Malam tenang di kediaman rumah Budi. Yaaa Budi duduk di depan rumahnya dengan santai, ya sedang cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Yaaaa cerita ini dimulai pada tahun 2006 dengan Satoru Fujinuma, seorang penulis manga yang bercita-cita tinggi yang manganya sekali lagi ditolak oleh penerbitnya, memaksanya untuk terus bekerja sebagai pengantar barang untuk menghidupi dirinya sendiri. Satoru memiliki kemampuan untuk "Rewind", di mana dia dikirim kembali ke suatu titik di masa lalu untuk mencegah orang di sekitarnya mengalami kecelakaan fatal. Suatu hari, ibu Satoru, Sachiko, merasakan seorang pria hendak menculik seorang gadis dan membuat Satoru teringat akan tragedi yang terjadi 18 tahun lalu. Sachiko kemudian dibunuh ketika dia sendirian di apartemen Satoru. Satoru mengejar si pembunuh tetapi dia ditangkap oleh polisi, yang menuduhnya melakukan pembunuhan tersebut. Rewind-nya aktif dan dia tiba-tiba dikirim 18 tahun ke masa lalu, kembali ke kehidupan sekolah dasar di Hokkaido.
Mencoba menyesuaikan diri, Satoru ingat bahwa Rewind-nya terjadi sebelum pembunuhan Kayo Hinazuki, teman sekelasnya, oleh seorang pembunuh berantai anak-anak. Dia berteman dengan Kayo yang tidak punya teman, mengetahui bahwa dia tinggal bersama ibu yang kejam, Akemi, dan ayah tirinya. Dengan bantuan teman dan ibunya, Satoru meyakinkan Kayo untuk menghadiri pesta ulang tahun ganda, karena keduanya memiliki ulang tahun yang sama. Meskipun ada perubahan ini, Kayo masih dibunuh, dan karena frustrasi, Satoru dikirim kembali ke masa sekarang.
Menghindari polisi, Satoru mencari perlindungan di rumah Airi Katagiri, seorang siswa SMA yang bekerja sebagai pengantar barang paruh waktu. Dia menyadari bahwa meskipun kematian Kayo masih terjadi, detailnya telah berubah. Percaya bahwa Satoru tidak bersalah, Airi membantunya melacak pembunuh Sachiko. Namun, hal ini hanya menempatkannya dalam bahaya ketika rumahnya terbakar dalam serangan pembakaran. Satoru bertemu teman ibunya, Makoto Sawada, yang membenarkan bahwa pembunuh Sachiko dan pembunuh berantai anak-anak adalah orang yang sama. Ketika Satoru kembali ditangkap oleh polisi, dia menyadari bahwa salah satu penculiknya adalah pembunuhnya, mengaktifkan Rewind-nya dan mengirimnya kembali ke 18 tahun sekali lagi.
Untuk mencegah Kayo sendirian, Satoru membawanya pergi dari ibunya. Dia dan temannya Kenya Kobayashi menempatkannya di sebuah bus yang ditinggalkan, tetapi ketika mereka mengetahui bahwa bus tersebut adalah tempat persembunyian si pembunuh, mereka memindahkannya. Guru Satoru, Tuan Yashiro, menghubungi pusat pencegahan pelecehan anak dan mereka menahan Kayo setelah pelecehan Akemi terungkap. Yakin dia perlu mencegah lebih banyak pembunuhan, Satoru mengawasi teman sekelasnya yang pendiam, Misato Yanagihara. Ketika dia diberi tumpangan pulang oleh Yashiro, dia menyadari bahwa Yashiro adalah pembunuhnya dan sengaja menempatkan Misato sebagai umpan. Untuk mencegahnya ikut campur lagi, Yashiro melempar Satoru dari jembatan dan masuk ke sungai di bawahnya.
Satoru dikirim ke masa sekarang pada tahun 2006, kali ini ke timeline di mana ibunya dan Kayo, yang sekarang sedang hamil, masih hidup, dia tidak lagi terasing dari teman masa kecilnya, dan manganya berhasil diterbitkan. Namun, pada saat yang sama, Airi tidak mengenalinya, karena dia tidak bekerja sebagai pengantar barang di timeline baru. Kenya, yang sekarang menjadi pengacara, membantunya melacak Yashiro, yang bekerja sebagai anggota dewan. Yashiro memberi tahu Satoru motif pembunuhannya yang gila: dia membunuh untuk mencegah anak-anak memiliki masa depan yang suram. Tepat ketika dia hendak bunuh diri, Satoru menghentikannya, malah menyebabkan dirinya terluka parah. Yashiro ditangkap.
Sepuluh tahun kemudian, Sachiko mengadakan peringatan sepuluh tahun kematian Satoru, dihadiri oleh Kayo, putri Kayo, Kenya dan lainnya, sementara Airi, yang sekarang menjadi fotografer, selesai membaca manga Satoru, Boku Dake ga Inai Machi.
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Eko belum datang kalau begitu, ya baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik gitu. Berita-berita di koran, ya menarik di baca karena ceritanya bagus-bagus dari cerita tentang urusan pemerintah di dalam negeri, pemerintahan luar negeri, olahraga yang ini dan itu, yaaa sampai cerita artis yang ini dan itu. Cukup lama Budi baca koran, ya Eko datang juga. Motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi gitu. Budi berhenti baca koran dan koran di taruh di meja gitu. Eko duduk dengan baik, ya melihat koran di meja gitu.
"Koran," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Baca koran dulu, ya Budi!" kata Eko.
"Iya!" kata Budi.
Eko mengambil koran di meja, ya koran di baca dengan baik. Budi menunggu Eko selesai baca koran, ya menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko baca koran dengan teknik baca cepat gitu. Yaaa pada akhirnya, ya Eko selesai baca koran dan koran di taruh di meja.
"Berita yang bagus," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Pinter-pinter orang-orang yang buat berita," kata Eko.
"Realitanya begitu," kata Budi.
"Demi hidup ini. Manusia harus kerja dengan baik, ya bidang kerja yang di geluti dengan baik. Hasil kerja, ya demi diri dan keluarga," kata Eko.
"Realitanya begitu," kata Budi.
"Hidup ini, ya banyak bidang kerjaan. Tetap kompetisi sengit demi kaya, ya hidup enak dan layak, ya agar jauh-jauh dari kemiskinan karena penderitaan," kata Eko.
"Berjuang dan berjuang demi hidup ini," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Yaaa memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Oke. Main permainan ular tangga," kata Budi.
Budi mengambil koran di meja, ya di taruh di bawah meja dan mengambil permainan ular tangga di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Hidup ini tetap sama, ya Eko?" kata Budi.
"Memang hidup ini tetap sama, ya antara baik dan buruk perilaku manusia di daerah sana dan sini, ya kan Budi?" kata Eko.
"Iya. Baik dan buruk perilaku manusia," kata Budi.
"Yaaa baik, ya tidak ada masalah. Yang buruk ini, ya yang buat masalah ini dan itu, kata Eko.
"Yang buruk. Buat masalah. Menggangu jalannya ekonomi," kata Budi.
"Orang buruk, ya antara kaya dan miskin. Orang tua, remaja, dan anak kecil....perilaku buruk," kata Eko.
"Cewek dan cowok, ya perilakunya buruk," kata Budi.
"Manusia berbuat buruk, ya terkadang bukan karena kemiskinan saja. Pergaulan lah yang penyebab berbuat keburukan ini dan itu," kata Eko.
"Yaaa realita begitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Abdul datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Abdul duduk dengan baik, ya bersama Budi dan Eko.
"Ngomong-ngomong Abdul gimana usaha yang di jalankan Abdul?" kata Budi.
"Usaha ku, ya baik," kata Abdul.
"Emmm," kata Eko.
"Syukurlah kalau usaha yang di jalankan Abdul baik," kata Budi.
"Emmm," kata Abdul.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau data keadaan lingkungan pasar, ya Abdul?" kata Budi.
"Yaaaa itu sih jawabannya, ya yang paham ilmu agama, ya pilihannya jalan baik. Jika tidak paham ilmu agama, ya bisa saja pilihannya jalan buruk gitu," kata Abdul.
"Isi hati manusia siapa yang tahu? Ya yang tahu Isi hati manusia adalah Tuhan," kata Eko.
"Yaaa berarti antara baik dan buruk. Nama juga manusia yang tidak luput dari salah, ya dosa besar atau dosa kecil," kata Budi.
"Emmm," kata Abdul.
"Emmm," kata Eko.
"Aku ikutan main permainan ular tangga!" kata Abdul.
"Ya jadi permainan ular tangga di mulai dari awal," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Ketiga pun main permainan ular tangga dengan baik gitu