CAMPUR ADUK

Saturday, July 3, 2021

SI BODOH ONDAL

Jojo keluar dari kamarnya membawa tas sekolahnya. Jojo pun duduk di ruang tengah dengan baik. Jojo mengeluarkan buku dari dalam tasnya. Buku yang mau di baca adalah buku yang di pinjam di perpustakaan sekolah. Jojo segera membaca buku tersebut dengan baik.

Isi buku yang di baca Jojo :

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan yang bernama Kaguryeo, hiduplah seorang pemuda bernama Ondal. Si Ondal adalah pemuda yang sangat bodoh. Karena kebodohannya, dia menjadi bahan tertawaan oleh orang-orang di sekitarnya. Si Ondal hidup miskin dan tinggal bersama ibunya. Ibunya adalah seorang janda yang serba kekurangan. Akan tetapi, Si Ondal sangat menyayangi ibunya. Dia akan mengerjakan apa saja untuk membantu ibunya. Dengan tidak segan, Si Ondal melakukan hal bodoh seperti meniru gaya binatang untuk menghibur tetangganya. Para tetangganya akan tertawa terpingkal-pingkal melihat kelucuan Si Ondal. Mereka akan memberi Si Ondal makan apabila Si Ondal dapat menghibur mereka. Kebodohan dan keluncuan Si Ondal pun akhirnya terkenal sampai ke penjuru negeri.

“Hei Ondal ! Coba kau tiru bagaimana monyet berjalan,” seru salah seorang tetangganya.

“Baiklah...,” dengan senang hati, Si Ondal meniru bagaiamana monyet berjalan.

“Ondal, coba kau tiru suara harimau,” kata salah seorang dari mereka.

Si Ondal pun akhirnya mengaum seperti harimau. Semua tertawa terpingkal-pingkal. Mereka akan memberi upah kepada Si Ondal. Si Ondal dapat membeli makanan untuk dirinya sendiri dan ibunya dari upah para tetangganya. Dia tidak peduli dengan ejekan orang lain. Bagi Si Ondal, yang terpenting adalah dapat membantu orang tuanya. Kebahagiaan ibunya adalah kebahagiaan bagi Si Ondal juga.

Di istana, raja sedang pusing menghadapi putrinya yang sering menangis. Putri tersebut bernama Pyeongkang. Sang putri dikenal sangat cengeng namun berhati mulia, cantik, dan juga cerdas. Namun, jika sang putri mengalami kekesalan, dia tidak segan-segan menangis sejadi-jadinya di hadapan khalayak umum. Jika sang putri telah berbuat demikian, sang raja suka mendiamkan putrinya dengan peringatan akan menikahkannya dengan Si Ondal. 

 “Sudahlah putriku, jangan menangis lagi. Jika kamu terus-terusan menangis, kau akan aku nikahkan dengan Si Bodoh Ondal,” kata sang raja untuk menenangkan putrinya tersebut.

Raja tentu saja tidak berniat menikahkan putrinya dengan Si Bodoh Ondal. Hal tersebut dilakukan raja untuk menenangkan putrinya. Ketika sang putri beranjak dewasa, sang raja berniat menikahkan sang putri dengan pangeran dari negeri seberang.

“Anakku, kau telah dewasa. Sudah saatnya dirimu dinikahkan dengan seseorang yang pantas dan terhormat. Ayahmu telah merencanakan akan menikahkan dirimu dengan pangeran dari negeri seberang,” kata sang raja.

“Mohon maaf ayah, saya tidak mau dinikahkan dengan siapapun,” jawab sang Putri Pyeongkang.

“Kenapa kamu tidak mau menikah dengan siapapun?” tanya sang raja keheranan kepada putrinya.

Sang raja akhirnya mendapatkan jawaban yang tidak terduga dari putrinya.

“Ayah pernah berkata bahwa aku akan dinikahkan dengan Si Ondal. Maka, aku tidak ingin menikah dengan siapapun, kecuali dengan Si Ondal,” jawab sang anak.

Seketika sang raja sangat marah mendengarkan penjelasan dari putrinya sendiri. Dia tidak bisa membayangkan apabila putri kesayangannya menikah dengan Si Bodoh Ondal. Dia tidak dapat menerima Si Ondal sebagai menantunya. Sebab, Si Ondal telah dikenal sebagai seorang pemuda bodoh yang mau melakukan apa saja, termasuk meniru gaya hewan demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan ibunya. Sang raja tetap membujuk putrinya agar menikah dengan seorang pangeran dari negeri tetangga, yang dia harapkan menjadi seorang pasangan yang pantas bagi anaknya. Namun, Putri Pyeongkang terus menolak. Sang raja naik pitam dan mengusir sang putri dari istana.

Akhirnya sang Putri Pyeongkang pergi dari istana. Dia membawa sedikit perhiasan pribadinya dan beberapa kain sutra. Putri Pyeongkang yang cantik dan cerdas tersebut pergi keluar dari istana. Dia berniat untuk pergi ke desa tempat tinggal Si Ondal.

Putri Pyeongkang akhirnya menemukan rumah Si Ondal. Si Ondal dan sang ibu tidak percaya akan kedatangan Putri Pyeongkang. Namun, akhirnya mereka menerima kedatangan sang putri untuk menetap di rumahnya. Suatu kehormatan bagi mereka untuk menerima sang putri. Sang putri akhirnya menjual perhiasan dan kain sutranya, lalu mengajarkan Si Ondal tentang ilmu pengetahuan, bahasa, berhitung, dan keahlian lainnya agar Si Ondal tidak bodoh.

Sang putri dengan sabar mengajarkan Si Ondal untuk menjadi pemuda yang cerdas. Akhirnya sang Putri dan Si Ondal menjadi sahabat yang baik. Pada suatu ketika, Kerajaan Kaguryeo mendapatkan serangan dari kerajaan lain. Sang raja menjadi sangat cemas akibat serangan yang membabi buta dari kerajaan lawan. Sebab, rakyatnya pasti akan sengsara akibat peperangan. Ditambah lagi kesedihannya karena mengusir anaknya sendiri, Putri Pyeongkang.

Namun, akhirnya Kerajaan Kaguryeo mendapatkan kemenangan yang tidak diduga-duga. Kemenangan tersebut ternyata berasal dari seorang pemuda yang tidak dikenal yang ikut dalam pertempuran melawan pasukan musuh. Seorang pemuda yang tidak dikenal tersebut dapat memimpin perang dengan baik.

Sang raja penasaran dengan keberadaan pemuda hebat itu. Raja ingin berkenalan dengan sang pemuda yang telah menjadi pahlawan dalam menyelamatkan kerajaannya. Raja ingin mengucapkan terimakasih sekaligus memberikan penghargaan kepada sang pahlawan itu. Namun raja menjadi kaget, karena sang pemuda tersebut adalah Si Ondal. Pemuda yang dikenal miskin dan bodoh serta menjadi bahan olok-olokannya kepada Putri Pyeongkang.

Raja menjadi malu kepada dirinya sendiri. Seorang pemuda yang dianggap bodoh ternyata telah menyelamatkan kerajaanya. Sang raja kemudian mengangkat Si Ondal menjadi panglima tertinggi. Putrinya, Pyeongkang, akhirnya dinikahkan dengan Si Ondal. Mereka akhirnya hidup bahagia.

***

Jojo menghentikan baca bukunya.

"Cerita yang bagus, ya asal dari Korea di tulis di buku sih," kata Jojo.

Jojo membaca hikmah yang di ambil dari cerita yang di tulis di buku dengan baik "Tidak ada orang yang bodoh, orang menjadi pandai dan pintar karena dia mau belajar. Selain itu, jangan remehkan orang lain, karena setiap manusia memiliki kepandaian yang belum tentu kita miliki."

Jojo memahami hikmah dari cerita yang ia baca dengan baik banget. Jojo segera mengambil buku pelajaran di dalam tasnya. Jojo belajar dengan baik, ya mengulang pelajaran yang di ajarkan guru dengan tujuan Jojo menjadi anak yang pintar yang di banggakan orang tua.

TIGA BENDA WARISAN

 
Ari membaca bukunya.

Isi buku yang di baca Ari :

Pada zaman dahulu, di sebuah desa, tinggalah seorang ibu bersama anak laki-lakinya. Anak laki-lakinya berjumlah 3 orang. Sang ibu yang telah tua renta memiliki firasat bahwa umurnya sudah tidak lama lagi. Sang ibu akhirnya meminta semua anaknya untuk berkumpul dan memberikan penjelasan kepada anak-anaknya.
 
“Anak-anakku, umurku sudah tua, mungkin aku pun tidak lama lagi akan meninggalkan dunia ini. Aku akan memberikan 3 benda wasiat kepada kalian,” kata sang ibu panjang lebar.
 
Sang ibu akhirnya memberikan batu berbentuk bening kepada anak pertama. Anak kedua mendapatkan seruling bambu dari sang ibu. Sedangkan anak ketiga mendapatkan pakaian lusuh dari sang ibu. 

Anak pertama dan kedua tampak keheranan dan protes. Mereka menganggap benda tersebut tidak ada harganya sama sekali. Si bungsu hanya terdiam, dia hanya menerima dengan senang hati atas pemerian ibunya. Apa pun pemberian ibunya, selalu di terima dengan baik oleh anak bungsu tersebut. Sang ibu akhirnya menjelaskan kepada mereka bahwa benda tersebut memiliki kekuatan dan keajaiban untuk membantu mereka.

“Anak pertamaku, cobalah kau lihat ini,” kata sang ibu.

Sang ibu menggelindingkan batu bening tersebut sehingga tampaklah koin emas yang bermunculan dari belakang batu itu. Anak pertama menerima batu tersebut dengan mata berbinar. Dia tidak percaya sekaligus bahagia menerima batu berharga yang diberikan ibunya.

“Anak keduaku, lihatlah ini,” jelas sang ibu sambil membunyikan seruling bambu.

Tidak lama kemudian, sekumpulan prajurit dalam jumlah yang banyak bermunculan di hadapan mereka. Anak kedua akhirnya dengan senang hati menerima pemerian ibunya berupa seruling bambu tersebut.
 
Sang ibu akhirnya menjelaskan kepada anak bungsunya bahwa jika dia mengenakan pakaian lusuh itu, sang anak tidak akan terlihat oleh orang lain.

Mereka akhirnya masing-masing memiliki benda ajaib warisan ibunya.

Sang sulung yang berwatak sombong tersebut selalu memamerkan benda ajaibnya di hadapan orang banyak. Berita tersebut akhirnya sampai kepada seorang putri raja yang tamak. Sang putri akhirnya memerintahkan pengawalnya untuk mencari dimana orang yang memiliki benda tersebut.

“Coba kau tunjukkan, apa kehebatan batu ajaibmu !” pinta sang putri.

Anak sulung lalu dengan bangganya menggelindingkan batu ajaib miliknya. Batu ajaib itu menggelinding sambil mengeluarkan koin-koin emas. Beberapa kali batu ajaib itu digelindingkan, sehingga koin-koin emas pun bertaburan di halaman istana. Sang putri yang tamak akhirnya menangkap batu ajaib itu dan memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap anak sulung. Sang anak sulung akhirnya dipenjarakan dan tidak dapat berbuat apa-apa.

Anak kedua yang memiliki sifat sombong juga sering memainkan seruling bambunya. Dengan memainkan seruling bambu, maka bermunculan lah sekelompok prajurit. Semua orang terkejut sekaligus kaget dengan keadaan demikian. Berita tersebut akhirnya sampai kepada putri yang tamak. Sang putri akhirnya memerintahkan agar anak kedua tersebut diundang ke istana.

“Apa keistimewaan seruling ajaibmu, hai anak muda !” tanya sang putri.

“Baiklah tuan putri, apabila seruling ini dimainkan, maka munculah sekumpulan prajurit yang akan melindungi dan mematuhi perintah kita,” jelas anak kedua dengan bangganya.

Sang putri yang tamak akhirnya tersenyum licik dan berkata “Wah hebat sekali, bolehkah aku mencobanya ?”

“Tentu saja,” jawab anak kedua.

Sang putri memainkan seruling bambu itu. Tidak lama kemudian, sekumpulan prajurit bermunculan. Dengan penuh kelicikan, sang putri tamak memerintahkan kepada parajurit tersebut untuk menangkap anak tengah.

“Tangkap orang itu !” perintah sang putri sambil menunjuk anak kedua.

Si anak kedua akhirnya juga dijebloskan ke dalam penjara. Dia sadar bahwasanya dia dijebak, namun dia tidak dapat berbuat apa-apa. Serulingnya telah dirampas oleh sang putri yang tamak.

Di rumah, si anak bungsu gelisah menunggu kedatangan kakak-kakaknya. Namun, menurut beberapa orang di desanya, kakak si bungsu dibawa ke istana. Sang anak bungsu merasakan firasat buruk terhadap kakak-kakaknya. Dia lalu memakai baju lusuhnya dan pergi ke istana.

Setelah sampai di istana, sang anak bungsu berhasil menyelinap masuk. Ketika sampai di lorong istana, dia mendengar suara batu yang digelindingkan di salah satu ruangan. Ternyata ruangan tersebut adalah kamar sang putri yang tamak. Sang putri tengah asik memainkan batu ajaib yang mengeluarkan koin-koin emas itu. Di sebelahnya terdapat seruling bambu milik kakak keduanya. Akhirnya si bungsu mengetahui bahwa kedua kakaknya pasti dalam keadaan bahaya.

Si bungsu akhirnya memikirkan bagaimana caranya agar membebaskan kedua kakaknya. Dia akhirnya pergi ke belakang istana untuk memikirkan jalan keluar. Belakang istana adalah sebuah hutan yang banyak sekali ditumbuhi pohon apel. Apel tersebut ada yang berwarna merah dan ada yang berwarna kuning. Karena kehausan, si bungsu akhirnya memakan apel merah yang berada di dekatnya. Namun, alangkah kagetnya sang bungsu, karena hidungnya bertambah panjang. Akhirnya si bungsu memakan apel kuning yang pohonnya berada di sebelah pohon apel merah. Hidung si bungsu pun akhirnya kembali ke bentuk semula.

Akhirnya si bungsu menemukan cara untuk menjebak si putri yang tamak. Dia lalu memetik apel sebanyak-banyaknya lalu menyamar menjadi penjual apel.

“Apel... apel.. apel lezat..,” seru si bungsu.

Sang putri yang tamak mendengarkan teriakan penjual apel yang merupakan anak bungsu tersebut. Dia lalu memerintahkan pengawalnya untuk merampas apel itu. Apel itu tampak ranum, manis dan segar. Sehingga membuat putri yang tamak tersebut tergoda untuk memakannya.

“Pengawal, ambil apel itu. Aku ingin memakannya !” perintah sang putri.

Sang putri akhirnya memakan apel itu dengan rakus. Lama-kelamaan, hidung sang putri akhirnya menjadi bertambah panjang. Dia akhirnya terkejut dengan keadaan tersebut. Sang putri berteriak meminta tolong untuk mengembalikan hidungnya ke bentuk semula.

“Tolong, tolong aku...,” kata sang putri tamak dengan kebingungan.

Situasi menjadi kacau, para pengawal berusaha mencarikan tabib agar bisa menyembuhkan hidung sang putri. Dalam situasi tersebut, si anak bungsu menggunakan baju ajaibnya dan langsung menyelinap untuk mengambil batu ajaib dan seruling bambu milik kakaknya.

Keberuntungan menimpa si anak bungsu, penjaga penjara kebetulan sedang tertidur pulas. Si anak bungsu berhasil membebaskan kedua kakaknya dari penjara. Mereka akhirnya bisa membebaskan diri, meskipun sempat dikejar oleh pengawal istana. Dengan sigap, anak kedua memainkan seruling bambunya untuk menghadapi pengawal istana. Semua itu akibat pertolongan anak bungsu yang baik hati serta tidak sombong. Mereka akhirnya selamat dan dapat berkumpul bersama di rumah.

***
Ari menghentikan baca buku.

"Cerita yang bagus asal cerita katanya dari Korea," kata Ari.

Ari menutup bukunya dan menaruh buku di meja. Ari pun main mobil remot kontrol di halaman depan rumahnya.

ISSUN BOSHI

Doni membaca bukunya dengan baik.

Isi buku yang di baca :

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kuil yang berada di Jepang, sepasang suami istri sedang berdoa untuk meminta seorang anak. Mereka telah lama hidup bersama, namun kebahagiaan mereka terasa kurang lengkap karena tidak dikaruniai seorang anak. Setelah mereka selesai berdoa, mereka pulang ke rumah. Namum, mereka mendengar suara tangisan seorang bayi di balik semak belukar ketika mereka berjalan menuju rumah. Mereka berusaha mencari bayi tersebut, sehingga tampaklah seorang bayi berukuran kerdil yang tergeletak di atas rerumputan.

Dengan sangat hati-hati, sang istri lalu menggendong bayi tersebut. Sang bayi tampak lucu. Mereka sangat menyukai bayi itu. Akhirnya mereka sepakat untuk mengangkat bayi tersebut menjadi anak mereka. Mungkin inilah jawaban dari hasil mereka berdoa di kuil.

Sepasang suami istri tersebut tampak bahagia merawat bayi mungil itu. Namun, sang bayi tidak tumbuh besar dan meninggi. Dia tetap saja memiliki tubuh sesuai dengan ketika dia masih bayi. Anak itu akhirnya diberi nama Issun Boshi. Issun Boshi berarti biksu satu sun, karena tingginya hanya 3 sentimeter. Issun Boshi tumbuh menjadi pemuda remaja yang ceria. Dia memiliki kebaikan hati dan tidak pernah minder dengan tinggi badannya yang mungil.

Ketika beranjak dewasa, Issun Boshi meminta izin kepada ayah dan ibu yang telah membesarkannya untuk pergi mengembara. Kedua orang tuanya keberatan dengan niat Issun Boshi, namun tidak bisa melarang keinginan anak satu-satunya. Dengan berat hati, mereka melepas kepergian anak yang disayanginya untuk pergi mengembara.

Issun Boshi di beri sebuah mangkuk oleh ibunya untuk berlayar, sepasang sumpit untuk mendayung, dan sebuah jarum untuk dijadikan sebuah pedang. Sang ibu berharap agar Issun Boshi dapat menjaga diri ketika sedang mengembara. Issun Boshi menerima pemberian ibunya dengan senang hati.

“Terimakasih ayah dan ibu, semoga aku bisa melalui rangkaian perjalanan kehidupan dengan baik. Terimakasih karena engkau telah merawatku dengan penuh kasih sayang. Aku selalu menyayangi ayah dan ibu,” jelas Issun Boshi sambil terharu.

Issun Boshi tau bahwa dengan usianya yang beranjak dewasa, dia harus belajar hidup mandiri, tanpa tergantung lagi dengan orang tua angkatnya. Untuk itulah Issun Boshi pergi mengembara.

Setelah pergi dengan jarak yang cukup jauh, Issun Boshi berlayar menyusuri sungai, berbekal mangkuk sebagai perahu dan sepasang sumpit yang digunakan sebagai dayung. Nasib malang menghampirinya, dia ditabrak oleh seekor katak yang melompat dari arah berlawanan. Issun Boshi akhirnya masuk ke dalam sungai. Dia berusaha menyelamatkan diri, untungnya Issun Boshi dapat berenang hingga ke tepi sungai.

Setelah sampai di tepi sungai, Issun Boshi beristirahat sejenak. Alangkah terkejutnya Issun Boshi, sebab dia menemukan sebuah rumah yang sangat megah. Ternyata sebuah rumah megah itu adalah istana kerajaan. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Issun Boshi mendatangi rumah tersebut. Dia berharap ada lowongan pekerjaan yang dapat dia lakukan. Di halaman istana, seorang raja tengah berjalan santai. Sang raja mendengar suara anak muda yang tidak tau darimana sumber suara itu berasal.

“Permisi Tuan, apakah aku boleh bekerja di sini ?” tanya sang pemilik suara, Issun Boshi.

Raja masih saja bingung karena tidak menemukan darimana asal sumber suara itu. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan.

“Aku di sini Tuan, di bawah,” jelas Issun Boshi lagi.

Raja lalu melihat ke bawah. Alangkah terkejutnya sang raja, sebab dia menemukan seorang pemuda kerdil yang berdiri gagah dengan jarum sebagai pedangnya.

“Apakah itu adalah suaramu, anak muda ?” tanya sang raja.

“Benar, Tuan,” jawab Issun Boshi dengan tersenyum. “Apakah aku boleh bekerja di sini ?”

Raja mengerinyitkan dahinya dan berpikir sejenak. Dia masih mencari pekerjaan apa yang bisa dilakukan oleh manusia sekerdil Issun Boshi.

“Aku memang memiliki tubuh yang kerdil, Paduka, tapi aku bisa melindungimu karena aku memiliki kemampuan bela diri yang tinggi,” Issun Boshi tidak patah semangat.

“Mungkin kau tidak akan aku jadikan sebagai pengawalku, melainkan pengawal putriku,” kata sang raja sambil tersenyum.

“Terimakasih Paduka yang mulia,” Issun Boshi mengucapkan terimakasih atas kebaikan sang raja.

Akhirnya Issun Boshi diperkenalkan kepada putri raja. Sang putri yang cantik jelita menyambut baik atas kedatangan Issun Boshi sebagai pengawal pribadinya. Sang putri yang baik hati tidak memperdulikan postur tubuh Issun Boshi yang kerdil, mereka justru tampak akrab dan menjadi sahabat yang baik. Pada suatu hari, Issun Boshi mengawal sang putri untuk beribadah di kuil. Tanpa disadari, ada setan hijau yang berusaha menculik sang putri. Setan hijau tersebut menggunakan palu ajaib sebagai senjatanya.

Gerak gerik setan hijau akhirnya disadari Issun Boshi. Melihat gerak-gerik setan hijau, Issun Boshi langsung menyerang untuk melumpuhkan setan hijau. Dia berusaha naik ke tubuh setan hijau hingga sampai di kepalanya. Setelah sampai di kepala setan hijau, Issun Boshi melompat ke dalam mulut setan hijau. Dia lalu merobek mulut setan hijau hingga membuat setan hijau merasa kesakitan. Setan hijau berteriak kesakitan, mulutnya banyak mengeluarkan darah. Dia berhasil kabur dari kuil, namun palu ajaibnya tertinggal.

Sang putri yang melihat kejadian tersebut akhirnya bersyukur telah ditolong oleh Issun Boshi. Dia tidak menduga akan diculik oleh setan hijau yang membawa palu ajaib. Sang putri tau bahwa palu ajaib itu bisa mengabulkan permintaan. Akhirnya sang putri mengambil palu ajaib tersebut sambil membacakan sebuah permintaan “Tuhan, Aku mohon, jadikanlah Issun Boshi seperti manusia biasa.”

Tubuh Issun Boshi akhirnya berubah menjadi postur manusia pada umumnya. Setelah memiliki postur tubuh yang normal, wajah Issun Boshi justru terlihat tampan dan rupawan.

“Terimakasih tuan putri, kau telah memberikan keajaiban kepadaku. Tubuhku menjadi normal seperti manusia pada umumnya,” kata Issun Boshi.

Akhirnya putri raja dan pengawalnya, Issun Boshi, kembali ke istana. Raja tampak keheranan karena anak perempuannya bersama seorang pemuda tampan dan rupawan. Setelah dijelaskan oleh sang putri, ternyata pemuda tersebut adalah Issun Boshi. Raja mengetahui bahwa sang putri dan Issun Boshi telah jatuh cinta. Akhirnya sang raja menikahkan putrinya dengan Issun Boshi. Issun Boshi dan putri raja hidup bahagia.

***

Doni berhenti baca buku.

"Bagus ceritanya asal dari Jepang katanya sih. Pandai yang buat certitanya. Ya hikmah dari cerita yang aku baca ini adalah jangan sampai kekurangan yang kita miliki menjadi penghalang untuk berbuat kebaikan. Selalu berbuat kebaikan dan keberuntungan akan menghampirimu," kata Doni.

Doni menutup buku dan buku di taruh di meja. Doni keluar dari rumahnya, ya ingin main bersama teman-temannya di lapangan.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK