Eko duduk di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Baca buku ah!" kata Eko.
Eko mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Eko :
Suatu hari yang menentukan, pada hari ulang tahunnya yang kedelapan belas, Woo-jin bangun untuk melihat wajah dan tubuh yang bukan miliknya. Dia sangat kaget dan bingung, dia menghadapkan ibunya dengan penampilan barunya, dan ibunya juga kaget tapi dengan air mata menerima dia apa adanya. Dengan bantuan ibunya (Mun Suk) dan sahabatnya (Song-beck), Woo-jin mampu mengatasi kondisinya yang aneh. Sejak hari ini Woo-jin, sekarang seorang desainer furnitur, bangun dalam tubuh yang berbeda setiap hari, tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan kebangsaan. Terkadang dia laki-laki, perempuan, tua, muda, atau bahkan orang asing. Dia bahkan dapat berbicara bahasa yang berbeda, tergantung pada siapa dia untuk hari itu. Dia orang yang sama di dalam, tapi di luar dia selalu orang baru. Melihat wajah yang berbeda di cermin setiap pagi sulit baginya untuk membiasakan diri.
Setiap pagi Woo-jin merekam dirinya sendiri di komputernya, membuat dirinya tahu siapa dia hari itu. Dan setiap pagi dia harus membiasakan diri dengan perubahan menjadi orang yang berbeda. Dia harus menyesuaikan diri dengan tubuh barunya, penglihatannya, suaranya, dll. Setelah bertahun-tahun berubah menjadi orang yang berbeda, Woo-jin telah merancang sebuah sistem di mana dia memiliki semua jenis pakaian dan sepatu yang sesuai dengan semua jenis tubuh, dan dari Tentu saja berbagai jenis perlengkapan mandi tergantung apakah dia laki-laki atau perempuan. Dia juga memiliki phoropter untuk menguji penglihatannya dan alat pengukur kaki Brannock untuk mengukur kakinya sehingga dia dapat memilih sepatu dengan ukuran yang tepat.
Sebagai perancang furnitur, Woo-jin dapat bekerja dalam privasi rumahnya sendiri dan menghindari orang lain mengetahui rahasianya. Dia memiliki perusahaan furnitur bernama ALX yang berspesialisasi pada furnitur buatan tangan yang dirancang untuk setiap klien. Sahabatnya Song-beck bekerja dengannya, mengurus penjualan dan akan menemui klien Woo-jin secara langsung.
Suatu hari, Woo-jin mulai menyukai seorang wanita bernama Yi-soo yang bekerja di toko furnitur. Dia mulai mengunjunginya setiap hari untuk melihatnya dan sesekali berbicara dengannya, tetapi dia tidak menyadarinya karena dia datang sebagai orang lain setiap hari. Dia menunggu sampai hari yang tepat ketika dia menjadi seseorang yang tampan (Park Seo-Joon) untuk akhirnya mendekatinya dan mengajaknya berkencan. Dia berhasil mengajaknya kencan dan ingin terus melihatnya sebagai orang yang sama. Akibatnya, dia pergi selama beberapa hari tanpa tidur untuk tetap menjadi orang yang sama yang pertama kali berkencan dengan Yi-soo. Dia pasti gagal mempertahankan tubuh yang sama karena kurang tidur dan memutuskan untuk berhenti menghubungi Yi-soo karena dia tidak ingin mengungkapkan rahasianya padanya. Woo-Jin menjadi karyawan sementara Yi-soo bekerja dan mengajaknya makan malam. Dia ragu-ragu tetapi pergi dengan wanita Woo-Jin ke rumahnya di mana dia mengatakan siapa dia. Dia terkejut dan butuh beberapa waktu untuk memahami dan menerima Woo-jin apa adanya.
Suatu hari yang menentukan, pada hari ulang tahunnya yang kedelapan belas, Woo-jin bangun untuk melihat wajah dan tubuh yang bukan miliknya. Dia sangat kaget dan bingung, dia menghadapkan ibunya dengan penampilan barunya, dan ibunya juga kaget tapi dengan air mata menerima dia apa adanya. Dengan bantuan ibunya (Mun Suk) dan sahabatnya (Song-beck), Woo-jin mampu mengatasi kondisinya yang aneh. Sejak hari ini Woo-jin, sekarang seorang desainer furnitur, bangun dalam tubuh yang berbeda setiap hari, tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan kebangsaan. Terkadang dia laki-laki, perempuan, tua, muda, atau bahkan orang asing. Dia bahkan dapat berbicara bahasa yang berbeda, tergantung pada siapa dia untuk hari itu. Dia orang yang sama di dalam, tapi di luar dia selalu orang baru. Melihat wajah yang berbeda di cermin setiap pagi sulit baginya untuk membiasakan diri.
Setiap pagi Woo-jin merekam dirinya sendiri di komputernya, membuat dirinya tahu siapa dia hari itu. Dan setiap pagi dia harus membiasakan diri dengan perubahan menjadi orang yang berbeda. Dia harus menyesuaikan diri dengan tubuh barunya, penglihatannya, suaranya, dll. Setelah bertahun-tahun berubah menjadi orang yang berbeda, Woo-jin telah merancang sebuah sistem di mana dia memiliki semua jenis pakaian dan sepatu yang sesuai dengan semua jenis tubuh, dan dari Tentu saja berbagai jenis perlengkapan mandi tergantung apakah dia laki-laki atau perempuan. Dia juga memiliki phoropter untuk menguji penglihatannya dan alat pengukur kaki Brannock untuk mengukur kakinya sehingga dia dapat memilih sepatu dengan ukuran yang tepat.
Sebagai perancang furnitur, Woo-jin dapat bekerja dalam privasi rumahnya sendiri dan menghindari orang lain mengetahui rahasianya. Dia memiliki perusahaan furnitur bernama ALX yang berspesialisasi pada furnitur buatan tangan yang dirancang untuk setiap klien. Sahabatnya Song-beck bekerja dengannya, mengurus penjualan dan akan menemui klien Woo-jin secara langsung.
Suatu hari, Woo-jin mulai menyukai seorang wanita bernama Yi-soo yang bekerja di toko furnitur. Dia mulai mengunjunginya setiap hari untuk melihatnya dan sesekali berbicara dengannya, tetapi dia tidak menyadarinya karena dia datang sebagai orang lain setiap hari. Dia menunggu sampai hari yang tepat ketika dia menjadi seseorang yang tampan (Park Seo-Joon) untuk akhirnya mendekatinya dan mengajaknya berkencan. Dia berhasil mengajaknya kencan dan ingin terus melihatnya sebagai orang yang sama. Akibatnya, dia pergi selama beberapa hari tanpa tidur untuk tetap menjadi orang yang sama yang pertama kali berkencan dengan Yi-soo. Dia pasti gagal mempertahankan tubuh yang sama karena kurang tidur dan memutuskan untuk berhenti menghubungi Yi-soo karena dia tidak ingin mengungkapkan rahasianya padanya. Woo-Jin menjadi karyawan sementara Yi-soo bekerja dan mengajaknya makan malam. Dia ragu-ragu tetapi pergi dengan wanita Woo-Jin ke rumahnya di mana dia mengatakan siapa dia. Dia terkejut dan butuh beberapa waktu untuk memahami dan menerima Woo-jin apa adanya.
Mereka tetap bersama dan menyusun rencana untuk bersatu kembali setiap kali Woo-jin berubah. Setiap kali Woo-jin meraih tangan Yi-soo, dia akan tahu bahwa itu adalah dia. Atau setidaknya itulah idenya. Yi-soo, setelah beberapa waktu mulai mengalami kesulitan dengan hubungan mereka. Dia tidak pernah benar-benar tahu siapa Woo-jin dan harus percaya sepenuhnya bahwa orang asing yang memegang tangannya adalah Woo-jin. Orang-orang mulai bergosip tentang Yi-soo, mengatakan bahwa dia selalu berkencan dengan pria yang berbeda. Ini mendorongnya ke titik puncak di mana dia bergantung pada pengobatan untuk dapat mengatasi stres, kecemasan, dan insomnianya. Untuk membantunya, Woo-jin memutuskan untuk menghilang dari hidupnya. Waktu berlalu tetapi Yi-soo tidak pernah berhenti mencintai Woo-jin dan bertekad untuk menemukannya. Woo-Jin mengetahui dari ibunya bahwa ayahnya memiliki kondisi yang sama dan itulah sebabnya ayahnya meninggalkan mereka.
Yi-soo dapat menemukan Woo-jin sekali lagi di negara lain (Republik Ceko). Dia mengaku kepadanya bahwa dia masih mencintainya dan ingin menghabiskan hidupnya bersamanya. Setelah pengakuan ini, Woo-jin melamar Yi-soo dan dia menerimanya.
***
Eko selesai baca buku, ya buku di taruh di bawah meja gitu. Ya Eko menikmati minum kopi dan gorengan.
"Budi belum dateng. Baca koran saja!" kata Eko.
Eko mengambil koran di bawah meja, ya koran baca dengan baik gitu. Banyak cerita di koran, ya artikel yang di buat ini dan itu, ya ceritanya menarik di baca, ya menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang ini dan itu. Ya baca koran cukup lama gitu. Budi dateng juga, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Karena ada Budi, ya Eko berhenti baca koran, ya koran di taruh di meja. Budi duduk dengan baik dekat Eko. Ya Budi melihat koran di meja, ya dan di ambil tuh koran, ya di baca salah satu cerita tentang masuk sekolah jam 5 pagi.
"Berita ini. Masuk sekolah jam 5 pagi," kata Budi.
Ya koran di taruh di meja.
"Nama juga berita. Masuk sekolah jam 5 jadinya fenomena yang jarang terjadi," kata Eko.
"Berita fenomena yang jarang terjadi. Padahal yang paling penting itu. Murid-murid sekolah itu, ya menguasai ilmu dengan baik, ya agar masa depan yang diinginkan jadi baik gitu," kata Budi.
"Yang penting itu menguasai ilmu ini dan itu dengan baik. Agar masa depan baik, ya kerja lah demi kehidupan ini menghasilkan uang. Zaman sekarang. Pekerjaan memang banyak, ya persaingan sengit untuk mendapatkan pekerjaan. Yang pinter pasti dapat pekerjaan yang baik. Apalagi kalau keadaan terlahir dari keluarga miskin, ya harapannya kerja di tempat baik untuk menghasilkan uang, ya uang untuk menanggulangi masalah keadaan ekonomi keluarga miskin. Ya contoh saja : kita. Setelah kerja jadi buruh, ya menghasilkan uang. Ya langsung tuh uang untuk menanggulangi masalah keluarga, ya dari hutang ini dan itu, ya masa sekolah gitu, ya karena keadaan," kata Eko.
"Karena kita kerja. Menghasilkan uang, ya bisa menanggulangi masalah ekonomi keluarga miskin dengan baik. Maka itu, ya kata-kata tepat itu "Makanan tidak akan datang pada kita. Maka itu harus di usahakan dengan baik, ya dengan kerja. Maka hasil kerja bisa membeli makanan"....," kata Budi.
"Berjuang keras untuk menyelesaikan masalah. Berharap bantuan, ya lebih baik tidak lah. Karena masalah telah di selesaikan dengan baik dengan cara pelan-pelan dengan baik. Tidak meminta-minta pada orang kaya, ya nanti kalah dengan yang tidak sempurna," kata Eko.
"Kita di berikan wujud sempurna. Dimana ada kemauan pasti bisa. Kita termasuk orang-orang yang mampu menyelesaikan masalah dengan cara baik, ya kepintaran berdasarkan ilmu yang di dapatkan di sekolah. Tapi hidup ini antara baik dan buruk. Sisi buruk, ya ada tidak bisa bayar hutang karena kemiskinan atau kalau punya uang lupa bayar hutang, ya karena kelakuannya buruk lah berdasarkan data lingkungan sana dan sini di lingkungan Lampung, ya mungkin di daerah lain juga ada," kata Budi.
"Hidup ini antara baik dan buruk," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja Eko!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil koran di meja, ya di taruh di bawah meja. Ya papan catur di bawah meja, ya di ambil sama Eko dan di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur.
"Kalau ngomongin urusan cinta. Ya cerita sinetron dan film. Cenderung orang kaya, ya menjalankan hubungan kisah cinta perselingkuhan," kata Budi.
"Nama juga cerita sinetron dan film, ya tergantung yang buat ceritanya, ya di buat semenarik mungkin kisah cintanya," kata Eko.
"Hidup ini. Antara baik dan buruk. Kisah cinta kenyataan, ya antara baik dan buruk, ya kisah perselingkuhan pasti ada lah," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
Keduanya main catur dengan baik gitu.