Malam itu Dono tiba-tiba jauth sakit dan tidur di kamarnya. Ibu dan adiknya pergi mengaji. Dono pun tidur tenang sekali. Datang Ayahnya Dono.
"Nak..bangun," panggilan Ayah.
Dono membuka matanya dan melihat Ayahnya Dono. Sangking senang Dono memeluk Ayahnya.
"Ayah maafkan kesalahan Dono yang di segaja dan tidak sengaja," permohonan Dono.
"Iya... Ayah maafkan," jawab Ayahnya.
Dono melepaskan pelukannya.
"Ayah... sebenarnya kau telah meninggal 2 tahun yang lalu karena sakit dan saya tidak bisa menyelamatkan mu. Walau Ayah telah di bawa ke rumah sakit," kata Dono dengan penuh kesadaran.
"Ayah sudah tahu. Ayah telah meninggalkan dunia. Sekarang kamu ada di alam akherat. Dimana tidak diboleh kan satu makluk pun masuk ke alam ini. Kecuali orang mati," penjelasan Ayah.
"Jadi...saya..sudah mati," kata Dono yang terkejut.
"Kamu masih diambang kematian. Jika kamu terlalu lama di alam ini kamu mati. Pilihan ada pada mu....?" kata Ayah.
Dono pun berpikir keras dan berbicaralah pada Ayahnya "Saya ini hidup."
"Itu pilihan kamu jangan menyesal dengan pilihan kamu," kata Ayah.
"Iya," jawab Dono.
Terjadilah dunia yang penuh dengan kegelapan. Dono langsung menarik nafasnya dan bangun dari tidurnya. Rasa sakit Dono sembuh. Lalu Dono menceritakan kejadian dirinya bertemu dengan Ayah dengan Ibu dan adiknya. Awalnya mereka percaya dengan omongan Dono. Tapi lama-lama mereka tidak di percaya dengan cerita Dono bertemu dengan Ayah. Dono pun mencari tahu yang sebenarnya. Ternyata Ibu dan adiknya lebih percaya dengan para Mubaliq yang mengajar di pengajian.
Dono pun ikutan ngaji dengan seksama setiap waktu mengikuti Ibu dan adiknya. Lama kelamaan Dono merasa jenuh dengan pengajian yang terlalu monoton dan masih banyak hal-hal yang di sembunyikan. Dono makin jengkel sekali. Sampai satu saat Dono menyendiri di dalam kamar setelah pulang ngaji.
"Benar-benar saya menyesal hidup di dunia ini. Lebih baik saya mati dan berada di alam akherat. Terbebas dari ujian dunia yang ibadah terus-menerus," celoteh Dono.
Dono akhirnya menyelesaikan kesendiriannya di dalam kamar dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa dan melupakan omongan penyesalan dirinya. Ibu dan adiknya mendapatkan sosok Dono yang sebenarnya begitu juga dengan teman-temannya sekolah sampai di pengajian. Tapi sebenarnya Dono hanya menampakan kepura-puraan sampai di dalam lingkungan keluarga dan sosial mana pun.
Karena Dono tahu yang terbaik adalah akherat dari pada dunia seisinya penuh dengan kebohongan.
Karya: No
No comments:
Post a Comment