Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
Isi cerita yang di baca Budi :
Jai Agnihotr adalah mantan perwira tentara yang pemarah dan bersemangat membantu warga dan memerangi penjahat. Dia adalah seorang mayor di Angkatan Darat India, ya tetapi diskors setelah dia mengabaikan perintah dari atasannya dengan menyelamatkan sekelompok anak-anak dari teroris. Setelah kejadian ini, Jai pindah dengan ibu dan adiknya Geeta. Suatu hari, Jai tidak dapat membantu Suman, ya seorang gadis cacat fisik, mengikuti ujian sementara saudaranya Rohan terjebak dalam kemacetan lalu lintas. Suman yang depresi melakukan bunuh diri. Jai sangat terganggu dengan kejadian ini. Dengan kematian Suman yang segar dalam pikirannya, Jai menciptakan sistem yang akan mendorong warga untuk saling membantu. Setiap hari, warga harus membantu tiga orang. Ketiga orang ini pada gilirannya akan membantu tiga orang lagi, dan seterusnya. Jai percaya bahwa jaringan ini akan menumbuhkan kebaikan dan rasa kebersamaan di antara warga. Namun, sistemnya menghadapi tantangan.
Pada satu kesempatan, untuk salah satu perbuatan baiknya sehari-hari, Jai kehilangan kesabaran dan memukuli seorang pria kaya yang telah melukai seorang pengemis anak. Dalam tindakan balas dendam, orang kaya mempekerjakan beberapa pria untuk menculik saudara perempuan Jai, Geeta dan teman Rinky. Jai mampu menyelamatkan Geeta dan Rinky, tetapi melukai salah satu penculiknya, yang kebetulan adalah antek anggota Dewan Legislatif bernama Patil, menantu Menteri Dalam Negeri Dashrath Singh. Dashrath Singh tidak senang Jai telah melukai salah satu anak buah Patil. Dia mencoba untuk membalas cedera ini dengan menculik keponakan Jai, Kabir. Dashrath, bagaimanapun, kehilangan Patil karena kemarahan Jai dalam prosesnya. Ketua Menteri Ashok Pradhan mengetahui tentang sistem Jai setelah hidupnya sendiri diselamatkan oleh seorang siswi yang melakukan perbuatan baiknya untuk hari itu. Dia memutuskan untuk campur tangan dalam perselisihan antara Dashrath Singh dan Jai dalam upaya untuk mengakhiri pertarungan mereka. Dashrath Singh, yang tidak menghargai intervensi ini, mencoba membunuh Ashok dan menjebak Jai. Namun, Jai mampu menyelamatkan Ashok.
Putra Dashrath Singh, Arjun Singh dan orang-orang bayarannya menyerang Jai, yang membunuh Arjun Singh, tetapi tidak sebelum yang terakhir terluka parah setelah ditikam oleh saudara perempuannya dan janda Patil, Kavita Singh dan dia ditikam tanpa disadari oleh Arjun. Seorang pengemudi becak dan mantan rekan Jai, Kapten Angkatan Darat Arjun Kaul, ya bersama-sama membantu Jai sampai ke rumah sakit. Sementara Jai di rumah sakit, Dashrath Singh menyebarkan desas-desus bahwa Jai telah berusaha untuk membunuh Ashok. Setelah dia pulih, Ashok mengungkapkan bahwa Dashrath Singh yang berada di balik percobaan pembunuhan dan Jai tidak bersalah. Kerumunan yang marah memukul Dashrath Singh hingga hampir mati setelah mendengar kebenaran. Para dokter dapat menyelamatkan Jai, yang telah selamat, berkat konsep tiga orang bantuannya sendiri. Ketika Jai keluar dari rumah sakit, Dia menemukan ribuan orang menunggunya. Jai berterima kasih kepada mereka semua karena membuat konsepnya sukses.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Keinginan," kata Budi.
"Setiap manusia yang hidup, ya punya keinginan," kata Eko.
"Naik haji," kata Budi.
"Jadi keinginan Budi naik haji?" kata Eko.
"Bukan!" kata Budi.
"Jadi apa?" kata Eko.
"Yang aku maksud itu....sinetron Tukang Bubur Pengen Naik Haji," kata Budi.
"Ooo sinetron toh. Berarti keinginan Budi tetap ingin mendapatkan ilmu yang melampaui batasan manusia, ya mendengarkan Roh," kata Eko.
"Keinginan ku tetap. Melampaui batasan manusia, ya mendengarkan Roh!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Menurut Eko. Gimana sinetron Tukang Bubur Pengen Naik Haji?" kata Budi.
"Ya bagus sih," kata Eko.
"Bagus. Ya aku juga menilainya bagus juga!" kata Budi.
"Nama tokoh Samsul itu...fenomena di berita Tv, ya Budi?" kata Eko.
"Iya memang sih. Nama tokoh Samsul itu...fenomena. Atau sengaja di buat fenomena, yang punya kepentingan?" kata Budi.
"Atau...mencari seseorang gitu, ya namanya Samsul gitu?. Misterinya hidup ini?" kata Eko.
"Kemungkinan dan kemungkinan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"Oke. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
"Nabung untuk naik haji, ya dari usaha yang jalinin seperti cerita tukang bubur atau cerita lain gitu. Pasti lama, ya kan Eko?" kata Budi.
"Bisa lama sih. Dari nabung untuk naik haji," kata Eko.
"Usaha itu. Pasang surut, ya hasilnya," kata Budi.
"Realitanya begitu," kata Eko.
"Keajaiban itu. Yang diinginkan," kata Budi.
"Rezeki yang tidak di sangka-sangka. Maksud Budi?" kata Eko.
"Iya. Rezeki yang tidak di sangka-sangka," kata Budi.
"Mau cepet naik haji. Ya ikut saja lomba menyanyi. Hadiahnya bisa di gunakan untuk naik haji," kata Eko.
"Kalau menang," kata Budi.
"Nama juga usaha. Demi cepat naik haji," kata Eko.
"Segala usaha yang baik, ya harus di usahakan dengan baik. Demi naik haji," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi terus main catur dengan baik gitu.