan sesuai dengan intuisinya dalam menjalankan hidup ini. Semuanya adalah keputusan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Indro.

"Dono ngomong gitu, ya Indro?!" kata Kasino.

"Iya," kata Indro.

"Pada akhirnya. Semua manusia yang memiliki ilmu moderen, ya membatah tentang ilmu agama ini dan itu," kata Kasino.

"Memang jadinya begitu di batah. Maka itu. Lebih banyak orang yang tidak ibadah dari pada ibadah. Manusia percaya dengan ilmu moderen," kata Indro.

"Ya sudah. Kacau semuanya!" kata Kasino.

"Apa boleh buat telah terjadi!" kata Indro.

"Emmmm," kata Kasino.

"Ya sudah ah Kasino ngobrolnya. Aku lanjut main game di Hp ku!" kata Indro.

"Emmmm," kata Kasino.

Kasino melanjutkan nonton vidio musik di Youtobe, ya menyanyi Tasya. Indro asik lagi main game di Hp-nya.

URUSAN CINTA

Malam gelap bertabur bintang di langit. Indro dan Kasino duduk di halaman belakang sedang bernyanyi dengan baik sih, ya yang main gitar Indro.

Lirik lagu yang dinyanyikan Indro dan Kasino yang berjudul 'Mendung Tanpa Udan' :

Mendung tanpo udan
Ketemu lan kelangan
Kabeh kuwi sing diarani perjalanan (perjalanan)
Awakdewe tau duwe bayangan
Besok yen wis wayah omah-omahan
Aku moco koran sarungan
Kowe belonjo dasteran (belonjo dasteran)
Nanging saiki wis dadi kenangan
Aku karo kowe wis pisahan
Aku kiri kowe kanan
Wis bedo dalan
Mlaku bebarengan
Bendino sayang-sayangan
Sedih lan kebahagiaan
Dilewati tahun-tahunan
Padu meneng-menengan
Bar kuwi kangen-kangenan
Kadang bedo pilihan
Nganti pedot balikan (medot balikan)
Mendung tanpo udan
Ketemu lan kelangan
Kabeh kuwi sing diarani perjalanan
Awakdewe tau duwe bayangan
Besok yen wis wayah omah-omahan
Aku moco koran sarungan
Kowe belonjo dasteran
Nanging saiki wis dadi kenangan
Aku karo kowe wis pisahan
Aku kiri kowe kanan
Wis bedo dalan
Mendung tanpo udan
Ketemu lan kelangan
Kabeh kuwi sing diarani perjalanan
Awakdewe tau duwe bayangan
Besok yen wis wayah omah-omahan
Aku moco koran sarungan
Kowe belonjo dasteran
Nanging saiki wis dadi kenangan
Aku karo kowe wis pisahan
Aku kiri kowe kanan
Wis bedo dalan
Awakdewe tau duwe bayangan
Besok yen wis wayah omah-omahan
Aku moco koran sarungan
Kowe belonjo dasteran
Nanging saiki wis dadi kenangan
Aku karo kowe wis pisahan
Aku kiri kowe kanan
Wis bedo dalan
Aku kiri kowe kanan
Wis bedo dalan (dalan)

***

Indro dan Kasino selesai menyanyi, ya Indro selesai main gitar.

"Urusan cinta di jalankan dengan baik, ya menikah. Maka jalan berumah tangga, ya yang cowok kerjaannya baca koran, ya sarungan. Yang cewek belanja, ya dasteran gitu. Sampai punya anak, ya saling menjaga anak atau saling bergantian karena repot ngurusin kerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar hidup sejahtera gitu," kata Indro.

"Itu sih urusan jalan cintanya di jalankan dengan baik sampai pernikahan. Kalau tidak sampai di pernikahan, ya putus sih," kata Kasino.

"Urusan cinta putus, ya cowok kiri dan cewek kanan," kata Indro.

"Perasaan enak kanan. Jadi cowok kanan dan cewek kiri," kata Kasino.

"Kok di ubah Kasino?" tanya Indro.

"Terserah aku kan!" kata Kasino.

"Iya deh terserah Kasino," kata Indro.

"Demi cinta itu. Ya harus cinta itu di pertahankan dengan baik, ya sampai menikah dan punya anak. Hidup bahagia dengan baik, ya tidak putus karena cerailah," kata Kasino.

"Iya juga ya Kasino. Menikah kan bisa putus nama lainnya cerai. Alasannya tidak penting ah di bicarakan," kata Indro.

"Memang tidak penting di bicarakan alasannya karena cerai itu!" kata Kasino.

"Ooooo iya Kasino. Banyak orang bicara dengan baik ketika ada orang muda dan orang tua. Orang tua berkata seperti ini "Kalian yang masih muda belum tentu umur kalian seperti saya". Orang muda berpikir dengan baik dan berkata "Iya sih"...," kata Indro.

"Kita ini kan orang muda. Tegasnya pemuda. Ya memang sih. Kalau tidak bisa menjaga diri, ya mati muda gitu dan tidak bisa mencapai umur tua seperti umur kakek-kakek," kata Kasino.

"Takdir mati muda kan Kasino?!" kata Indro.

"Memang takdir mati muda. Banyak kisah nyata mati muda," kata Indro.

"Maka itu orang yang umurnya mencapai umur tua, ya sampai kakek nenek, ya bersyukur dengan baik di berikan umur panjang sama Tuhan. Bisa menikmati lebih lama hidup ini dengan baik," kata Kasino.

"Kalau Dono ada mungkin berkata seperti ini "Aku sih telah mencapai apa yang aku cari dengan baik. Mati muda pun tidak masalah"...." kata Indro.

"Dono kan. Punya ilmu yang bisa mendengarkan Roh, ya pencapaian dari ilmu akherat dengan baik," kata Kasino.

"Tidak semua orang bisa mencapai seperti Dono kan, ya Kasino?!" kata Indro.

"Tidak semua orang bisa mencapai seperti Dono. Hanya Dono yang punya ilmunya yang bisa mencapainya dengan baik," kata Kasino.

"Kasino. Nyanyi lagi nggak?!" tanya Indro.

"Nyanyi lagi!" kata Kasino.

"Lagu apa yang kita nyanyikan?!" kata Indro.

"Gimana Di Reject!" saran Kasino.

"Di Reject. Boleh lah!" kata Indro.

Indro mulai main gitarnya dan bernyanyi. Ya Kasino bernyanyilah.

Lirik lagu yang di nyanyikan Indro dan Kasino dengan judul 'Di Reject' :

Di-reject, di-reject, di-reject, di-reject
Di-reject, di-reject, di-reject, di-reject
Kamu calling-calling, aku lagi pusing
Kamu misscall aku, aku lagi dongkol
Please deh kamu sudah, sudah nggak penting
Sudah bau kambing
Kamu calling-calling, aku lagi pusing
Kamu misscall aku, aku lagi dongkol
Please deh, aku jenuh dengar omongmu
Please deh, aku jenuh
Ku jenuh mendengar suaramu
Ku jenuh dengar celotehmu
Jungkir balik mencintaimu
Tiada lagi maaf bagimu
Pacar yang tak setia usah ditanggapin
Dimaafin malah nyakitin
Dengan nomer baru kau hubungi aku
Tak tertipu suara palsumu
Di-reject, di-reject, di-reject, di-reject
Di-reject, di-reject, di-reject, di-reject
Kamu calling-calling, aku lagi pusing
Kamu misscall aku, aku lagi dongkol
Please deh kamu sudah, sudah nggak penting
Sudah bau kambing
Kamu calling-calling, aku lagi pusing
Kamu misscall aku, aku lagi dongkol
Please deh, aku jenuh dengar omongmu
Please deh, aku jenuh
Ku jenuh mendengar suaramu
Ku jenuh dengar celotehmu
Jungkir balik mencintaimu
Tiada lagi maaf bagimu
Pacar yang tak setia usah ditanggapin
Dimaafin malah nyakitin
Dengan nomer baru kau hubungi aku
Tak tertipu suara palsumu
Pacar yang tak setia usah ditanggapin
Dimaafin malah nyakitin
Dengan nomer baru kau hubungi aku
Tak tertipu suara palsumu (di-reject, ject, ject, ject, ject, ject)

***

Indro dan Kasino selesai menyanyi, ya Indro selesai main gitarnya.

"Kasino. Ngomong-ngomong. Emangnya Kasino pernah Di Riject kalau nelpon Selfi?!" kata Indro.

"Namanya urusan cinta. Cewek kan kalau lagi dapet, ya susah untuk di mengerti. Di telpon dengan baik, ya Di Riject," kata Kasino.

"Cewek memang sih kalau lagi dapet, ya males hubungan telponan, ya Di Riject," kata Indro.

"Kalau ada maunya. Bujuk ini dan itu, ya telpon terus sampai tujuannya tercapai!" kata Kasino.

"Memang sih Kasino. Kalau cewek ada maunya, ya bujuk ini dan itu, ya telpon terus sampai tujuan tercapai!" kata Indro.

"Kalau kita yang Me Riject telpon. Pasti kita di hakimi, ya selingkuh ini dan itu!" kata Kasino.

"Nasif jadi cowok. Me Riject telpon cewek, ya di kirain selingkuh. Padahal lagi asik ngobrol dengan teman-teman kaya kita gini Kasino. Ngopi-ngopi lah!" kata Indro.

"Tidak perlu di bahas lebih jauh. Lebih baik main catur!" kata Kasino.

"Ok main catur!" kata Indro.

Indro menaruh gitar di samping kursi. Kasino mengambil papan catur di bawah meja dan papan catur di taruh atas meja. Kasino dan Indro main catur dengan baik banget.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK