"Kasino," kata Indro.
"Apa?" kata Kasino.
"Kerjaan masyarakat miskin keluh kesah keadaannya?!" kata Indro.
"Masyarakat miskin yang berpikir miskin terus, ya keluh kesah sih. Padahal tidak perlu seperti itu. Harus berpikir pinter. Contoh : Jika hidup di pinggir sungai, ya harus melihat lingkungan dengan baik.....apa yang harus di kerjakan untuk mendapatkan rezeki dengan baik. Menangkap ikan di sungai. Hasil menangkap Ikan tersebut di makan sendiri dan di jual," kata Kasino.
"Kalau hidup di pinggir sungai maka berpikir sama seperti yang di omongin Kasino. Kalau hidup di kota. Tanah punya orang, ya ngontrak. Kerjaan buruh pasar. Gaji pas-pasan untuk hidup satu orang saja. Keluh kesah deh masyarakat miskin," kata Indro.
"Kalau keadaan seperti itu. Ya mau di kata apa? Hidup di kota harus bekerja keras dengan memanfaatkan ilmu pendidikan. Ya mengikuti perubahan zaman. Maka hidup akan kaya," kata Kasino.
"Pendidikanlah yang mengubah nasif manusia dari miskin jadi kaya, ya mengikuti perubahan zaman," kata Indro.
"Contoh : pesawat saja. Di bangun dengan baik. Baik pemerintahan atau swasta. Membuka lapangan pekerjaan. Bidang pendidikan di atur dengan baik. Maka ketika masyarakat miskin yang telah mempunyai pendidikan di bidang urusan pesawat, jadinya kerja di transportasi udara tersebut. Masyarakat miskin kerja jadinya kaya. Berhasil mengubah nasif," kata Kasino.
"Transportasi udara tidak akan macet kan Kasino?" kata Indro.
"Transportasi udara, ya tidak akan macetlah. Memangnya transportasi darat...macet. Gara-gara si Komo lewat. Gara-gara jumlah kendaraan mobil dan motor jadi macet. Ya di tanggulangi dengan baiklah agar tidak macet. Jalan ini jalan itu. Alternatif ini dan itu," kata Kasino.
"Manusia yang mengembangkan kemajuan teknologi. Manusia juga yang harus menanggulangi masalah dari kemajuan itu. Jadi hidup seperti sekarang ini. Yang miskin bisa mengubah nasifnya dari pendidikan jadi kaya dan bisa membeli mobil," kata Indro.
"Realitanya begitulah," kata Kasino.
Umpan di makan ikan, ya pancingan segera di tarik sama Kasino. Ya Kasino dapet ikan dan ikan di taruh di ember. Indro lebih bersabar lagi untuk umpan di pancingan ya di makan ikan. Kasino memasang umpan di kail dan segera di lempar lagi ke sungai. Ya mancing lagi Kasino dengan baik.
"Kasino," kata Indro.
"Apa?" kata Kasino.
"Enak ya kerja di bidang industri pertelevisian," kata Indro.
"Ya enak sih. Karena kerja menghasil uang. Dengan punya uang menjalankan kehidupan ini, ya bisa membeli apa pun yang di inginkan.....sampai mobil di beli," kata Kasino.
"Pendidikanlah yang mengubah nasif manusia menjadi orang berguna dan kaya, yang kerja di bidang industri pertelevisian itu," kata Indro.
"Kenyataan begitu. Ada contoh seperti ini : orang miskin yang sering nonton Tv di rumah tetangganya. Dalam hati orang miskin itu. Aku ingin kerja di Tv itu demi masa depan ku lebih baik. Orang miskin itu memegang teguh janji di hatinya untuk bisa kerja di Tv. Orang miskin berusaha mengubah nasifnya dengan jalan pendidikan. Memang ujiannya berat banget. Kendala biaya pendidikan. Orang miskin ingin cita-cita tercapai dengan baik....jadi berusaha mendapatkan beasiswa pendidikan. Sampai akhirnya orang miskin selesai pendidikannya dan kerja di Tv. Cita-citanya tercapai dan mengubah nasifnya jadi orang kaya," kata Kasino.
"Contoh Kasino....bener banget," kata Indro menegaskan omongan Kasino.
Umpan di makan ikan, ya Indro segera menarik pancingan dengan baik. Indro dapet ikan dan ikan di taruh di ember. Indro ingin memancing lagi. Keadaan berubah, ya mau hujan. Jadi Indro dan Kasino, ya memutuskan untuk pulang ke rumah. Sampai di jalan raya. Bertemulah Dono yang membawa motor dan menghentikan motornya dekat Kasino dan Indro.
"Kasino, Indro...naik!" kata Dono.
"Ok," kata Kasino dan Indro bersamaan.
Kasino dan Indro naik motor Dono. Jadi bertiga di motor deh. Dono membawa motor dengan baik sampai ke rumah.