Budi dan Eko, ya duduk di teras depan rumah Budi sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Eko aku punya cerita, ya kisah nyata kehidupan ini sih," kata Budi.
"Cerita seperti apa?" kata Eko.
"Ada seorang yang sholat di mesjid. Orang tersebut memang paham agama, ya karena belajar di organisasi yang berkembang di Indonesia ini dengan baik. Orang itu sholat di mesjid organisasi yang lain. Ternyata ada perbedaan yang terjadi di mesjid yang di sholatin orang tersebut," kata Budi.
"Perbedaan. Guru beda. Organisasi beda, ya pada akhirnya hasilnya beda. Hal itu sering terjadi di ruang lingkup masyarakat. Masih syukur sholat. Dari pada tidak sholat, ya ibadah tidak menegakkan ajaran agama Islam. Ada juga yang berpura-pura ibadah, ya sholat tapi maksiad jalan terus. Serba-serbi kelakuannya manusia," kata Eko.
"Perbedaan jadi menonjol. Terkadang bagi yang tidak tahu jadinya perselisihan," kata Budi.
"Dalam obrolan kita. Solusinya. Telah jelas dengan baik. Bagi manusia yang mampu melampaui batasannya sebagai manusia, ya bisa mendengarkan Roh. Maka Roh akan menjelaskan semua tentang kebenaran yang di buat pada masa lalu dan berjalan sampai sekarang," kata Eko.
"Solusi yang kita omongin tepat banget untuk menyelesaikan masalah. Bagi tidak bisa mendengarkan Roh. Ya saling menghormati dan menghargai, ya perbedaan dari organisasi agama yang satu dengan lainnya. Untuk nilai kerukunan dan menjauhkan dari perselisihan," kata Budi.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA. Karena ada yang lebih baik, ya orang-orang yang lulusan Universitas dan duduk di pemerintahan yang basis ya agama," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Kalau begitu aku bercerita pake wayang. Ya sekedar cerita seperti biasanya gitu!" kata Budi.
"Aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.
Budi mengambil wayang yang di taruh di kursi, ya wayang di mainkan dengan baik, ya bercerita dengan baik pula. Eko menonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di ceritakan Budi :
Dan Dunne adalah seorang guru sejarah sekolah menengah muda di sebuah sekolah di Brooklyn, ya dengan gaya mengajar yang menolak kurikulum standar dan mendukung pendekatan berdasarkan dialektika. Saat menjadi guru yang menarik di kelas, ya di waktu sendiri ia ditampilkan mendengus dan kokain freebasing. Dan menjadi kesal ketika mantan pacarnya, Rachel, tiba-tiba muncul di pertandingan bola basket sekolah, ingin bertemu dengannya. Beberapa saat kemudian, salah satu muridnya, Drey, menangkapnya dengan bebas di ruang ganti.
Keluarga Drey terdiri dari ibu tunggalnya yang terlalu banyak bekerja dan saudara laki-lakinya, Mike, yang dipenjara karena menjual narkoba untuk pengedar lingkungan, Frank. Ayah Drey juga tidak ada, membuatnya bergantung pada Dan untuk perjalanan pulang dari sekolah. Kurangnya pengawasan juga membuatnya menjadi target Frank, yang mendorongnya untuk menjual narkoba untuknya. Saat persahabatan Dan dan Drey berkembang, Dan menganggap Frank sebagai pengaruh buruk padanya dan mencoba membujuknya untuk menjauh darinya. Drey mencoba membuat Dan membuka diri tentang kebiasaan narkoba kepadanya, meskipun tidak berhasil.
Setelah percakapan tegang dengan Frank tentang Drey, Dan menjadi mabuk dan mengunjungi Isabel, guru lain di sekolah yang dia kencani. Awalnya mencari kasih sayang, dia kemudian memaksakan dirinya padanya, dan dia membela diri dan lari darinya ; Dan pergi setelah meminta maaf. Hari berikutnya, Dan memusuhi Drey, mengabaikan perhatiannya padanya dan mengatakan kepadanya bahwa mereka bukan teman. Drey malah bergaul dengan Frank, dan menyelesaikan penjualan obat pertamanya untuknya.
Dan pergi ke rumah orang tuanya untuk makan malam, meskipun jauh dan tidak tertarik dengan percakapan itu. Pacar saudara laki-laki Dan, Cindy, memergokinya sedang freebasing di garasi; keduanya berbicara dan dia menceritakan lelucon yang membuatnya tertawa. Pada malam yang sama, Drey keluar dengan Frank, menjual narkoba. Drey tiba di sebuah motel untuk melakukan pengiriman dan menemukan kamar orang yang menggunakan narkoba. Dan ada di sana dan dinyatakan sebagai pembeli. Keduanya tidak berbicara saat dia menyerahkan uang padanya.
Keesokan harinya, Dan tidak masuk sekolah, dan kelas memiliki guru pengganti. Drey terpengaruh oleh ketidakhadirannya, dan menolak tumpangan pulang dari Frank setelah sekolah selesai. Dia malah mengunjungi kamar motel Dan, ya menemukan dia mabuk dari malam sebelumnya. Dan membersihkan dirinya, sebelum duduk untuk minum segelas air. Drey duduk dan bergabung dengannya. Film berakhir dengan Dan menceritakan lelucon yang sama yang dia dengar dari Cindy, tetapi dia salah mengatur waktu lelucon itu, merusaknya. Drey dan Dan keduanya tertawa terbahak-bahak karena leluconnya yang gagal.
***
Budi cukup lama bercerita pake wayang, ya akhirnya selesai juga, ya wayang di taruh di kursi kosong. Eko memuji pertunjukkan wayangnya Budi, ya begitu juga dengan ceritanya bagus gitu.
"Ya main catur saja Budi!" kata Eko.
"OK. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur.
"Peradaban yang di bangun orang-orang yang lahir duluan. Jadi perbedaan dan perselisihan yang menciptakan orang-orang yang lahir duluan," kata Budi.
"Realitanya memang begitu," kata Eko.
"Generasi sekarang yang merasakan dari perbedaan dan perselisihan yang terjadi pada masa lalu sampai sekarang. Bagi belajar ilmu dengan baik, ya lebih baik menjauh dari masalah ini dan itu," kata Budi.
"Menjauhi perkara. Hidup ini tenang dan damai," kata Eko.
"Tetap jalan kehidupan ini antara baik dan buruk," kata Budi.
"Ya memang kehidupan ini antara baik dan buruk, ya perilaku manusia. Manusia itu tidak luput dari penyakit hati dalam menjalankan hidup ini, ya di pengaruhi dari adat istiadat manusia itu sendiri," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko, ya main catur dengan baik gitu.