Melihat langit dengan jelas oleh Dono dan mengucap "Indah bener pemandangan langit cerah ini."
Dono pun duduk bangku di samping rumahnya setelah membereskan kebun samping rumahnya. Dono mulai memainkan gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu.
"Cintaku cintaku padamu
Tak besar seperti dulu
Dulu kau begitu menilai cintaku
Begitu rendah di matamu
Sayangku sayangku padamu
Tak indah seperti dulu
Maumu begini maumu begitu
Tak pernah engkau hargai aku
Oww wouuu...I'm Sorry
Ku tak akan love you lagi
Ku peluk memeluk dirimu
Tak hangat seperti dulu
Ku jadi selingkuh karena kau selingkuh
Biar sama-sama kita selingkuh
Oww wouuu...I'm Sorry
Ku tak akan Love you lagi
Biar ku putuskan saja
...Ku tak mau hatiku terluka
...Lebih baik ku cukupkan saja
...Ku ta mau batinku tersiksa
Jangan kau slalu merasa
...Wanita bukan dirimu saja
....Lebih baik ku putuskan saja
...Cari pacar lagi
Jangan kau slalu merasa
...Wanita bukan dirimu saja
....Lebih baik ku putuskan saja
....Cari pacar lagi
Wooo...Cari pacar la...gi
Wooo...Cari pacar la...gi."
Dono pun mengakhiri lagunya dengan baik.
"Puas....perasaan poll....nyanyin satu lagu dari dari Charli......ST12 atau Setia Band. Ah bongkar pasang personil dalam Band ..itu sih biasa. Paling pokok permasalahnya urusan... Uang kalau gak..... Ego," celoteh Dono.
Dono pun masuk ke dalam rumah dan duduk sofa di ruang tamu. Ternyata Indro sedang asik ngopi sambil baca komik.
"Tumben main gitarnya di luar?" tanya Indro.
"Ah.....sudah biasa kok main di rumah dan di luar rumah. Cuma kamu aja yang gak melihat saya kalau menyanyi di luar rumah," jawab Dono sambil menaruh gitarnya di sofa.
"Maksudnya kamu adalah ngamen....ya?" tanya Indro lagi.
"Iya..lah. Kalau saya gak punya kerjaan lebih baik ngamen. Tapi di daerah tertentu agar enggak di tangkep polisi pamong praja," penjelasan Dono.
"Sedikit mencari rezeki dan melatih mentalkan?" tanya Indro.
"Yo...i. Kalau gak gitu gak matang," saut Dono.
Dono beranjak dari duduknya dan ke dapur untuk membuat kopi. Selang beberapa saat kopi jadi buat Dono dan langsung di bawa ke ruang tamu dan duduk bersama Indro. Dono pun menyeruput kopi panasnya.
"Pas manisnya," kata Dono.
Indro tak segaja menemukan surat kecil yang isinya singkat banget untuk menunjukan perasaan pada seseorang di dalam lembaran komik yang di bacanya.
Isi surat
"Cinta....cinta....cinta.....cinta.
Cinta.....cinta...cinta.
Benar...benar...benar ...cinta sama kamu SILFI."
Dari Dono.
Indro pun bertanya pada Dono "Dono..ini suratnya cinta kamu."
"Mana?" tanya Dono.
"Ini," saut Indro sambil menyerahkan kertas kecil.
Dono pun mengambil kertas kecil dari tangan Indro.
"Iya...ini surat cinta saya," pernyatan Dono dengan jujur.
"Jadi benar kamu suka sama Silfi teman SMA kamu yang rumahnya gak jauh dari daerah sini?" tanya Indro.
"Kalau benar kenapa kalau gak benar kenapa?" kata Dono yang membingungkan.
"Saya..sih gak ada masalah. Tapi bagaimana dengan Wulan?" tanya Indro.
"Ah....Indro. Kalau di kaitkan dengan Wulan jangan di omongin. Awalnya dia akhirnya dia. Tapi masalah Silfi ini alasannya saya yang mencoba untuk mengalihkan perasaan saya. Tapi setelah di jalankan dengan cara berteman dan ingin menembaknya lewat terus terang-terang ternyata gagal. Hampir saya mengecewakan Wulan demi cewek lain. Maka surat cinta itu adalah pernyataan saya ketika mau mengungkapkan perasaan dan saya simpan menjadi saksi bisu cinta saya pada Silfi," penjelasan Dono.
"Jadi tetap gak bisa kelain hati. Bener-bener kamu Dono...cowok yang mencari tahu kebenaran dari perasaannya. Bagaimana dengan Sifli?" kata Indro dan mengajukan bertanya ke Dono.
"Silfi. Tetap jadi teman saja. Itu saja kok," kata Dono.
"Bener-bener...Wulan ....wanita yang pantas mendampingi kamu," pernyataan Indro.
"Iya. Tapi saya pun pernah di uji juga sih dengan perasaan Wulan. Tak sengaja Wulan jalan bareng dan mulai pindah perasaannya. Saya tahu orangnya. Tetap saya bersabar. Karena saya yang salah duluan bermain perasaan dengan Silfi. Karena belajar dari kesalahan saya maka saya tahu keadaan perasaan Wulan sebenarnya. Dan Wulan pun tidak jadi mengalihkan perasaanya malah dia duluan yang hebat mengungkapkan bahwa ada orang yang menyukai dia," cerita Dono.
"Jadi bagaimana Dono?" tanya Indro yang ingin tahu banget.
"Terus terang saya yang kalah sama Wulan. Tapi Wulan sudah tahu saya ada hubungan dengan Sifli. Malah ia marah besar. Untung saja saya bisa menjelaskan. Jadi ...ya saya di terima lagi dengan Wulan. Tapi nunggu Wulan reda dulu dari amarahnya," kata Dono.
"Kamu kabur saat Wulan marah-marah sama kamu?" tanya Indro yang ingin tahu ceritanya.
"Ya..enggaklah. Saya yang salah dan meminta maaf. Saya sabar aja menghadapinya. Lagian saya cintanya sama Wulan ya..otomatis yang saya terima baik dan buruknya dia dan Wulan pun sama cintanya sama saya," kata Dono dengan penuh pernyataan yang jujur.
"Sedikit rumit perjalan cinta kamu Dono. Tapi benar kata orang-orang. Yang namanya jodoh itu sifat dan tingkah laku tidak jauh-jauh...gitu. Dono dan Wulan," kata Indro.
"Bisa di bilang begitu," saut Dono.
"Jadi surat cinta kamu itu mau di apain Dono?" tanya Indro.
"Saya buang saja. Gak ada guna lagi," kata Dono sambil memasukan kertas yang di genggamnya ke dalam tong sampah.
"Keputusan yang bijak," saut Indro.
Keduanya pun menyeruput kopi yang enak buatan masing-masing. Lalu Indro menghentikan baca komiknya dan mengetel Tv untuk menonton acara FTV. Sedangkan Dono hanya ikut saja maunya Indro. Keduanya menikmati acara Tv sambil minum kopi.
Karya: No
Dono pun duduk bangku di samping rumahnya setelah membereskan kebun samping rumahnya. Dono mulai memainkan gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu.
"Cintaku cintaku padamu
Tak besar seperti dulu
Dulu kau begitu menilai cintaku
Begitu rendah di matamu
Sayangku sayangku padamu
Tak indah seperti dulu
Maumu begini maumu begitu
Tak pernah engkau hargai aku
Oww wouuu...I'm Sorry
Ku tak akan love you lagi
Ku peluk memeluk dirimu
Tak hangat seperti dulu
Ku jadi selingkuh karena kau selingkuh
Biar sama-sama kita selingkuh
Oww wouuu...I'm Sorry
Ku tak akan Love you lagi
Biar ku putuskan saja
...Ku tak mau hatiku terluka
...Lebih baik ku cukupkan saja
...Ku ta mau batinku tersiksa
Jangan kau slalu merasa
...Wanita bukan dirimu saja
....Lebih baik ku putuskan saja
...Cari pacar lagi
Jangan kau slalu merasa
...Wanita bukan dirimu saja
....Lebih baik ku putuskan saja
....Cari pacar lagi
Wooo...Cari pacar la...gi
Wooo...Cari pacar la...gi."
Dono pun mengakhiri lagunya dengan baik.
"Puas....perasaan poll....nyanyin satu lagu dari dari Charli......ST12 atau Setia Band. Ah bongkar pasang personil dalam Band ..itu sih biasa. Paling pokok permasalahnya urusan... Uang kalau gak..... Ego," celoteh Dono.
Dono pun masuk ke dalam rumah dan duduk sofa di ruang tamu. Ternyata Indro sedang asik ngopi sambil baca komik.
"Tumben main gitarnya di luar?" tanya Indro.
"Ah.....sudah biasa kok main di rumah dan di luar rumah. Cuma kamu aja yang gak melihat saya kalau menyanyi di luar rumah," jawab Dono sambil menaruh gitarnya di sofa.
"Maksudnya kamu adalah ngamen....ya?" tanya Indro lagi.
"Iya..lah. Kalau saya gak punya kerjaan lebih baik ngamen. Tapi di daerah tertentu agar enggak di tangkep polisi pamong praja," penjelasan Dono.
"Sedikit mencari rezeki dan melatih mentalkan?" tanya Indro.
"Yo...i. Kalau gak gitu gak matang," saut Dono.
Dono beranjak dari duduknya dan ke dapur untuk membuat kopi. Selang beberapa saat kopi jadi buat Dono dan langsung di bawa ke ruang tamu dan duduk bersama Indro. Dono pun menyeruput kopi panasnya.
"Pas manisnya," kata Dono.
Indro tak segaja menemukan surat kecil yang isinya singkat banget untuk menunjukan perasaan pada seseorang di dalam lembaran komik yang di bacanya.
Isi surat
"Cinta....cinta....cinta.....cinta.
Cinta.....cinta...cinta.
Benar...benar...benar ...cinta sama kamu SILFI."
Dari Dono.
Indro pun bertanya pada Dono "Dono..ini suratnya cinta kamu."
"Mana?" tanya Dono.
"Ini," saut Indro sambil menyerahkan kertas kecil.
Dono pun mengambil kertas kecil dari tangan Indro.
"Iya...ini surat cinta saya," pernyatan Dono dengan jujur.
"Jadi benar kamu suka sama Silfi teman SMA kamu yang rumahnya gak jauh dari daerah sini?" tanya Indro.
"Kalau benar kenapa kalau gak benar kenapa?" kata Dono yang membingungkan.
"Saya..sih gak ada masalah. Tapi bagaimana dengan Wulan?" tanya Indro.
"Ah....Indro. Kalau di kaitkan dengan Wulan jangan di omongin. Awalnya dia akhirnya dia. Tapi masalah Silfi ini alasannya saya yang mencoba untuk mengalihkan perasaan saya. Tapi setelah di jalankan dengan cara berteman dan ingin menembaknya lewat terus terang-terang ternyata gagal. Hampir saya mengecewakan Wulan demi cewek lain. Maka surat cinta itu adalah pernyataan saya ketika mau mengungkapkan perasaan dan saya simpan menjadi saksi bisu cinta saya pada Silfi," penjelasan Dono.
"Jadi tetap gak bisa kelain hati. Bener-bener kamu Dono...cowok yang mencari tahu kebenaran dari perasaannya. Bagaimana dengan Sifli?" kata Indro dan mengajukan bertanya ke Dono.
"Silfi. Tetap jadi teman saja. Itu saja kok," kata Dono.
"Bener-bener...Wulan ....wanita yang pantas mendampingi kamu," pernyataan Indro.
"Iya. Tapi saya pun pernah di uji juga sih dengan perasaan Wulan. Tak sengaja Wulan jalan bareng dan mulai pindah perasaannya. Saya tahu orangnya. Tetap saya bersabar. Karena saya yang salah duluan bermain perasaan dengan Silfi. Karena belajar dari kesalahan saya maka saya tahu keadaan perasaan Wulan sebenarnya. Dan Wulan pun tidak jadi mengalihkan perasaanya malah dia duluan yang hebat mengungkapkan bahwa ada orang yang menyukai dia," cerita Dono.
"Jadi bagaimana Dono?" tanya Indro yang ingin tahu banget.
"Terus terang saya yang kalah sama Wulan. Tapi Wulan sudah tahu saya ada hubungan dengan Sifli. Malah ia marah besar. Untung saja saya bisa menjelaskan. Jadi ...ya saya di terima lagi dengan Wulan. Tapi nunggu Wulan reda dulu dari amarahnya," kata Dono.
"Kamu kabur saat Wulan marah-marah sama kamu?" tanya Indro yang ingin tahu ceritanya.
"Ya..enggaklah. Saya yang salah dan meminta maaf. Saya sabar aja menghadapinya. Lagian saya cintanya sama Wulan ya..otomatis yang saya terima baik dan buruknya dia dan Wulan pun sama cintanya sama saya," kata Dono dengan penuh pernyataan yang jujur.
"Sedikit rumit perjalan cinta kamu Dono. Tapi benar kata orang-orang. Yang namanya jodoh itu sifat dan tingkah laku tidak jauh-jauh...gitu. Dono dan Wulan," kata Indro.
"Bisa di bilang begitu," saut Dono.
"Jadi surat cinta kamu itu mau di apain Dono?" tanya Indro.
"Saya buang saja. Gak ada guna lagi," kata Dono sambil memasukan kertas yang di genggamnya ke dalam tong sampah.
"Keputusan yang bijak," saut Indro.
Keduanya pun menyeruput kopi yang enak buatan masing-masing. Lalu Indro menghentikan baca komiknya dan mengetel Tv untuk menonton acara FTV. Sedangkan Dono hanya ikut saja maunya Indro. Keduanya menikmati acara Tv sambil minum kopi.
Karya: No
No comments:
Post a Comment