CAMPUR ADUK

Saturday, September 30, 2023

MAIN HOON NA

Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

Isi cerita yang baca Budi :

Dalam upaya untuk meredakan ketegangan antara kedua negara, India dan Pakistan meluncurkan Project Milaap, sebuah program pertukaran tahanan. Raghavan Dutta, mantan tentara pasukan khusus India yang diberhentikan karena membunuh warga Pakistan sebagai balas dendam atas pembunuhan putranya, melepaskan tembakan ke arah Jenderal Bakshi, tetapi Brigadir Shekhar Sharma melepaskan tembakan pada konferensi pers. Raghavan menjalankan kelompok militan dengan mantan kawannya Kapten Khan, menentang perdamaian antara dua negara yang bersaing. Di ranjang kematiannya, Shekhar memberi tahu putranya, sesama prajurit Mayor Ram, dari putranya yang lain Lakshman dan istrinya Madhu yang meninggalkannya 20 tahun lalu karena Shekhar berselingkuh dari istrinya dengan ibu Ram. Shekhar meminta Ram untuk menyatukan keluarganya dan abunya akan dibenamkan oleh kedua putranya, mengatakan bahwa dia akhirnya bisa damai jika keluarganya memaafkannya.

Sementara itu, bos Ram, Jenderal Bakshi, mengirimnya menyamar untuk melindungi putrinya Sanjana, yang belajar di St Pauls College di Darjeeling Ram awalnya ragu untuk pergi ke sana tapi setuju saat Bakshi memberitahunya bahwa Lakshman juga belajar di sana. Jenderal Bakshi meyakinkan Ram untuk pergi sebagai murid karena dia tidak akan bisa menghabiskan cukup waktu bersama Sanjana jika dia pergi sebagai guru. Ram merasa sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus karena dia jauh lebih tua dari orang lain. Dia bertemu Sanjana dan kekasihnya Lucky tetapi keduanya tidak ingin mengenalnya karena alasan ini. Mahasiswa lain membantu Ram meretas komputer kampus untuk mencari tahu siapa Lakshman, hanya untuk mengetahui bahwa Lucky sebenarnya adalah Lakshman. Saat perlombaan untuk mendapatkan bendera perguruan tinggi, Lakshman diselamatkan dari terjatuh dari atap universitas oleh Ram. Mereka berdua dan Sanjana kemudian berteman, dan Ram tinggal bersama Lakshman dan ibunya, Madhu.

Di luar bioskop, Ram menyelamatkan teman sekelasnya, Percy, dari upaya pembunuhan Khan; Ram menangkapnya, tetapi identitas aslinya ditemukan oleh Raghavan, yang tiba di universitas menyamar sebagai guru. Ram juga mendekatkan Madhu dan Lakshman dengan membantu ikatan mereka selama dia tinggal di sana. Ram jatuh cinta dengan profesor kimianya, Chandni, sementara Lakshman jatuh cinta dengan Sanjana (setelah Ram dan Chandni merombaknya). Di pesta prom, Raghavan memerintahkan penculikan terhadap Chandni, tapi dia diselamatkan oleh Ram. Setelah bertemu dengan Sanjana, Ram meminta Raghavan untuk mengantarkan pasangan tersebut ke ayahnya di asramanya, tempat Sanjana berdamai dengan ayahnya. Setelah malam ini, Sanjana dan Chandni menemukan identitas Ram yang sebenarnya.

Raghavan mengungkapkan identitas asli Ram kepada Lakshman dan ibunya dan ketika mereka menghadapinya, Ram memberi tahu mereka bahwa keinginan terakhir ayahnya memintanya untuk berdamai dengan keluarganya. Karena mereka belum siap menerimanya, Ram meninggalkan rumah dan universitas mereka. Raghavan kemudian menyandera universitas, menuntut pembatalan Proyek Milaap dan kembalinya Kapten Khan dan Mayor Ram sebagai sandera sebagai ganti nyawa seluruh siswa dan guru. Setelah diberitahu, Ram segera kembali ke universitas. Sebelum sepenuhnya memasuki situasi penyanderaan, dia bertemu Madhubala dan meminta maaf. Mengetahui apa yang akan dia lakukan, dia menerimanya sebagai seorang putra. Menemani Khan, Ram memasuki gedung, dan kemudian ditembak oleh Khan. Ram selamat, berubah pikiran Khan tentang kesetiaannya, dan mulai membunuh para penjaga,

Raghavan menembak mati Khan dari jarak dekat karena pengkhianatannya. Perkelahian terjadi antara Ram dan Raghavan dan Ram membunuh Raghavan dengan melepaskan peniti dari granat tangan Raghavan. Lakshman membantu Ram melarikan diri dari ledakan berikutnya dari atas helikopter dan keduanya dengan senang hati berpelukan sebagai saudara. Sementara itu, Proyek Milaap sukses dan semua tahanan ditukar dengan penuh kemenangan. Rama dan Lakshman pergi dan membenamkan abu ayah mereka bersama-sama, saat Madhubala melihatnya sambil menangis. Akhirnya, Lakshman diizinkan lulus bersama Ram dan seluruh universitas bersukacita.

***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm. Main ke rumah Eko saja!" kata Budi. 

Budi menghabiskan kopi, ya segera di bawa gelas dan piring yang masih ada singkong rebus ke belakang, ya tepatnya di dapur gitu. Piring di taruh di meja, ya di tutup tudung saji. Gelas di cuci dengan baik dan di taruh di rak. Budi ke kamarnya untuk mengambil jaket, ya di pakainya dengan baik dan segera ke depan, ya naik motornya dan di jalankan dengan baik menuju rumah Eko. Membawa motor dengan baik lah. Singkat waktu, ya Budi sampai di rumah Eko gitu. Ya Eko duduk di depan rumahnya, ya sedang mendengarkan radio, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko. Memang Budi melihat radio di meja, ya Budi berkata "Eko. Radio ya?".

"Ya aku lagi mendengarkan radio. Ya lagu yang bagus yang aku dengarkan!" kata Eko.

"Ya aku juga sih mendengarkan lagu yang bagus dari radio itu," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Radionya. Terlihat buatan Eko. Ya rakitan!" kata Budi. 

"Kreatif saja. Dengan bahan alakadarnya gitu!" kata Eko. 

"Bagus juga sih hasilnya!" pujian Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Kardus!!!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko.

"Yaaa. Main catur saja!" kata Budi.

"Oke!" kata Eko.

Eko mengambil catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil mendengarkan radio dengan baik. 

"Yaaaa hidup ini. Tetap sama!" kata Budi.

"Yaaaa realitanya begitu. Hidup ini tetap sama!" kata Eko.

"Antara baik dan buruk," kata Budi.

"Emmm," Eko. 

"Kalau di umpakan kelakukan manusia yang buruk, ya seperti tikus yang kerjanya mencuri ini dan itu. Dari tingkat bawah, ya tikus-tikus yang mencuri uang teman sampai pemilik usaha ini dan itu, ya dengan tipu muslihat, ya bekerja sama dengan tikus di dalam usaha, ya alias kerja di tempat usaha. Kalau tingkat atas, ya tikus kelas pejabat yang mencuri uang rakyat dengan rencana ini dan itu," kata Budi.

"Perumpamaan," kata Eko.

"Tikus selalu di buru kucing. Ya kucing di umpakan Polisi. Kalau becandaan, ya komedi, ya polisi kepolisian Lapor Pak!" kata Budi.

"Kucing di umpakan Polisi. Ya Polisi berusaha dengan baik menangkap tikus, ya penjahat maksudnya," kata Eko.

"Terkadang juga, ya kucing tidak bisa menangkap tikus. Ya samahalnya, ya Polisi gagal menangkap penjahat," kata Budi.

"Gagal," kata Eko.

"Siasat tikus mengecoh kucing. Penjahat bekerjasama dengan penjahat yang lain, ya agar tidak tertangkap Polisi," kata Budi.

"Penjahat yang pintar dengan siasatnya," kata Eko.

"Usaha yang keras kucing juga, ya bisa menangkap tikus. Usaha Polisi yang pandai bekerjasama dengan tim kepolisian yang bisa menangkap penjahat," kata Budi.

"Kesolitan dalam tim kepolisian," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Budi dan Eko terus main catur dengan baik gitu. 

"Tetap saja kalau dalam urusan keluarga, ya ada salah satu keluarga berbuat kejahatan, ya di tutupi dengan baik sama keluarga," kata Budi.

"Realitanya begitu. Maka sulit untuk mengungkap kejahatan jika ada yang menutupi kejahatan, ya keluarga," kata Eko.

"Siapa yang menutupi kejahatan? Ya lebih baik di tangkap juga!" kata Budi.

"Ya lebih baik di tangkap sih, ya menutupi kejahatan. Agar masalah selesai!" kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

Budi dan Eko main catur dengan baik. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK