CAMPUR ADUK

Monday, May 17, 2021

MENGUBAH NASIF

Kasino dan Indro sedang memancing di pinggir sungai. 

"Kasino," kata Indro. 

"Apa?" kata Kasino. 

"Kerjaan masyarakat miskin keluh kesah keadaannya?!" kata Indro. 

"Masyarakat miskin yang berpikir miskin terus, ya keluh kesah sih. Padahal tidak perlu seperti itu. Harus berpikir pinter. Contoh : Jika hidup di pinggir sungai, ya harus melihat lingkungan dengan baik.....apa yang harus di kerjakan untuk mendapatkan rezeki dengan baik. Menangkap ikan di sungai. Hasil menangkap Ikan tersebut di makan sendiri dan di jual," kata Kasino. 

"Kalau hidup di pinggir sungai maka berpikir sama seperti yang di omongin Kasino. Kalau hidup di kota. Tanah punya orang, ya ngontrak. Kerjaan buruh pasar. Gaji pas-pasan untuk hidup satu orang saja. Keluh kesah deh masyarakat miskin," kata Indro. 

"Kalau keadaan seperti itu. Ya mau di kata apa? Hidup di kota harus bekerja keras dengan memanfaatkan ilmu pendidikan. Ya mengikuti perubahan zaman. Maka hidup akan kaya," kata Kasino. 

"Pendidikanlah yang mengubah nasif manusia dari miskin jadi kaya, ya mengikuti perubahan zaman," kata Indro. 

"Contoh : pesawat saja. Di bangun dengan baik. Baik pemerintahan atau swasta. Membuka lapangan pekerjaan. Bidang pendidikan di atur dengan baik. Maka ketika masyarakat miskin yang telah mempunyai pendidikan di bidang urusan pesawat, jadinya kerja di transportasi udara tersebut. Masyarakat miskin kerja jadinya kaya. Berhasil mengubah nasif," kata Kasino. 

"Transportasi udara tidak akan macet kan Kasino?" kata Indro. 

"Transportasi udara, ya tidak akan macetlah. Memangnya transportasi darat...macet. Gara-gara si Komo lewat. Gara-gara jumlah kendaraan mobil dan motor jadi macet. Ya di tanggulangi dengan baiklah agar tidak macet. Jalan ini jalan itu. Alternatif ini dan itu," kata Kasino. 

"Manusia yang mengembangkan kemajuan teknologi. Manusia juga yang harus menanggulangi masalah dari kemajuan itu. Jadi hidup seperti sekarang ini. Yang miskin bisa mengubah nasifnya dari pendidikan jadi kaya dan bisa membeli mobil," kata Indro. 

"Realitanya begitulah," kata Kasino. 

Umpan di makan ikan, ya pancingan segera di tarik sama Kasino. Ya Kasino dapet ikan dan ikan di taruh di ember. Indro lebih bersabar lagi untuk umpan di pancingan ya di makan ikan. Kasino memasang umpan di kail dan segera di lempar lagi ke sungai. Ya mancing lagi Kasino dengan baik. 

"Kasino," kata Indro. 

"Apa?" kata Kasino. 

"Enak ya kerja di bidang industri pertelevisian," kata Indro. 

"Ya enak sih. Karena kerja menghasil uang. Dengan punya uang menjalankan kehidupan ini, ya bisa membeli apa pun yang di inginkan.....sampai mobil di beli," kata Kasino. 

"Pendidikanlah yang mengubah nasif manusia menjadi orang berguna dan kaya, yang kerja di bidang industri pertelevisian itu," kata Indro. 

"Kenyataan begitu. Ada contoh seperti ini : orang miskin yang sering nonton Tv di rumah tetangganya. Dalam hati orang miskin itu. Aku ingin kerja di Tv itu demi masa depan ku lebih baik. Orang miskin itu memegang teguh janji di hatinya untuk bisa kerja di Tv. Orang miskin berusaha mengubah nasifnya dengan jalan pendidikan. Memang ujiannya berat banget. Kendala biaya pendidikan. Orang miskin ingin cita-cita tercapai dengan baik....jadi berusaha mendapatkan beasiswa pendidikan. Sampai akhirnya orang miskin selesai pendidikannya dan kerja di Tv. Cita-citanya tercapai dan mengubah nasifnya jadi orang kaya," kata Kasino. 

"Contoh Kasino....bener banget," kata Indro menegaskan omongan Kasino. 

Umpan di makan ikan, ya Indro segera menarik pancingan dengan baik. Indro dapet ikan dan ikan di taruh di ember. Indro ingin memancing lagi. Keadaan berubah, ya mau hujan. Jadi Indro dan Kasino, ya memutuskan untuk pulang ke rumah. Sampai di jalan raya. Bertemulah Dono yang membawa motor dan menghentikan motornya dekat Kasino dan Indro. 

"Kasino, Indro...naik!" kata Dono. 

"Ok," kata Kasino dan Indro bersamaan. 

Kasino dan Indro naik motor Dono. Jadi bertiga di motor deh. Dono membawa motor dengan baik sampai ke rumah.

ANDAI-ANDAI

Kasino dan Indro sedang duduk di ruang tengah, ya nonton Tv sambil makan kue dan juga minum teh. 

"Kasino," kata Indro. 

"Apa?" kata Kasino. 

"Main seandai-andai saja!" kata Indro. 

"Boleh!" kata Kasino. 

"Jika agama tidak ada. Apa yang akan terjadi pada dunia ini?" kata Indro. 

"Agama tidak ada. Pemikiran seperti ini bagus juga. Ok. Agama tidak ada, maka yang terjadi pada dunia ini. Kehancuran total," kata Kasino. 

"Hancur total," kata Indro. 

"Manusia bertindak seperti binatang semuanya," kata Kasino. 

"Kan ada negara atau kerajaan yang mengatur manusia berdasarkan hukum," kata Indro. 

"Dasar hukum sih. Bener omongan Indro sih. Contoh saja : pencuri. Kalau agama membimbing manusia agar tidak mencuri, ya tetap saja manusianya susah didik jadinya mencuri. Pada akhirnya hukum bertindak untuk membuat efek jera pada pencuri, ya pencuri di penjara gitu. Dari contoh ini. Hukum bertindak lebih baik dari pada agama," kata Kasino. 

"Agama tidak ada. Perselisihan antar agama untuk menunjukkan agama yang benar, ya tidak ada. Toleransi antar agama juga tidak ada," kata Indro. 

"Memang bener sih Indro. Tidak ada agama, maka tidak ada perselisihan antar agama, ya perang agama," kata Kasino. 

"Dunia ini lebih baik tidak ada agama. Hukum negara atau hukum kerajaan yang tegas untuk mengatur manusia lebih baik lagi," kata Indro. 

"Agama tidak ada. Berarti pintu rezeki tertutup Indro dari bidang agama," kata Kasino. 

"Agama tidak ada. Pendidikan agama di dunia di hapuskan semuanya. Pintu rezeki dari bidang agama tertutup. Kacau. Kehancuran total," kata Indro. 

"Benerkan. Kehancuran total," kata Kasino. 

"Jadi agama harus ada. Untuk membuka pintu rezeki di bidang agama. Tujuan agama untuk membentuk karakter manusia menjadi baik yang berbudipekerti yang baik banget. Resiko agama ada, ya perselisihan agama untuk menunjukkan kebenaran dari agama yang di yakini manusia. Jadi hukum negara atau kerajaan harus di tegaskan dengan baik dengan tujuan mencegah perang agama," kata Indro. 

"Emmm," kata Kasino. 

"Ya sudahlah. Kasino andai-andai permainannya selesai!" kata Indro. 

"Emmmm," kata Indro. 

Indro dan Kasino fokus nonton Tv. Sedangkan Dono di ruang tamu, ya sibuk baca buku dengan banget. Ketika Indro teringat sesuatu, ya berkata ke Kasino "Kasino. Budaya bisa jadi agama kan?" 

"Budaya bisa di jadi agama?" kata Kasino berpikir panjang. 

"Pikirkan dengan baik. Bisa kan!" kata Indro. 

"Mungkin sih," kata Kasino. 

"Contoh seperti ini saja : suku pedalalaman dengan aturan adat istiadatnya dari berpakaian, tata cara makan minum, cara memotong hewan, pernikahan sampai cara ibadah memuja Tuhan yang di sembah," kata Indro. 

"Semua aturan di tulis di daun lontar, kulit kayu, kulit binatang dan di dinding batu," kata Kasino. 

"Jadi agama kan. Budaya itu!" kata Indro. 

"Bener omongan Indro sih," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

"Kenyataan tetap kenyataan. Bahwa budaya tidak jadi agama. Budaya tetap budaya," kata Indro. 

"Kenyataannya begitu. Budaya tetap budaya," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

"Budaya Indonesia ini terpengaruh agama yang berkembang di Indonesia," kata Indro. 

"Kenyataan seperti itu. Contoh : wayang kulit. Cerita wayang kulit, ya cerita para dewa. Cerita agama Hindu," kata Kasino. 

"Ya sudahlah Kasino tidak perlu di bahas lebih jauh!" kata Indro. 

"Emmmm," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv. Acara Tv memang bagus banget sih. Dono tetap baca buku dengan baik di ruang tamu. 

SINGLE

Dono, Kasino dan Indro di ruang tengah sedang nonton Tv dengan berita di tentang seputar artis yang ini dan itu. 

"Don, Kasino. Acara di Tv ini mengangkat topik tentang Single," kata Indro. 

"Artis kebanyakan sudah kaya tetap saja belum punya pasangan. Aneh banget ya. Apa di bilang tidak laku ya? Padahal kecantikkan dan ketampanan tuh artis, ya kalau kaum awam sih banyak yang mau sih....tetap saja kaum awam sih mikir dua kali karena di pikirkan dengan baik kehidupan ini harus berusaha lebih keras lagi agar sukses dan kaya," kata Kasino. 

"Pendapat Kasino, ya seperti itu. Sedangkan pendapat aku sih. Tidak terlalu penting!" kata Dono. 

"Kalau pendapat aku sih. Nama juga sebuah keputusan, ya harus di jalankan dengan baik karena telah di putuskan harus memenuhi janji pada diri. Single," kata Indro. 

"Kalau kata Single itu keputusan Dono dan Indro....gimana di jalankannya?" kata Kasino. 

"Permainan apa serius?" kata Dono. 

"Iya, Kasino apa permainan apa serius?" kata Indro. 

"Serius saja. Kadang dalam kehidupan kenyataan bisa saja keputusan sama dengan artis Tv yang menjalankan kehidupan ini tetap di jalankan Single!" kata Kasino. 

"Serius. Boleh!" kata Dono. 

"Sebenarnya aku?" kata Indro. 

"Tidak bisa serius. Ingin permainan. Berarti Indro tidak bisa melepaskan Saskia karena cinta. Kalau Saskia di ambil Tuhan gimana?" kata Kasino yang tegas banget. 

"Buset Kasino. Ngomong begitu. Parah itu mah," kata Indro. 

"Kan contohnya ada : Dono. Wulan di ambil Tuhan. Dono jadi Single!" kata Kasino yang tegas banget. 

"Memang contohnya sih bener sih. Ok lah serius!" kata Indro yang tegas. 

"Sekarang aku mulai. Aku bisa Single. Alasannya karena aku ambil pokok permasalahan yang terjadi masyarakat belum menemukan jodoh yang tepat karena aku tipe pemilih kaya pekerjaan gitu," kata Kasino. 

"Ya aku sih. Bisa saja Single. Alasannya. Di ambil saja dari pengalaman ku. Wulan di ambil Tuhan. Karena aku tidak bisa melupakan cinta pertama, maka aku putuskan Single. Jadi hidupku terus berlanjut dengan mengenang kebersamaan dengan Wulan. Bisa di sebut terbuai keadaan masa lalu," kata Dono. 

"Giliran aku. Bingung juga ya. Ok lah aku bisa Single. Alasannya. Karena Saskia meminta aku untuk hubungan dihentikan. Saskia ingin melanjutkan kuliah lagi S2 sampai S3-nya," kata Indro. 

"Kalau itu sih. Bentuk pembuktian. Indro bisa nggak setia dengan Saskia. Begitu juga Saskia bisa setia Indro. Sampai tujuan di bidang pendidikan di dapatkan dengan baik," kata Kasino. 

"Bentuk keputusan yang ambil Indro ada baik juga sih. Untuk pola pikir kedewasaan Indro dan Saskia, pembentukan cinta sejati dan juga kesetiaan dalam hubungan. Ujiannya berat banget gitu itu mah!" kata Dono. 

"Sifat aku yang kekanak-kanakan yang suka deketin cewek gitu, ya bisa main di belakang Saskia. Ya jadi ujian aku paling utama itu. Ketika aku Single. Aku sadar banget. Bahwa cinta yang terbaikku adalah Saskia," kata Indro. 

"Di buat serius. Tetap saja permainan juga," kata Kasino. 

"Ya begitulah," kata Dono. 

"Permainan juga akhirnya," kata Indro. 

Indro, Dono dan Kasino, tidak melanjutkan obrolan jadi serius nonton Tv. Acara Tv pun berganti ke acara lain, ya film gitu. Dono yang ada kerjaan jadi beranjak dari duduknya bersama Kasino dan Indro, ya Dono ke kamarnya untuk mengetik di leptopnya. 

"Kasino," kata Indro. 

"Apa lagi?!" kata Kasino. 

"Kadang apa berhenti saja tuh Dono mengetik di leptopnya membuat cerita di Blog-nya? Ya istirahat gitu. Asik nonton Tv bersama kita dengan baik!" kata Indro. 

"Ya keputusan Dono. Mau di kata apa?!" kata Dono. 

"Hoby bercerita!" kata Indro. 

"Emmmm," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv karena acara Tv bagus banget gitu...film. Dono membuat cerita dengan judul 'Single', ya di dapetkan dari nonton Tv dan di obrolin sama Kasino dan Indro. Seperti biasa. Dono selesai buat cerita, ya main catur di leptopnya dengan baik. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK