CAMPUR ADUK

Friday, January 25, 2019

SKAK MAT

Dono lagi santai di sebuah warung pinggir jalan setelah olah raga lari pagi. Indro pun ikutan duduk di warung sambil minum es dugan. Pak pemilik warung baru mengantar pesanan Dono yaitu es cincau.  Dono langsung meminum es cincau dengan lewat sedotan.

"Segernya," kata Dono.

"Sama Dono seger...," saut Indro.

"Mana.....Kasino?" tanya Dono.

"Kasino gak  usah di omongin..lagi pede kate sama cewek di ujung jalan," kata Indro sambil menunjuk.

"Dari dulu sampai sekarang gak berubah. Kerjaannya godain cewek. Tapi asik juga sih. Cuma di ajak ngobrol untuk sering aja," kata Dono.

"Dono..motif kamu ketahuan dekat sama cewek. Mencari rahasia hati cewek untuk memperkuat tulisan. Sedangkan Kasino dan Saya kan cuma ingin banyak teman sekalian siapa tahu nyantol," kata Indro.

"Kalau begitu sih sama aja kita bertiga. Seiya sekata. Sebenarnya untuk apa kita kejar cewek  ya. Kan capek?" kata Dono yang mulai aneh lagi.

"Gak penting itu mah. Sebenarnya Saya mau tanya akhir-akhir ini kamu sering murung kenapa?" tanya Indro.

"Biasa..urusan sengketa tanah," jawab Dono.

"Kalau masalah itu sih masalah lama. Gak ada solusinya," kata Indro.

"Ada......Joko Widodo yaitu tentang programnya bagi-bagi sertifikat tanah. Saya juga mau. Tapi kondisinya tempat proses programnya tidak ada di daerah tempat tinggal kita," cerita Dono.

"Jangan-jangan masalah keadaan lingkungan sekitar penulis. Kalau di ceritakan pun gak menolong lah. Karena memang gak ada solusinya," kata Indro yang tegas.

"Memang penulis sudah tahu gak ada solusinya kalau urusan sengketa. Karena surat tanah gak jelas itu saja. Kadang kita pikir lebih baik golput aja. Masalah lingkungan sekitar penulis saja gak bisa di selesaikan. Apalagi masalah sosial  yang lain seperti pengangguran dan kemiskinan yang di ajukan oleh Prabowo menjadi program utama untuk segera di selesai secepat mungkin untuk kesejahteraan rakyat," kata Dono.

"Sebenarnya sih sangsi. Karena mungkin juga tidak terjamah lagi. Masalahnya di lihat dari sektor pertumbuhan penduduk dan tekan ekonomi sosial. Apakah program yang di usung itu berjalan dengan baik atau tidak," tambahan Indro.

"Kalau begitu ribet juga. Kemungkinan hidup kita gini-gini aja..gak ada perubahan," kata Dono.

"Jangan ngomong begitu kayak orang pasrah. Harusnya optimis menjalankan hidup," kata Indro.

"Saya optimis. Tapi tetap pesimis karena masih banyak pengangguran dan kemiskinan di sekitar kita," kata Dono.

"Terserah kamu," saut Indro.

Kasino pun selesai ngobrol dengan cewek di ujung jalan dan mendatengi Dono dan Indro. Lalu segera mesen es dugan tapi di bungkus ke pada pemilik warung.  Dengan sabar menunggu Kasino akhirnya di berikanlah plastik yang berisi es dugan. Kasino segera meminumnya dan mengucap "Segernya." Sedangkan Dono dan Indro ngobrol dan sekalian minum es.

"Ngobrol asik banget boleh ikutan gak?" tanya Kasino.

"Boleh..tapi..masalah pemilu," kata Indro.

"Iya..pemilu," saut Dono.

"Kalau masalah itu sih saya pasti milih. Tapi jika ada masalah yang rentan di rakyat kecil dan tidak bisa terlesaikan dengan baik ya......saya....golput. Kadang lebih baik di boikot aja suara di daerah sini agar gagal penyelenggaraan pemilu. Kalau gagal kan jadi sia-sia pekerjaan mereka di susun rapih dari awal sampai akhir. Biar mereka tahu rasanya jadi rakyat kecil yang tidak bisa terangkat derajatnya. Kata ini dan itu ...omong kosong," kata Kasino.

"Kok..omongannya..langsung skak mati begitu Kasino?" tanya Dono.

"Benar Kasino...skak mati itu mah. Kalau begitu sih menang kamu. Yang lainnya kalah. Kasih celah sedikit agar permainan jadi asik dong," saut Indro.

"Mau..asik. Jadi tuntaskan semua janji para elit politik itu semuanya. Agar rakyat percaya dengan kebijakan yang mereka keluarkan," saran Kasino.

"Itu..sih..solusi yang gak ada jalan keluarnya. Bertahun-tahun. Karena banyak pejabat kalau sudah naik lupa dan yang gak lupa cuma sedikit. Faktornya menyelesaikan urusan sanak family yang mendukung mereka untuk menjadi pejabat atau di sebut orang kaya," kata Dono.

"Idem," saut Indro.

"Sebenarnya..sih saya sudah tahu gak ada solusinya dari dulu. Hidup ya begini-begini aja. Karena dilihat dari faktor kita semua..yang kerjaannya membuat loka kerjaan untuk hidup. Sedangkan orang lain setelah lulus SMA atau Kuliah harus mencari pekerjaan untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Tapi mereka masih lugu sekali. Tidak tahunya lowongan sedikit dan yang mencari pekerjaan banyak dan di desak ekonomi keluarga," cerita Kasino.

"Susah juga..hidup di negeri ini," saut Indro.

"Iya," saut Dono yang ikutan.

Dono, Indro membayar minum yang di pesannya pada Pak pemilik warung. Sedangkan Kasino sudah duluan bayar sama Pak pemilik warung. Ketiganya bergerak pulang dari olah raga lari pagi.


Karya: No

JUJUR ATAU BOHONG

Pagi yang cerah ini dono duduk termenung sekali. Indro baru pulang dari olah raga pagi dan masuk rumah duduk bersama Dono.

"Dono..kenapa kamu murung?" tanya Indro.

"Jalan saya benar atau salah?" kata Dono.

"Itu sih tergantung kamu menilai dan orang lain," saran Indro.

"Jadi salah," kata Dono

"Ya...kalau kamu menggapnya salah...ya gak ada malah paling kamu memperbaiki kesalahanmu dan  supaya berjalan di jalan benar alias tobat," saran Indro.

"Tapi saya salah apa?" tanya Dono bingung.

"Saya tidak tahu salah kamu. Keadaan kamu sama dengan Vanesa Anggel terjebak keadaan dari Prostitusi on line. Benar atau salah kan orang yang menjalani. Sebagai penonton sih hanya bisa menilai dari sudut yang paling kecil sampai paling besar," kata Indro.

"Urusan saya simpel karena bagaimana jalan saya benar atau tidak. Padahal saya tahu jalan saya benar tetap ada yang salah. Masih sadar diri atau mawas diri untuk memperbaiki saja... itu saja. Kalau Vanesa Anggel sih urusannya malah Prostitusi on line itu sih urusan mudah juga. Kalau bersalah yang di hukum kalau gak ya di bebaskan. Sebenarnya seks gak ada gunanya," kata Dono.

"Dono.. Dono..Dono..kamu orang waras. Bukan orang-orang di luar sana gak waras. Terkadang saya ingin mencoba pemahaman kamu tentang Vanesa Anggel kalau memang dia  adalah pelacur bagaimana tanggapan kamu?" kata Indro.

"Kalau saya jadi penolong dan benar menyukainya. Saya terima dia apa adanya walau di pelacur sekali pun. Toh saya hanya ingin memberikan masa depan yang baik dan berusaha melupakan masa lalu yang buruk," kata Dono.

"Kalau begitu sih kamu orang pemaaf dan bisa menerima jenis wanita apa pun. Walau terkadang wanita tersebut terjebak keadaan sampai masuk ke dalam lumpur kehidupan. Saya mengaku kalah dengan kamu. Kalau saya sih Dono..masih milih-milih urusan hal apa pun termasuk wanita untuk pendamping hidup. Tapi jika benar kamu bisa menerima seorang pelacur jadi pendamping kamu apa kamu kuat ujian dari gunjingan semua orang Dono?" kata Indro.

"Hidup bukan kata orang. Tapi hidup kata saya. Toh saya yang menjalankan hidup ini mau di bawa kemana. Tujuan saya selagi masih ada nyawa buat lah banyak kebaikan di muka bumi ini bukan keburukan," kata Dono.

"Terlalu baik. Benar..kata teman-teman kamu itu tipe cowok yang terlalu baik. Jarang orang seperti kamu bisa menerima apapun dengan keadaan apapun," kata Indro.

"Terserah dengan kata orang yang terpenting saya jadi diri sendiri. Dari pada terlalu banyak ngobrol yang bukan-bukan lebih baik saya lari pagi sama kamu biar sehat," kata Dono.

"Ayo," jawab Indro.

Indro pun bangun dari duduk setelah minum air putih. Dono pun berganti pakaian baru deh menemui Indro di depan rumah. Dono dan Indro lari pagi sampai di persimpangan bertemu dengan Kasino. Ketiganya pun bersama-sama lari pagi mengitari lingkungan sekitar dan menikmatinya.


Karya: No

BERTEMU AYAH

Malam itu Dono tiba-tiba jauth sakit dan tidur di kamarnya. Ibu dan adiknya pergi mengaji. Dono pun tidur tenang sekali. Datang Ayahnya Dono.

"Nak..bangun," panggilan Ayah.

Dono membuka matanya dan melihat Ayahnya Dono. Sangking senang Dono memeluk Ayahnya.

"Ayah maafkan kesalahan Dono yang di segaja dan tidak sengaja," permohonan Dono.

"Iya... Ayah maafkan," jawab Ayahnya.

Dono melepaskan pelukannya.

"Ayah... sebenarnya kau telah meninggal 2 tahun yang lalu karena sakit dan saya tidak bisa menyelamatkan mu. Walau Ayah telah di bawa ke rumah sakit," kata Dono dengan penuh kesadaran.

"Ayah sudah tahu. Ayah telah meninggalkan dunia. Sekarang kamu ada di alam akherat. Dimana tidak diboleh kan satu makluk pun masuk ke alam ini. Kecuali orang mati," penjelasan Ayah.

"Jadi...saya..sudah mati," kata Dono yang terkejut.

"Kamu masih diambang kematian. Jika kamu terlalu lama di alam ini kamu mati. Pilihan ada pada mu....?" kata Ayah.

Dono pun berpikir keras dan berbicaralah pada Ayahnya "Saya ini hidup."

"Itu pilihan kamu jangan menyesal dengan pilihan kamu," kata Ayah.

"Iya," jawab Dono.

Terjadilah dunia yang penuh dengan kegelapan. Dono langsung menarik nafasnya dan bangun dari tidurnya. Rasa sakit Dono sembuh. Lalu Dono menceritakan kejadian dirinya bertemu dengan Ayah dengan  Ibu dan adiknya. Awalnya mereka percaya dengan omongan Dono. Tapi lama-lama mereka tidak di percaya dengan cerita Dono bertemu dengan Ayah. Dono pun mencari tahu yang sebenarnya. Ternyata Ibu dan adiknya lebih percaya dengan para Mubaliq yang mengajar di pengajian.

Dono pun ikutan ngaji dengan seksama setiap waktu mengikuti Ibu dan adiknya. Lama kelamaan Dono merasa jenuh dengan pengajian yang terlalu monoton dan masih banyak hal-hal yang di sembunyikan. Dono makin jengkel sekali. Sampai satu saat Dono menyendiri di dalam kamar setelah pulang ngaji.

"Benar-benar saya menyesal hidup di dunia ini. Lebih baik saya mati dan berada di alam akherat. Terbebas dari ujian dunia yang ibadah terus-menerus," celoteh Dono.

Dono akhirnya menyelesaikan kesendiriannya di dalam kamar dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa dan melupakan omongan penyesalan dirinya. Ibu dan adiknya mendapatkan sosok Dono yang sebenarnya begitu juga dengan teman-temannya sekolah sampai di pengajian. Tapi sebenarnya Dono hanya menampakan kepura-puraan  sampai di dalam lingkungan keluarga dan sosial mana pun.

Karena Dono tahu yang terbaik adalah akherat dari pada dunia seisinya penuh dengan kebohongan.


Karya: No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK