Setelah menonton acara Tv yang acara sinetron tema cinta, ya Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pavitr Prabhakar, seorang anak laki-laki India sederhana dari desa terpencil, pindah ke Mumbai bersama Bibi Maya dan Paman Bhim untuk belajar setelah mendapat setengah beasiswa. Orang tuanya meninggal beberapa tahun yang lalu. Siswa lain di sekolah barunya menggodanya dan memukulinya karena sifatnya yang rajin belajar dan latar belakang yang sederhana. Dia tahu Paman Bhim-nya sedang berjuang untuk menghidupi dia dan bibinya Maya, dan membayar uang sekolahnya. Hanya Meera Jain, seorang gadis populer dari sekolahnya, yang berteman dengannya.
Sementara itu, seorang penguasa kriminal lokal bernama Nalin Oberoi menggunakan jimat untuk melakukan ritual kuno di mana dia dirasuki oleh iblis yang berkomitmen untuk membuka gerbang bagi iblis lain untuk menyerang Bumi. Saat dikejar oleh para pengganggu, Pavitr Prabhakar bertemu dengan seorang yogi kuno yang memberinya kekuatan seekor laba-laba untuk melawan kejahatan yang mengancam dunia. Saat menemukan kekuatannya, Pavitr Prabhakar menolak membantu seorang wanita yang di serang oleh beberapa pria. Dia meninggalkan tempat itu, tetapi kembali ketika dia mendengar pamannya berteriak, dan menemukan bahwa dia telah dibunuh. Dia mengetahui bahwa Bhim ditikam ketika dia mencoba membantu wanita itu. Pavitr Prabhakar memahami bahwa dengan kekuatan besar datanglah tanggung jawab yang besar, dan bersumpah untuk menggunakan kekuatannya demi kebaikan orang lain.
Nalin Oberoi secara singkat menjadi manusia kembali dan mengubah seorang dokter yang santun menjadi iblis dengan empat tentakel magis (Doctor Octopus versi India) dan mengirimnya untuk membunuh Spider-Man, seperti yang diinstruksikan oleh suara iblis. "Doc Ock" gagal, dan Spider-Man membuat debut publiknya sebagai pahlawan. Surat kabar, bagaimanapun, melabelinya sebagai ancaman.
Oberoi menculik bibi Pavitr Prabhakar, membawanya ke kilang di luar Mumbai. Di sana dia mengkhianati Doctor Octopus, meledakkannya ke laut. Spider-Man datang dan melawan Oberoi, yang juga menculik Meera. Dia menjatuhkan Maya dan Meera dari atas kilang. Spider-Man menyelam untuk bibinya, tapi gagal menyelamatkan Meera, yang diselamatkan oleh Doctor Octopus. Pavitr mengungkapkan identitasnya kepada Meera dan memintanya untuk membawa bibinya ke tempat yang aman.
Oberoi menyingkirkan Doctor Octopus untuk selamanya dan menyentuh Spider-Man dengan jimatnya. Makhluk mirip Venom muncul dari jimat dan mencoba memikat Spider-Man ke sisi gelap. Pavitr mengingat perkataan pamannya tentang tanggung jawab dan menolak kejahatan, memutuskan hubungan antara iblis dan Oberoi dan menjadikan Oberoi manusia lagi. Spider-Man melempar jimat ke laut dan Oberoi dikirim ke rumah sakit jiwa.
Perdamaian akhirnya dipulihkan ke Mumbai. Pavitr Prabhakar memulai percintaan dengan Meera, dan ditampilkan merayakan festival Diwali bersama bibinya. Cerita diakhiri dengan kutipan dari Bhagavad Gita, yang menunjukkan Venom-Demon masih hidup.
***
Budi selesai baca cerpen, ya lanjut baca cerpen yang lain, ya yang berjudul Hero.
Isi cerita yang di baca Budi :
Sakthivel "Sakthi" adalah seorang anak laki-laki yang bercita-cita menjadi pahlawan super, seperti Shaktimaan. Setelah diejek oleh guru dan teman sekelasnya karena percaya bahwa Shaktimaan itu nyata, Sakthi mencoba membuktikannya dengan jatuh dari teras sekolahnya, melukai dirinya sendiri dalam prosesnya. Ayahnya mencoba meyakinkan Sakthi bahwa Shaktimaan adalah fiktif dengan menunjukkan penafian aktor tersebut Mukesh Khanna menasihati pemirsa bahwa peristiwa yang digambarkan dalam pertunjukan itu murni fiktif, menyebabkan Sakthi meninggalkan harapannya untuk menjadi pahlawan super.
Bertahun-tahun kemudian, Sakthi dan Inbaraj, alias "Tinta", adalah teman yang mencari nafkah sebagai perantara pendidikan dan menjalankan toko xerox di lingkungan mereka yang menampung unit pemalsuan sertifikat untuk membantu orang yang membutuhkan mengamankan pekerjaan yang mereka inginkan dengan mengorbankan komisi yang besar. Sakthi bertemu Meera, seorang pekerja sosial di pameran pendidikan dan jatuh cinta padanya. Meera kebetulan menjadi inspirasi teman Sakthi, Mathi, seorang gadis brilian yang bercita-cita menjadi insinyur penerbangan. Mathi merancang mesin yang berjalan di atas air asin sebagai langkah untuk membantu ayahnya dan banyak orang lainnya menggagalkan masalah kenaikan harga bensin. Meera segera mengetahui profesi sebenarnya Sakthi dan menghadapinya, di mana dia mengetahui alasan di balik profesi gelapnya; ayahnya tidak mengakuinya setelah Sakthi mengaku kepadanya bahwa, meskipun mendapatkan peringkat distrik dalam ujian menengah yang lebih tinggi, dia telah menjual sertifikatnya untuk mendapatkan uang guna menyelamatkan ayahnya melalui operasi karena dia menderita infeksi paru-paru yang fatal.
Meera menasihatinya untuk membantu Mathi mendapatkan izin masuk di perguruan tinggi teknik tanpa pembayaran apa pun, untuk menebus dirinya sendiri. Sakthi mencoba mengamankan tiket masuk untuk Mathi tetapi tidak berhasil. Dia mengetahui bahwa satu-satunya cara untuk membantu Mathi mendapatkan tempat duduk adalah dengan mendemonstrasikan aplikasi praktis dari mesinnya yang ditolak oleh Sathyamoorthy, guru Mathi yang mengelola sekolah untuk anak-anak yang secara akademis lemah tetapi cerdas. Sakthi mengabaikan peringatannya dan mendemonstrasikan mesin tersebut di pameran pendidikan dengan menempelkannya ke bajaj. Ini menarik perhatian antek Mahadev. Pada gilirannya, dia menjanjikan tempat duduk untuk Mathi dengan beasiswa penuh. Keesokan harinya, autorickshaw tersebut disita oleh polisi dan Mathi ditangkap dengan alasan Pelanggaran paten. Pengadilan memvonisnya bersalah atas dakwaan tersebut. Mathi benar-benar putus asa. Dia mencoba bunuh diri dengan melompat dari kereta yang sedang berjalan.
Sakthi membawanya ke rumah sakit, hanya untuk dokter menunda perawatannya, dan dia akhirnya meninggal karena luka-lukanya. Sakthi dan Ink juga dinyatakan bersalah dan dimasukkan dalam daftar buronan karena membantu Mathi. Sakthi, yang dalam pelarian memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk membalas kematian Mathi dan membuktikan bahwa dia tidak bersalah adalah dengan menghadapi perusahaan penerbit paten. Karena pengalamannya dalam memalsukan sertifikat, dia dengan mudah mengetahui fakta bahwa paten tersebut dipalsukan oleh perusahaan atas perintah Mahadev, tetapi dalam prosesnya diserang ketika dia diselamatkan oleh Sathyamoorthy yang mengenakan topeng. Sathyamoorthy menjelaskan kepadanya bahwa Mahadev adalah seorang ilmuwan genetika korup dan industrialis yang bertujuan menghapus inovasi dalam budaya kerja. Dia juga menaklukkan siswa yang brilian dan membuat mereka melakukan lobotomi, membuat mereka korteks frontal tidak dapat digunakan, oleh karena itu mereduksinya menjadi "boneka" -nya. Dia menggunakan inovasi mereka untuk menjualnya ke perusahaan asing dan mendapatkan keuntungan.
Sathyamoorthy juga menjelaskan masa lalunya; sebagai penganjur inovasi dan pemikiran logis, dia mencoba berbagai cara untuk menanamkan hal yang sama dalam kurikulum sekolah tetapi dihadapkan pada tentangan dan sekolahnya akhirnya diledakkan oleh orang-orang Mahadev, membunuh para siswa yang brilian. Sathyamoorthy selamat dari insiden tersebut, tetapi dipukuli dan dilumpuhkan oleh kroni Mahadev. Setelah itu, Sathyamoorthy diam-diam mengasuh anak-anak yang masih hidup jauh dari Mahadev di pinggiran kota. Sakthi, setelah mendengar cerita Sathyamoorthy, memutuskan untuk melawan sistem bersamanya dan anak-anaknya, mengenakan jubah "Topeng". Menggunakan gadget yang dikembangkan oleh anak-anak dan pelatihan Sathyamoorthy, Sakthi melawan kaki tangan Mahadev dan akhirnya mengetahui kebenarannya.
Sakthi juga memberi tahu orang tua untuk memeriksa jurnal anak-anak mereka untuk mengetahui minat dan keinginan mereka dan mendorong hal yang sama. Ayah Sakthi, yang kebetulan mendengar siaran tersebut, menemukan jurnal Sakthi dan menyadari kesalahannya dalam memperlakukan Sakthi dengan buruk. Di pertarungan terakhir, rencana Mahadev digagalkan, dan Sakthi membunuhnya dengan menyuntikkan Patogen. Enam bulan kemudian saat masih dalam daftar buronan, Sakthi menjalankan sekolah bersama Meera di pinggiran kota. Seorang polisi mendekatinya dan membawanya dengan jipnya berkeliling kota, di mana Sakthi menemukan perkembangan besar di kota karena inovasi Mathi dan siswa brilian lainnya. Petugas membuang dokumen yang berkaitan dengan tuduhan Sakthi karena dia telah membuka matanya tentang mimpi anaknya dan meminta Sakthi untuk melanjutkan jubah Topeng. Ya terungkap juga bahwa Sathyamoorthy masih hidup dan membantu Sakthi dalam misinya.
***
Ya Budi selesai membaca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya di depan rumah Budi dengan baik. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Hidup ini masih pilihan manusia, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya hidup ini pilihan manusia. Sebaik-baiknya suatu pilihan itu, ya berjalan di jalan baik untuk kebaikan bersama," kata Eko.
"Jalan baik itu, ya memang harus di pilih dengan baik dari pada jalan buruk yang merugikan orang lain," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Andai-andai saja?" kata Budi.
"Ada apa dengan kata andai-andai itu?" kata Eko.
"Maksud ku itu. Ya andai-andai hidup di negara India. Karena sinetron dan filmnya terus di tayangkan di Tv dengan baik. Seni musik, ya lagunya dinyanyikan dengan baik sama artis, ya tarian dan juga di pakaian," kata Budi.
"Seni dan budaya, ya ciri khas dari negara India, ya di tonton dengan baik di Tv. Ya cuma khayalan saja sih. Tidak ada masalah andai-andai di negara India. Paling ceritanya sama aja tentang kehidupan tentang kita, ya kan Budi?" kata Eko.
"Memang sih ceritanya seperti cerita kehidupan kita seperti biasa saja, ya pendidikan sebatas lulusan SMA dan juga kerja jadi buruh di perusahaan," kata Budi.
"Kisah cinta sama aja kan Budi ceritanya?" kata Eko.
"Kisah cinta sama aja. Aku dengan Tasya. Eko dengan Purnama. Mungkin di buat beda, ya agama yang di yakini saja. Gimana Eko kalau agama yang di yakini di negara India, ya berdasarkan pilihan manusia, ya dasarnya orang tua, ya ajaran agama Hindu?" kata Budi.
"Ya tidak ada masalah sih ajaran yang di pilih, ya ajaran agama Hindu, ya hidup di negara India. Kalau berdasarkan ajaran agama Hindu di Indonesia, ya sejarah perkembangan ajaran agamanya pun jelas dengan baik di tulis di buku sejarah," kata Eko.
"Kehidupan asli kan kita agama Islam. Hidup di Indonesia, ya di perintahkan sama pemimpin negeri ini dengan tujuan rukun antar agama, ya Toleransi," kata Budi.
"Hidup di Indonesia. Urusan beragam agama. Toleransi," kata Eko.
"Untuk lebih beda lagi. Nama kita di ganti dengan nama yang sering di pakai orang-orang India. Gimana Eko?" kata Budi.
"Ya tidak masalah nama kita di ganti dengan nama-nama yang sering di pakai orang-orang India. Sekedar cerita saja, ya bentuk khayalan. Andai-andai. Padahal, ya nama kita sudah cukup lah," kata Eko.
"Memang sih. Nama kita sudah cukup," kata Budi.
"Intrik cerita Budi?" kata Eko
"Kalau intri cerita sih. Sebaiknya urusan antara kaya dan miskin, ya seperti cerita di sinetron atau film gitu. Urusan cinta, ya paling perselingkuhan saja, ya gimana Eko?" kata Budi.
"Kaya dan miskin. Urusan cinta. Perselingkuhan. Ya tidak masalah sih. Di pihak cowok apa cewek, ya Budi?" kata Eko.
"Di pihak cowok saja dari pada di pihak cewek. Ya karena kan cowok, ya kepingin istri dua jika mampu," kata Budi.
"Dari pihak cowok toh. Urusan cintanya tentang perselingkuhan. Paling ceritanya seperti ini. Aku menjalin hubungan kisah cinta dengan Purnama tapi ternyata aku menjalin hubungan dengan temannya Purnama dengan diam-diam, ya cewek itu bernama Rara. Hubungan ku dengan Rara, ya ketahuan Purnama. Ya karena Purnama sakit di khianatin aku, ya tidak setia, ya aku main perselingkuhan dengan Rara, ya jadi Purnama putus hubungan dengan aku. Aku ingin memperjuangkan cinta aku dengan Purnama, ya agar tidak putus. Karena ada Rara, ya aku beneran putus dengan Purnama karena kesalahan aku gitu. Aku tetap menjalin hubungan kisah cinta yang baik dengan Rara," kata Eko.
"Ya kalau aku sih. Ceritanya tidak jauh beda dengan cerita Eko. Aku menjalin hubungan kisah cinta dengan Tasya dan juga diam-diam dengan teman Tasya, ya nama cewek itu adalah Nia. Hubungan aku dengan Nia, ya ketahuan Tasya gitu. Ya Tasya pun berkata "Pilih aku apa Nia?". Ya tujuan Tasya berkata itu, ya untuk menyelesaikan masalah gitu. Aku pun berpikir dengan baik. Ya memang aku yang salah berselingkuh dengan Nia. Aku memang cinta banget sama Tasya dan hubungan aku dengan Nia, ya cuma pelarian saja dari kebiasaan cowok yang ingin mendua gitu. Jadi aku putuskan pilih Tasya dan putus hubungan dengan Nia. Aku meminta maaf sama Tasya. Akhirnya di maafkan dengan baik, ya aku dan Tasya menjalankan hubungan kisah cinta berjalan dengan baiklah," kata Budi.
"Kisah cinta yang kita ceritakan, ya urusannya masih urusan pacaran. Kalau urusannya sudah menikah, ya konfliknya lebih menarik banget, ya kaya sinetron atau film," kata Eko.
"Aku setuju dengan omongan Eko!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sudah ngobrol andai-andai. Main catur saja!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur.
"Hidup ini tetap antara tidak menjalankan dan pasti, ya dalam urusan menjalankan ajaran agama yang di yakini, ya kan Eko?" kata Budi.
"Realita kehidupan ini. Urusan ajaran agama yang di yakini, ya antara tidak menjalankan dan pasti, ya menjalankan ajaran agama," kata Eko.
"Pura-pura menjalankan urusan agama, ya ada. Hidup ini," kata Budi.
"Memang urusan pura-pura, ya ada. Hidup ini," kata Eko.
Keduanya main catur dengan baik gitu.