Pada zaman dahulu kala, di sebuah kuil yang berada di Jepang, sepasang suami istri sedang berdoa untuk meminta seorang anak. Mereka telah lama hidup bersama, namun kebahagiaan mereka terasa kurang lengkap karena tidak dikaruniai seorang anak. Setelah mereka selesai berdoa, mereka pulang ke rumah. Namum, mereka mendengar suara tangisan seorang bayi di balik semak belukar ketika mereka berjalan menuju rumah. Mereka berusaha mencari bayi tersebut, sehingga tampaklah seorang bayi berukuran kerdil yang tergeletak di atas rerumputan.
Dengan sangat hati-hati, sang istri lalu menggendong bayi tersebut. Sang bayi tampak lucu. Mereka sangat menyukai bayi itu. Akhirnya mereka sepakat untuk mengangkat bayi tersebut menjadi anak mereka. Mungkin inilah jawaban dari hasil mereka berdoa di kuil.
Sepasang suami istri tersebut tampak bahagia merawat bayi mungil itu. Namun, sang bayi tidak tumbuh besar dan meninggi. Dia tetap saja memiliki tubuh sesuai dengan ketika dia masih bayi. Anak itu akhirnya diberi nama Issun Boshi. Issun Boshi berarti biksu satu sun, karena tingginya hanya 3 sentimeter. Issun Boshi tumbuh menjadi pemuda remaja yang ceria. Dia memiliki kebaikan hati dan tidak pernah minder dengan tinggi badannya yang mungil.
Ketika beranjak dewasa, Issun Boshi meminta izin kepada ayah dan ibu yang telah membesarkannya untuk pergi mengembara. Kedua orang tuanya keberatan dengan niat Issun Boshi, namun tidak bisa melarang keinginan anak satu-satunya. Dengan berat hati, mereka melepas kepergian anak yang disayanginya untuk pergi mengembara.
Issun Boshi di beri sebuah mangkuk oleh ibunya untuk berlayar, sepasang sumpit untuk mendayung, dan sebuah jarum untuk dijadikan sebuah pedang. Sang ibu berharap agar Issun Boshi dapat menjaga diri ketika sedang mengembara. Issun Boshi menerima pemberian ibunya dengan senang hati.
“Terimakasih ayah dan ibu, semoga aku bisa melalui rangkaian perjalanan kehidupan dengan baik. Terimakasih karena engkau telah merawatku dengan penuh kasih sayang. Aku selalu menyayangi ayah dan ibu,” jelas Issun Boshi sambil terharu.
Issun Boshi tau bahwa dengan usianya yang beranjak dewasa, dia harus belajar hidup mandiri, tanpa tergantung lagi dengan orang tua angkatnya. Untuk itulah Issun Boshi pergi mengembara.
Setelah pergi dengan jarak yang cukup jauh, Issun Boshi berlayar menyusuri sungai, berbekal mangkuk sebagai perahu dan sepasang sumpit yang digunakan sebagai dayung. Nasib malang menghampirinya, dia ditabrak oleh seekor katak yang melompat dari arah berlawanan. Issun Boshi akhirnya masuk ke dalam sungai. Dia berusaha menyelamatkan diri, untungnya Issun Boshi dapat berenang hingga ke tepi sungai.
Setelah sampai di tepi sungai, Issun Boshi beristirahat sejenak. Alangkah terkejutnya Issun Boshi, sebab dia menemukan sebuah rumah yang sangat megah. Ternyata sebuah rumah megah itu adalah istana kerajaan. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Issun Boshi mendatangi rumah tersebut. Dia berharap ada lowongan pekerjaan yang dapat dia lakukan. Di halaman istana, seorang raja tengah berjalan santai. Sang raja mendengar suara anak muda yang tidak tau darimana sumber suara itu berasal.
“Permisi Tuan, apakah aku boleh bekerja di sini ?” tanya sang pemilik suara, Issun Boshi.
Raja masih saja bingung karena tidak menemukan darimana asal sumber suara itu. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan.
“Aku di sini Tuan, di bawah,” jelas Issun Boshi lagi.
Raja lalu melihat ke bawah. Alangkah terkejutnya sang raja, sebab dia menemukan seorang pemuda kerdil yang berdiri gagah dengan jarum sebagai pedangnya.
“Apakah itu adalah suaramu, anak muda ?” tanya sang raja.
“Benar, Tuan,” jawab Issun Boshi dengan tersenyum. “Apakah aku boleh bekerja di sini ?”
Raja mengerinyitkan dahinya dan berpikir sejenak. Dia masih mencari pekerjaan apa yang bisa dilakukan oleh manusia sekerdil Issun Boshi.
“Aku memang memiliki tubuh yang kerdil, Paduka, tapi aku bisa melindungimu karena aku memiliki kemampuan bela diri yang tinggi,” Issun Boshi tidak patah semangat.
“Mungkin kau tidak akan aku jadikan sebagai pengawalku, melainkan pengawal putriku,” kata sang raja sambil tersenyum.
“Terimakasih Paduka yang mulia,” Issun Boshi mengucapkan terimakasih atas kebaikan sang raja.
Akhirnya Issun Boshi diperkenalkan kepada putri raja. Sang putri yang cantik jelita menyambut baik atas kedatangan Issun Boshi sebagai pengawal pribadinya. Sang putri yang baik hati tidak memperdulikan postur tubuh Issun Boshi yang kerdil, mereka justru tampak akrab dan menjadi sahabat yang baik. Pada suatu hari, Issun Boshi mengawal sang putri untuk beribadah di kuil. Tanpa disadari, ada setan hijau yang berusaha menculik sang putri. Setan hijau tersebut menggunakan palu ajaib sebagai senjatanya.
Gerak gerik setan hijau akhirnya disadari Issun Boshi. Melihat gerak-gerik setan hijau, Issun Boshi langsung menyerang untuk melumpuhkan setan hijau. Dia berusaha naik ke tubuh setan hijau hingga sampai di kepalanya. Setelah sampai di kepala setan hijau, Issun Boshi melompat ke dalam mulut setan hijau. Dia lalu merobek mulut setan hijau hingga membuat setan hijau merasa kesakitan. Setan hijau berteriak kesakitan, mulutnya banyak mengeluarkan darah. Dia berhasil kabur dari kuil, namun palu ajaibnya tertinggal.
Sang putri yang melihat kejadian tersebut akhirnya bersyukur telah ditolong oleh Issun Boshi. Dia tidak menduga akan diculik oleh setan hijau yang membawa palu ajaib. Sang putri tau bahwa palu ajaib itu bisa mengabulkan permintaan. Akhirnya sang putri mengambil palu ajaib tersebut sambil membacakan sebuah permintaan “Tuhan, Aku mohon, jadikanlah Issun Boshi seperti manusia biasa.”
Tubuh Issun Boshi akhirnya berubah menjadi postur manusia pada umumnya. Setelah memiliki postur tubuh yang normal, wajah Issun Boshi justru terlihat tampan dan rupawan.
“Terimakasih tuan putri, kau telah memberikan keajaiban kepadaku. Tubuhku menjadi normal seperti manusia pada umumnya,” kata Issun Boshi.
Akhirnya putri raja dan pengawalnya, Issun Boshi, kembali ke istana. Raja tampak keheranan karena anak perempuannya bersama seorang pemuda tampan dan rupawan. Setelah dijelaskan oleh sang putri, ternyata pemuda tersebut adalah Issun Boshi. Raja mengetahui bahwa sang putri dan Issun Boshi telah jatuh cinta. Akhirnya sang raja menikahkan putrinya dengan Issun Boshi. Issun Boshi dan putri raja hidup bahagia.
***
Doni berhenti baca buku.
"Bagus ceritanya asal dari Jepang katanya sih. Pandai yang buat certitanya. Ya hikmah dari cerita yang aku baca ini adalah jangan sampai kekurangan yang kita miliki menjadi penghalang untuk berbuat kebaikan. Selalu berbuat kebaikan dan keberuntungan akan menghampirimu," kata Doni.
Doni menutup buku dan buku di taruh di meja. Doni keluar dari rumahnya, ya ingin main bersama teman-temannya di lapangan.
No comments:
Post a Comment