"Politik," kata Budi.
Budi mengambil tahu goreng beserta cabe di piring, ya di makan tahu goreng beserta cabe rawit lah.
"Ada apa dengan politik?!" kata Eko.
Eko mengambil bakwan goreng beserta cabe rawit di piring, ya di makan bakwan goreng berserta cabe rawit lah.
"Berita di Tv, ya tentang pergerakan politik," kata Budi.
"Pergerakan politik. Ah lumrah itu mah. Urusan orang-orang yang punya kepentingan yang ingin jadi pemimpin di negeri ini," kata Eko.
"Iya sih. Urusan orang yang punya kepentingan sih," kata Budi.
"Lagian aku dan Budi, ya hanya lulusan SMA. Kurang memahami politik lah. Yang tahu cuma berita di Tv dan pergerakan masyarakat yang berkaitan dengan orang-orang yang ikut dalam pergerakan politik, ya tujuannya menghimpun kekuatan ini dan itu," kata Eko.
"Memang sih aku dan Eko, ya cuma lulusan SMA. Kurang memahami politik lah. Tapi kan kita ini jadi target, ya pemuda milinial. Tujuannya orang-orang yang bergerak di politik, ya memberikan keyakinan pada pemuda milinial tentang partai politik ini dan itu, ya kinerja baik gitu. Agar ketika waktunya pemilu, ya meraup suara terbanyak, ya jadi pemenang dalam pemilu," kata Budi.
"Memberikan nilai kepercayaan pada orang-orang, ya kita ini. Bahwa partai politik, ya kinerja bagus. Dan harapan tingginya, ya menang di pemilu sih," kata Eko.
"Kadang di pikir dengan baik kaya permainan catur yang sering kita main kan dengan baik, ya Eko?!" kata Budi.
"Iya sih. Kalau di baca dengan menggunakan permainan catur, ya pergerakan partai politik, ya kayanya permainan catur. Strategi dalam menjalankan pergerakan ini dan itu," kata Eko
"Kata berita di Tv, ya tujuannya memanaskan mesin politik dengan baik," kata Budi.
"Jadi panas deh," kata Eko.
Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi.
"Gerah banget. Panas keadaanya," kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi. Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Kebanyakan di Tv sih yang ngomongin tentang politik, ya orang-orang lulusan Universitas. Jadi omongannya berbobot gitu, ya beda dengan aku lulusan SMA. Omongannya aku tentang politik, ya ala kadarnya saja," kata Eko.
Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Memang sih. Yang ngomong di Tv itu, ya orang-orang lulusan Universitas, ya jadinya omongan tentang politik, ya berbobot sih dengan baik. Beda dengan aku juga sih Eko, ya hanya lulusan SMA," kata Budi.
"Budi lebih baik ngomongin lain saja!" kata Eko.
"Ngomongin lain. Paling artis yang beritanya kontrafersi ini dan itu, ya di berita kan dengan baik di Tv," kata Budi.
"Artis," kata Eko.
"Baik dan buruk di beritakan, ya naik beritanya sih kalau artis yang di beritakan," kata Budi.
"Apalagi artis yang ikut dalam pergerakan politik, ya ada di dalam partai politik. Ya menaikin berita tentang partai politik yang ini lah yang itu lah," kata Eko.
"Masih ada kaitannya ke politik juga, ya partai politik. Orang kepentingan," kata Budi.
"Jadinya kaya permainan catur juga deh urusan artis yang kontrafersi ini dan itu," kata Eko.
"Iya juga sih. Di pikir dengan baik. Seperti permainan catur saja," kata Budi.
"Sampai urusan berita konflik antara manusia dengan manusia, ya dari berita di Tv sih. Ya seperti permainan catur saja," kata Eko.
"Ya sudahlah lebih baik kita main catur saja!" kata Budi.
"Ok main catur saja!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di papan catur. Keduanya main catur dengan baik.