Budi duduk dengan santai depan rumahnya, ya tepatnya di bilang terasa depan rumah gitu.
"Ya baca cerpen ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik. Di pilih-pilih dengan baik, ya cerpen yang mau di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Gerda masih memiliki mimpi yang belum selesai untuk menemukan orang tuanya yang pernah diambil dari mereka oleh Angin Utara dan akhirnya menyatukan kembali keluarga. Bajak laut Alfida yang tak kenal lelah, Orm troll yang menggelikan, dan rekannya yang berbulu, musang Luta akan membantunya mencapai mimpi itu. Kai dan Gerda adalah pahlawan nasional dan secara teratur menceritakan kisah bagaimana mereka mengalahkan Ratu Salju. Kai dan Gerda lelah berkeliaran dan pergi mengunjungi Orm. Bersama Alfida mereka melakukan perjalanan ke negeri para troll. Orm memperkenalkan mereka kepada seorang pria ceria bernama Rollan. Dia adalah orang Spanyol, yang merupakan peneliti legenda urban.
Para perompak, yang dikomandoi oleh Boss Lady Bajak Laut, telah merampok bank sebuah kota kecil di tepi pantai. Hanya satu orang yang menolak mereka yang dijuluki Rollan the Legend. Melucuti senjatanya, Lady Bos Bajak Laut memberinya buku "Legends of Trolls." Rollan memutar kisah keagungan dan Gerda menarik bersama dengan versinya sendiri. Gerda menyatakan bagaimana dia mengalahkan Ratu Salju secara tidak sengaja. Hal ini membuat Kai merasa tertekan karena mereka sudah membuat perjanjian, bahwa mereka tidak akan pernah lagi mengungkapkan cerita itu dan membual tentang masa lalu mereka. Rollan ternganga dengan keheranan pada kebenaran sementara Kai bertengkar dan berlayar pergi dengan Alfida. Rollan kembali ke akalnya saat dia menceritakan legenda nyata. Rollan menceritakan Gerda kisah Batu Harapan - sebuah artefak yang, menurut legenda, dapat memenuhi keinginan apa pun, dan terletak di gua terlarang di bawah Danau Gao.
Setelah itu mereka mencari artefak. Mereka pergi ke gua troll terlarang. Pasangan itu jatuh ke ruang bawah tanah yang dilindungi oleh robot. Mereka lolos dari serangan dan menemukan jalan mereka ke tempat peristirahatan Batu Harapan. Hanya setelah mencapai tujuan mereka, mereka mengetahui bahwa batu itu terdiri dari dua bagian ajaib: Batu Api dan Es. Setelah menyentuhnya, Gerda dan Rollan dirasuki oleh roh Ratu Salju dan Raja Api, masing-masing mendapatkan kekuatan es dan api. Dikejar oleh tentara raja troll Arrog, keduanya melarikan diri dari desa sementara kekuatan baru mereka mulai mendatangkan malapetaka di lingkungan sekitarnya. Dari kejauhan, Kai dan Alfida melihat kekacauan dan kembali untuk memastikan Gerda aman.
Gerda dan Rollan bertemu dengan Orm, yang memberi tahu mereka tentang perpustakaan dengan pengetahuan tentang legenda troll. Gerda menciptakan kereta es dan mereka kembali ke desa troll dan memasuki perpustakaan, di mana mereka mengetahui bahwa mereka telah menderita kutukan dimana mereka akan menerima kekuatan Ratu Salju dan Raja Api; namun, saat matahari terbenam, mereka akan ditelan oleh roh mereka sepenuhnya. Untuk mencabut kutukan, mereka harus kembali ke Batu Harapan dan membebaskan diri dari roh. Keduanya ditangkap oleh dukun troll, yang mencoba membunuh mereka, tetapi dia dihentikan oleh Arrog, yang mempercayai Gerda dan mengizinkannya dan Rollan masuk ke kamar Batu Harapan. Keduanya berhasil mencapai Batu Harapan dan Gerda melepaskan dirinya dari roh Ratu Salju, tetapi Rollan mengkhianatinya, mengungkapkan dia sengaja membawa kutukan untuk memiliki kekuatan Raja Api untuk dirinya sendiri. Dia meninggalkan Gerda untuk mati dan kembali ke desa troll, di mana dia sepenuhnya dikonsumsi oleh Raja Api, yang mengamuk.
Kai dan Alfida tiba di desa selama kekacauan. Kai membebaskan Gerda, dan keduanya berdamai. Gerda merumuskan rencana untuk mendorong Raja Api ke danau dengan membombardirnya dengan tong es, tetapi mereka kehabisan amunisi karena berada di tepi. Saat Raja Api mencoba membunuh Kai, Gerda menjalankan kereta es dan menabrak Raja Api, mengirim mereka berdua terjun ke danau. Semua orang berduka atas kematian Gerda yang seharusnya, tetapi dia muncul tanpa cedera. Troll merayakan, dan Gerda dan Kai diberikan setumpuk emas dari Arrog. Saat berlayar bersama Alfida, Gerda dan Kai dibawa ke gunung beku oleh peri salju mini yang diciptakan oleh sihir Ratu Salju, di mana tubuh beku orang tua Gerda dan Kai diam-diam terbungkus. Peri salju mencairkan mereka, dan Gerda dan Kai dengan senang hati bersatu kembali dengan orang tua mereka.
***
Budi selesai baca bukunya, ya buku di taruh di bawah meja. Budi menikmati minum kopi, ya makan gorengan. Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik, ya motornya di depan rumah Budi. Ya Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Aku membaca berita di koran tentang demokrasi itu...mahal," kata Budi.
"Demokrasi...mahal. Pasti urusannya dengan biaya ikut Pemilu. Ya seperti omongan orang, ya berdasarkan kemungkinan ikut dalam Pemilu, ya berkata seperti ini "Sudah uang di keluarkan banyak untuk membuat program kerja untuk mengerahkan masa dengan tujuan menang, ya ternyata tidak menang karena suara ku sedikit. Simpati rakyat pada ku, ya sedikit. Demokrasi....mahal"...," kata Eko.
"Ya memang urusan biaya ikut Pemilu," kata Budi.
"Kalau tahu mahal. Kenapa ikutan?" kata Eko.
"Ya bisa di bilang ambisi jadi pejabat pemerintahan, ya jadi ikutan dalam Pemilu," kata Budi.
"Ambisi jadi pejabat pemerintahan. Spekulasi," kata Eko.
"Nama juga usaha. Berhasil atau tidak. Spekulasi," kata Budi.
"Apa lebih baik demokrasi dibubarkan saja, ya karena mahal?" kata Eko.
"Demokrasi di bubarkan. Pendapat itu...oke juga," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Demokrasi di bubarkan di ganti apa Eko?" kata Budi.
"Komunis saja!" kata Eko.
"Komunis. Pro dan kontra yang luar biasa," kata Budi.
"Pihak kepentingan terjadi," kata Eko.
"Memang terjadi sih. Pihak kepentingan. Pro, ya dukungan komunis. Kontra, ya tidak mendukung komunis dan ingin demokrasi seperti biasanya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Tapi Eko. Kalau itu di demokrasi dibubarkan. Banyak orang-orang yang ngagur, ya kan Eko?" kata Budi.
"Orang-orang yang ngagur. Berarti urusan demokrasi masih berkaitan dengan urusan ekonomi ini dan itu," kata Eko.
"Ekonomi berkaitan banget urusan demokrasi," kata Budi.
"Jadi di biarkan saja urusan berita tentang demokrasi itu....mahal," kata Eko.
"Memang berita itu, ya di biarkan saja. Nama juga berita. Kan berita masih urusan dengan ekonomi ini dan itu," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Apakah?" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Orang-orang kerja di swasta jika ketahuan bikin ulah, ya di pecat. Apakah dengan orang-orang yang kerjaan di pemerintahan di pecat atau tidak?" kata Budi.
"Biasa obrolan masyarakat umum. Gimana Budi?" kata Eko.
"Obrolan masyarakat umum. Ngongkrong sana sini. Pro dan kontra," kata Budi.
"Pro dan kontra," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Pro....berarti berkaitan orang-orang pemerintahan. Jika kontra tidak ada kaitan dengan orang-orang pemerintahan," kata Eko.
"Menutupi hal buruk, ya tidak baik. Maka sistem kerja, ya maka akan jadi buruk," kata Budi.
"Berarti...pecat saja orang-orang pemerintahan yang buat masalah!" kata Eko.
"Pecat itu. Lebih baik!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga.