Ceritanya Budi tinggal di Bogor gitu. Malam yang tenang. Setelah nonton Tv yang acara musik pop, ya seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumah sedang membaca cerpen yang cerita menarik sambil menikmati minum teh dan singkong goreng gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Seorang pengusaha muda Aditya Singh jatuh cinta pada Ria. Aditya membutuhkan transplantasi jantung tetapi menolak karena merasa bersalah telah membunuh ayahnya saat naik perahu di masa kecilnya. Dr. Sameer Saxena alias Sam adalah dokter bedah jantung dan teman Aditya. Aditya meminta Dr. Sameer untuk mengatur kawin larinya dengan Ria. Mereka menikah secara pribadi tanpa sepengetahuan ibunya, kemudian Aditya pergi ke rumah sakit untuk operasi. Sementara istri baru Aditya dan ibunya, Gayatri Singh, menunggu selesainya operasinya, Aditya mengalami kesadaran anestesi.
Rasa sakit akibat operasi menyebabkan Aditya memiliki pengalaman clairvoyance yang mengungkap rencana Dr. Sameer untuk membunuh Aditya, juga mengungkapkan bahwa Ria bekerja di rumah sakit di bawah Dr. Sameer dan telah berkonspirasi dengannya untuk melawan Aditya. Rencana Ria adalah menikahi Aditya, dan kemudian meracuni jantung donor agar ditolak, sehingga membunuh Aditya untuk mengumpulkan uang asuransi guna melunasi hutang Dr. Sameer. Rencana itu terurai dan Gayatri, menyadari apa yang telah terjadi, mengorbankan dirinya sendiri sehingga Aditya dapat hidup, setelah nyaris selamat dari operasi dan upaya pembunuhannya.
Dia bunuh diri dan jantungnya ditukar dengan yang diracuni oleh Dr. Trehan. Selama pengalaman keluar tubuh bersama, Gayatri mengungkapkan kepada Aditya bahwa kematian ayahnya bukanlah kesalahannya tetapi hanya kecelakaan dan bahwa dia harus menghargai hidupnya yang telah dikorbankan oleh kedua orang tuanya. Dr. Sameer dan para konspiratornya ditangkap dan Aditya kembali sadar. Cerita ditutup dengan Aditya yang memberi tahu Ria bahwa dia mengetahui kebenaran karena kesadaran anestesi dan menyerahkannya ke polisi.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong gorengan gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini...tetap sama kan Eko!" kata Budi.
"Hidup ini....tetap sama!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Tinggal di daerah Bogor," kata Eko.
"Iya...tinggal di daerah Bogor. Manusia menjalankan hidupnya dengan baik demi hidup ini," kata Budi.
"Kompetisi kepintaran tetap terjadi dengan baik, yaaa demi apa yang di inginkan tercapai?" kata Eko.
"Memang realitanya begitu tentang masyarakat yang tinggal di Bogor...tentang kompetisi kepintaran....di tempat pendidikan dan juga tempat kerjaan gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Program kerja pemerintahan di buat dengan baik, ya berdasarkan penelitian dan di jalankan dengan baik. Jika terjadi masalah, yaaa di evaluasi dengan baik gitu, yaaa di perbaikan dengan baik dengan tujuannya jadi hasilnya bagus gitu," kata Budi.
"Budi ngomongin tentang....program kerja pemerintahan, yaaa berarti masyarakat umum jadi bahan penelitian orang-orang pemerintahan?" kata Eko.
"Bagi yang tahu, yaaa memang sih...masyarakat jadi bahan penelitian orang-orang pemerintahan dengan tujuan kerjaan yang mau di jalankan dengan baik. Bagi yang tidak tahu, yaaa biasa sih masyarakat pada umum dari keadaan dan pendidikan rendah gitu," kata Budi.
"Budi termasuk yang tahu tentang program kerja pemerintahan karena Budi mengumpulkan data ini dan itu.....dengan tujuan kepentingan Budi, ya belajar dan belajar gitu," kata Eko.
"Bener Eko. Aku tahu karena aku mengumpulkan data ini dan itu yang berkaitan urusan kerja pemerintahan, yaaa pemerintahan daerah gitu. Belajar dan belajar yang aku lakukan dengan baik, yaaa demi keinginan aku," kata Budi.
"Ngomong-ngomong Budi tentang orang - orang yang kerja di pemerintahan....perilakunya gimana Budi?" kata Eko.
"Perilaku...tentang orang-orang yang kerja di pemerintahan, ya gimana ya?" kata Budi berpikir panjang gitu.
"Emmm," kata Eko.
"Yaaa nama juga manusia, yaaa orang-orang yang kerja di pemerintahan. Isi hati manusia siapa yang tahu? Yang tahu isi hati manusia adalah Tuhan!" kata Budi.
"Kalau Budi....ngomong begitu. Aku paham sih. Isi hati manusia siapa yang tahu? Yang tahu isi hati manusia adalah Tuhan!. Orang-orang yang kerja di pemerintahan...antara baik dan buruk perilakunya," kata Eko.
"Baik dan buruk!" kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA...kan Budi?" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Kalau begitu sih...main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Aku mau cerita Budi!" kata Eko.
"Eko mau cerita toh, yaaa silakan Eko bercerita dengan baik gitu!" kata Budi.
"Begini ceritanya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Eca Aura adalah Ibu rumah tangga yang baru saja ditinggal suaminya Damar yang meninggal karena overdosis obat terlarang. Usai berobat ke klinik tradisional di sebelah kelenteng tempat dimana ia biasa sembahyang, sekelompok orang mengambil mobil Eca Aura untuk menebus utang Damar yang memang sudah terjerumus ke dunia obat-obatan. Semua itu dihadapinya dengan tabah demi membahagiakan anak semata wayangnya, Jasmin. Saat Eca Aura mengantar Jasmin dengan taksi, pembantu mereka yang setia, Mbak Ayu, meneleponnya dan berkata bahwa Ibu dan Ayah Damar mendatangi rumah dan mencari berkas kesehatan Eca Aura. Ternyata Eca Aura mengidap HIV/AIDS, yaaa sama seperti Damar. Ibu dan Ayah Damar menuduh Eca Auralah yang membuat Damar mengidap penyakit itu. Rupanya semua keluarga Damar mengejar Eca Aura dan Jasmin agar bisa mendapatkan Jasmin dan menjauhkan Jasmin dari Ibunya yang terkena penyakit itu. Eca Aura segera memerintahkan taksinya untuk berjalan terus, tidak ke sekolah yang sudah 'dijaga' oleh kerabat Damar. Eca Aura dan Jasmin akhirnya menginap di kerabat Eca Aura satu-satunya Hesti. Namun tidak mudah untuk mendapatkan kepercayaan tinggal di rumah tersebut karena suami Hesti masih mendapatkan pikiran prototipe bahwa penderita HIV/AIDS menular lewat segala jenis sentuhan dan harus dijauhi, bukan dijaga. Eca Aura dan Jasmin pergi mengelilingi Jakarta dengan uang yang semakin menipis untuk membayar tempat menginap. Segala orang-orang yang mengenal Eca Aura sudah mengasihaninya dengan berobat gratis. Di rumah sakit, ia diberikan alamat sebuah yayasan yang menangani korban HIV/AIDS. Eca Aura akhirnya menyadari bahwa, untuk kebahagiaan Jasmin, dirinya harus berpisah dengannya. Setelah perjumpaan terakhir dengan Jasmin, Eca Aura pergi menaiki sebuah bus. Begitulah ceritanya!" kata Eko.
"Cerita yang bagus!" kata Budi.
"Sekedar cerita saja gitu!" kata Eko.
"Lika Liku kisah kehidupan tokoh Eca Aura!" kata Budi.
"Begitulah ceritanya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi terus asik main permainan ular tangga gitu.