Dono lagi asik nonton film pendek di Youtobe di Hp. Indro yang telah membuat kopi di dapur, ya segera di bawa ke ruang tamu.
"Don lagi asik nonton apa Don, kaya serius banget?" tanya Indro sambil duduk.
Dono pun berhenti nonton di Youtobe di Hp-nya.
"Nonton film pendek yang lagi viral gitu," kata Dono.
"Maksud mu...Tilik," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Apa pendapatmu tentang film pendek Tilik," tanya Indro sambil minum kopi.
"Pendapat sebagai penonton yang baik, bukan pendapat seorang kritik film. Ya bagus aja sih. Sesuai dengan pokok permasalahannya yang angkat. Di lihat kebiasaan di kehidupan sehari-hari, ya aku ambil dengan beberapa data kebiasaan masyarakat. Maksudnya Ibu-Ibu...ini dan itu. Kena semua dengan adegan yang ini dan itunya," kata Dono.
"Berarti film pendek Tilik, ya bagus. Bener-bener viral. Yang buat film pendeknya pinter dong," kata Indro.
"Ya, datanya sesuai gitu," kata Dono.
"Iya sih," kata Indro.
"Ya sudahlah. Aku mau nonton lagi!" kata Dono.
"Iya," saut Indro.
Indro pun minum kopinya dengan santai. Dono pun terus nonton film pendek Tilik sampai selesai. Setelah itu Dono pun ke kamar, ya mengetik untuk mengerjakan pekerjaannya. Kasino selesai membuat mie goreng di dapur, ya di bawa ke ruang tamu.
"Wiiiii. Mie goreng bagi dong Kasino," kata Indro sambil menaruh gelas kopinya di meja.
"Kebiasaan mu...Indro gotek aja. Buat aja mie goreng di dapur sana!" kata Kasino.
"Iya deh aku buat mie goreng setelah aku selesai minum kopi," kata Indro.
Kasino pun menikmati makan mie goreng yang enak gitu.
"Kasino," kata Indro.
"Apa?" kata Kasino sambil menikmati mie goreng.
"Apa pendapat mu tentang film pendek Tilik, yang viral gitu," tanya Indro.
Kasino berhenti makan mie goreng ya dan berkata "Oooooo. Film pendek Tilik. Sebagai penonton yang baik, ya bagus sih. Berarti pembuat filmnya, ya pinterlah."
"Dapet pujian lagi film pendek Tilik. Tadi Dono...sekarang Kasino. Ya aku juga ah. Bagus!. Oooo Iya Kasino, ada kritikan apa enggak?! " kata Indro.
"Kritik. Penting ngak ya. Kalau nilainya untuk kritikan yang membangun sih ada. Tapi nggak usahlah. Aku cuma penonton saja. Bukan ahli pembuat film, jadi kritik film....ya gak usahlah," kata Kasino.
"Iya...juga ya. Pujian aja. Bagus keseluruhannya film pendek Tilik. Pinter yang membuatnya," kata Indro yang tegas.
"Sipp!!!" saut Kasino.
Kasino pun menikmati makan mie goreng. Indro, ya minum kopinya dengan santai. Dono tetap sibuk mengetik di leptopnya, ya di kamarnya.
CAMPUR ADUK
Sunday, August 30, 2020
CAROQ
Angko di dalam mobil taxi menunggu penumpang yang ingin naik taxinya. Linda pun bergerak terburu-buru karena di ikuti orang yang berjas. Linda pun masuk mobil taxi yang ngetem di pinggir jalan.
"Mas jalanin mobilnya!" kata Linda.
Angko mengikuti perintah dari penumpang yang naik di mobilnya, jadi mobil di jalanin. Orang-orang yang mengejar Linda pun, ya kesal karena target kabur.
"Mbak mau di anter kemana?" tanya Angko.
"Ke hotel melati!" kata Linda.
"Baik...mbak," kata Angko.
Angko membawa mobil taxi dengan baik ke tujuan, ya hotel melati. Sampai di depan hotel melati. Linda keluar dari mobil taxi setelah memberikan uang ke Angko. Tiba-tiba orang-orang yang mengikuti Linda datang dan memaksa Linda untuk ikut dan masuk mobil hitam. Angko pun keluar dari mobil dan menolong Linda. Pertarungan pun terjadi juga sampai mengalahkan satu persatu lawannya. Angko pun membawa Linda pergi dari situ.
Angko pun membawa mobilnya ke tempat yang sepi. Sampai di pinggir pantai. Angko mulai mencari tahu tentang siapa Linda?. Ya Linda pun bercerita tentang dirinya bahwa pengedar narkoba tapi sudah tobat. Si Bengis terus mengincar Linda, karena Linda bisa melapor ke polisi. Angko tidak ada jalan lagi harus melindungi Linda dari Si Bengis.
Pergilah Angko dan Linda dari pantai untuk mencari makan gitu. Saat sampai di pasar malam. Linda di tangkap sama Bewok anak buahnya Si Bengis. Angko pun masih bertarung dengan anak buah Si Bengis. Setelah menang bertarung, ya Angko pun mencari tahu keberadaan markas Si Begis dari anak buahnya yang Angko kalahkan.
Angko pun pergi ke markas si Bengis dengan mobil taxinya, ya di bawa ngebut banget. Sampai di markas Si Bengis. Angko pun berubah jadi Caroq.
"Pertarungan di mulai," kata Caroq.
Caroq pun masuk ke markas Si Bengis dengan diam-diam dan mengalahkan satu persatu anak buahnya. Kamera pengawas melihat keberadaan Caroq yang mengalah satu persatu penjaga. Si Bengis pun menyuruh anak buahnya mengajar Caroq. Ya Caroq yang sudah ketahuan, jadi harus menghadapi anak buah Si Bengis yang banyak itu.
Caroq yang tidak gentar menghadapinya semua musuhnya. Pertarungan sengit banget. Satu persatu anak buah Si Bengis di kalahkan. Bewok orang kepercayaan Si Bengis muncul di hadapan Caroq.
"Hebat juga kau bisa mengalahkan banyak orang," kata Bewok.
"Jangan banyak bacot, ayo kita bertarung," kata Caroq menantang.
"Benar-benar cari mati ini orang," kata Bewok.
Bewok pun menembak ke arah Caroq. Dengan cepat Caroq menghindari serangan Bewok. Caroq pun bersembunyi di tumpukan kotak kayu.
"Hei...jagoan sampai kapan kau bersembunyi di situ?" kata Bewok.
"Aku terdesak karena senjata api," kata Caroq.
Bewok pun menembakin ke arah Caroq. Ya Caroq pun meningkatkan kemampuannya dan segera bergerak cepat. Peluru yang di tembakin Bewok bisa di hindari, kadang di tangkis dengan celurit. Caroq makin mendekati Bewok. Ya Bewok terdesak dan peluru di senjatanya telah habis. Caroq pun menebas Bewok.
"Aaaaa," kata Bewok.
Caroq pun menendang kebagian mukanya Bewok, jadi terpental dan jatuh di lantai. Caroq pun segera ke sebuah ruangan dan bertemu dengan Si Bengis.
"Hebat-hebat. Seorang jagoan yang mengalahkan semua anak buah ku. Ternyata rumor tentang kau benar semuanya. Pahlawan yang memberantas kejahatan. Caroq," kata Si Bengis.
Si Bengis pun beranjak dari duduknya dan mengambil senjatanya berubah golok.
"Kita mulai pertarungan ini. Siapa paling hebat. Aku atau kau," kata Si Bengis.
Si Bengis pun menyerang Caroq dengan goloknya. Ya Caroq juga menyerang dengan dua celuritnya. Pertarungan Caroq dan Si Bengis sangat hebat banget. Si Bengis pun memainkan tarian goloknya yang hebat banget sampai salah satu celurit di tangan Caroq terlepas, ya tersayat gitu.
"Hebat juga silat mu," kata Caroq.
Caroq pun terus menyerang Si Bengis dengan celuritnya. Tertebaslah Si Begis dengan celurit Caroq.
"Baru kali ini ada orang yang bisa melukai aku. Kau hebat Caroq," kata Si Bengis.
Si Bengis pun terus menyerang Caroq begitu juga Caroq, ya pertarungan pun sampai tangan kosong ke duanya. Caroq meninju muka Si Bengis sampai jatuh di lantai. Si Bengis terkapar di lantai tidak berdaya.
"Aku mengalahkan mu," kata Caroq.
Caroq pun mengambil dua celuritnya di lantai dan segera membebaskan Linda. keduanya pun meninggalkan tempat tersebut. Caroq berubah jadi Angko dan segera menelpon Polisi untuk menangkap pengedar narkoba di markas Si Bengis, ya semuanya di tangkap dan segera di penjara.
Linda pun terbebas dari cengkraman Si Bengis, ya setelah Si Bengis dan semua anak buah di penjara. Angko seperti biasa jalani ke dua kehidupannya, ya sebagai sopir taxi dan juga sebagai pahlawan yang memberantas kejahatan yang di kenal namanya Caroq.
"Mas jalanin mobilnya!" kata Linda.
Angko mengikuti perintah dari penumpang yang naik di mobilnya, jadi mobil di jalanin. Orang-orang yang mengejar Linda pun, ya kesal karena target kabur.
"Mbak mau di anter kemana?" tanya Angko.
"Ke hotel melati!" kata Linda.
"Baik...mbak," kata Angko.
Angko membawa mobil taxi dengan baik ke tujuan, ya hotel melati. Sampai di depan hotel melati. Linda keluar dari mobil taxi setelah memberikan uang ke Angko. Tiba-tiba orang-orang yang mengikuti Linda datang dan memaksa Linda untuk ikut dan masuk mobil hitam. Angko pun keluar dari mobil dan menolong Linda. Pertarungan pun terjadi juga sampai mengalahkan satu persatu lawannya. Angko pun membawa Linda pergi dari situ.
Angko pun membawa mobilnya ke tempat yang sepi. Sampai di pinggir pantai. Angko mulai mencari tahu tentang siapa Linda?. Ya Linda pun bercerita tentang dirinya bahwa pengedar narkoba tapi sudah tobat. Si Bengis terus mengincar Linda, karena Linda bisa melapor ke polisi. Angko tidak ada jalan lagi harus melindungi Linda dari Si Bengis.
Pergilah Angko dan Linda dari pantai untuk mencari makan gitu. Saat sampai di pasar malam. Linda di tangkap sama Bewok anak buahnya Si Bengis. Angko pun masih bertarung dengan anak buah Si Bengis. Setelah menang bertarung, ya Angko pun mencari tahu keberadaan markas Si Begis dari anak buahnya yang Angko kalahkan.
Angko pun pergi ke markas si Bengis dengan mobil taxinya, ya di bawa ngebut banget. Sampai di markas Si Bengis. Angko pun berubah jadi Caroq.
"Pertarungan di mulai," kata Caroq.
Caroq pun masuk ke markas Si Bengis dengan diam-diam dan mengalahkan satu persatu anak buahnya. Kamera pengawas melihat keberadaan Caroq yang mengalah satu persatu penjaga. Si Bengis pun menyuruh anak buahnya mengajar Caroq. Ya Caroq yang sudah ketahuan, jadi harus menghadapi anak buah Si Bengis yang banyak itu.
Caroq yang tidak gentar menghadapinya semua musuhnya. Pertarungan sengit banget. Satu persatu anak buah Si Bengis di kalahkan. Bewok orang kepercayaan Si Bengis muncul di hadapan Caroq.
"Hebat juga kau bisa mengalahkan banyak orang," kata Bewok.
"Jangan banyak bacot, ayo kita bertarung," kata Caroq menantang.
"Benar-benar cari mati ini orang," kata Bewok.
Bewok pun menembak ke arah Caroq. Dengan cepat Caroq menghindari serangan Bewok. Caroq pun bersembunyi di tumpukan kotak kayu.
"Hei...jagoan sampai kapan kau bersembunyi di situ?" kata Bewok.
"Aku terdesak karena senjata api," kata Caroq.
Bewok pun menembakin ke arah Caroq. Ya Caroq pun meningkatkan kemampuannya dan segera bergerak cepat. Peluru yang di tembakin Bewok bisa di hindari, kadang di tangkis dengan celurit. Caroq makin mendekati Bewok. Ya Bewok terdesak dan peluru di senjatanya telah habis. Caroq pun menebas Bewok.
"Aaaaa," kata Bewok.
Caroq pun menendang kebagian mukanya Bewok, jadi terpental dan jatuh di lantai. Caroq pun segera ke sebuah ruangan dan bertemu dengan Si Bengis.
"Hebat-hebat. Seorang jagoan yang mengalahkan semua anak buah ku. Ternyata rumor tentang kau benar semuanya. Pahlawan yang memberantas kejahatan. Caroq," kata Si Bengis.
Si Bengis pun beranjak dari duduknya dan mengambil senjatanya berubah golok.
"Kita mulai pertarungan ini. Siapa paling hebat. Aku atau kau," kata Si Bengis.
Si Bengis pun menyerang Caroq dengan goloknya. Ya Caroq juga menyerang dengan dua celuritnya. Pertarungan Caroq dan Si Bengis sangat hebat banget. Si Bengis pun memainkan tarian goloknya yang hebat banget sampai salah satu celurit di tangan Caroq terlepas, ya tersayat gitu.
"Hebat juga silat mu," kata Caroq.
Caroq pun terus menyerang Si Bengis dengan celuritnya. Tertebaslah Si Begis dengan celurit Caroq.
"Baru kali ini ada orang yang bisa melukai aku. Kau hebat Caroq," kata Si Bengis.
Si Bengis pun terus menyerang Caroq begitu juga Caroq, ya pertarungan pun sampai tangan kosong ke duanya. Caroq meninju muka Si Bengis sampai jatuh di lantai. Si Bengis terkapar di lantai tidak berdaya.
"Aku mengalahkan mu," kata Caroq.
Caroq pun mengambil dua celuritnya di lantai dan segera membebaskan Linda. keduanya pun meninggalkan tempat tersebut. Caroq berubah jadi Angko dan segera menelpon Polisi untuk menangkap pengedar narkoba di markas Si Bengis, ya semuanya di tangkap dan segera di penjara.
Linda pun terbebas dari cengkraman Si Bengis, ya setelah Si Bengis dan semua anak buah di penjara. Angko seperti biasa jalani ke dua kehidupannya, ya sebagai sopir taxi dan juga sebagai pahlawan yang memberantas kejahatan yang di kenal namanya Caroq.
MENCOBA MENCINTAI
"BIAR AKU MENCOBA MENCINTAI DIRI MU. WALAU SEBENARNYA AKU TAHU DIRI MU BELUM BISA MELUPAKAN DIA," kata Dono.
Indro yang mendengar omongan Dono, ya aneh dan berkata "Don, coba ulang omongan mu tadi!"
"Sebenarnya itu hanya sekedar keresahan hati aku saja," kata Dono.
"Ya...aku ingin mendengarkan lagi!" kata Indro.
"Iya. Dengarkan dengan baik. BIAR AKU MENCOBA MENCINTAI DIRI MU. WALAU SEBENARNYA AKU TAHU DIRI MU BELUM BISA MELUPAKAN DIA," kata Dono.
"Wah itu ungkapkan perasaan itu mah. Jangan-jangan Don pake karakter Risky, ya menyukai Lesti," kata Indro.
"Kok tahu," kata Dono.
"Ya tahu tempe oncomnya kamu Don....jika bersyair ini dan itu lewat celetukan ini dan itu untuk di buat cerita sesuai keinginan hati mu," kata Indro.
"Ketahuan deh kartunya," kata Dono.
"Ya sama mencintai Lesti kan hanya sebuah pola pemain cerita," kata Indro.
"Ya...iya lah. Mencintai tapi tidak berharap apa pun?! Cuma cerita saja. Lebih cenderung penggemar saja. Gimana!" kata Dono yang jujur.
"Itu lebih baik. Membuat orang kita sukai bahagia dengan nilai kebaikan kita," kata Indro.
"Ngerti aja pola pikir ku," kata Indro.
"Ngertilah teman baik. Tapi aku punya permainan seperti biasanya. Jika ada Lesti di hadapan mu, jadi kamu bicara apa?" kata Indro.
"Bicara apa ya? Paling aku bilang saja aku tetap menjadi Kakak yang baik dan penggemar yang baik itu saja," kata Dono yang jujur.
"Kakak toh. Iya umur mu di atas Lesti. Ya wajar jadi Kakak," kata Indro.
"Hidup di bawa senang lah," kata Dono.
"Iya tahu. Ada satu permainan lagi. Mana yang kamu pilih Lesti ataukah Rara?" kata Indro.
"Lesti dan Rara. Pilihan yang berat. Ok yang aku pilih adalah Putri," kata Dono niat becanda.
"Kok Putri. Ok. Putri ada dua. Yang satu Putri DA dan satu Putri anaknya Sule. Mana yang kamu pilih?" kata Indro.
"Jawaban adalah aku mencoba mencintainya dalam sebuah tulisan yang aku buat cerita, ya cuma permainan saja. Senang-senang," kata Dono.
"Ya itu mah kembali ke pokok utama tetap Mencoba Mencintai," kata Indro menegaskan omongan Dono.
"Nama juga permainan. Seorang penulis mencintai semua karakter yang ia tulis sama rata, jadinya adil," kata Dono.
"Ya sudahlah tidak bahas lagi," kata Indro.
"Iya," saut Dono
Indro pun nonton Tv online di Hp-nya, ya berita. Dono sebenarnya ingin menulis ide cerita tersebut, ya jadinya cuma di tulis di buku tulis saja agar tidak hilang. Dono pun main game di Hp-nya. Kasino, ya nonton Tv di ruang tengah dengan tontonan yang ia sukai.
Indro yang mendengar omongan Dono, ya aneh dan berkata "Don, coba ulang omongan mu tadi!"
"Sebenarnya itu hanya sekedar keresahan hati aku saja," kata Dono.
"Ya...aku ingin mendengarkan lagi!" kata Indro.
"Iya. Dengarkan dengan baik. BIAR AKU MENCOBA MENCINTAI DIRI MU. WALAU SEBENARNYA AKU TAHU DIRI MU BELUM BISA MELUPAKAN DIA," kata Dono.
"Wah itu ungkapkan perasaan itu mah. Jangan-jangan Don pake karakter Risky, ya menyukai Lesti," kata Indro.
"Kok tahu," kata Dono.
"Ya tahu tempe oncomnya kamu Don....jika bersyair ini dan itu lewat celetukan ini dan itu untuk di buat cerita sesuai keinginan hati mu," kata Indro.
"Ketahuan deh kartunya," kata Dono.
"Ya sama mencintai Lesti kan hanya sebuah pola pemain cerita," kata Indro.
"Ya...iya lah. Mencintai tapi tidak berharap apa pun?! Cuma cerita saja. Lebih cenderung penggemar saja. Gimana!" kata Dono yang jujur.
"Itu lebih baik. Membuat orang kita sukai bahagia dengan nilai kebaikan kita," kata Indro.
"Ngerti aja pola pikir ku," kata Indro.
"Ngertilah teman baik. Tapi aku punya permainan seperti biasanya. Jika ada Lesti di hadapan mu, jadi kamu bicara apa?" kata Indro.
"Bicara apa ya? Paling aku bilang saja aku tetap menjadi Kakak yang baik dan penggemar yang baik itu saja," kata Dono yang jujur.
"Kakak toh. Iya umur mu di atas Lesti. Ya wajar jadi Kakak," kata Indro.
"Hidup di bawa senang lah," kata Dono.
"Iya tahu. Ada satu permainan lagi. Mana yang kamu pilih Lesti ataukah Rara?" kata Indro.
"Lesti dan Rara. Pilihan yang berat. Ok yang aku pilih adalah Putri," kata Dono niat becanda.
"Kok Putri. Ok. Putri ada dua. Yang satu Putri DA dan satu Putri anaknya Sule. Mana yang kamu pilih?" kata Indro.
"Jawaban adalah aku mencoba mencintainya dalam sebuah tulisan yang aku buat cerita, ya cuma permainan saja. Senang-senang," kata Dono.
"Ya itu mah kembali ke pokok utama tetap Mencoba Mencintai," kata Indro menegaskan omongan Dono.
"Nama juga permainan. Seorang penulis mencintai semua karakter yang ia tulis sama rata, jadinya adil," kata Dono.
"Ya sudahlah tidak bahas lagi," kata Indro.
"Iya," saut Dono
Indro pun nonton Tv online di Hp-nya, ya berita. Dono sebenarnya ingin menulis ide cerita tersebut, ya jadinya cuma di tulis di buku tulis saja agar tidak hilang. Dono pun main game di Hp-nya. Kasino, ya nonton Tv di ruang tengah dengan tontonan yang ia sukai.
ADA AJA CERITA
Kasino baru pulang dari urusannya, eee tahu-tahu tanaman yang ia tanam di halaman depan hilang. Kasino pun langsung masuk rumah dan berkata "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab Indro di ruang tamu.
"Indro, tahu tanaman di depan rumah yang aku tanam?" tanya Kasino sambil duduk.
"Tahu sih. Pohon murbai kan," kata Indro.
"Berarti tamu tahu siapa yang ngambil?" tanya Kasino.
"Awalnya ngambil diam-diam. Ya ketahuan aku dan juga Dono. Lalu aku tanya dengan baik-baik. Katanya di bolehin sama kamu Kasino. Memang di ambil dari akarnya," penjelasan Indro.
"Wah kacau ini mah. Padahal aku bilang ambil batangnya, stek gitu. Eeee ini dari akarnya. Namanya di kasih hati minta jantung. Tanaman ku hilang deh," kata Kasino.
"Aku mana tahu. Kalau cuma batangnya....aja. Paling itu pohon murbai untuk obat atau untuk bonsai. Kebiasaan orang-orang seperti itu," kata Indro.
"Ya udahlah aku ikhlasin aja....dari pada beban pikiran," kata Kasino.
"Padahalkan Pak Handoko, ya pengurus mesjid.....ada pohon murbai. Minta aja bibit lagi sama Pak Handoko, pasti di kasih," saran Indro.
"Awalnya di minta orang, eee ini aku yang meminta ke orang....jadi aneh. Ah sudahlah tidak minta," kata Kasino yang tegas.
"Ya sudah, masalah selesai," kata Indro.
Indro, ya baca bukulah. Kasino langsung ke belakang untuk berbenah diri. Dono lagi asik di halaman belakang sambil minum teh.
"Kedengarannya yang obrolan Kasino dan Indro...tentang pohon murbai yang hilang di depan rumah. Paling itu pohon untuk bonsai atau obat. Kebiasaan orang seperti itu, ya aneh saja," kata Dono.
Dono menaruh gelas teh di meja dan segera membaca buku komiknya dengan baik. Kasino pun selesai berbenah diri, ya duduk di ruang tengah untuk nonton Tv, ya untuk menghilangkan rasa ini dan itu di dalam dirinya. Indro bosen baca buku, jadi buku di taruh meja. Di bukanlah artikel di Hp oleh Indro.
"Oooooo berita hari ini masih seputar ini dan itu," kata Indro.
Indro pun terus membaca artikel ini dan itu, ya sampai tahu isinya itu artikel lah. Setelah membaca artikel di Hp, ya Indro pun ke ruang tengah untuk nonton Tv. Eeeee adzan di kumandangkan. Indro, Kasino dan Dono, ya meninggalkan kerjaan mereka masing-masing untuk melaksanakan sholat magrib berjamaah di rumah saja. Sholat di jalankan dengan penuh ke khusukkan. Setelah sholat magrib. Dono, ya mengetik di leptopnya, ya di kamar lah. Kasino dan Indro, ya nonton Tv.
"Acaranya Baim Wong dengan Paula," kata Kasino.
"Ganti...ya Kasino!" kata Indro.
"Mau di ganti...acara apa?" kata Kasino.
"Berita," kata Indro.
"Kalau begitu...suit aja. Yang menang menentukan acara yang di tonton," kata Kasino.
"Ok....adu suit," kata Indro.
Indro dan Kasino, ya adu suit. Yang menang adalah Kasino.
"Jadi kita nonton acara Baim Wong dengan Paula, setelah acara ini habis baru nonton berita," kata Kasino.
"Ya...mengikuti aturan yang menanglah," kata Indro.
Indro dan Kasino, ya nonton Tv dengan penuh keasikan karena memang acaranya menarik dan bagus.
"Waalaikumsalam," jawab Indro di ruang tamu.
"Indro, tahu tanaman di depan rumah yang aku tanam?" tanya Kasino sambil duduk.
"Tahu sih. Pohon murbai kan," kata Indro.
"Berarti tamu tahu siapa yang ngambil?" tanya Kasino.
"Awalnya ngambil diam-diam. Ya ketahuan aku dan juga Dono. Lalu aku tanya dengan baik-baik. Katanya di bolehin sama kamu Kasino. Memang di ambil dari akarnya," penjelasan Indro.
"Wah kacau ini mah. Padahal aku bilang ambil batangnya, stek gitu. Eeee ini dari akarnya. Namanya di kasih hati minta jantung. Tanaman ku hilang deh," kata Kasino.
"Aku mana tahu. Kalau cuma batangnya....aja. Paling itu pohon murbai untuk obat atau untuk bonsai. Kebiasaan orang-orang seperti itu," kata Indro.
"Ya udahlah aku ikhlasin aja....dari pada beban pikiran," kata Kasino.
"Padahalkan Pak Handoko, ya pengurus mesjid.....ada pohon murbai. Minta aja bibit lagi sama Pak Handoko, pasti di kasih," saran Indro.
"Awalnya di minta orang, eee ini aku yang meminta ke orang....jadi aneh. Ah sudahlah tidak minta," kata Kasino yang tegas.
"Ya sudah, masalah selesai," kata Indro.
Indro, ya baca bukulah. Kasino langsung ke belakang untuk berbenah diri. Dono lagi asik di halaman belakang sambil minum teh.
"Kedengarannya yang obrolan Kasino dan Indro...tentang pohon murbai yang hilang di depan rumah. Paling itu pohon untuk bonsai atau obat. Kebiasaan orang seperti itu, ya aneh saja," kata Dono.
Dono menaruh gelas teh di meja dan segera membaca buku komiknya dengan baik. Kasino pun selesai berbenah diri, ya duduk di ruang tengah untuk nonton Tv, ya untuk menghilangkan rasa ini dan itu di dalam dirinya. Indro bosen baca buku, jadi buku di taruh meja. Di bukanlah artikel di Hp oleh Indro.
"Oooooo berita hari ini masih seputar ini dan itu," kata Indro.
Indro pun terus membaca artikel ini dan itu, ya sampai tahu isinya itu artikel lah. Setelah membaca artikel di Hp, ya Indro pun ke ruang tengah untuk nonton Tv. Eeeee adzan di kumandangkan. Indro, Kasino dan Dono, ya meninggalkan kerjaan mereka masing-masing untuk melaksanakan sholat magrib berjamaah di rumah saja. Sholat di jalankan dengan penuh ke khusukkan. Setelah sholat magrib. Dono, ya mengetik di leptopnya, ya di kamar lah. Kasino dan Indro, ya nonton Tv.
"Acaranya Baim Wong dengan Paula," kata Kasino.
"Ganti...ya Kasino!" kata Indro.
"Mau di ganti...acara apa?" kata Kasino.
"Berita," kata Indro.
"Kalau begitu...suit aja. Yang menang menentukan acara yang di tonton," kata Kasino.
"Ok....adu suit," kata Indro.
Indro dan Kasino, ya adu suit. Yang menang adalah Kasino.
"Jadi kita nonton acara Baim Wong dengan Paula, setelah acara ini habis baru nonton berita," kata Kasino.
"Ya...mengikuti aturan yang menanglah," kata Indro.
Indro dan Kasino, ya nonton Tv dengan penuh keasikan karena memang acaranya menarik dan bagus.
Subscribe to:
Posts (Atom)
CAMPUR ADUK
MUMBAI XPRESS
Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...