"Budi. Apa tanggapanmu tentang berita tentang orang yang masih berlomba-lomba ingin jadi pejabat di negeri ini, ya merasa mampu untuk mengatur dan memperbaiki ini dan itu, ya demi ini dan itu?!" kata Eko.
"Gimana nanggapinya. Aku cuma lulusan SMA. Ya masih kurang ilmu ini dan itu," kata Budi.
"Memang sih. Budi lulusan SMA. Ya sama dengan aku. Kan kemarin-kemarin Budi ingin jadi pejabat!" kata Eko.
"Memang ia sih kemarin atau sekarang ingin jadi pejabat, ya ingin menaikin derajatku. Ya tidak ingin selamanya jadi buruh gitu. Tapi kan prosesnya lama untuk mencapai tujuan itu menjadi pejabat. Harus belajar dan belajar, ya lewat perkuliahan di Universitas untuk meningkatkan kemampuan ku dan juga berorganisasi ini dan itu, ya masuk organisasi politik, ya agar kemampuan ku berkembang dengan baik, ya jadi pemimpin. Baru deh ikut pemilu. Semua itu butuh uang dan waktu lama banget, ya dasarnya orang miskin," kata Budi.
"Ya...keadaan Budi dari orang miskin, ya mencapai tujuan menjadi pejabat, ya butuh waktu yang lama. Beda dengan orang-orang kaya, ya apalagi keturunan pejabat, ya mudah untuk duduk di pemerintahan....jadi pejabat," kata Eko.
"Maka itu, ya di biarkan saja, ya orang-orang ingin jadi pejabat di pemerintahan. Walau sebenarnya sih yang paling haus kan kedudukan jadi pejabat, ya mereka semua yang telah duduk jadi pejabat. Ya berdasarkan data ini dan itu yang aku dapatkan di masyarakat sih," kata Budi.
"Kalau begitu sih. Lebih baik Budi mulai dari tingkat RT saja!" saran Eko.
"Tingkat RT. Yang lama jadi RT saja, ya mempertahankan kedudukannya. Gimana mau di geser. Lebih baik di biarkan saja kalau tingkat RT. Tujuan juga aku tahu kenapa yang jadi RT, ya mempertahankan kedudukannya," kata Budi.
"Ya....jadinya. Memang di biarkan saja tingkat RT. Kalau begitu, ya main catur saja!" kata Eko.
"Ok...main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Kalau di pikir baik, ya rezeki...rezekian menjadi pejabat, ya kan Budi?!" kata Eko.
"Memang sih. Rezeki...rezekian. Ya lebih tepatnya rezeki masing-masing setiap manusia yang berusaha dengan ilmu untuk mencapai tujuannya menjadi pejabat," kata Budi.
"Demokrasi," kata Eko.
"Ya demokrasi," kata Budi menegaskan omongan Eko.
Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.