"Malam hari," kata Budi.
Memang seperti biasanya Budi duduk santai di depan rumah sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada tanggal 29 Oktober 2018, pembunuh berantai terkenal Michael Myers, yang telah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Smith's Grove selama 40 tahun setelah pembunuhan berantainya di Haddonfield, sedang dipersiapkan untuk dipindahkan ke penjara dengan keamanan maksimum. Podcaster kejahatan nyata Aaron Korey dan Dana Haines mengunjungi rumah sakit tersebut, di mana Aaron memperlihatkan topeng Michael kepadanya, tetapi tidak ada hasilnya.
Di Haddonfield, Laurie Strode masih hidup dalam ketakutan terhadapnya, minum banyak alkohol dan jarang meninggalkan rumahnya yang dijaga ketat. Ia memiliki hubungan yang tegang dengan putrinya, Karen, yang diambil negara darinya saat Karen berusia 12 tahun. Allyson, cucu perempuan Laurie, mencoba mempertahankan hubungan dengan neneknya. Pada malam tanggal 30 Oktober, saat Michael dipindahkan, bus mengalami kecelakaan dan Michael melarikan diri setelah membunuh dua orang dan mencuri truk mereka.
Pada pagi hari tanggal 31 Oktober, Michael melihat Aaron dan Dana mengunjungi makam saudara perempuannya, Judith. Ia membunuh mereka berdua, serta seorang mekanik untuk baju kerjanya, sebelum mengambil topengnya dari mobil Aaron. Laurie mengetahui pelarian Michael dan mencoba memperingatkan Karen, tetapi Karen mengabaikan kekhawatirannya, mendesak Laurie untuk melupakannya.
Malam itu, Allyson mendapati pacarnya, Cameron, berselingkuh di sebuah pesta dan pergi bersama temannya, Oscar. Sahabat Allyson, Vicky, dan pacarnya, Dave, keduanya dibunuh oleh Michael. Deputi Frank Hawkins, yang menangkap Michael pada tahun 1978, dan Laurie mendengar kejadian itu di radio dan pergi ke rumah itu. Laurie melihat Michael untuk pertama kalinya dalam 40 tahun dan menembaknya sebelum dia melarikan diri. Polisi membawa Laurie, Karen, dan suaminya, Ray, ke rumah Laurie untuk perlindungan.
Dr. Ranbir Sartain, psikiater Michael dan mantan murid Dr. Samuel Loomis, membujuk Sheriff Barker untuk membantu memburu Michael. Michael membunuh Oscar, tetapi Hawkins dan Sartain menyelamatkan Allyson. Deputi Hawkins melumpuhkan Michael dan mencoba membunuhnya, tetapi Dr. Sartain—yang terobsesi dengan Michael—menyerang dan meninggalkan Hawkins hingga mati. Terungkap bahwa ia mengatur pelarian Michael untuk mempelajarinya "di alam liar". Dr. Sartain menuju rumah Laurie dengan Michael dan Allyson yang tidak sadarkan diri terkunci di kursi belakang bersama. Michael bangun dan membunuh Sartain sementara Allyson melarikan diri. Michael kemudian membunuh dua petugas polisi yang ditempatkan di luar rumah Laurie dan mencekik Ray hingga mati.
Dalam pertikaian Michael dengan Laurie, dia menusuknya dan mendorongnya ke balkon. Ketika dia pergi untuk memeriksa tubuhnya, dia menemukannya hilang, mengingatkan pada pertemuan pertama mereka beberapa dekade sebelumnya. Karen menembaknya di pipi sebelum Laurie menjebaknya di dalam ruang aman dengan bantuan Karen dan Allyson. Ketiganya membakar rumah itu, dan Laurie mengucapkan selamat tinggal kepada Michael sebelum dia pingsan. Ketika keluarganya membawanya ke rumah sakit, rekaman terakhir dari ruang bawah tanah yang terbakar ditampilkan, dengan Michael tidak terlihat. Napas Michael terdengar, yang menunjukkan bahwa dia selamat.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.
"Eko belum datang juga. Kalau begitu aku baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja gitu, ya koran di baca dengan baik gitu. Di koran memang banyak cerita berita yang bagus-bagus dari berita pemerintahan luar negeri yang begini dan begitu, berita dalam negeri yang begini dan begitu, berita olahraga yang begini dan begitu, berita kebudayaan begini dan begitu, ya berita agama yang begini dan begitu, berita sosial masyarakat yang begini dan begitu, dan sampai berita artis luar negeri dan dalam negeri yang begini dan begitu gitu. Eko datang juga ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi gitu. Budi selesai baca koran dan koran di taruh di bawah meja gitu. Eko duduk dengan baik dekat Budi. Memang Eko melihat dengan baik di meja ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng yang seperti biasa isinya air panas, ya ada piring yang ada singkong goreng, ya dan ada kliping gitu.
"Kliping," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil kliping gitu.
"Budi buat kliping," kata Eko.
"Iya Eko....aku buat kliping," Budi.
Eko membuka kliping dengan baik, ya di lihat dan di baca dengan baik artikel-artikel koran gitu.
"Kliping yang di buat Budi, ya kumpulan artikel-artikel koran yang menceritakan dengan baik pertanian-pertanian yang ada di propinsi Maluku," kata Eko.
"Yaaa aku membuat kliping...kumpulan artikel-artikel koran yang menceritakan dengan baik tentang...pertanian-pertanian yang ada di propinsi Maluku, yaaa berkaitan banget dengan ekonomi gitu," kata Budi.
"Memang sih...pertanian-pertanian yang ada di propinsi Maluku berkaitan dengan ekonomi dan ekonomi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Hasil dari pertanian-pertanian di jual dengan baik di pasar tradisional dan modern," kata Eko.
"Perdagangan di jalankan dengan baik," kata Budi.
"Demi hidup ini...manusia menggerakkan ekonomi dengan baik," kata Eko.
"Roda ekonomi di gerakkan dengan baik demi hidup ini," kata Budi.
"Cerita artikel-artikel koran tentang pertanian-pertanian yang ada di propinsi Maluku....bagus!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menutup kliping dan kliping di taruh di meja dengan baik gitu.
"Seperti biasanya Budi buat kliping....nilai belajar Budi," kata Eko.
"Belajar dan belajar dengan baik tujuan meningkatkan kemampuan aku saja," kata Budi.
"Maluku....urusan agama berdasarkan aku baca di koran sih...perkembangan 6 ajaran agama berjalan dengan baik," kata Eko.
"Berita koran menceritakan dengan baik...perkembangan 6 ajaran agama di propinsi Maluku," kata Budi.
"Artis-artis dari Maluku....berdasarkan aku baca di koran sih...artis-artis itu terkenal dengan baik jadi sekalian mereka mempromosikan dengan baik...tanah kelahiran mereka dengan tujuan Maluku maju dan di kenal di mata dunia, ya dampak baik itu...ke ekonomi," kata Eko.
"Artis-artis terkenal memang sih mempromosikan tanah kelahiran mereka tujuan Maluku maju dan perekonomian di Maluku bagus gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita. Ya silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Jasmin adalah satu-satunya bidan di sebuah pulau di kepulauan Seribu. Dirinya yang hanya sempat ke Jakarta sekali-sekali karena kesibukannya di pulau, divonis kanker oleh dokter dan harus dirawat di Jakarta supaya sembuh. Dipulau ia merawat seorang perempuan yang mengalami keterbelakangan mental bernama Eca Aura. Kendati Eca Aura seperti itu, ada sekelompok pria yang mengincar dirinya, tetapi selalu dilindungi oleh Jasmin. Pada malam hari, Eca Aura bermain sendiri didekat rumah Jasmin. Kemudian ia diculik dan diperkosa. Jasmin yang melihat Eca Aura terbaring segera melaporkan kasus ini ke polisi setempat. Namun, Jasmin yang dulunya pernah mengaborsi seorang Ibu (apabila bayi Ibu tersebut tidak diaborsi, maka nyawa Ibu itu tidak akan selamat) dan tata krama di Pulau itu menyatakan aborsi adalah dosa, tidak mendapatkan kepercayaan yang kuat. Damar, suami Jasmin telah menjual rumah mereka karena akan segera pindah ke Jakarta. Jasmin pun dengan berat hati membereskan barang-barang. Damar yang membawa barang-barang ke pelabuhan, mendengar diskusi para pemerkosa Eca Aura, Damar naik pitam dan meghajar mereka semua. Damar tidak menerima kenyataan bahwa pangkat ayah sang pemerkosa yang tinggi, membuat semua lapisan pihak yang berwenang, menyarankan Damai untuk berdamai saja. Dan akhirnya, terpaksalah begitu. Jasmin harus menerima kenyataan ini dan pergi meninggalkan Eca Aura yang menangisi kepergiannya di dermaga. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Budi telah bercerita dengan baik gitu. Yaaaa aku juga bercerita Budi!" kata Eko.
"Yaaa silakan Eko bercerita dengan baik gitu!" kata Budi.
"Begini ceritanya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Eca Aura dan kelompoknya adalah pelajar SMA di Yogyakarta, yaaa yang baru saja mengetahui kehamilan seorang sahabat mereka akibat sahabat mereka digilir oleh pacar dan teman-teman pacarnya. Upaya aborsi telah dilakukan, tetapi tak kunjung berhasil. Eca Aura berkenalan dengan seorang jurnalis Jakarta bernama Damar yang sedang meriset mengenai kehidupan seks bebas yang dilakukan para remaja dan menyamar sebagai mahasiswa. Eca Aura ditawari menjadi pemandu Damar selama di Yogyakarta, dan selama itu tumbuh cinta dihati Eca Aura. Ya Eca Aura dan Damar akhirnya melakukan hubungan seks. Kemudian Damar pun kembali ke Jakarta dengan artikelnya yang sudah selesai. Sepeninggal Damar, Eca Aura tidak pernah mendapat balasan atas email yan ia kirimkan kepada Damar. Lalu, teman-temannya datang dan memberikan koran yang memuat artikel Damar sebagai berita utama, lengkap dengan foto sekolah mereka. Sekolah itupun menjadi incaran para media yang ingin meminta konfirmasi sekolah. Sekolah menutup mulut. Di Jakarta, Damar dengan pacarnya menyaksikan berita televisi yang diangkat dari artikelnya. Di berita itu, ada wawancara terhadap Eca Aura yang menuntut pertanggungjawaban Damar secara tidak langsung. Cerita ini diakhiri dengan Eca Aura yang selesai mengetes urin, tidak diketahui apakah dia hamil atau tidak. Begitulah ceritanya!" kata Eko.
"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.