CAMPUR ADUK

Tuesday, January 15, 2019

SURAT CINTA

Melihat  langit dengan jelas oleh Dono dan mengucap "Indah bener pemandangan langit cerah ini."

Dono pun duduk bangku di samping rumahnya setelah membereskan kebun samping rumahnya. Dono mulai memainkan gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu.

"Cintaku cintaku padamu
Tak besar seperti dulu
Dulu kau begitu menilai cintaku
Begitu rendah di matamu
Sayangku sayangku padamu

Tak indah seperti dulu
Maumu begini maumu begitu
Tak pernah engkau hargai aku
Oww wouuu...I'm Sorry

Ku tak akan love you lagi
Ku peluk memeluk dirimu
Tak hangat seperti dulu
Ku jadi selingkuh karena kau selingkuh
Biar sama-sama kita selingkuh
Oww wouuu...I'm Sorry
Ku tak akan Love you lagi
Biar ku putuskan saja

...Ku tak mau hatiku terluka
...Lebih baik ku cukupkan saja
...Ku ta mau batinku tersiksa
Jangan kau slalu merasa
...Wanita bukan  dirimu saja
....Lebih baik ku putuskan saja
...Cari pacar lagi

Jangan kau slalu merasa
...Wanita bukan dirimu saja 
....Lebih baik ku putuskan saja
....Cari pacar lagi
Wooo...Cari pacar la...gi
Wooo...Cari pacar la...gi."

Dono pun mengakhiri lagunya dengan baik.

"Puas....perasaan poll....nyanyin satu lagu dari dari Charli......ST12 atau Setia Band. Ah bongkar pasang personil dalam Band ..itu sih biasa. Paling pokok permasalahnya urusan... Uang kalau gak..... Ego," celoteh Dono.

Dono pun masuk ke dalam rumah dan duduk sofa di ruang tamu. Ternyata Indro sedang asik ngopi sambil baca komik. 

"Tumben main gitarnya di luar?" tanya Indro.

"Ah.....sudah biasa kok main di rumah dan di luar rumah. Cuma kamu aja yang gak melihat saya kalau menyanyi di luar rumah," jawab Dono sambil menaruh gitarnya di sofa.
"Maksudnya kamu adalah ngamen....ya?" tanya Indro lagi.

"Iya..lah. Kalau saya gak punya kerjaan lebih baik ngamen. Tapi di daerah tertentu agar enggak di tangkep polisi pamong praja," penjelasan Dono.

"Sedikit mencari rezeki dan melatih mentalkan?" tanya Indro.

"Yo...i. Kalau gak gitu gak matang," saut Dono.

Dono beranjak dari duduknya dan ke dapur untuk membuat kopi. Selang beberapa saat kopi jadi buat Dono dan langsung di bawa ke ruang tamu dan duduk bersama Indro. Dono pun menyeruput kopi panasnya.

"Pas manisnya," kata Dono.

Indro tak segaja menemukan surat kecil yang isinya singkat banget untuk menunjukan perasaan pada seseorang di dalam lembaran komik yang di bacanya.

Isi surat

"Cinta....cinta....cinta.....cinta. 
Cinta.....cinta...cinta. 
Benar...benar...benar ...cinta sama kamu SILFI."

Dari Dono.

Indro pun bertanya pada Dono "Dono..ini suratnya cinta kamu."

"Mana?" tanya Dono.

"Ini," saut Indro sambil menyerahkan kertas kecil.

Dono pun mengambil kertas kecil dari tangan Indro.

"Iya...ini surat cinta saya," pernyatan Dono dengan jujur. 

"Jadi benar kamu suka sama Silfi  teman SMA kamu yang rumahnya gak jauh dari daerah sini?" tanya Indro.

"Kalau benar kenapa kalau gak benar kenapa?" kata Dono yang membingungkan.

"Saya..sih gak ada masalah. Tapi bagaimana dengan Wulan?" tanya Indro.

"Ah....Indro. Kalau di kaitkan dengan Wulan jangan di omongin. Awalnya dia akhirnya dia. Tapi masalah Silfi ini alasannya saya yang mencoba untuk mengalihkan perasaan saya. Tapi setelah di jalankan dengan cara berteman dan ingin menembaknya  lewat terus terang-terang ternyata gagal. Hampir saya mengecewakan Wulan demi cewek lain. Maka surat cinta itu adalah pernyataan saya ketika mau mengungkapkan perasaan dan saya simpan menjadi saksi bisu cinta saya pada Silfi," penjelasan Dono.

"Jadi tetap gak bisa kelain hati. Bener-bener kamu Dono...cowok yang mencari tahu kebenaran dari perasaannya. Bagaimana dengan Sifli?" kata Indro dan mengajukan bertanya ke Dono.

"Silfi. Tetap jadi teman saja. Itu saja kok," kata Dono.

"Bener-bener...Wulan ....wanita yang pantas mendampingi kamu," pernyataan Indro.

"Iya. Tapi saya pun pernah di uji juga sih dengan perasaan Wulan. Tak sengaja Wulan jalan bareng dan mulai pindah perasaannya. Saya tahu orangnya. Tetap saya bersabar. Karena saya yang salah duluan bermain perasaan dengan Silfi. Karena belajar dari kesalahan saya maka saya tahu keadaan perasaan Wulan sebenarnya. Dan Wulan pun tidak jadi mengalihkan perasaanya malah dia duluan yang hebat mengungkapkan bahwa ada orang yang menyukai dia," cerita Dono.

"Jadi bagaimana Dono?" tanya Indro yang ingin tahu banget.

"Terus terang saya yang kalah sama Wulan. Tapi Wulan sudah tahu saya ada hubungan dengan Sifli. Malah ia marah besar. Untung saja saya bisa menjelaskan. Jadi ...ya saya di terima lagi dengan Wulan. Tapi nunggu Wulan reda dulu dari amarahnya," kata Dono.

"Kamu kabur saat Wulan marah-marah sama kamu?" tanya Indro yang ingin tahu ceritanya.

"Ya..enggaklah. Saya yang salah dan meminta maaf. Saya sabar aja menghadapinya. Lagian saya cintanya sama Wulan ya..otomatis yang saya terima baik dan buruknya dia dan Wulan pun sama cintanya sama saya," kata Dono dengan penuh pernyataan yang jujur.

"Sedikit rumit perjalan cinta kamu Dono. Tapi benar kata orang-orang. Yang namanya jodoh itu sifat dan tingkah laku tidak jauh-jauh...gitu. Dono dan Wulan," kata Indro.

"Bisa di bilang begitu," saut Dono.

"Jadi surat cinta kamu itu mau di apain Dono?" tanya Indro.

"Saya buang saja. Gak ada guna lagi," kata Dono sambil memasukan kertas yang di genggamnya ke dalam tong sampah.

"Keputusan yang bijak," saut Indro.

Keduanya pun menyeruput kopi yang enak buatan masing-masing. Lalu Indro menghentikan baca komiknya dan mengetel Tv untuk menonton acara FTV. Sedangkan Dono hanya ikut saja maunya Indro. Keduanya menikmati acara Tv sambil minum kopi.


Karya: No

TERTARIK SUARA MERDU

Malam hari yang begitu indah. Dono sedang santai di ruang tamu sambil memegang gitarnya. Lalu mulai lah Dono memainkan gitarnya dan suaranya yang serak-serak basah pun di mulai di keluarkan untuk menyanyikan syair lagu.

"Empat belas hari
Ku mencari dirimu
....Untuk menanyakan di manakah dirimu
Empat belas hari
Ku datangi rumahmu
Agar engkau tahu tertatih ku menunggumu

Aku kangen sama kamu

Apa kamu udah ga sayang aku
Maafkanlah aku
Lari dari kenyataan
Bukan karena aku
Tak punyai rasa sayang
Maafkanlah aku
Mencoba tuk berlari
Karena suatu nanti
Engkau pasti kan mengerti

Kamu pacar terbaikku

Walau hanya sekejap di hatiku
Me....ngapa hanya sekejap saja
Ku merasakan indahnya dengan dirimu
Me...ngapa hanya untaian kata
Kurasa tiada sempurna cerita cinta kita."

Selesai menyanyikan lagu dari semua orang pun terpukau dan bertepuk tangan tanda suka dengan Dono menyanyikan lagu tersebut. Dono bingung melihat semua orang.

"Kenapa kalian ngumpul di rumah saya. Kan di sini gak ngadain ada acara hajatan?" tanya Dono.

"Karena kami semua tertarik dengan suara mas Dono merdu," kata para warga.

"Sudahlah..bubar semuanya!" kata Dono dengan tegas.

"Iya," jawab semua warga.

Semua warga yang berkumpul di rumah Dono yang tertarik dengan suara yang merdu akhirnya pun kembali keaktivitas mereka masing-masing.

"Ingin menghibur diri. Eeeeh.....malah banyak yang ingin mendengarkan saya bernyanyi. Kaya konser aja," kata Dono.

Dono pun menaruh gitarnya di sofa yang tua. Lalu ke dapur untuk membuat kopi. Saat Dono sibuk membuat kopi di dapur. Tiba-tiba Indro langsung duduk di ruang tamu dan memainkan gitar dan menyanyikan sebuah  syair lagu.

"Kemarin kau datang menemui aku
Saat aku ragu saat aku layu
Canda tawamu tenangkan aku Yolanda
....Ku bawa cinta sebesar dunia
Agar engkau tahu besarnya cintaku
Apa kau tak merasa kau tak meraba Yolanda

Aku menunggumu di tempat biasa
Ku harap kau datang menemui aku
Jangan terlambat ku harap cepat Yolanda
Lelah hati ini mencari dirimu
Lelah kaki ini untukku melangkah
Untuk temui dirimu kasih Yolanda

Kamu di mana dengan siapa
Semalam berbuat apa
Kamu di mana dengan siapa
Di sini aku menunggumu dan bertanya
Kamu di mana dengan siapa
Semalam berbuat apa
Kamu di mana dengan siapa
Di sini aku menunggumu dan bertanya."

Saat Dono keluar dari dapur membawa kopi panas. Melihat kerumunan warga yang asik mendengarkan Indro yang bernyanyi dan para warga ikutan juga.

"Kalian lagi......kenapa ngumpul. Kan gak ada acara hajatan di sini?" tanya Dono.

"Kami suka mendengarkan mas Indro bernyanyi. Karena bagus sih suaranya," kata para warga.

"Loh....tadi saya bernyanyi....kalian ngumpul juga. Penjelasanya pun gak jauh beda. Ya...udah bubar tidak ada acara konser band di sini!" kata Dono.

"Iya," jawab semua warga.

Dono pun duduk di sebelah Indro sambil menyeruput kopi panas.

"Eeeeeenakkkkkk," kata Dono.

Indro pun ingin bernyanyi lagi dan gitar mulai di mainkan. Dono menaruh kopinya di meja sambil berkata "Indro sudah bermain gitarnya dan bernyanyi lagi. Nanti pada ngumpul lagi. Rame...deh. Kaya acara konser aja."

"Tapi gak ada masalah Dono. Mereka suka ada hiburan di daerah sini," kata Indro.

"Ya...iya. Tapi kan. Saya ingin bersantai bukannya menciptakan keramaian," penjelasan Dono.

"Sudah lah saya tidak jadi main," kata Indro sambil menaruh gitar di sofa.

Dono pun kembali menyeruput kopinya dan berkata "Enakkkkk."

Tiba-tiba Indro merasa mual dan gak enak badan. 

"Dono ada obat gak?" tanya Indro.

"Obat apa?" tanya Dono.

"Masuk angin," kata Indro.

"Kaya...sih saya ada obatnya. Entar saya ambil," kata Dono.

Dono bangun dari tempat duduknya dan mencari obat yang berada di meja makan.

"Ini obatnya," celoteh Dono.

Dono langsung menuju ruang tamu dengan cepat.

"Ini ....Indro....obatnya," kata Dono sambil menyerahkan obat ke Indro dengan tangan kanannya.

"Iya. Terima kasih.....Dono," kata Indro sambil menyambut obat dengan tangan  kanan.

Indro langsung membuka kemasan obat tersebut dan langsung di minum.

"Enakkkkkk...rasanya...pollllllll...Saya sembuh," kata Indro.

"Manjurkan obatnya," kata Dono.

"Iya.....Bejo.....Tolak Angin," saut Indro sambil membuang sampah pada kotak sampah.

Dono kembali meminum kopinya.

"Enak...enak..enak," kata Dono. 

Dono pun ingat sesuatu dan berkata "Indro kenapa kamu nyanyikan lagu dari Kangen Band?"

"Ya...suka aja," saut Indro.

"Masalahnya saya juga tadi nyanyikan lagu Kangen Band. Kok bisa sama ya?" kata Dono.

"Hanya kebetulan saja. Tapi saya suka lagunya dan kamu Don...?" kata Indro langsung mengajukan pertanyaan.

"Ya..suka...sih...lagunya. Tapi......."

"Suka aja Don. Jangan urusan masalah personil Band...ini dan itu. Kualitas mereka ada itu sudah penting menunjukkan kemampuan dari mereka semuanya," kata Indro yang menyambung omongan Dono.

"Saya...tahulah. Untuk mencapai sukses itu sulit. Apalagi di industri musik di mulai dari nol sakitnya bukan main. Berakit-rakit kehulu bersenang-senang kemudian. Itulah kenyataan perjalan hidup dari personil Band Kangen. Walau banyak kontrafersi. Yang penting masyarakat mengakui kualitas dari musik mereka. Itu sudah cukup," penjelasan Dono

"Sipp...!" saut Indro.

Dono pun kembali asik menyeruput kopinya.

"Dono tumben jam segini gak nonton Tv?" tanya Indro.

"Saya lagi suntuk. Abisnya lagi ada sedikit masalah. Tapi memang berat sih," kata Dono.

"Masalah kamu sih dari dulu sampai sekarang gak berubah. Urusannya dengan tempat tinggal kamu," kata Indro.

"Namanya juga numpang di tanah orang. Sengketa. Sudah gak usah di ambil pusing. Paling pindah. Kalau punya rezeki.....saya beli. Tapi zaman sekarang susah...jalanin hidup menjadi orang kaya," kata Dono.

"Kenapa gak coba..ikutan lomba nyanyi LIDA 2019  di adakan Indosiar?. Siapa tahu kamu bisa menang?" saran Indro.

"Indro kemungkinan kecil untuk berhasil jadi juara karena pesaingnya banyak dan membutuhkan waktu lama. Padahal saya dalam waktu dekat kemungkinannya besar masalah saya di gusur...itu yang paling penting. Kalau urusan surat menyuratnya selesai. Namanya juga nasip rakyat kecil," kata Dono.

"Susahnya jadi orang kecil. Hanya mimpi saja. Kalau begitu sih saya terima kamu di rumah saya. Kalau terjadi penggusuran," kata Indro yang memberi solusi.

"Saya..terima alternatif kamu yang paling baik. Benar kamu adalah sahabat terbaik saya,"  pujian Dono yang antusias banget.

"Iya..sama-sama," saut Indro.

Indro pun menyetel Tv  yang berada di ruang tamu dan mencari chanel Tv yang menayangkan acara musik. Sedangkan Dono asik meminum kopi buatannya.


Karya: No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK