CAMPUR ADUK

Sunday, August 20, 2023

THE HOUSE BY THE CEMETERY

Di atas gedung yang belum selesai bangun gitu, ya Budi duduk santai sambil menikmati minum kopi botolan dan makan keripik singkong.

"Keadaan di atas gedung menyenangkan. Melihat keadaan lebih baik gitu," kata Budi.

Budi pun mengambil buku di dalam tasnya, ya buku di buka dengan baik dan di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilih salah satu cerpen yang ceritanya menarik banget, ya di baca Budi dengan baik gitu.

Isi cerita yang di baca Budi :

Seorang wanita berada di sebuah rumah kosong mencari pacarnya. Setelah dia menemukan tubuhnya di tusuk dengan gunting, dia ditusuk di kepala dengan pisau Prancis, dan tubuhnya diseret melalui pintu ruang bawah tanah oleh penyerang tak dikenal.

Di New York City, Bob Boyle dan orang tuanya, Norman dan Lucy Boyle, pindah ke rumah yang sama. Mantan rekan Norman, Dr. Peterson, yang membunuh majikannya sebelum bunuh diri, adalah pemilik sebelumnya. The Boyles akan tinggal di sana sementara Norman meneliti rumah-rumah tua. Saat ibunya berkemas, Bob melihat foto sebuah rumah dan melihat seorang gadis di dalamnya. Di New Whitby, Boston, Bob menunggu di mobil orang tuanya sementara mereka mengambil kunci rumah. Gadis dari foto itu muncul di seberang jalan. Gadis itu, Mae Freudstein, yang hanya bisa dilihat oleh Bob, memperingatkannya untuk menjauh. Di kantor real estat, Nyonya Laura Gittleson kesal ketika rekannya menyerahkan "kunci Freudstein" kepada pasangan itu.

Oak Mansion sedang dalam kondisi perbaikan yang buruk. Pintu ruang bawah tanah dikunci dan dipaku hingga tertutup. Seorang wanita datang dan memperkenalkan dirinya sebagai Ann, babysitter. Malam itu, Norman mendengar suara-suara dan menemukan Ann membuka blokir pintu ruang bawah tanah. Keesokan harinya, Norman pergi ke perpustakaan untuk membaca dengan teliti materi Peterson. Kepala pustakawan, Tuan Wheatley, tampaknya mengenalinya, tetapi Norman mengklaim bahwa dia salah. Asisten pustakawan, Daniel Douglas, kemudian memberi tahu Norman bahwa Peterson melakukan penelitian pribadi di rumah tersebut. Dia mempelajari catatan penghilangan area dan data demografis lainnya.

Mae menunjukkan kepada Bob sebuah batu nisan dengan alasan bertanda "Mary Freudstein" dan mengatakan dia tidak benar-benar dimakamkan di sana. Di dalam ruangan, Lucy menemukan batu nisan "Jacob Tess Freudstein" saat menyapu lorong. Ketika Norman kembali, dia meyakinkannya bahwa beberapa rumah tua memiliki kuburan dalam ruangan karena tanah musim dingin yang keras. Norman membuka pintu ruang bawah tanah dan berjalan menuruni tangga, hanya untuk diserang oleh kelelawar, yang tidak akan melepaskannya sampai dia menusuknya berulang kali. Karena ketakutan, keluarga tersebut pergi ke kantor real estat dan menuntut untuk ditempati kembali tetapi diberi tahu bahwa perlu beberapa hari lagi sebelum mereka dapat pindah. Saat Boyles berada di rumah sakit untuk merawat luka Norman akibat kelelawar, Ny. Gittleson tiba di rumah untuk memberi tahu mereka tentang properti baru. Membiarkan dirinya masuk, dia berdiri di atas batu nisan Freudstein, yang retak, menjepit pergelangan kakinya. Sebuah sosok muncul, poker perapian, dan menyeretnya ke ruang bawah tanah.

Lucy menemukan Ann sedang membersihkan noda darah di lantai dapur keesokan paginya. Ann menghindari pertanyaan Lucy tentang noda itu. Sambil minum kopi, Norman memberi tahu Lucy bahwa dia telah menemukan bahwa Freudstein adalah seorang ahli bedah Victoria yang melakukan eksperimen ilegal. Norman harus pergi ke New York untuk meneliti Freudstein. Dalam perjalanan, Norman mengunjungi perpustakaan dan menemukan kaset audio milik Peterson, yang mendokumentasikan kegilaan Peterson yang semakin meningkat dan mengungkapkan apa yang dia temukan tentang Freudstein. Norman menghancurkan kaset itu dengan menjatuhkannya ke pipa tungku.

Ann pergi ke ruang bawah tanah mencari Bob di rumah dan mendengar suara isakan seperti anak kecil. Freudstein memenggalnya setelah menggorok lehernya. Bob melihat kepala Ann dan keluar sambil berteriak. Lucy kembali untuk menemukan Bob menangis di kamarnya tetapi menolak untuk mempercayai cerita Bob tentang Ann. Malam itu, Bob kembali ke ruang bawah tanah mencari Ann tetapi terkunci. Lucy mendengar tangisan Bob dan mencoba membuka pintu ruang bawah tanah. Norman kembali dan meretas pintu dengan kapak saat dia tidak bisa membukanya. Tangan kanan Dr. Freudstein yang membusuk muncul dan menahan Bob di pintu saat kapak memotongnya. Salah satu pukulan kapak Norman menerobos pintu, memotong tangan kiri hantu yang tampaknya biasa itu, dan dia terhuyung-huyung menuruni tangga.

Norman dan Lucy akhirnya masuk ke ruang bawah tanah, yang berisi beberapa mayat yang dimutilasi (termasuk Ann, Ny. Gittleson, dan pasangan dari awal), peralatan bedah, dan lempengan. Freudstein adalah mayat hidup dengan daging yang membusuk. Norman memberi tahu Lucy bahwa Freudstein yang berusia 150 tahun hidup dengan menggunakan bagian tubuh korbannya untuk meregenerasi sel darah. Norman menyerang Freudstein, tetapi hantu itu memutar kapaknya. Meraih pisau dari lempengan, Norman menusuk Freudstein, menyebabkan daging busuk dan belatung keluar dari jas lab lamanya. Freudstein meraih Norman dan merobek tenggorokannya. Lucy dan Bob menaiki tangga menuju bagian bawah batu nisan yang retak. Lucy berusaha keras untuk menggeser batu itu, tetapi Freudstein menangkapnya dan menyeretnya menuruni tangga, membunuhnya dengan membenturkan kepalanya ke lantai beton. Saat Freudstein menaiki tangga, Bob berusaha melarikan diri. Saat Freudstein meraih kaki Bob, dia tiba-tiba ditarik ke atas oleh Mae. Bersama Mae adalah ibunya, Mary Freudstein, yang memberi tahu mereka bahwa sudah waktunya untuk pergi. Nyonya.

***

Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di dalam tas gitu. Ya Budi menikmati minum kopi botolan dan keripik singkong dengan baik banget, ya menunggu Eko dateng gitu. Eko memang janjian sama Budi, ya segera ke tempat yang janjian, ya di sebuah gedung. Eko membawa motornya dengan baik. Singkat waktu, ya sampai di tempat janjian dengan Budi. Ya motor telah di parkirkan dengan baik, ya sebelah motor Budi dan telah di kunci dengan baik, ya diikat rante gede gitu, ya jaga-jaga dari orang yang berbuat buruk, ya mencuri motor gitu. Eko naik ke gedung lewat tangga. Sampai di atas gedung, ya Eko duduk di sebelah Budi. Ya Budi memberikan kopi botolan dan keripik singkong sama Eko. Ya Eko menikmati keadaan dengan baik, ya minum kopi botolan dan makan keripik singkong gitu.

"Hidup di nikmati dengan baik. Kita berada di kota," kata Eko.

"Memang hidup di nikmati dengan baik," kata Budi.

"Terlihat banget manusia berkompetisi demi tujuan kaya dan kaya dari bangunan yang di bangun manusia," kata Eko.

"Manusia penuh ambisi dengan tujuan kaya. Ya tidak ingin miskin, ya miskin menderita. Terus di bangun gedung ini dan itu, ya demi hidup ini, ya rencana harus sesuai rencana, ya kaya," kata Budi.

"Karena kompetisi sengit, ya antara baik dan buruk. Jadinya ada yang berhasil, ya bertahan. Ada yang gagal karena tidak bisa mempertahankan di pengaruhi faktor ini dan itu," kata Eko.

Eko dan Budi terus menikmati keadaan sambil minum kopi botolan dan makan keripik singkong.

"Manusia itu, ya ada pikiran pendeknya karena kegagalan dari urusan kerjaan sampai urusan cinta. Bunuh diri," kata Budi.

"Pikir pendek. Bunuh diri karena gagal urusan kerjaan atau gagal urusan cinta. Ya bunuh diri melompat dari gedung," kata Eko.

"Karena bunuh diri, ya jadinya hantu penasaran gitu," kata Budi.

"Iya sih. Bunuh diri, ya jadinya hantu penasaran. Polisi, ya memeriksa dengan baik berdasarkan laporan masyarakat tentang orang yang bunuh diri. Ya kepolisiannya Lapor Pak!, ya obrolan kita seperti biasa kan Budi?" kata Eko.

"Iya lah. Kepolisian Lapor Pak!, ya biasa kita obrolin dengan baik. Acara Tv lawak. Ya kalau serius banget, ya polisi beneran gitu," kata Budi.

"Cerita tentang hantu penasaran karena bunuh diri, ya cerita di film-film, ya bagus kan Budi?" kata Eko.

"Cerita film-film, ya bagus lah. Yang buat orang-orang pinter tujuannya penggerak roda ekonomi," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Ya seperti biasa obrolan kita, ya obrolan lulusan SMA, ya kan Eko?" kata Budi.

"Ya memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.

Eko dan Budi, ya tetap menikmati keadaan sambil minum kopi botolan dan makan keripik singkong.

"Orang-orang yang berpikir pendek, ya biasa jauh dari pemahaman ilmu agama," kata Budi.

"Biasa begitu sih, ya orang-orang pikiran pendek jadinya jauh dari pemahaman ilmu agama," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Budi dan Eko terus minum kopi botolan dan makan keripik singkong.

"Hidup ini sebenarnya lebih baik satu agama saja," kata Eko.

"Maunya sih, ya satu agama. Tapi kenyataan di pengaruhi banyak suku tiap kelahiran manusia, ya jadi banyak agama di dunia ini," kata Budi.

"Kepentingan manusia dari agama banyak," kata Eko.

"Memang realitanya begitu. Kepentingan manusia urusan banyak agama," kata Budi.

"Kalau kita memahami ilmu, ya mengerti maksud dan tujuan dari agama. Beda dengan lain gitu," kata Eko.

"Maksud dan tujuan dari agama. Penelitian. Ya memang kita memahami dengan baik. Jadi beda dengan lain," kata Budi.

"Emmm," kata Eko. 

Eko dan Budi menikmati keadaan sambil makan keripik singkong dan minum kopi botolan.

"Ngomong-ngomong Budi bawa mainan apa?" kata Eko. 

"Maunya bawa kartu remi. Jadi aku pikir dengan baik, ya bawa papan catur. Ya main catur saja!" kata Budi. 

"Catur!" kata Eko. 

Budi mengeluarkan papan catur di dalam tasnya dan di taruh di lantai gitu. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK