Budi duduk di depan rumahnya.
"Santai," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Nyanyi ah. Menghibur diri. Main gitar!" kata Budi.
Budi mengambil gitar di samping kursi, ya gitar mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik.
Lirik lagu yang di nyanyikan :
"Kejora, temanilah malamku
Sampaikan rinduku yang terlarang
Dia yang kucinta, kini t'lah berdua
Tak mampu diriku menahan rindu padanya
Kejora, pancarkanlah sinarmu
Temani keheningan malamku
Padamu kejora, kutitipkan rindu
Untuknya yang kini jauh di mata
Kuberkhayal, angankan dirimu
Seakan hadir di sini
Temaniku, memelukmu
Indah dalam belai kasih sayang
Tak terganti rasa cinta ini
Meski kini kau tak sendiri
Sisa cinta 'kan jadi cerita
Tersimpan selamanya bersama kejora
Kejora, sampaikan rindu ini
Kejora, pancarkanlah sinarmu
Temani keheningan malamku
Padamu kejora, kutitipkan rindu
Untuknya yang kini jauh di mata
Kuberkhayal, angankan dirimu
Seakan hadir di sini
Temaniku, memelukmu
Indah dalam belai kasih sayang
Tak terganti rasa cinta ini
Meski kini kau tak sendiri
Sisa cinta 'kan jadi cerita
Tersimpan selamanya bersama kejora"
***
Budi selesai bernyanyi, ya berhenti main gitar dan gitar di taruh di samping kursi. Yaaa Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Main," kata Budi.
Budi mengambil mainan berupa tank dan jalur kereta api di bawah meja di taruh di atas meja mainan dan rel. Mainan tank yang terbuat dari kardus, ya begitu rel kereta api terbuat dari kardus. Ya rel kereta api di susun dengan rapih, ya jadi berbentuk lingkaran. Mainan tank, ya sudah di sesuaikan rodanya seperti roda kereta api, ya agar bisa berjalan di jalur kereta api. Mainan tank di hidupkan dengan baik, ya di taruh di jalur kereta api. Mainan tank berjalan dengan baik di jalur kereta api.
"Suasana seperti masa anak-anak. Mainan tank terbuat dari kardus," kata Budi.
Budi melihat dengan baik, ya mainan tank berjalan dengan baik di jalur kereta api, ya muter-muter jalannya.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Emmm. Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik, ya karena ceritanya menarik gitu, ya Budi sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Raj adalah seorang penyanyi yang mencoba mencari jalan di kota besar Mumbai. Dia menyelamatkan seorang wanita muda yang terjatuh di depan kereta dan menemaninya saat dia dilarikan ke rumah sakit. Pooja Oberoi, putri dari keluarga kaya, selamat namun mengalami koma. Keluarganya bergegas ke rumah sakit dan, menemukan Raj di sana, berasumsi bahwa dia adalah suami Pooja, Romi, yang telah kawin lari dengannya dan belum pernah mereka temui. Karena ayah Pooja mempunyai kemungkinan lebih tinggi terkena serangan jantung, Raj berbohong dan mengatakan dia adalah Romi.
Saat keluarga mengenal Romi yang berpura-pura, sahabat Pooja, Jahnvi mulai menghabiskan banyak waktu bersamanya. Mereka berdua jatuh cinta satu sama lain, yang dianggap sebagai putri kedua oleh keluarga Pooja. Kemudian Pooja bangkit dari komanya dan memperumit masalah dengan jatuh cinta pada Raj. Dalam percakapan, Pooja dan Jahnvi sama-sama mengungkapkan bahwa mereka berdua mencintai Raj menggunakan tanda (Angkat Tangan) tetapi Jahnvi menyadari bahwa Pooja mencintai Raj sehingga dia menurunkan tangannya. Raj dan Jahnvi mengakhiri hubungan mereka. Di hari pertunangan mereka, Jahnvi tanpa sadar mengambil ponsel Pooja (ponselnya dan Pooja terlihat sama).
Mengetahui bahwa Raj tidak akan pernah menikahi Pooja jika dia ada di sana, dia memutuskan untuk pergi. Ketika ponsel Jahnvi berdering, Pooja mengangkatnya dan akhirnya sahabat Raj yang memohon Jahnvi untuk membatalkan pernikahan ini dan kembali ke Raj. Pooja kemudian mengungkapkan kepada semua orang tentang Raj dan Jahnvi dan Raj dan Jahnvi pernah bersatu kembali. Pooja memilih Rahul untuk menikahinya.
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Yaaa Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja, ya Eko melihat dengan baik mainan tank berjalan di jalur kereta api.
"Budi main mainan tank yang berjalan di jalur kereta api. Yaaa mainan terbuat dari kardus. Buatan Budi kan, ya mainan?" kata Eko.
"Iya Eko. Buatan aku," kata Budi.
"Kreatif," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kenapa Budi buat mainan tank?" kata Eko.
"Yaaa karena berdasarkan berita Tv tentang tank. Perang gitu!" kata Budi.
"Ooooo berita Tv toh!" kata Eko.
"Hidup ini penuh dengan ujian hidup. Karena hidup ini, ya antara baik dan buruk perilaku manusia. Ya kan Eko?" kata Budi.
"Realitanya begitu," kata Eko.
"Tinggal di mana pun. Yaaa harus berhati-hati dalam menjalankan hidup," kata Budi.
"Hati-hati," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Hukum ada di negeri mana pun untuk mengatur manusia. Yang melakukan keburukan bentuk apa pun, ya yang merugikan orang lain di tangkap penegak hukum," kata Eko.
"Kerjaan penegak hukum, ya menangkap orang-orang buruk dengan perilakunya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Ceritanya, ya tiba-tiba hujan turun gitu.
"Hujan!" kata Budi.
"Hujan!" kata Eko.
"Hari ini. Hujan juga," kata Budi.
"Emmm," kata Eko
"Berita di Tv tentang kekeringan ini dan itu, ya sampai ibadah meminta turun hujan," kata Budi.
"Nama juga berita Tv. Yaaa memberitakan ini dan itu, ya dengan tujuan ini dan itu," kata Eko.
"Berita tetap berita," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Ngomongin urusan cinta," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Biarkan cinta yang memutuskan mana yang terbaik," kata Budi.
"Keputusan cewek yang memilih cowok yang di sukai, ya kan Budi?" kata Eko.
"Iya. Keputusan cewek. Yaaa sebuah cerita sih!" kata Budi.
"Cerita toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Gimana ceritanya, ya Budi?!" kata Eko.
"Cerita seperti ini. Seorang cewek cantik bernama Selfi masih duduk di bangku sekolah SMA gitu, ya tinggal bersama orang tua yang kaya raya bernama Pak Ajiz dan Ibu Nunung. Selfi punya saudara laki-laki bernama Randa. Ya Randa selalu baik sama Selfi gitu. Sampai suatu ketika terjadi kecelakaan, ya saat Selfi mengendarai sepedah di serempet motor gitu. Selfi di bawa ke rumah sakit. Selfi butuh donor darah dari keluarganya ternyata tidak cocok gitu. Ternyata Selfi bukan anaknya Pak Ajiz dan Ibu Nunung gitu. Selfi tertukar saat bayi gitu. Ada Ibu yang melapor rumah sakit tentang anaknya tertukar saat bayi gitu. Ibu itu bernama Ibu Mira. Anak tertukar dengan baik itu, ya didik dengan baik sama Ibu Mira, ya nama Nia. Ya Nia tahu kalau dirinya bukan anak kandung Ibu Mira, ya tahu siapa Ibu kandungnya, ya jadi mendatangi rumah Ibu kandungnya. Nia tinggal bersama Pak Ajiz dan Ibu Nunung. Selfi memilih tinggal bersama Ibu kandungnya, ya Ibu Mira dengan keadaan miskin gitu. Selfi menjalankan hidupnya dengan baik, ya sampai diri Selfi kerja jadi seles penjualan rumah gitu. Selfi berhasil menjual rumah karena kepintarannya melobi klien yang membeli rumah gitu. Temannya bernama Rara, ya senang kerja Selfi berhasil menjual rumah gitu. Kerja keras Selfi demi Ibu Mira, ya untuk bisa membeli rumah layak untuk Ibunya. Selfi terus berjuang dengan baik dengan kerjaannya. Sampai Selfi bertemu dengan Kasino, ya cowok kaya teman Randa. Kasino tertarik dengan Selfi gitu. Kasino sebenarnya sudah dekat dengan Nia, ya adiknya Randa gitu. Kasino terus berusaha ingin jadian sama Selfi. Sampai Selfi bertemu dengan Randa. Rasa di dalam diri Selfi, ya tentang Randa....cinta gitu. Selfi berharap cinta di balas Randa, ya jadinya jadian gitu. Randa memang menyukai Selfi dengan baik. Kasino tahu hubungan Randa dan Selfi. Kasino pun bersaing dengan baik sama Randa. Kasino dan Randa ingin menikahi Selfi gitu. Yaaa akhirnya...Selfi memutuskan dengan baik yang ia pilih adalah Randa. Kata hati Selfi berkata "Abang ku jodoh ku". Kasino menerima dengan baik, ya tidak di pilih Selfi jadinya Kasino bersama Nia. Randa dan Selfi menikah dan bahagia. Hadiah pernikahan dari Randa untuk Selfi, ya sebuah rumah untuk Ibunya. Keinginan Selfi tersampai juga, ya memberikan rumah layak pada Ibu Mira. Begitu lah ceritanya!" kata Budi.
"Ceritanya bagus!" kata Eko.
"Yaaa cuma sekedar cerita. Dunia ini yang lebih baik itu, ya sinetron atau film," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Abang ku jodoh ku, ya kata hati tokoh Selfi," kata Eko.
"Begitulah cerita," kata Budi.
"Yaaa tidak ada ikatan darah. Bisa urusan cinta dan menikah," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Lika liku urusan kehidupan manusia dan juga cinta," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Hujan ternyata turunnya tidak lama. Ya jadi hujan berhenti juga.
"Hujan berhenti!" kata Budi.
"Iya. Hujan berhenti!" kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"Oke. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil mainan tank yang sedang berjalan di jalur kereta api, ya tank di matikan dan jalur kereta api di bereskan dengan baik di bantu Eko, ya di taruh di bawah meja gitu. Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.